You are on page 1of 17

AUDIT SAMPLING UNTUK TES RINCIAN SALDO

_______________________________
MATERI-MATERI PEMBELAJARAN :

 PERBANDINGAN AUDIT SAMPLING UNTUK TES RINCIAN SALDO DAN


TES KONTROL SERTA TES TRANSAKSI SUBSTANTIF
 NONSTATICAL SAMPLING
 SAMPLING UNIT MONOTER
 SAMPLING VARIABEL
 PERBEDAAN ANTARA SAMPLING VARIABEL DAN SAMPEL NON
STATISTIK
 ILUSTRASI MENGGUNAKAN ESTIMASI PERBEDAAN
 MERENCANAKAN SAMPEL DAN MENGAKALKULASI UKURAN
CONTOH YANG MENGGUNAKAN PERBEDAAN ESTIMASI
 MEMILIH SAMPEL PELAKSANAAN PROSEDUR
 MENGEVALUASI HASIL

PERBEDAAN AUDIT SAMPLING UNTUK TES RINCIAN SALDO DAN TES


KONTROL SERTA TES TRANSAKSI SUBSTANTIF

Di dalam tes kontrol, perhatian tertuju pada pengujian efektivitas pengecualian


intern menggunakan tes kontrol. Ketika auditor melaksanakan tes kontrol, untuk
menentukan apakah pengecualian di dalam populasi cukup rendah untuk
mengurangi kontrol yang ditaksir dalam mengambil risiko untuk mengurangi tes
substansif. Di dalam tes transaksi substantive, auditor memperhatikan baik
efektivitas kontrol maupun ketepatan transaksi moneter di dalam sistem
akuntansi. Di dalam tes rincian saldo, perhatiannya adalah menentukan jumlah
dolar dari suatu rekening saldo secara material salah saji. Segi menguji tingkat
kejadian, oleh karena itu, jarang bermanfaat untuk tes rincian saldo. Sebagai
gantinya, auditor menggunakan metode sampling yang menghasilkan bilangan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
dolar. Ada tiga jenis utama metode sampling yang digunakan untuk menghitung
misstatement dolar dalam auditing: nonstatical sampling, unit moneter sampling
dan variable sampling. Kita sekarang akan membahas masing-masing, diawali
dengan nonstatical sampling.

NONSTATICAL SAMPLING

Ada 14 langkah yang diperlukan dalam audit sampling untuk tes rincian saldo.
Langkah-langkah parallel ini adalah 14 langkah-langkah yang digunakan untuk
sampling tes kontrol dan tes transaksi substantive walaupun ada beberapa
perbedaan oleh karena hasil sasaran berbeda. Pemahaman perbedaan dan
persamaan di dalam aplikasi audit sampling untuk tes rincian saldo yang
dibandingkan tes kontrol dan tes substantive adalah penting. Berikut ini adalah
14 langkah-langkah, dengan langkah-langkah untuk tes kontrol dan tes transaksi
substantif terdapat di kolom selah kanan untuk perbandingan:

Langkah-Langkah Audit Sampling Untuk Tes Tentang Rincian Saldo

Merencanakan sampel
1. Menyatakan sasaran tes dari audit
2. Memutuskan apakah audit sampling diterapkan
3. Menggambarkan kondisi-kondisi misstatement
4. Membatasi populasi
5. Menentukan unit sampel
6. Menetapkan misstatement dapat ditolerir
7. Menetapkan risiko yang diterima karena salah
8. Menaksir misstatement dalam populasi
9. menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melakukan prosedur audit


10. Memilih sampel

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
11. Melaksanakan prosedur audit

Mengevaluasi hasil
12. Menggenerelisir dari sampel ke populasi
13. Menganalisis misstatement
14. Memutuskan yang dapat diterima (populasi)

Langkah-Langkah Audit Sampling Untuk Tes Kontrol Dan Tes Substantive


Dan Transaksi

Merencanakan sampel
1. Menyatakan sasaran dari tes audit
2. Memutuskan apakah audit sampling diterapkan
3. Menggambarkan kondisi-kondisi perkecualian dan atribut.
4. Membatasi populasi
5. Menentukan unit sampel
6. Perkecualian yang dapat ditolerir menilai
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima dalam mengambil kontrol risiko
terlalu rendah
8. Menaksir tingkat perkecualian populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal.

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit


10. Memilih sampel
11. Melaksanakan prosedur audit

Mengevaluasi hasil
12. Mengeneralisir sampel populasi
13. Menganalisis perkecualian
14. Memutuskan polusai yang dapat diterima

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
Sampling unit moneter

Sekarang kita sudah membahas sampling bukan statistic, kita akan berpindah
ke sampling statistic, mulai dengan unit moneter sampling. Unit moneter
sampling (MUS) adalah suatu inovasi di dalam metedologi sampling statistic
yang dikembangkan terutama untuk digunakan oleh auditor. Saat ini metode
sampling statistic yang digunakan untuk tes rincian saldo sebab mempunyai
kesederhanaan atribut sampling yang statistic begitu menyediakan suatu hasil
statistic yang dinyatakan dalam dolar (atau mata uang). MUS juga disebut
sampling unit dolar yang kumulatif, sampling jumlah moneter, dan sampling
dengan kemungkinan sebanding ke ukuran.

Lebih banyak persamaan dibanding perbedaan di dalam menggunakan MUS


dan nonstatical sampling. Semua 14 langkah-langkah harus pula dilakukan untuk
MUS sungguhpun beberapa dilaksanakan dengan cara yang berbeda.
pemahaman perbedaan itu, meskipun, adalah kunci ke pemahaman MUS.

MENENTIKAN UKURAN SAMPEL MENGGUNAKAN MUS

Materialitas pertimbangan tentang materialitas menentukan biasanya secara


dasar untuk menentukan jumlah tolrabla misstatement yang digunakan. Jika
misstatement dalam tes bukan MUS yang diharapkan, misstatement yang dapat
ditolerir mungkin berbeda untuk overstatement understatement. Untuk contoh ini,
50 persen digunakan untuk overstatement dan 100 persen untuk understatement

SAMPLING VARIABEL

Sampling variable, seperti unit moneter sampling, adalah suatu metode statistic
yang digunakan oleh auditor. Sampling variable dan nonstatistical sampling
untuk tes rincian saldo mempunyai sasaran yang sama, yakni untuk mengukur
jumlah benar misstatement di dalam suatu saldo rekening. Seperti dengan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
sampling statistic, ketika itu itu ditentukan bahwa misstatement jumlah melebihi
jumlah yang dapat ditolerir, populasi ditolak dan tindakan tambahan diambil oleh
auditor.
Ada beberapa teknik sampling yang mendasari kelas metode yang umum yang
disebut sampling variable yang di dalam bagian ini adalah estimasi perbedaan,
estimasi ratio, dan estimasi mean penilaian unit. Ini dibahas lebih lanjut.

Perbedaan antara sampel variable dan sampel non statistic

Ada banyak persamaan dibanding perbedaan di dalam penggunaan metode


variable dan metode non statistical sampling. Semua 14 langkah-langkah yang
membahas untuk nonsampling statistic harus dilakukan untuk metode variable
dan hamper semua diantara mereka serupa. Bagian ini memusat pada
perbedaan variable dan nonsampling statistic pada asumsi yang anda pahami di
bagian terdahulu dari bab ini pada bukan sampling statistic.
Untuk memahami mengapa dan bagaimana auditor menggunakan metode
sampling variable di dalam auditing, adalah penting untuk memahami distribusi
sampling dan bagaimana mereka mempengaruhi kesimpulan statistika inferensi
auditor.INI dipelajari berikutnya.

Pembagian sampel

Walaupun auditor dapat menilai sifat umum dari populasi untuk memilih
metode sampling yang paling sesuai, mereka tidak mengetahui nilai rata-rata
(mean) atau disribusi dari jumlah misstatement atau nilai-nilai yang teraudit
menyangkut populasi mereka adalah di dalam perikatan audit. Karakteristik
populasi harus diperkirakan dari sampel. Bahwa tentu saja, adalah tujuan
perjanjian audit di dalam bagian ini, ada suatu diskusi distribusi sampling, yang
mana adalah penting untuk menggambar; menarik kesimpulan tentang populasi
atas dasar sampel yang menggunakan metode sampling variable.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
Secara alami, ketika sampel diambil dari suatu populasi di dalam suatu audit
nyata, auditor tidak mengetahui karakteristik populasi dan di sana biasanya
hanya ada yang satu sampel dari populasi itu. Hanyalah pengetahuan distribusi
sampling memungkinkan auditor untuk menarik statistika inferensi, atau statistika
inferensi, tentang populasi itu.
Untuk contoh, asumsi bahwa auditor mengambil suatu contoh dari suatu
populasi dan mengkalkukasi sebagai $ 46 dan SE pada $ 9 (mean untuk
mengkalkulasi SE ditunjukkan kemudian).

Statistika inferensi

Secara alami, ketika sampel diambil dari suatu populasi di dalam situasi audit
nyata, auditor tidak mengetahui karakteristik populasi dan di sana biasanya
hanya ada yang satu sampel dari populasi itu. Hanyalah pengetahuan distribusi
sampling memungkinkan auditor menarik statistika inferensi, atau statistika
inferensi, tentang populasi itu. Untuk contoh, asumsi bahwa auditor mengambil
suatu contoh dari suatu populasi dan mengkalkulasi sebagai $ 46 dan SE pada $
9 (mean untukmengkalkulasi SE ditunjukkan kemudian). Kita sekarang dapat
mengkalkulasi suatu kepercayaan interval rata-rata populasi menggunakan
logika memperoleh dari studi sampling distribusi.

Methode variable

Proses statistika inferensi yang Baru saja dibahas digunakan untuk semua
metode sampling variable. Perbedaan utama dalam berbagai metode adalah
dalam item karasteristik dan begitu di dalam yang sedang terukur. Ketika metode
variable kini dibahas secara individu.

Perbedaan estimasi perbedaan estimasi digunakan untuk mengukur total


kesalahan yang diperkirakan misamount di dalam suatu populasi ketika ada

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
kedua nilai tercatat dan suatu yang teraudit untuk masing-masing item di dalam
sampel itu. Contohnya akan mengkonfirmasikan sampel piutang dagang yang
menentukan perbedaan antara jumlah yang dicatat klien dan auditor dalam
mempertimbangkan yang benar untuk masing-masing rekening terpilih. Auditor
membuat suatu perkiraan misstatement populasi berdasarkan pada
banyaknyamisstatement, ukuran rata-rata, misstatement ukuran individu di
dalam sampel itu. Hasil dinyatkan seperti perkiraan misstatement populasi yang
lebih atau kurang suatu ketepatan dihitung dengan tepat pada suatu tingkatan
kepercayaan dinyatakan. Sebagai contoh, di dalam diskusi distribusi sampling
yang terdahulu auditor sedang menetapkan suatu sampel acak untuk 100 dari
populasi 1,000 piutang dagang dan disimpulkan bahwa kepercayaan membatasi
dari mean menyangkut misstatement untuk populasi adalah antara $ 28 dan $
64,000 pada suatu pengukuran 95 kepercayaan persen. Perkiraan dari
totalpernyataan populasi salah dapat juga mudah dihitung sebagai hal yang
antara $ 28,000 dan $ 64,000 pada suatu pengukuran 95 kepercayaan persen
( 1,000 x 28 dan 1,000 x 64 ). Jika misstatement yang dapat ditolerir auditor
adalah $100,000, populasi dengan jelas mampu diterima. Jika adalah 40,000.
populasi adalah tidak mampu diterima. Suatu ilustrasi diperluas yang
menggunakan penilaian perbedaan ditunjukkan kemudian.

Estimasi perbedaan yang sering mengakibatkan ukuran sampel lebih kecil


dibanding metode lain, dan itu secara relative penggunaan. Untuk alsan itu,
estimasi perbedaan adalah metode variable yang lebih disukai.

Rasio estimasi adalah serupa dengan estimasi perbedaan kecuali titik taksir
dari misstatement populasi ditentukan dengan sampel perkalian porsi dolar yang
salah dengan total nilai buku populasi dicatat. Kalkulasi batas kepercayaan dari
total misstatement dapat dibuat untuk ratio estimasi dengan kalkulasi yang
serupa apa ditun jukkan untuk perbedaan estimasi. Ratio estimasi menghasilkan
bahkan ukuran sampel yang lebih kecil dibanding estimasi perbedaan jika ukuran
misstatement di dalam populasi adalah yang sebanding dengan nilai yang dicatat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
populasi. Jiak ukuran misstatement individual adalah bebas dari nilai yang
tercatat, estimasi perbedaan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil

Estimasi mean per unit di dalam mean per unit, auditor mempunyai perhatian
kepada nilai yang teraudit dibanding denagn jumlah misstatement untuk masing-
masing item di dalam sampel itu. Kecuali definisi dari apa yang sedang terukur,
situasi mean per unit dihitung oleh cara yang persis sama dengan estimasi
perbedaan. Titik taksir dari nilai teraudit adalah rata-rata nilai materi yang teraudit
di dalam sampel dikatakan ukuran populasi. Interval ketepatan atas dasar nilai
yang teraudit menyangkut materi sampel dibanding misstatement itu. Ketika
auditor telah menghitung batas atas dan menurunkan batas keprcayaan bawah,
suatu keputusan dibuat untuk menerima populasi dengan membandingkan
jumlah ini dengan nilai buku yang tercatat.

Metode statistic yang berstratifikasi

Seperti disidkusikan tadi, sampling yang berstratifikasi adalah sutau metode


sampling dimana semua unsure-unsur di dalam total populasi adalah dibagi 2
atau lebih subopulations. Masinng-masing subpopulation adalah kemudian diuji
dengan bebas. Ketika auditor menggunakan stratifikasi samling statistic, hasilnya
diukur secara statistic. Kalkulasi dibuat untuk masing-masing lapisan. Mereka
dikombinasikan ke dalam suatu keseluruhan taksiran populasi dengan suatu
bilangan interval kepercayaan. Stratifiksi dapat digunakn perbedaan untuk
perbandingan, dan mean per unit, tetapi itu paling umum yang digunakan untuk
estimasi mean per unit.
Seperti detunjukkan terdahulu bahwa tentu saja membuat stratifikasi suatu
populasi adalah tidak unit ke sampling statistic. Auditor sudah biasa menekankan
jenis materi tertentu ketika mengadakan tes suatu populasi. Sebagai contoh,
dalam konfirmasi piutang dagan atau akun yang besar dan kecil dilakukan.
Perbedaan yang terbesar adalah bahwa pendekatan statistical sampling lebih
obyektif dan lebih baik daripada metode nonstatistik dan statistic sampling.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
Resiko sampling

Resiko yang mampu diterima dari penerimaan salah dibahas terdahulu untuk
nonstatistical sampling. Untuk sampling variable, risiko yang mampu diterima
penolakan salah (ARIR) juga digunakan. Pembedaan antara dan penggunaan
keduanya resiko harus dipahami.

ARIR ( accepted risk of incorrect rejection ) resiko yang mampu diterima


penolakan salah ( ARIR) adalah resiko statistic bahwa auditor telah
menyimpulkan bahwa suatu populasi secara material disajikan salah ketika itu
tidak ada. Satu-satunya waktu yang ARIR mempengaruhi tindakan auditor
adalah ketika auditor menyimpulkan bahwa suatu populasi adalh tidak wajar
dinnyatakan. Tindakan yang pasti ketika auditor tidak menemukan suatu saldo
wajar yang dinyatakan adalah akan meningkatkan ukuran sampel atau
melaksanakan tes lain

TAMBAHAN

1. Perbandingan Sampling Untuk Pengujian Atas Rincian Saldo dan


Untuk Pengujian Pengendalian serta Pengujian Substantif atas
Transaksi 
Tujuan : Membedakan sampling audit untuk pengujian atas rincian
saldo dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi
Sebagian besar konsep sampling untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaki dapat juga diterapkan bagi sampling
pengujian atas rincian saldo.
Dalam kedua kasus auditor ingin membuat kesimpulan mengenai
populasi secara keseluruhan berdasarkan sampel. Karena pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas
rincian saldo. Untuk mengatasi resiko sampling, auditor dapat
menggunakan metode non statistik atau statistik atas ketifa jenis
pengujian tersebut. Perbedaan utama antara pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas rincian saldo
terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
Jenis pengendalian Apa yang diukur
1. Pengujian pengendalian
2. Pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo 1. Keefektifan operasi pengendalian
internal
2. Keefektifan pengendalian
3. Kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntasi
4. Apakah jumlah dolar saldo akun mengandung salah saji material.

Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian


substantif atas transaksi
- Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian polulasi cukup
rendah
- Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya
mengurangi pengujian atas rincian saldo
- Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian
telah beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal
atas pelaporan keuangan
Ada tiga jenis utama metode sampling yang digunakan untuk
menghitung salah satu saldo akun dalam dolar yang dibahas pada bab
ini : sampling nonstatistik, sampling unit moneter dan sampling
variabel.

2. Sampling Nonstatistik
Langkah-langkah tersebut selaras dengan 14 langkah yang digunakan
untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
walaupun tujuannya berbeda.
Tujuan : menerapkan sampling nonstatistik untuk pengujian atas
rincian saldo.
Langkah-langkah sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo

Merencanakan sampel Langkah-langkah sampling audit untuk


pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Merencanakan sampel 
1. Menyatakan tujian pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
3. Mendefinisikan salah saji.
4. Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling.
6. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang
salah.. 1. Menyatakan tujuan pengujian audit.
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
3. Mendefinisikan antribut dan kondisi pengecualian.
4. Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling.
6. Menetapkan tongkat pengecualian yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko
pengendalian yang terlalu rendah (ARACR).

Auditor akan mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo


guna menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah
dinyatakan secara wajar.
Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur
salah saji moneter, yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel
disalahsajikan. Ketika mengaudit piutang usaha, setiap salah saji pada
saldo pelanggan klien yang dimasukkan dalam sampel auditor
merupakan salah saji.
Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi didefinisikan sebagai item
yang membentuk populasi dolar yang tercatat. Tentu saja sebgaian
besar populasi jauh lebih banyak dengan jumlah dolar yang juga lebih
besar. Auditor akan mengevaluasi apakah populasi yang tercatat
mengandung lebih saji (overstatement) atau kurang saji
(understatement).
- Sampling berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua
atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini
disebut sebagai sampling berstratifikasi (stratified sampling), dimana
setiap subpopulasi disebut sebagai strata. Stratifikasi memungkinkan
auditor untuk menekankan item populasi tertentu dan mengabaikan
yang lain. Dalam kebanyakan situasi sampling audit, termasuk
konfirmasi piutang usaha, auditor ingin menekankan nilai dolar
tercatat yang lebih besar, sehingga mereka dapat mendefinisikan
setiap strata berdasarkan ukuran nilai dolar yang tercatat.
Untuk sampling nonstratistik dalam pengujian atas rincian saldo, unit
sampling hampir selalu merupakan item yang membentuk saldo akun.
Bagi semua penerapan sampling statistik dan nonstatistik, auditor
beresiko membuat kesimpulan kuantitatif yang tidak tepat mengenai
populasi. Hal ini akan selalu terjadi kecuali auditor menguji 100 persen
populasi.
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable
risk of incorrect acceptance = ARIA) adalah jumlah risiko yang
bersedia ditanggung auditor karena menerima suatu saldo sebagai
benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut
melampaui salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA sebenarnya
mengukur keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu saldo akun.
Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
saldo, auditor akan menetapkan ARIA yang lebih rendah. (Perhatikan
bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen dengan ARACP (acceptable
risk of assessing control risk to low) untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi).
Selain risiko pengendalian, ARIA juga mempengaruhi secara langsung
oleh risiko audit yang dapat diterima dan sebaliknya dipengaruhi oleh
pengujian substantif lainnya yang telah dilaksanakan (atau
direncanakan) atas saldo akun. Jika mengurangi risiko audit yang
dapat diterima, auditor juga harus mengurangi ARIA. Jika prosedur
analitis menunjukkan bahwa saldo akun telah dinyatakan dengan
wajar ARIA dapat ditingkatkan. Dengan kata lain, prosedur analitis
merupakan bukti yang mengukur saldo akun, yang berarti auditor
memerlukan ukuran sampel yang lebih kecil dalam pengujian atas
rincian saldo untuk mencapai risiko audit yang dapat diterima yang
diinginkan.
Jika menggunakan sampling berstratifikasi, auditor harus
mengalokasikan ukuran sampel di antara strata yang ada, biasanya
mengalokasikan bagian item sampel yang lebih besar ke item populasi
yang lebih besar.
Untuk sampling nonstatistik, standar auditing mengijinkan auditor
untuk menggunakan metode pemilihan mana pun yang dibahas pada
bab 15. auditor baru akan membuat keputusan setelah
mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan setiap metode
termasuk setiap pertimbangan biaya. 
Untuk sampling berstratifikasi auditor akan memilih sampel secara
independen dari setiap strata.
Auditor menggunakan sampling nonstatistik tidak dapat mengukur
formal kesalahan sampling sehingga harus mempertimbangkan secara
subjektif kemungkinan bahwa salah saji populasi yang sebenarnya
melampaui jumlah yang dapat ditoleransi. Auditor melakukan hal ini
dengan mempertimbangkan :
1. Perbedaan antara titik estimasi dan salah saji yang dapat ditoleransi
(yang disebut kesalahan penghitungan sampling).
2. Sejauh mana item dalam populasi telah diaudit 100 persen.
3. Apakah salah saji cenderung mengoffset atau hanya bersifat satu
arah.
4. Jumlah salah saji individual.
5. Ukuran sampel.
Ukuran sampel dianggap besar, auditor akan lebih bersedia menerima
bahwa salah saji populasi yang sebenarnya lebih kecil dari salah saji
yang dapat ditoleransi. Akan tetapi, jika salah satu atau lebih kondisi
lainnya tersebut berbeda, auditor dapat mempertimbangkan peluang
salah saji itu melebihi jumlah yang dapat ditoleransi adalah tinggi dan
populasi yang tercatat tidak dapat diterima.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
Meskipun jumlah salah saji yang mungkin tidak dianggap material,
auditor harus menunggu untuk melakukan evaluasi akhur hingga
seluruh audit selesai. Estimasi total salah saji dan estimasi kesalahan
sampling piutang usaha harus digabungkan dengan estimasi salah saji
pada semua bagian audit lainnya untuk mengevaluasi pengaruh semua
salah salah saji terhadap laporan keungan secara keseluruhan.
Auditor harus menganalisis salah saji untuk memutuskan apakah
setiap memodifikasi model risiko audit memang diperlukan. Dalam
paragraf sebelumnya, jika auditor menyimpulkan bahwa kelalaian
untuk mencatat retur yang disebabkan lemahnya pengendalian
internal, auditor mungkin perlu menilai kembali risiko pengendalian.

3. Tindakan Yang Diambil Apabila Populasi Ditolak


Jika auditor menyimpulkan bahwa salah saji dalam suatu populasi
mungkin lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi setelah
mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi tidak dianggap
dapat diterima. Pada titik tersebut, auditor memiliki beberapa tindakan
yang dapat dilakukan.
a. Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit
lainnya telah selesai.
b. Melaksanakan pengujian audit yang diperluas pada bidang tertentu
c. Meningkatkan ukuran sampel.
d. Menyesuaikan saldo akun
e. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

4. Sampling Unit Moneter


Sampling unit moneter yaitu inovasi dalam metodologi sampling
statistik yang dikembangkan secara khusus untuk digunakan oleh
auditor. Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS)
sekarang merupakan metode sampling statistik yang paling umujm
digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki
kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta memberikan hasil
statistik yang diekspresikan dalam satu dolar (atau mata uang lainnya
yang sesuai).
Perbedaan antara sampling unit moneter (MUS) dan sampling
nonstatistik
1. Definisi unit sampling adalah suatu dolar individual.
2. Ukuran populasi adalah populasi dolar tercatat.
3. Pertimbangan pendahuluan mengenai material digunakan untuk
setuap akun dan bukan salah saji yang dapat ditoleransi.
4. Ukuran sampel ditentukan sdengan menggunakan rumus statistik.
5. Aturan keputusan formal digunakan untuk memutuskan
akseptabilitas populasi.
6. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan PPS.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
7. Auditor menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan
menggunakan teknik MUS.

5. Mengevaluasi dari sampel populasi jika tidak ada salah saji yang
ditemukan menggunakan MUS.
Persentase asumsi salah saji yang tepat.
Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi yang
kita bahas sebelumnya masih dapat diterapkan, tetapi penggunaannya
telah dimodifikasi sebagai berikut :
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan
kemudian digabungkan.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji,
termasuk salah saji nol.
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling
atribut.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan.
Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu
konservatif jika da jumlah yang mengoffset. Jika ditemukan jumlah
kurang saji, sangatlah logis dan jumlah akal bahwa batas jumlah lebih
saji harus lebih rendah ketimbang tidak ada jumlah kurang saji yang
ditemukan, dan sebaliknya. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset
jumlah dilakukan sebagai berikut.
1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang
saji. 
2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya.
- Memutuskan akseptabilitas populasi dengan menggunakan MUS.
Setelah batas salah saji dihitung, auditor memutuskan apakah
populasi dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan
suatu aturan keputusan (decision rule). Aturan keputusan untuk MUS
adalah sebagai berikut : jika batas salah saji bawah (Lower
Misstatement Bound = LMB) dan batas salah saji atas (Upper
Misstatement Bound = UMB) berada diantara jumlah salah saji yang
dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak mengandung
salah saji yang material dapat diterima jika tidak, ambil kesimpulan
bahwa nilai buku mengandung salah saji material.
- Tindakan jika populasi ditolak.
Jika salah satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas
salah saji yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat
diterima, auditor memiliki beberapa opsi. Hal tersebut sama dengan
apa yang telah dibahas sebelumnya untuk sampling nonstatistik.
- Menentukan ukuran sampel dengan menggunakan MUS.
Tinjauan kita mengenai MUS mencakup langkah untuk menentukan
ukuran sampel, tetapi kita telah menunggu hingga saat ini guna
membahas metode untuk melakukan penghitungan tersebut, karena

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
anda akan terlebih dahulu harus memahami asumsi salah saji rata-
rata.
a. Materialitas.
b. Asumsi persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang
mengandung salah saji.
c. Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA)
d. Nilai populasi yang tercatat.
e. Estimasi tingkat pengecualian.
Audit dengan menggunakan sampling unit moneter. Sampling unit
moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi
auditor. :
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih
item dolar yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena
beberapa item sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan
nonstatistik.
Terdapat dua kelemahan utama MUS.
1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan
mungkin terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan
komputer.

6. Sampling Variabel
Sampling variabel, seperti MUS, adalah metode statistik yang
digunakan oleh auditor. Sampling variabel dan sampling nonstatistik
untuk pengujian atas rincian saldo, memiliki tujuan yang sama-sama
untuk mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Seperti halnya
dengan sampling nonstatistik, jika auditor menentukan bahwa jumlah
salah saji melampaui jumlah yang dapat ditoleransi, mereka akan
menolak jumlah salah saji melampaui jumlah yang dapat ditoleransi,
mereka akan menolak populasi dan melakukan tindakan tambahan.
Beberapa teknik sampling yang akan membentuk metode kelas umum
yang disebut sebagai sampling variabel : estimasi perbedaan, estimasi
rasio dan estimasi rata-rata per unit. Hal tersebut akan dibahas nanti.
- Perbedaan antara sampling variabel dan sampling nonstatistik.
Penggunaan metode variabel memiliki banyak kemiripan dengan
sampling nonstatisitk. Ke-14 langkah yang telah kita bahas dalam
sampling nonstatistik harus dilaksanakan pada metode variabel, dan
sebagian besar tidak jauh berbeda. Beberapa perbedaan antara
sampling variabel dan nonstatistik akan dibahas setelah kita
memahami distribusi sampling.
- Distribusi sampling.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
Untuk memahami mengapa dan bagaimana auditor menggunakan
metode sampling variabel dalam auditing kita harus memahami
distribusi sampling dan bagaimana distribusi itu mempengaruhi
kesimpulan statistik auditor. Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata
(mean) salah saji dalam populasi, distribusi jumlah salah saji, atau
nilai yang diaudit. Karakteristik populasi tersebut harus diestimasi dari
sampel, yang tentu saja, merupakan tujuan dan pengujian audit.
- Inferensi statistik
Secara alami jika sampel diambil dari suatu populasi dalam situasi,
audit aktual, auditor tidak mengetahui karakteristiki populasi itu dan
biasanya hanya satu sampel yang akan diambil dari populasi
bersangkutan. Akan tetapi pengetahuan mengenai distribusi sampling
akan memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan statistik, atau
inferensi statistik (statistical inferences), mengenai populasi.
- Metode variabel
Auditor menggunakan proses inferensi statistik sebelumnya bagi
semua metode sampling variabel. Setiap metode dibedakan menurut
apa yang sedang diukur. Ketiga variabel itu antara lain :
a. Estimasi perbedaan
b. Estimasi rasio 
c. Estimasi rata-rata per unit
- Metode statistik sentratifikasi
Perhitungan dilakukan bagi setiap strata dan kemudian digabung
menjadi satu estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval
keyakinan populasi secara menyeluruh. Hasilnya diukur secara
statistik. Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio,
dan rata-rata per unit, tetapi paling sering digunakan dengan estimasi
rata-rata per unit.
- Risiko sampling
Untuk sampling variabel, auditor menggunakan ARIA serta risiko yang
dapat diterima atas penolakan yang salah (Acceptable Risk of Incorrect
Rejection = ARIR). Jadi penting untuk memahami perbedaan diantar
keduanya dan penggunaan kedua risiko tersebut.

7. Ilustrasi Penggunaan Estimasi Perbedaan


Tujuan : menggunakan estimasi perbedaan dalam pengujuan atas
rincian saldo.
- Menyatakan tujuan pengujian audit.
- Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
- Mendefinisikan kondisi salah saji.
- Mendefinisikan populasi
- Mendefinisikan unit sampling
- Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi.
- Menetapkan risiko yang dapat diterima.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II
- Mengestimasi saji dalam populasi
- Menghitung ukuran sampel awal.
- Memilih sampel.
- Melaksanakan prosedur audit.
- Menggeneralisasi dari sampel ke populasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ELON MANURUNG


AUDITING II

You might also like