1.

Dengan cara bagaimana tumbuhan menghindari eksploitasi berlebihan oleh organism

herbivora? Dan bagaimana dengan organism semisal burung yang akan dimangsa?
JAWAB:
Eksploitasi berlebihan pada tumbuhan dapat menimbulkan banyak pengaruh
antara lain kekurangan ketersediaan sumber energy, mereduksinya kualitas bahan
makanan karena terjadinya defoliasi, berubahnya komposisi tumbuhan, tereduksinya
tinggi tumbuhan, terciptanya kompetisi yang intens antara individu kedua jenis hewan
herbivore untuk memperebutkan bahan makanan yang terbatas, semakin meluasnya
area gundul (bare ground), serta berubahnya iklim mikro (microcli- mate) yakni
perubahan transmisi cahaya, makin merendahnya kelembapan tanah, makin
meningkatnya suhu permukaan tanah. Hal ini tentu saja sangat merugikan proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang merupakan victim (prey) dari hewan
herbivore. Untuk mengatasi hal ini tumbuhan pun tidak mungkin diam saja tanpa
memberikan respons, walaupun tumbuhan termasuk makhluk hidup yang sessil atau
tidak dapat berpindah tempat. Untuk menyesuaikan dengan sifatnya yang sessil,
tumbuhan misalnya rumput menghindari eksploitasi berlebihan dengan cara pura- pura
mati. Ini dilakukan oleh rumput dengan menghasilkan banyak selulosa sehingga
daunnya akan menjadi berwarna kekuningan, kering, dan kasar, dan kelihatan bahwa
rumput ini telah mati. Hal ini tentu menyebabkan hewan herbivore akan melakukan
Switching untuk mencari tempat lain yang makanannya lebih baik. Ini disebabkan
karena hewan herbivore tidak menggemari tumbuan yang sudah kering dan kasar
karena tidak memiliki kandungan gizi lagi. Selain rumput masih ada contoh lain misalnya
ada tumbuhan tertentu yang daun dan batangnya berbulu kasar, sehingga tumbuhan
tidak terlalu suka untuk makan karena akan membutuhkan waktu pemprosesan
handling time yang lama.
Sementara untuk organism misalnya burung lebih mudah untuk menghindari
eksploitasi dari predator karena hewan ini dapat bergerak bebas dengan menggunakan
sayapnya. Pada saat melihat adanya mangsa, burung akan sesegera mungkin melarikan
diri dari tempatnya atau bersembunyi pada rerimbunan pepohonan untuk bersembunyi,
apabila burung tersebut berada dalam habitat yang lebat seperti hutan. Seperti yang
dikatakan pada teory hide and seek bahwa mangsa (victim-prey-eaten) dan seeker-
eater-predator di alam raya sama- sama berjuang keras, memadukan semua
ketangkasan secara optimal untuk lolos dari pemangsaan (predation- prey) dan
melaksanakan pemangsaan secara optimal (predator). Sehingga walaupun predator
berusaha untuk memangsa burung sebagai mangsanya, burung akan berusaha untuk
menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi, serta melarikan diri untuk menjauhi
predatornya, seperti yang telah disebutkan di atas. Jadi burung ini tidak akan tinggal
diam.
2. Bagaimana anda bisa membedakan respon fungsional dan respon agregasi?
JAWAB:
Perbedaan mendasar dari respon funsgsional dan respon agregasi yakni pada
respons fungsional adalah suatu respon berupa peningkatan jumlah individu- individu
predator atau parasit sejalan dengan peningkatan densitas populasi victim prey.
Sehingga jumlah victim prey tidak akan habis dan jumlahnya tetap stabil. Sedangkan
pada respon agregasi terjadi pengelompokkan serta komponen- komponen penyusun
kelompok dapat dibedakan dengan jelas. Jadi dalam respon ini tidak hanya terdapat
satu atau dua spesies kelompok predator atau parasit tetapi banyak kelompok-
kelompok spesies musuh- musuh alamiah (natural enemies) di zona pelonjakan populasi
victim prey. Sehingga lama kelamaan akan mengalami penurunan jumlah.
Perbedaan lainnya pada respon fungsional peningkatan individu predator
disebabkan karena terciptanya peluang dan kemudahan penangkapan sebagai
konsekuensi besarnya densitas organism victim- prey (abundansi yang tinggi). Dalam hal
ini predator tidak mengeluarkan banyak energy dan waktu untuk harus berkelana
kemana- mana dan atau berkompetisi dengan individu lain yang sespesies untuk
memperoleh bahan makanan yang sama sehingga hamper semua energy diperuntukkan
untuk peertumbuhan, perkembangan dan reproduksi yang mendukung pertambahan
individu. Sedangka pada respon agregasi peningkatan jumlah predator disebabkan
karena imigrasi kelompok- kelompok berbagai spesies kelompok musuh alamiah (groups
of natural enemy) di zona pelonjakan populasi victim – prey. Hal ini menyebabkan
individu- individu harus melakukan kompetisi untuk melakukan kompetisi dalam hal
mmperebutkan makanan yang sama, bagi yang kalah akan melakukan switching dan
search images untuk memperoleh sumber makanan di tempat lain, sehingga harus
mengeluarkan banyak energy untuk mencari makanan dan berkompetisi.

3. Lakukanlah pengumpulan data terhadap 5 lokasi dengan per lokasi 15 spesies dengan
jumlah individu per spesies berkisar dari 2 sampai 21. Hitunglah!
a. Cs; CN; PS, gambarlah denah lokasi.
b. Hitunglah menggunakan indeks Shannon, H’ dan λ.

PENYELESAIAN:
 DATA YANG DIAMBIL PADA KELIMA PLOT.
A. Plot A

NO NAMA SPESIES JUMLAH

TUMBUHAN
1. Angsana 3
2. Asam 2
 3. Buah duri 6
4. Cinta buah 9
5 Euphorbia dentate 6
6. Gamal 19
7. Gewang 5
8. Johar 2
9. Kedondong hutan 7
10. Kusambi 3
11. Lamtoro 8
12. Lontar 5
13. Mengkudu 2
14. Rumput 18
15. Ubi kayu 4

HEWAN
1. Belalang 9
2. Burung pipit 2
3. Kumbang kepik 4
4. Kupu- kupu 2
5. Kutu daun hitam 21
6. Kutu daun putih 21
7. Laba- laba 2
8. Lalat 5
9. Rayap 7
10. Nyamuk 17
11. Semut hitam 21
12. Semut merah 21
13. Siput 3
14. Tawon 2
15. Ular 2

B. Plot B

N NAMA SPESIES JUMLAH

O
TUMBUHAN
1. Bayam 9
2. Buah duri 7
3. Delima hutan 2
4. Flamboyan 3
5. Gamal 9
6. Gewang 2
 7. Jati putih 2
8. Johar 3
9. Kembang landep 6
10. Kusambi 2
11. Lamtoro 5
12. Mangga 3
13. Pisang 2
14. Rumput 21
15. Ubi kayu 4

HEWAN
1. Belalang 9
2. Burung Pipit 2
3. Cacing tanah 2
4. Kucing 2
5. Kumbang 3
6. Kutu daun hitam 21
7. Kutu daun putih 21
8. Lalat 6
9. Lintah 3
10. Nyamuk 9
11. Semut gajah 17
12. Semut hitam 19
13. Semut merah 20
14. Siput 3
15. Undur- Undur 6

C. Plot C

N NAMA SPESIES JUMLAH

O
TUMBUHAN
1. Annona 3
2. Bambu hias 2
3. Bayam 6
4. Bonsai 5
5. Buah duri 8
6. Bunga putih 4
7. Gamal 13
8. Johar 4
 9. Ketapang 7
10. Kusambi 3
11. Lamtoro 10
12. Mangga 2
13. Pepaya 4
14. Rumput 19
15. Waru 2

HEWAN
1. Belalang 10
2. Burung pipit 2
3. Kumbang kepik 4
4. Kupu- kupu 2
5. Kutu daun hitam 20
6. Kutu daun putih 20
7. Laba- laba 3
8. Lalat 12
9. Nyamuk 17
10. Rayap 9
11. Semut hitam 21
12. Semut merah 21
13. Siput 6
14. Ulat bulu 2
15. Undur- undur 8

D. Plot D

N NAMA SPESIES JUMLAH

O
TUMBUHAN
1. Anggur hutan 6
2. Asam 5
3. Beringin 2
4. Buah duri 7
5. Ficus 2
6. Gamal 10
7. Jati 2
8. Johar 2
9. Kamboja 2
10. Kapuk 2
11. Kusambi 3
12. Lamtoro 4
 13. Lontar 4
14. Pisang 2
15. Rumput 21

HEWAN
1. Bekicot 4
2. Belalang 9
3. Burung pipit 2
4. Kadal 4
5. Kutu daun hitam 20
6. Kutu daun putih 20
7. Lalat 7
8. Nyamuk 11
9. Rayap 9
10. Semut hitam 18
11. Semut merah 19
12. Siput 3
13. Ular 2
14. Ulat bulu 3
15. Ulat hijau 2

E. Plot E

N NAMA SPESIES JUMLAH

O
TUMBUHAN
1. Asam 5
2. Asoka putih 2
3. Bonsai 3
4. Bougenvil 2
5. Buah duri 6
6. Gamal 18
7. Jambu mete 2
8. Johar 3
9. Ketapang 2
10. Kusambi 2
11. Lamtoro 4
12. Lontar 5
13. Nangka 2
14. Pepaya 3
15. Rumput 21
 HEWAN
1. Ayam 2
2. Belalang 6
3. Burung pipit 3
4. Cecak 2
5. Kambing 5
6. Kutu daun hitam 21
7. Kutu daun putih 21
8. Lalat 10
9. Nyamuk 9
10. Rayap 5
11. Semut hitam 20
12. Semut merah 19
13. Siput 8
14. Tokek 2
15. Ulat bulu 4

a. Cs, CN, dan Ps

PLOT
N NAMA SPESIES A B C D E min ∑ ( XA , XB , XC , XD , XE¿)¿
O
1. Anggur hutan 0 0 0 6 0 0
2. Angsana 3 0 0 0 5 0
3. Annona 0 0 3 0 0 0
4. Asam 2 0 0 5 0 0
5. Asoka putih 0 0 0 0 2 0
6. Bambu hias 0 0 2 0 0 0
7. Bayam 0 9 6 0 0 0
8. Beringin 0 0 0 2 0 0
9. Bonsai 0 0 5 0 3 0
10. Bougenvil 0 0 0 0 2 0
11. Buah duri 6 7 8 7 6 6
12. Bunga putih 0 0 4 0 0 0
13. Cinta buah 9 0 0 0 0 0
14. Delima hutan 0 2 0 0 0 0
15. Euphorbia 6 0 0 0 0 0
dentate
16. Ficus 0 0 0 2 0 0
17. Flamboyan 0 3 0 0 0 0
18. Gamal 19 9 13 10 18 9
19. Gewang 5 2 0 0 0 0
20. Jambu mete 0 0 0 0 2 0
21. Jati 0 0 0 2 0 0
22. Jati putih 0 2 0 0 0 0
23. Johar 2 3 4 2 3 2
24. Kamboja 0 0 0 2 0 0
25. Kapuk 0 0 0 2 0 0
26. Kedondong hutan 7 0 0 0 0 0
27. Kembang landep 0 6 0 0 0 0
28. Ketapang 0 0 7 0 2 0
29. Kusambi 3 2 3 3 2 2
30. Lamtoro 8 5 10 4 4 4
31. Lontar 5 0 0 4 5 0
32. Mangga 0 3 2 0 0 0
33. Mengkudu 2 0 0 0 0 0
34. Nangka 0 0 0 0 2 0
35. Pepaya 0 0 4 0 3 0
36. Pisang 0 2 0 2 0 0
37. Rumput 18 21 19 21 21 18
38. Ubi kayu 4 4 0 0 0 0
39. Waru 0 0 2 0 0 0
40. Ayam 0 0 0 0 2 0
41. Bekicot 0 0 0 4 0 0
42. Belalang 9 9 10 9 6 6
43. Burung pipit 2 2 2 2 3 2
44. Cacing tanah 0 2 0 0 0 0
45. Cecak 0 0 0 0 2 0
45. Kadal 0 0 0 4 0 0
46. Kambing 0 0 0 0 5 0
47. Kucing 0 2 0 0 0 0
48. Kumbang 0 3 0 0 0 0
49. Kumbang kepik 4 0 4 0 0 0
50. Kupu- kupu 2 0 2 0 0 0
51. Kutu daun hitam 21 21 20 20 21 20
52. Kutu daun putih 21 21 20 20 21 20
53. Laba- laba 2 0 3 0 0 0
54. Lalat 5 6 12 7 10 5
55. Lintah 0 3 0 0 0 0
56. Nyamuk 17 9 17 11 9 9
57. Rayap 7 0 9 9 5 0
58. Semut gajah 0 17 0 0 0 0
59. Semut hitam 21 19 21 18 20 18
60. Semut merah 21 20 21 19 19 19
61. Siput 3 3 6 3 8 2
62. Tawon 2 0 0 0 0 0
63. Tokek 0 0 0 0 2 0
64. Ular 2 0 0 2 0 0
65. Ulat bulu 0 0 2 3 4 0
66. Ulat hijau 0 0 0 2 0 0
67. Undur- undur 0 6 8 0 0 0
JUMLAH 238 223 249 207 217 142

J = 15

A = 30

B = 30

C = 30

D = 30

E = 30

5J
 Cs =
( A+ B+C + D+ E)
5.15
=
(30+30+30+ 30+30)
75
=
150
= 0,5
Jadi, nilai Cs nya adalah 0,5

5 min ∑ ( xA ; xB ; xC ; xD ; xE)
 CN =
∑ ( XA+ XB+ XC + XD+ XE)
5 .142
=
(238+223+ 249+ 207+217)
710
=
1134
= 0, 63.
Jadi, nilai CN nya adalah 0, 63.
 500 min ∑ (xA ; xB ; x C ; xD; xE)
 Ps =
∑ (XA + XB + XC + XD+ XE)
500 .142
=
(238+223+ 249+ 207+217)
71000
=
1134
= 62,61 %
Jadi Ps nya adalah 62,61 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesamaan (similaritas) dari kelima
lokasi yang diamati tersebut adalah 62,61 %

b. Indeks Shannon (H’) dan Indeks Shimpson (λ)

 INDEKS SHANNON
1) Indeks Shannon pada plot A.
s
H’ = −∑ ¿ ln ¿
i=1 n n[( ) ( )]
 n1 = 3
s

H’ = −∑ ([ nn1 ) ln ( nn1 )]
i=1
s
3 3
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
i=1238
s
=−∑ [ ( 0 , 013 ) ln ( 0,013 ) ]
i=1
s
= −∑ [ ( 0 , 013 ) x (−4,343) ]
i=1

= -( 0,056 )
= 0,056

 n2 = 2
s
n2 n2
H’ = −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
n
ln
n
2 2
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,008 ) ln ( 0,008 ) ]
i=1

= −[ ( 0,008 ) x (−4,828)]
 = - ( 0,039 )
= 0,039

 n3 = 6
s
n3 n3
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
6 6
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,025 ) ln ( 0,025 ) ]
i=1

= −[ ( 0,025 ) x (−3,689)]
= - ( 0,092 )
= 0,092

 n4 = 9
s
n4 n4
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
9 9
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,038 ) ln ( 0,038 ) ]
i=1

= −[ ( 0,038 ) x (−3,270) ]
= - ( 0,124 )
= 0,124

 n5 = 6
H’ = 0,092

 n6 = 19
s
n6 n6
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
19 19
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,079 ) ln ( 0,079 ) ]
i=1

= −[ ( 0,079 ) x (−2,538) ]
 = - ( 0,201 )
= 0,201

 n7 = 5
s
n7 n7
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
5 5
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,021 ) ln ( 0,021 ) ]
i=1

= −[ ( 0,021 ) x(−3,863) ]
= - ( 0,081 )
= 0,081

 n8 = 2
H’ = 0,039

 n9 = 7
s
n9 n9
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
7 7
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s

= −∑ [ ( 0,029 ) ln ( 0,029 ) ]
i=1

= −[ ( 0,029 ) x (−3,540) ]
= - ( 0,103 )
= 0,103

 n10 = 3
H’ = 0,056

 n11 = 8
s

H’ = −∑([ nn11 ) ln ( nn11 )]

i=1
s
8 8
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
238
i=1
 s

= −∑ [ ( 0,037 ) ln ( 0,037 ) ]
i=1

= −[ ( 0,037 ) x (−3,297) ]
= - ( 0,122 )
= 0,122

 n12 = 5
H’ = 0,081

 n13 = 2
H’ = 0,039

 n14 = 18
s
n 14 n 14
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
18 18
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,076 ) ln ( 0,076 ) ]
i=1

= −[ ( 0,076 ) x (−2,577) ]
= - ( 0,196 )
= 0,196

 n15 = 4
s
n 15 n 15
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
4 4
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,017 ) ln ( 0,017 ) ]
i=1

= −[ ( 0,017 ) x (−4,075) ]
= - ( 0,069 )
= 0,069

 n16 = 9
H’ = 0,124
 n17 = 2
H’ = 0,039

 n18 = 4
H’ = 0,069

 n19 = 2
H’ = 0,039

 n20 = 21
s
n 21 n 21
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
21 21
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s

= −∑ [ ( 0,088 ) ln ( 0,088 ) ]
i=1

= −[ ( 0,088 ) x (−2,430) ]
= - ( 0,214 )
= 0,214

 n21 = 21
H’ = 0,214

 n22 = 2
H’ = 0,039

 n23 = 5
H’ = 0,081

 n24 = 7
H’ = 0,103

 n25 = 17
s
n 25 n 25
H’ = −∑
i=1
[( ) ( )]
n
ln
n
 s
17 17
= −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
238
ln
238

= −∑ [ ( 0,071 ) ln ( 0,071 ) ]
i=1

= −[ ( 0,071 ) x(−2,645) ]
= - ( 0,188 )
= 0,188

 n26 = 21
H’ = 0,214

 n27 = 21
H’ = 0,214

 n28 = 3
H’ = 0,056

 n29 = 2
H’ = 0,039

 n30 = 2
H’ = 0,039

∑H’ = (H’1+……..+ H’ 30)

= ( 0,056 + 0,039 + 0,092 + 0,124 + 0,092 + 0,201+ 0,081 + 0,039 + 0,103
+ 0,056 + 0,122 + 0,081 + 0,039 + 0,196 + 0,069 + 0,124 + 0,039 +0,069
+0,039 + 0,214 + 0,214 + 0,039 + 0,081 + 0,103 + 0,188 + 0,214 + 0,214
+ 0, 056 + 0,039 + 0,039)
= 3,062.
Jadi nilai indeks Shannon pada lokasi pertama (Plot A) adalah 3, 062

2) Indeks Shannon pada plot B.

s
H’ = −∑ ¿ ln ¿
i=1 n[( ) ( )]
n
 n1 = 9
s
n1 n1
H’ = −∑
i=1
[( ) ( ) ]
n
ln
n
 s
9 9
= −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
223
ln
223

= −∑ [ ( 0,040 ) ln ( 0,040 ) ]
i=1

= −[ ( 0,040 ) x (−3,219) ]
= - (−0,129 )
= 0,129

 n2 = 7
s

H’ = −∑ ([ nn2 ) ln ( nn2 )]
i=1
s
7 7
= −∑ [( ) 223 ) ]
ln (
223
i=1
s
= −∑ [ ( 0,031 ) ln ( 0,031 ) ]
i=1

= −[ ( 0,031 ) x(−3,474) ]
= - (−0,108 )
= 0,108

 n3 = 2
s
n3 n3
H’ = −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
n
ln
n
2 2
=− ∑ [( ) ( ) ]
223
ln
223
i=1
s
= −∑ [ ( 0,009 ) ln ( 0,009 ) ]
i=1

= −[ ( 0,009 ) x (−4,711) ]
= - (−0.042 )
= 0,042

 n4 = 3
s

H’ = −∑ ([ nn4 ) ln ( nn4 )]
i=1
s
3 3
= −∑ [( ) 223 ) ]
ln (
223
i=1
 s

=−∑ [ ( 0 , 013 ) ln ( 0,013 ) ]

i=1
s
= −∑ [ ( 0 , 013 ) x (−4,343) ]
i=1

= -(−0,056 )
= 0,056

 n5 = 9
H’ = 0,129

 n6 = 2
H’ = 0,042

 n7 = 2
H’ = 0,042

 n8 = 3
H’ = 0,056

 n9 = 6
s
n9 n9
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
6 6
=− ∑ [( ) ( ) ]
223
ln
223
i=1
s
= −∑ [ ( 0,027 ) ln ( 0,027 ) ]
i=1

= −[ ( 0,027 ) x (−3,612)]
= - (−0,098 )
= 0,098

 n10 = 2
H’ = 0,042
 n11 = 5
s
n 11 n 11
H’ = −∑
i=1
[( ) ( )]
n
ln
n
 s
5 5
= −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
223
ln
223

= −∑ [ ( 0,022 ) ln ( 0,022 ) ]
i=1

= −[ ( 0,022 ) x(−3,817)]
= - (−0,084 )
= 0,084

 n12 = 3
H’ = 0,056

 n13 = 2
H’ = 0,042

 n14 = 21
s
n 14 n 14
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
21 21
=− ∑ [( ) ( ) ]
223
ln
223
i=1
s

= −∑ [ ( 0,094 ) ln ( 0,094 ) ]
i=1

= −[ ( 0,094 ) x (−2,364) ]
= - (−0,222 )
= 0,222

 n15 = 4
s

H’ = −∑ ([ n n15 ) ln ( nn15 )]
i=1
s
4 4
= −∑ [( ) 223 ) ]
ln (
223
i=1
s

= −∑ [ ( 0,018 ) ln ( 0,018 ) ]
i=1

= −[ ( 0,018 ) x (−4,017) ]
= - (−0,072 )
= 0,072

 n16 = 9
 H’ = 0,129

 n17 = 2
H’ = 0,042

 n18 = 2
H’ = 0,042

 n19 = 2
H’ = 0,042

 n20 = 3
H’ = 0,056

 n21 = 21
H’ = 0,222

 n22 = 21
H’ = 0,222

 n23 = 6
H’ = 0,098

 n24 = 3
H’ = 0,056

 n25 = 9
H’ = 0,129

 n26 = 17
s

H’ = −∑ ([ nn26 ) ln ( nn26 )]
i=1
s
17 17
= −∑ [( ) 223 ) ]
ln (
i=1 223
s
= −∑ [ ( 0,076 ) ln ( 0,076 ) ]
i=1

= −[ ( 0,076 ) x (−2,577) ]
 = - (−0,196 )
= 0,196

 n27 = 19
s
n 27 n 27
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
19 19
=− ∑ [( ) ( ) ]
223
ln
223
i=1
s
= −∑ [ ( 0,085 ) ln ( 0,085 ) ]
i=1

= −[ ( 0,085 ) x (−2,465) ]
= - (−0,209 )
= 0,209

 n28 = 20
s

H’ = −∑ ([ nn28 ) ln ( nn28 )]
i=1
s
20 20
= −∑ [( ) 223 ) ]
ln (
i=1223
s
= −∑ [ ( 0,089 ) ln ( 0,089 ) ]
i=1

= −[ ( 0,089 ) x (−2,419) ]
= - (−0,215 )
= 0,215

 n29 = 3
H’ = 0,056

 n30 = 6
H’ = 0,098

∑H’ = 0,129 + 0,108 + 0,042 + 0,056 + 0,129 + 0,042 + 0,042 + 0,056 + 0,098 +
0,042 + 0,084 + 0,056 + 0,042 + 0,222 + 0,072 + 0,129 + 0,042 + 0,042
+0,042 + 0,056 + 0,222 + 0,222 + 0,098 +0,056 + 0,129 + 0,196 + 0,209 +
0,215 + 0,056 + 0,098
= 3,032.
Jadi, besarnya indeks Shannon pada lokasi kedua (Plot B) adalah 3,032.
3) Indeks Shannon pada plot C.
s
H’ = −∑ ¿ ln ¿
i=1 n[( ) ( )]
n
 n1 = 3
s
n1 n1
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
3 3
=− ∑ [( ) ( )]
249
ln
249
i=1
s
=−∑ [ ( 0 , 012 ) ln ( 0,012 ) ]
i=1
s
= −∑ [ ( 0 , 012 ) x(−4,423) ]
i=1

= -(−0,053 )
= 0,053
 n2 = 2
s
n2 n2
H’ = −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
n
ln
n
2 2
=− ∑ [( ) ( )]
249
ln
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,008 ) ln ( 0,008 ) ]
i=1

= −[ ( 0,008 ) x (−4,828)]
= - ( 0,039 )
= 0,039

 n3 = 6
s

H’ = −∑ ([ nn3 ) ln ( nn3 )]
i=1
s
6 6
= −∑ [ ( ) 249 ) ]
ln (
i=1 249
s
= −∑ [ ( 0,024 ) ln ( 0,024 ) ]
i=1

= −[ ( 0,024 ) x ( ) ]
= - ()
=
 n4 = 5
s

H’ = −∑ ([ nn4 ) ln ( nn4 )]
i=1
s
5 5
= −∑ [( ) 249 ) ]
ln (
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,020 ) ln ( 0,020 ) ]
i=1

= −[ ( 0,020 ) x () ]
= - ()
=

 n5 = 8
s
n5 n5
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
8 8
= − ∑ [( ) ( )]
249
ln
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,032 ) ln ( 0,032 ) ]
i=1

= −[ ( 0,032 ) x() ]
= - ()
=

 n6 = 4
s

H’ = −∑ ([ nn6 ) ln ( nn6 )]
i=1
s
4 4
= −∑ [( ) 249 ) ]
ln (
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,016 ) ln ( 0,016 ) ]
i=1

= −[ ( 0,016 ) x () ]
= - ()
=

 n7 = 13
s
n7 n7
H’ = −∑
i=1
[( ) ( ) ]
n
ln
n
 s
13 13
= −∑
i=1
s
[( ) ( )]
249
ln
249

= −∑ [ ( 0,052 ) ln ( 0,052 ) ]
i=1

= −[ ( 0,052 ) x() ]
= - ()
=

 n8 = 4
H’ =

 n9 = 7
s
n9 n9
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
7 7
=− ∑ [( ) ( )]
249
ln
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,028 ) ln ( 0,028 ) ]
i=1

= −[ ( 0,028 ) x () ]
= - ()
=

 n10 = 3
H’ =

 n11 = 10
s

H’ = −∑ ([ nn11 ) ln ( nn11 )]
i=1
s
10 10
= −∑ [( ) 249 ) ]
ln (
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,040 ) ln ( 0,040 ) ]
i=1

= −[ ( 0,040 ) x () ]
= - ()
=

 n12 = 2
 H’ = 0,039

 n13 = 4
H’ =

 n14 = 19
s

H’ = −∑ ([ n n14 ) ln ( n 14n )]
i=1
s
19 19
= −∑ [( ) 249 ) ]
ln (
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,076 ) ln ( 0,076 ) ]
i=1

= −[ ( 0,076 ) x () ]
= - ()
=

 n15 = 2
H’ = 0,039

 n16 = 10
H’ =

 n17 = 2
H’ = 0,039

 n18 = 4
H’ =

 n19 = 2
H’ = 0, 039

 n20 = 20
s

H’ = −∑ ([ nn20 ) ln ( nn20 )]
i=1
s
20 20
= −∑ [ (
249 ) ( 249 ) ]
ln
i=1
 s

= −∑ [ ( 0,080 ) ln ( 0,080 ) ]
i=1

= −[ ( 0,080 ) x () ]
= - ()
=

 n21 = 20
H’ =

 n22 = 3
H’ =

 n23 = 12
s
n 23 n 23
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
12 12
=− ∑ [( ) ( )]
249
ln
249
i=1
s
= −∑ [ ( 0,048 ) ln ( 0,048 ) ]
i=1

= −[ ( 0,048 ) x () ]
= - ()
=

 n24 = 17
s
n 24 n24
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
17 17
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,071 ) ln ( 0,071 ) ]
i=1

= −[ ( 0,071 ) x(−2,645) ]
= - ( 0,188 )
= 0,188

 n25 = 9
s

H’ = −∑
i=1
([ n n25 ) ln ( nn25 )]
 s
9 9
= −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
238
ln
238

= −∑ [ ( 0,038 ) ln ( 0,038 ) ]
i=1

= −[ ( 0,038 ) x (−3,270) ]
= - ( 0,124 )
= 0,124

 n26 = 21
s

H’ = −∑ ([ nn26 ) ln ( nn26 )]
i=1
s
21 21
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
i=1 238
s
= −∑ [ ( 0,088 ) ln ( 0,088 ) ]
i=1

= −[ ( 0,088 ) x (−2,430) ]
= - ( 0,214 )
= 0,214

 n27 = 21
H’ = 0,214

 n28 = 6
H’= 0,092
 n29 = 2
H’ = 0,039
 n30 = 8
H’ = 0,122

∑H’ = 0,056 + 0,039 + 0,092 + 0,081 + 0,122 + 0,069 + 0,159 + 0,069 + 0,103 +
0,056 + 0,133 + 0,039 + 0,069 + 0,201 + 0,039 + 0,133 +0,039 + 0,069 +
0,039 + 0,208 + 0,208 + 0,056 + 0,149 + 0,188 + 0,124 + 0,214 + 0,214 +
0,092 + 0,039 + 0,122
= 3,221
Jadi, nilai indeks Shannon pada lokasi ketiga (Plot C) adalah 3,221.
4) Indeks Shannon pada plot D.
s
H’ = −∑ ¿ ln ¿
i=1 n[( ) ( )]
n
 n1 = 6
s
n1 n1
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
6 6
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,025 ) ln ( 0,025 ) ]
i=1

= −[ ( 0,025 ) x (−3,689)]
= - ( 0,092 )
= 0,092

 n2 = 5
s
n2 n2
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
5 5
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,021 ) ln ( 0,021 ) ]
i=1

= −[ ( 0,021 ) x(−3,863) ]
= - ( 0,081 )
= 0,081

 n3 = 2
s
n3 n3
H’ = −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
n
ln
n
2 2
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,008 ) ln ( 0,008 ) ]
i=1

= −[ ( 0,008 ) x (−4,828)]
= - ( 0,039 )
= 0,039
 n4 = 7
s

H’ = −∑ ([ nn4 ) ln ( nn4 )]
i=1
s
7 7
= −∑ [(
238 ) ( 238 ) ]
ln
i=1
s
= −∑ [ ( 0,029 ) ln ( 0,029 ) ]
i=1

= −[ ( 0,029 ) x (−3,540) ]
= - ( 0,103 )
= 0,103

 n5 = 2
H’ = 0,039

 n6 = 10
s
n6 n6
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
10 10
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,042 ) ln ( 0,042 ) ]
i=1

= −[ ( 0,042 ) x(−3,170) ]
= - ( 0,133 )
= 0,133

 n7 = 2
H’ = 0,039

 n8 = 2
H’ = 0,039

 n9 = 2
H’ = 0,039

 n10 = 2
H’ = 0,039
 n11 = 3
s
n 11 n 11
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
3 3
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
=−∑ [ ( 0 , 013 ) ln ( 0,013 ) ]
i=1
s
= −∑ [ ( 0 , 013 ) x (−4,343) ]
i=1

= -( 0,056 )
= 0,056

 n12 = 4
s
n 12 n 12
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
4 4
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,017 ) ln ( 0,017 ) ]
i=1

= −[ ( 0,017 ) x (−4,075) ]
= - ( 0,069 )
= 0,069

 n13 = 4
H’ = 0,069

 n14 = 2
H’ = 0,039

 n15 = 21
s
n 15 n 15
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
21 21
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s

= −∑ [ ( 0,088 ) ln ( 0,088 ) ]
i=1
 = −[ ( 0,088 ) x (−2,430) ]
= - ( 0,214 )
= 0,214

 n16 = 4
H’ = 0,069

 n17 = 9
s

H’ = −∑ ([ nn17 ) ln ( nn17 )]
i=1
s
9 9
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,038 ) ln ( 0,038 ) ]
i=1

= −[ ( 0,038 ) x (−3,270) ]
= - ( 0,124 )
= 0,124

 n18 = 2
H’ = 0,039

 n19 = 4
H’ = 0,069

 n20 = 20
s
n 21 n 21
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
20 20
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,084 ) ln ( 0,084 ) ]
i=1

= −[ ( 0,084 ) x (−2,477) ]
= - ( 0,208 )
= 0,208

 n21 = 20
H’ = 0,208
 n22 = 7
H’ = 0,103

 n23 = 11
s

H’ = −∑ ([ n n23 ) ln ( nn23 )]
i=1
s
11 11
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
i=1238
s
= −∑ [ ( 0,046 ) ln ( 0,046 ) ]
i=1

= −[ ( 0,046 ) x (−3,079) ]
= - (−0 , 142 )
= 0,142

 n24 = 9
H’ = 0,124

 n25 = 18
s

H’ = −∑ ([ n n25 ) ln ( nn25 )]
i=1
s
18 18
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
i=1238
s

= −∑ [ ( 0,076 ) ln ( 0,076 ) ]
i=1

= −[ ( 0,076 ) x (−2,577) ]
= - ( 0,196 )
= 0,196

 n26 = 19
s
n 26 n 26
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
19 19
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s

= −∑ [ ( 0,079 ) ln ( 0,079 ) ]
i=1

= −[ ( 0,079 ) x (−2,538) ]
 = - ( 0,201 )
= 0,201

 n27 = 3
H’ = 0,056

 n28 = 2
H’ = 0,039

 n29 = 3
H’ = 0,056

 n30 = 2
H’ = 0, 039

∑H’ = 0,092 + 0,081 + 0,039 + 0,103 + 0,039 +0,133 + 0,039 + 0,039 + 0,039 +
0,039 + 0,056 + 0,069 + 0,069 +0, 039 + 0,214 + 0,069 + 0,124 + 0,039 +
0,069 + 0,208 + 0,208 + 0,103 + 0,142 + 0,124 + 0,196 + 0,201 + 0,056 +
0,039 + 0,056 + 0,039
= 2,763.
Jadi, besarnya indeks Shannon pada lokasi keempat (Plot D) adalah 2,763.

5) Indeks Shannon pada plot E.

s
H’ = −∑ ¿ ln ¿
i=1 n[( ) ( )]
n
 n1 = 5
s
n1 n1
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
5 5
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,021 ) ln ( 0,021 ) ]
i=1

= −[ ( 0,021 ) x(−3,863) ]
= - ( 0,081 )
= 0,081

 n2 = 2
 s
n2 n2
H’ = −∑
i=1
s
[( ) ( ) ]
n
ln
n
2 2
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,008 ) ln ( 0,008 ) ]
i=1

= −[ ( 0,008 ) x (−4,828)]
= - ( 0,039 )

= 0,039

 n3 = 3
s

H’ = −∑ ([ nn3 ) ln ( nn3 )]
i=1
s
3 3
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
238
i=1
s
=−∑ [ ( 0 , 013 ) ln ( 0,013 ) ]
i=1
s
= −∑ [ ( 0 , 013 ) x (−4,343) ]
i=1

= -( 0,056 )
= 0,056

 n4 = 2
H’ = 0,039

 n5 = 6
s
n5 n5
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
6 6
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s

= −∑ [ ( 0,025 ) ln ( 0,025 ) ]
i=1

= −[ ( 0,025 ) x (−3,689)]
= - ( 0,092 )
= 0,092
 n6 = 18
s

H’ = −∑ ([ nn6 ) ln ( nn6 )]
i=1
s
18 18
= −∑ [(
238 ) ( 238 ) ]
ln
i=1
s
= −∑ [ ( 0,076 ) ln ( 0,076 ) ]
i=1

= −[ ( 0,076 ) x (−2,577) ]
= - ( 0,196 )
= 0,196

 n7 = 2
H’ = 0,039

 n8 = 3
H’ = 0,056

 n9 = 2
H’ = 0,039

 n10 = 2
H’ = 0,039

 n11 = 4
s
n 11 n 11
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
4 4
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,017 ) ln ( 0,017 ) ]
i=1

= −[ ( 0,017 ) x (−4,075) ]
= - ( 0,069 )
= 0,069

 n12 = 5
H’= 0,081
 n13 = 2
H’ = 0,039

 n14 = 3
H’ = 0,056

 n15 = 21
s
n 15 n 15
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
21 21
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,088 ) ln ( 0,088 ) ]
i=1

= −[ ( 0,088 ) x (−2,430) ]
= - ( 0,214 )
= 0,214

 n16 = 2
H’ = 0,039

 n17 = 6
H’ = 0,092

 n18 = 3
H’ = 0,056

 n19 = 2
H’ = 0, 039

 n20 = 5
H’ = 0,081

 n21 = 21
H’ = 0,214

 n22 = 21
 H’ = 0,214

 n23 = 10
s
n 23 n 23
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
10 10
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,042 ) ln ( 0,042 ) ]
i=1

= −[ ( 0,042 ) x(−3,170) ]
= - ( 0,133 )
= 0,133

 n24 = 9
s
n 24 n24
H’ = −∑ [( ) ( ) ]
i=1
s
n
ln
n
9 9
=− ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s

= −∑ [ ( 0,038 ) ln ( 0,038 ) ]
i=1

= −[ ( 0,038 ) x (−3,270) ]
= - ( 0,124 )
= 0,124

 n25 = 5
H’ = 0,081

 n26 = 20
s

H’ = −∑ ([ n n21 ) ln ( n n21 )]
i=1
s
20 20
= −∑ [( ) 238 ) ]
ln (
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,084 ) ln ( 0,084 ) ]
i=1

= −[ ( 0,084 ) x (−2,477) ]
= - ( 0,208 )
= 0,208
  n27 = 19
s

H’ = −∑ ([ nn27 ) ln ( nn27 )]
i=1
s
19 19
= −∑ [(
238 ) ( 238 ) ]
ln
i=1
s
= −∑ [ ( 0,079 ) ln ( 0,079 ) ]
i=1

= −[ ( 0,079 ) x (−2,538) ]
= - ( 0,201 )
= 0,201

 n28 = 8
s
n 28 n 28
H’ = −∑ [( ) ( )]
i=1
s
n
ln
n
8 8
= − ∑ [( ) ( ) ]
238
ln
238
i=1
s
= −∑ [ ( 0,037 ) ln ( 0,037 ) ]
i=1

= −[ ( 0,037 ) x (−3,297) ]
= - ( 0,122 )
= 0,122

 n29 = 2
H’ = 0,039

 n30 = 4
H’ = 0,069

∑H’ = 0, 081 + 0,039 + 0,056 + 0,039 + 0,092 +0 196 + 0,039 + 0,056 + 0,039 +
0,039 +0,069 + 0,081 + 0,039 + 0,056 + 0,214 + 0,039 + 0,092 + 0,056 +
0,039 + 0,081 +0,214 + 0,214 + 0,133 + 0,124 + 0,081 + 0,208 + 0,201 +
0,122 + 0,039 + 0,069.
= 2,847.
Jadi, nilai indeks Shannon pada lokasi kelima (Plot 5) adalah 2,847

 INDEKS SHIMPSON (λ)

 s
¿( ¿−1)
λ=∑
i=1 n( n−1)

1) Indeks Shimpson pada plot A

λ =

n1 ( n i−1 ) +n 2 ( n 2−1 ) +n 3 ( n 3−1 ) +n 4 ( n 4−1 ) +n 5 ( n 5−1 ) + n6 ( n6−1 ) +n 7 ( n 7−1 )+ n 8(n 8−1)

+n 9 ( n 9−1 ) +n 10 ( n 10−1 ) +n 11 ( n 11−1 )+ n 12 ( n 12−1 ) +n 13 ( n 13−1 )+ n14 ( n14−1 ) + n15 ( n 15−1
+n 16 ( ¿ 6−1 ) +n 17 ( n 17−1 ) +n 18 ( n 18−1 )+ n19 ( n 19−1 )+ n20 ( n 20−1 ) +n 21 ( n21−1 )+ n 22 ( n 2−1
+ n 23 ( n23−1 ) +n 24 ( n 24−1 ) +n 25 ( n 25−1 ) + n26 ( n 26−1 ) +n 27 ( n 27−1 )+ n 28 ( n28−1 ) +n 29 ( 29−1
+n 30(n 30−1)
n(n−1)

3 (3−1 ) +2 ( 2−1 ) +6 ( 6−1 )+ 9 ( 9−1 ) +6 ( 6−1 ) +19 ( 19−1 ) +5 ( 5−1 ) +2( 2−1)
+ 7 (7−1 ) +3 ( 3−1 )+ 8 ( 8−1 ) +5 ( 5−1 ) +2 ( 2−1 ) +18 ( 18−1 )+ 4 ( 4−1 )
+ 9 ( 9−1 ) +2 ( 2−1 ) +4 ( 4−1 ) +2 ( 2−1 ) +21 ( 21−1 ) +21 (21−1 ) +2 ( 2−1 )
=
+5 ( 5−1 ) +7 ( 7−1 )+ 17 ( 17−1 ) +21 ( 21−1 ) +21 ( 21−1 ) +3 ( 3−1 ) +2 ( 2−1 )
+2(2−1)
238(238−1)
=
6+2+30+72+30+342+20+2+ 42+6+56+ 20+2+306+12+72+2+12+2+420+ 420+¿ 2+20+ 42+ 27
56406
3062
=
56406
= 0,054
Jadi besarnya indeks shimpson pada plot A adalah 0,054.

2) Indeks Shimpson pada plot B

λ=
n 1 ( ¿−1 ) + n2 ( n 2−1 ) +n 3 ( n 3−1 )+ n 4 ( n 4−1 )+ n5 ( n 5−1 )+ n 6 ( n 6−1 ) +n 7 ( n 7−1 ) +n 8(n 8−1)
+n 9 ( n 9−1 ) +n 10 ( n 10−1 ) +n 11 ( n 11−1 )+ n 12 ( n 12−1 ) +n 13 ( n 13−1 )+ n14 ( n14−1 ) + n15 ( n 15−1
+n 16 ( ¿ 6−1 ) +n 17 ( n 17−1 ) +n 18 ( n 18−1 )+ n19 ( n 19−1 )+ n20 ( n 20−1 ) +n 21 ( n21−1 )+ n 22 ( n 2−1
+ n 23 ( n23−1 ) +n 24 ( n 24−1 ) +n 25 ( n 25−1 ) + n26 ( n 26−1 ) +n 27 ( n 27−1 )+ n 28 ( n28−1 ) +n 29 ( 29−1
+n 30(n 30−1)
n(n−1)
 9 ( 9−1 ) +7 ( 7−1 ) +2 ( 2−1 ) +3 ( 3−1 ) +9 ( 9−1 ) +2 (2−1 ) +2 ( 2−1 )+ 3(3−1)
+6 ( 6−1 )+ 2 ( 2−1 )+ 5 ( 5−1 ) +3 ( 3−1 ) +2 ( 2−1 ) +21 ( 21−1 ) +4 ( 4−1 )
+9 ( 9−1 ) +2 (2−1 ) +2 ( 2−1 )+ 2 ( 2−1 )+ 3 (3−1 ) +21 ( 21−1 ) +21 (21−1 )
λ = +6 ( 6−1 )+ 3 (3−1 ) +9 ( 9−1 )+ 17 (17−1 ) +19 ( 19−1 ) +20 ( 20−1 )+ 3 ( 3−1 )
+ 6(6−1)
223(223−1)
=
72+ 42+2+6+72+2+2+6+ 30+2+20+6+2+ 420+12+72+2+2+2+6+ 420+420+ 30+ ¿ 6+72+272+
49506
2752
= 49506
= 0,056.
Jadi, nilai indeks Shimpson pada plot B adalah 0,056.

3) Indeks Shimpson pada plot C

λ=
n 1 ( ¿−1 ) + n2 ( n 2−1 ) +n 3 ( n 3−1 )+ n 4 ( n 4−1 )+ n5 ( n 5−1 )+ n 6 ( n 6−1 ) +n 7 ( n 7−1 ) +n 8(n 8−1)
+n 9 ( n 9−1 ) +n 10 ( n 10−1 ) +n 11 ( n 11−1 )+ n 12 ( n 12−1 ) +n 13 ( n 13−1 )+ n14 ( n14−1 ) + n15 ( n 15−1
+ n16 ( ¿ 6−1 ) +n 17 ( n 17−1 ) +n 18 ( n 18−1 )+ n19 ( n 19−1 )+ n 20 ( n 20−1 ) +n 21 ( n21−1 )+ n 22 ( n 22−1
+ n 23 ( n23−1 ) +n 24 ( n 24−1 ) +n 25 ( n 25−1 ) + n26 ( n 26−1 ) +n 27 ( n 27−1 )+ n 28 ( n28−1 ) +n 29 ( 29−1
+n 30(n 30−1)
n(n−1)

3 (3−1 ) +2 ( 2−1 ) +6 ( 6−1 )+ 5 ( 5−1 ) +8 ( 8−1 )+ 4 ( 4−1 )+13 ( 13−1 )+ 4 (4−1)

+ 7 ( 7−1 ) +3 ( 3−1 )+ 10 ( 10−1 ) +2 ( 2−1 )+ 4 ( 4−1 )+ 19 ( 19−1 ) +2 ( 2−1 )
+ 10 (10−1 ) +2 ( 2−1 ) +4 ( 4−1 ) +2 (2−1 ) +20 ( 20−1 ) +20 ( 20−1 )+3 ( 3−1 )
λ = +12 ( 12−1 ) +17 ( 17−1 ) +9 ( 9−1 )+ 21 ( 21−1 ) +21 ( 21−1 ) +6 ( 6−1 ) +2 ( 2−1 )
+8 (8−1)
249(249−1)
=
6+2+30+20+56+ 12+ 156+12+42+6+ 90+2+12+342+2+90+2+12+2+380+¿ 380+6 +132+ 272+
61752
3066
= 61752
= 0,049
Jadi, indeks Shimpson dari plt C adalah 0, 049.
4) Indeks Shimpson pada plot D
λ=
n 1 ( ¿−1 ) + n2 ( n 2−1 ) +n 3 ( n 3−1 )+ n 4 ( n 4−1 )+ n5 ( n 5−1 )+ n 6 ( n 6−1 ) +n 7 ( n 7−1 ) +n 8(n 8−1)
+n 9 ( n 9−1 ) +n 10 ( n 10−1 ) +n 11 ( n 11−1 )+ n 12 ( n 12−1 ) +n 13 ( n 13−1 )+ n14 ( n14−1 ) + n15 ( n 15−1
+ n16 ( ¿ 6−1 ) +n 17 ( n 17−1 ) +n 18 ( n 18−1 )+ n19 ( n 19−1 )+ n 20 ( n 20−1 ) +n 21 ( n21−1 )+ n 22 ( n 22−1
+ n 23 ( n23−1 ) +n 24 ( n 24−1 ) +n 25 ( n 25−1 ) + n26 ( n 26−1 ) +n 27 ( n 27−1 )+ n 28 ( n28−1 ) +n 29 ( 29−1
+n 30(n 30−1)
n(n−1)

6 ( 6−1 ) +5 ( 5−1 )+ 2 ( 2−1 )+7 (7−1 ) +2 ( 2−1 ) +10 ( 10−1 ) +2 ( 2−1 ) +2(2−1)
+2 ( 2−1 ) +2 ( 2−1 ) +3 ( 3−1 ) + 4 ( 4−1 ) + 4 ( 4−1 ) +2 ( 2−1 ) +21 ( 21−1 )
+4 ( 4−1 ) +9 ( 9−1 )+ 2 ( 2−1 )+ 4 ( 4−1 )+ 20 (20−1 ) +20 ( 20−1 ) +7 ( 7−1 )
λ = +11 ( 11−1 )+ 9 ( 9−1 ) +18 ( 18−1 ) +19 ( 19−1 )+3 ( 3−1 ) +2 ( 2−1 )+ 3 (3−1 )
+2(2−1)
207( 207−1)
=
30+20+2+42+2+ 90+2+2+2+2+6+12+12+2+ 420+12+ 72+ 2+12+380+ ¿ 380+ 42+110+ 72+306
42642
2392
= 42642
= 0,056
Jadi besarnya indeks Shimpson pada plot D adalah 0,056.

5) Indeks Shimpson pada plot E

λ=
n 1 ( ¿−1 ) + n2 ( n 2−1 ) +n 3 ( n 3−1 )+ n 4 ( n 4−1 )+ n5 ( n 5−1 )+ n 6 ( n 6−1 ) +n 7 ( n 7−1 ) +n 8(n 8−1)
+n 9 ( n 9−1 ) +n 10 ( n 10−1 ) +n 11 ( n 11−1 )+ n 12 ( n 12−1 ) +n 13 ( n 13−1 )+ n14 ( n14−1 ) + n15 ( n 15−1
+ n16 ( ¿ 6−1 ) +n 17 ( n 17−1 ) +n 18 ( n 18−1 )+ n19 ( n 19−1 )+ n 20 ( n 20−1 ) +n 21 ( n21−1 )+ n 22 ( n 22−1
+ n 23 ( n23−1 ) +n 24 ( n 24−1 ) +n 25 ( n 25−1 ) + n26 ( n 26−1 ) +n 27 ( n 27−1 )+ n 28 ( n28−1 ) +n 29 ( 29−1
+n 30(n 30−1)
n(n−1)
 5 ( 5−1 ) +2 ( 2−1 ) +3 ( 3−1 ) +2 ( 2−1 ) +6 ( 6−1 ) +18 (18−1 ) +2 ( 2−1 ) +3(3−1)
+2 ( 2−1 ) +2 (2−1 ) +4 ( 4−1 ) +5 (5−1 ) +2 ( 2−1 ) +3 ( 3−1 ) +21 ( 21−1 )
+ 2 ( 2−1 )+ 6 ( 6−1 ) +3 ( 3−1 )+ 2 ( 2−1 )+5 ( 5−1 )+ 21 ( 21−1 )+ 21 ( 21−1 )
λ = +10 ( 10−1 ) +9 ( 9−1 ) +5 ( 5−1 ) +20 ( 20−1 )+19 ( 19−1 )+ 8 ( 8−1 ) +2 ( 2−1 )
+ 4 (4−1)
217 (217−1)
=
20+2+6+2+30+306 +2+6+2+2+12+20+2+6+ 420+2+30+ 6+2+20+ 420+ ¿ 420+90+ 72+ 20+380
46872
2712
= 46872
= 0,057
Jadi, nilai indeks bias dari plot E yakni 0,057.

4. Predator umumnya tidak memilih makanan dan juga tidak memiliki naluri mengejar
victim. Setujukah anda? Komentarilah jawaban anda!
JAWAB:
Saya tidak setuju.
Hal ini karena dilihat dari makna katanya sendiri bahwa predator merupakan organism
yang membunuh dan memakan mangsanya dan oleh sebab itu yang dimaksudkan
dengan predator adalah organism yang memakan semua organ prey. Seekor hewan
predator dalam mendapatkan mangsanya tidak serta merta mengejar mangsa dan tidak
meloloskan mangsa yang dikejar dari kejarannya tetapi yang dikejar harus didapat.
Untuk mencapai maksud ini maka predator biasanya melakukan pengintaian,
menciptakan suasana yang memudahkan penangkapan dengan cara misalnya
mengeluarkan suara- suara yang menakutkan sehingga mangsa mulai tercerai berai,
kemudian mulai mengejar mangsa yang terpisah dari kelompok atau kawanannya.
Predator inipun, misalnya singa tidak mungkin mau menghabiskan energinya hanya
untuk mengejar seekor belalang, jadi umumnya predator memilih makanan yang rata-
rata seimbang dengan energy yang dikeluarkan, jadi mereka tidak sembarang makan,
kecuali dalam keadaan terpaksa misalnya makanan favirtnya sudah habis lalu mereka
beralih ke makanan lain sebagai pengganti. Disini jelas berlaku teory hide and seek
dimana predator pun harus pintar menggunakan seluruh ketangkasannya untuk
mendapatkan mangsa, karena mangsa (victim- prey) pu tidak mungkin hanya tinggal
diam mereka pun akan melindungi diri dengan cara bersembunyi atau melarikan diri.
Dari uraian di atas jelas bahwa predator memiliki naluri mengejar victim, dimana terlihat
bahwa predator tidak akan meloloskan mangsa yang dikejar dan harus didapat, selain
itu mereka pun memilih makanan yang sesuai dengan energy yang terbuang serta sesuai
dengan seleranya, sehingga energinya tidak terbuang percuma.