You are on page 1of 4

Alat-alat untuk membuat minuman serbuk instan

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5957289

Teknologi pemrosesan bahan pangan terus berkembang dari waktu ke waktu.


Perkembangan teknologi ini didorong oleh kebutuhan pangan manusia yang terus
meningkat yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia.
Pada saat yang sama, luas lahan penghasil bahan pangan makin menyempit. Hal
tersebut menyebabkan dibutuhkannya teknologi-teknologi pemrosesan pangan
yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk makanan; salah satunya
adalah teknologi pengeringan bahan makanan.
Quote:

Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi dalam pemisahan
cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang ditentukan dengan
menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap cairan (Sumber: Treybal, 1980).

Batch Tray Dryer (Batch Drying)

Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray dryer terdiri dari bilik
pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam tertentu. Tray/kolom yang telah dimasukkan
material yang ingin dikeringkan kemudian di letakkan secara bersusun dalam kolom. Setelah
ruangan ditutup, maka udara panas dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua bahan menjadi
kering.

Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan material yang ada kolom yang
paling bawah menjadi yang paling pertama kering. Setelah tenggat waktu tertentu, tray akan
dikeluarkan dan material yang telah kering diambil. Material lain yang ingin dikeringkan
dimasukkan dan prosedur terjadi berulang-ulang.

Solar Dryer (Continuous Drying)

Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering digunakan untuk mengeringkan
bahan-bahan makanan hasil panen. Metode ini bersifat ekonomis pada skala pengeringan besar
karena biaya operasinya lebih murah dibandingkan dengan pengeringan dengan mesin. Prinsip dari
solar drying ini adalah pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Perbedaan dari
pengeringan dengan sinar matahari biasa adalah solar drying dibantu dengan alat sederhana
sedemikian rupa sehingga pengeringan yang dihasilkan lebih efektif.

Metode solar drying sering digunakan untuk mengeringkan padi. Namun karena pada prinsipnya
pengeringan adalah untuk mengurangi jumlah air (kelembaban) bahan, maka metode ini juga bisa
diaplikasikan untuk bahan makanan lain.

Spoiler for cara kerjanya gan:


Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada ketinggian tertentu
dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui saluran yang dibuat lebih rendah daripada
bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan oleh sinar matahari secara konveksi pada saat
udara tersebut mengalir menuju bilik pemanasan. Udara yang telah terpanaskan oleh sinar
matahari kemudian masuk kedalam bilik pemanas dan memanaskan bahan makanan. Pengeringan
bahan makanan jadi lebih efektif karena pemanasan yang terjadi berasal dari dua arah, yaitu dari
sinar matahari secara langsung (radiasi) dan aliran udara panas dari bawah (konveksi).

Spray Dryer (Continuous Drying)


Metode pengeringan spray drying merupakan metode pengeringan yang paling banyak digunakan
dalam industri terutama industri makanan. Metode ini mampu menghasilkan produk dalam bentuk
bubuk atau serbuk dari bahan-bahan seperti susu, buah buahan, dll.

Bagian-bagian dari unit spray dryer:

* feed pump
* atomizer
* Pemanas uap (air heater)
* Pendispersi udara (air disperse)
* drying chamber
* recovery powder system
* pembersih udara keluaran

Pertama-tama seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-
butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk
tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini
menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi
serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone
atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian kembali diturunkan suhunya sesuai dengan
kebutuhan produksi

BAGAIMANA CARA MEMBUAT BUBUK MINUMAN INSTAN?

Permana, 19 mei 2008

Pernahkah anda terpikir bagaimana membuat susu bubuk atau sari buah bubuk instan? Dari bahan baku cair menjadi berbentuk tepung/serbuk dengan
butiran-butiran halus yang kering. Lalu, teknologi jenis apa yang digunakan? Dalam majalah Hortikultura beberapa waktu lalu pernah diulas mengenai
produk minuman wortel instan. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai pengolahan produk tersebut dan produk sejenisnya, maka Penulis mencoba untuk
mengulasnya, terutama dari aspek teknologinya. Minuman bubuk instan diartikan sebagai produk pangan berbentuk butiran-butiran (serbuk/tepung) yang
dalam penggunaannya mudah melarut dalam air dingin atau air panas. Teknologi yang banyak digunakan di industri untuk memproduksi produk serbuk
instan adalah teknologi spray drying atau pengeringan semprot, dengan nama alatnya spray drier. Spray dryer dapat menghasilkan produk berbentuk
serbuk/tepung dari suspensi cairan (bahan yang berbentuk larutan). Teknologi ini sudah lama ditemukan dan dalam perkembangnya telah mengalami
perubahan yang semakin canggih untuk berbagai penggunaan. Selain itu, teknologi spray drying dapat pula digunakan untuk pembuatan obat-obatan,
enkapsulasi (membungkus) vitamin, mineral, asam lemak, protein atau senyawa fitokimia seperti isoflavon, likopen dan lain-lain, bahkan saat ini sudah ada
upaya mengenkapsulasi bakteri baik (probiotik) menjadi produk berbentuk serbuk/tepung.Keuntungan penggunaan spray drier adalah dapat menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, tingkat kerusakan gizi rendah serta perubahan warna, bau dan rasa dapat diminimalisasi. Hal ini dikarenakan suhu output spray
drier yang relatif rendah, biasanya antara 70-90°C, dan waktu tinggal produk (residence time) dalam alat sangat cepat. Teknologi ini cocok untuk produk
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan mudah mengalami kerusakan akibat panas, seperti susu, sari buah, dan lain-lain. Prinsip kerja spray drier  ini adalah
sebagai berikut : cairan disemprotkan melalui atomizer ke dalam aliran gas panas dalam tabung/chamber sehingga air dalam tetesan (droplet) menguap
dengan cepat meninggalkan tepung kering, selanjutnya tepung dipisahkan dari udara yang mengangkutnya dengan menggunakan separator atau kolektor
tepung. Proses optimalisasi spray drier ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat viskositas larutan bahan (kental/encer), jenis bahan, suhu
input dan output spray drier, dan kecepatan aliran bahan. Bahan yang mengandung gula yang tinggi, ukuran partikel bahan besar dan tidak seragam atau
larutan terlalu kental akan menyebabkan mutu produk yang dihasilkan tidak baik. Ukuran spray drier sangat beragam, mulai ukuran besar yang banyak
digunakan di industri besar sampai ukuran kecil yang banyak digunakan di laboratorium.Â

Kendala dalam penggunaan spray drier adalah harga dan biaya operasionalnya sangat tinggi sehingga untuk skala usaha menengah dan kecil tidak layak
secara ekonomis. Salah satu teknologi alternatif yang sederhana dan murah yang dapat menghasilkan produk serbuk instan adalah teknologi kristalisasi.
Teknologi ini didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa) yang dapat kembali membentuk kristal setelah dicairkan. Secara umum, mekanismenya
adalah sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan bercampur dengan bahan lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali menjadi butiran-
butiran padat. Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH larutan rendah (asam) maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan menjadi
liat, atau orang Sunda mengenalnya dengan istilah ” gulali” alias gula liat. Jadi, semua bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk instan
asalkan larutannya memiliki pH yang tidak asam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat menghasilkan produk yang baik
sekitar 6,7-6,8.Pembuatan serbuk instan dengan metode kristalisasi hanya membutuhkan bahan dan peralatan yang sederhana, seperti gula pasir, air bersih,
ingredien pangan, pewarna makanan, blender, kain kasa, takaran, timbangan, wajan, kompor dan pengaduk. Beberapa produk yang menggunakan metode
kristalisasi dan sudah banyak dikenal umum adalah jahe instan. Produk lainnya yang sudah pernah dibuat Penulis, diantaranya adalah sari pala instan (patent
sederhana), sari wortel instan, dan sari labu kobucha instan. Teknologi kristalisasi ini merupakan teknologi tepat guna yang cocok diterapkan di industri kecil
dan menengah (UKM) yang memiliki modal yang terbatas. Â

Salah satu contoh produk yang sudah dikembangkan adalah sari wortel instan. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut : (1).   Pengupasan dan
pencucian wortel (2).   Pemotongan wortel menjadi ukuran kecil (3).   Pemblenderan, ditambahkan air bersih (4).  Penyaringan hancuran wortel
dengan kain saring ( kain kasa)  (5). Pemerasan secara manual atau memakai alat pengepres (6). Penimbangan sari wortel, berat sari wortel : berat gula
pasir = 1 : 3  (7).  Pemasakan sari wortel, setelah mendidih ditambahkan gula sedikit demi sedikit, diaduk secara kontinyu dan stabil,  (8). Memasuki
pemasakan tahap akhir, sari wortel mulai mengkristal (9). Pemasakan memasuki tahap akhir jika larutan sudah benar-benar terkristalisasi secara
sempurna, (10).  Sari wortel instan dibiarkan sampai suhunya sesuai dengan suhu ruang,  (11) Pengemasan sari wortel instan dengan plastik, (12).Â
Minuman sari wortel instan siap dipasarkan. “ SELAMAT MENCOBA BERWIRAUSAHA”Â

You might also like