You are on page 1of 4

Pengertian dan Pemahaman Negara

1. Pengertian Negara

a) Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahaan
yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia.

b) Negara adalah satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum
yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa untuk ketertiban sosial.
Masyarakat ini berada dalam satu wilayah tertentu yang membedakannya dari masyarakat
lain di luarnya.

2. Teori Terbentuknya Negara

a) Teori Hukum Alam

Pemikiran pada masa Plato dan Aristoteles: Kondisi Alam à Tumbuhnya Manusia à
Berkembangnya Negara

b) Teori Ketuhanan

(Islam + Kristen) –> Segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan

c) Teori Perjanjian

(Thomas Hobbes)Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan. Manusia akan
musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia bersatu untuk mengatasi tantangan dan
menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.

3) Proses Terbentuknya Negara di Zaman Modern

Proses tersebut dapat berupa penaklukan, peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan atas
negara atau wilayah yang belum ada dari pemerintahan sebelumnya.

4) Unsur Negara

a) Bersifat Konstitutif. Ini berarti bahwa dalam negara tersebut terdapat wilayah yang
meliputi udara, darat, dan perairan (dalam hal ini unsure perairan tidak mutlak), rakyat atau
masyarakat, dan pemerintahan yang berdaulat.

b) Bersifat Deklaratif. Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan negara, undang-undang dasar,
pengakuan dari negara lain baik secara “de jure” maupun “de facto”, dan masuknya negara
dalam perhimpunan bangsa-bangsa.

5) Bentuk Negara

Sebuah negara dapat berbentuk negara kesatuan dan negara serikat


Pengertian Bangsa
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah
serta pemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena
kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Depdikbud, halaman 89).

Dengan demikian, Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai


kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam
satu wilayah: Nusantara/Indonesia.

Proses Bangsa yang Menegara


Proses bangsa menegara adalah suatu proses yang memberikan gambaran tentang bagaimana
terbentuknya bangsa, di mana sekelompok manusia yang ada di dalamnya merasakan sebagai
bagian dari bangsa dan terbentuknya negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa
serta dirasakan kepentingannya oleh bangsa itu, sehingga tumbuh kesadaran untuk
mempertahankan tetap tegak dan utuhnya negara melalui upaya Bela Negara. Dalam rangka
upaya Bela Negara agar dapat terlaksana dengan baik apabila tercipta pola pikir, sikap dan
tindak/perilaku bangsa yang berbudaya sebagai dorongan/motivasi adanya keinginan untuk
sadar Bela Negara sebagai berikut : Bangsa Yang Berbudaya, artinya bangsa yang mau
melaksanakan hubungan dengan penciptanya “Tuhan” disebut Agama; Bangsa Yang Mau
Berusaha, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut Ekonomi; Bangsa Yang Mau
Berhubungan Dengan lingkungan, berhubungan sesamanya dan alam sekitarnya disebut
Sosial; Bangsa Yang Mau Berhubungan Dengan Kekuasaan, disebut Politik; Bangsa Yang
Mau Hidup Aman Tenteram dan Sejahtera, berhubungan dengan rasa kepedulian dan
ketenangan serta kenyamanan hidup dalam negara disebut Pertahanan dan Keamanan.

Pada zaman modern adanya negara lazimnya dibenarkan oleh anggapan-anggapan atau
pandangan kemanusiaan. Demikian pula halnya menurut bangsa Indonesia, sebagaimana
dirumuskan di dalam Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945, adanya Negara Kesatuan
Republik Indonesia ialah karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga penjajahan,
yang bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan harus dihapuskan. Apabila
“dalil” inj kita analisis secara teoritis, maka hidup berkelompok “baik bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara seharusnya tidak mencerminkan eksploitasi sesama manusia
(penjajahan) harus berperikemanusiaan dan harus berperikeadilan. Inilah teori pembenaran
paling mendasar dari pada bangsa Indonesia tentang bernegara. Hal yang kedua yang
memerlukan suatu analisa ialah bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, mengapa
dalam penerapannya sering timbul pelbagai ragam konsep bernegara yang kadang-kadang
dapat saling bertentangan. Perbedaan konsep tentang negara yang dilandasi oleh pemikiran
ideologis adalah penyebab utamanya, sehingga perlu kita pahami filosofi ketatanegaraan
tentang makna kebebasan atau kemerdekaan suatu bangsa dalam kaitannya dengan
ideologinya. Namun di dalam penerapannya pada zaman modern, teori yang universal ini
didalam kenyataannya tidak diikuti orang. Kita mengenal banyak bangsa yang menuntut
wilayah yang sama, demikian pula halnya banyak pemerintahan yang menuntut bangsa yang
sama. Orang kemudian beranggapan bahwa pengakuan dari bangsa lain, memerlukan
mekanisme yang memungkinkan hal tersebut adalah lazim disebut proklamasi kemerdekaan
suatu negara.
Perkembangan pemikiran seperti ini mempengaruhi pula perdebatan di dalam PPKI, baik
didalam membahas wilayah negara maupun di dalam merumuskan Pembukaan UUD 1945
yang sebenarnya direncanakan sebagai naskah Proklamasi. Oleh karena itu merupakan suatu
kenyataan pula bahwa tidak satupun warga negara Indonesia yang tidak menganggap bahwa
terjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pada waktu Proklamasi 17 Agustus 1945,
sekalipun ada pihak-pihak terutama luar negeri yang beranggapan berbeda dengan dalih teori
yang universal.

Dengan demikian sekalipun pemerintah belurn terbentuk bahkan hukum dasarnya pun belum
disahkan, namun bangsa Indonesia ‘beranggapan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia sudah ada semenjak diproklamasikan. Bahkan apabila kita kaji rumusan pada
Aliniea kedua Pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya
negara merupakan suatu proses at au rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan. Secara
ringkas rincian tersebut adalah: (1)Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia;
(2)Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan; dan (3)Keadaan bernegara yang nilai-nilai
dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Bangsa Indonesia
menterjemahkan secara rinei perkembangan teori kenegaraan tentang terjadinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yaitu bahwa:

1. Terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu proses yang tidak
sekedar dimulai dari proklamasi melainkan bahwa perjuangan kemerdekaan pun mempunyai
peran khususnya dalam pembentukan ide-ide dasar yang dicita-citakan).

2. Proklamasi barulah “mengantarkan bangsa Indonesia” sampai ke pintu gerbang


kemerdekaan. Dengan proklamasi tidak berarti bahwa telah selesai” kita bernegara.

3. Keadaan bernegara yang kita cita-citakan bukanlah sekedar adanya pemerintahan, wilayah
dan bangsa, melainkan harus kita isi menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan
makmur.

4. Terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa, dan bukan sekedar keinginan golongan
yang kaya dan yang pandai (borjuis) atau golongan yang ekonomi lemah untuk menentang
yang ekonomi kuat seperti dalam teori kelas.

5. Unsur religiuisitas dalam terjadinya negara menunjukkan kepereayaan bangsa Indonesia


terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Unsur kelima inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi
pokok-pokok pikiran keempat yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 yaitu bahwa
Indonesia bernegara mendasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa yang didasarkan
(pelaksanaannya) pada kemanusiaan yang adil dan beradab.

Oleh karena itu Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti yang luhur dan memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Demikianlah terjadinya negara menurut bangsa
Indonesia dan dampak yang diharapkan dalam bernegara.

Proses bangsa yang menegara di Indonesia diawali dengan adanya pengakuan yang sarna
terhadap kebenaran hakiki, disamping kesejarahan yang merupakan gambaran kebenaran
secara faktual dan otentik. Kebenaran hakiki dan kesejarahan yang dimaksud adalah:
1. Kebenaran Yang Berasal, Dari Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kebenaran tersebut adalah
sebagai berikut: Ke-Esa-an Tuhan; Manusia harus beradab; Manusia harus bersatu; Manusia
harus ada hubungan sosial dengan lainnya serta mempunyai nilai keadilan; Meyakini bahwa
kekuasaan di dunia adalah kekuasaan manusia. Kebenaran¬-kebenaran ini kemudian
dijadikan sebagai falsafah hidupnya yang harus direalisasikan sebagai sebuah cita-cita atau
ideologi. Falsafah dan ideologi tersebut di NKRI dirumuskan dengan nama Pancasila. Lima
kebenaran hakiki ini telah digali oleh Bung Kamo (Presiden RI pertama) yang dikemukakan
pada saat Sidang Lanjutan dalam membicarakan Dasar Negara oleh Badan Persiapan Usaha-
usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, kemudian tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945.

2. Kesejarahan. Sejarah merupakan salah satu dasar yang tidak dapat ditinggalkan karena
sejarah merupakan bukti otentik dan berdasarkan sejarah pula bangsa akan mengetahui dan
memahami bagaimana proses terbentuknya NKRI baik secara filosofi maupun etika moralnya
sebagai hasil perjuangan bangsa, dengandemikian mereka akan mengerti, dan menyadari
kewajiban secara individual “terhadap bangsa dan negaranya. NKRI dalam kesejarahan
terbentuk karena bangsa Indonesia saat ini memerlukan wadah organisasi untuk mewujudkan
cita-cita memproklamasikan kebebasan bangsa dari penjajahan Belanda. Dengan demikian
sangat logis, apabila bangsa Indonesia memperoleh hak-haknya dan mempertahankan
utuhnya bangsa dan tetap tegaknya negara, dari generasi ke generasi, oleh karena itu setiap
generasi harus mempunyai pandangan yang sarna dalam, kepentingan ini sebagai landasan
visional (Wawasan Nusantara), serta kesiapan ketahanan pada berbagai aspek kehidupan
nasional sebagai landasan konsepsional (Ketahanan Nasional) melalui pendidikan, melalui
lingkungan pekerjaan dan melalui lingkungan masyarakat, yang disebut dengan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa antara negara, bangsa dan bangsa yang
menegara saling berhubungan satu sama lain.

You might also like