You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 11

PERCOBAAN I

DAERAH TUMBUH

NAMA : MILADIARSI

NIM : H411 09 286

KELOMPOK : EMPAT (IV)

HARI/TGL. PERC. : SABTU/ 23 APRIL 2011

ASISTEN : ANDI DARMAWANSYAH

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan volume secara

irrefersibble karena banyak organ tanaman yang telah dewasa mengalami

perubahan volume sepanjang siang dan malam karena perubahan sementara

kandungan air turgitasnya. Pada umumnya pertumbuan daerah pertumbuhan

terletak terletak dbagian bawah meristem apical dari tunas dan akar. Kebanyakan

pertumbhuan terjadi pada fase pendewasaansel hanya sedikit kenaikan volumenya

(Wikipedia, 2010).

Ujung akar dan ujnug tajuk pertumbuhan dan tepat diatas nodus tumbuhan

monokotil, atau didasar daun rerumputan, meristem apical tajuk dan meristem

apical akar terbentuk selama proses perkembangan embrio saat pembentukan biji

dan disebut meristem primer. Cambium pembulu dan daerah meristematik pada

nodu monokotil dan rerumputan tidak mudah dikenal, kecuali setelah terjadi

perkecambahan dinamakan meristem sekunder (Wikipedia, 2010).

Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-

sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan

pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran

dewasa maka terbentuk bunga (Wikipedia, 2010).

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan percobaan untuk

menentukan lokus tumbuh pada tanaman.


1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengamati daerah tumbuh pada

akar dan batang dari kacang merah Phaseolus vulgaris.

1.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 23 April 2011 pukul

08.00 sampai 10.30 WITA, bertempat di Laboratorium Botani, jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Hasanuddin,

Makassar dan pengamatan dilakukan selama 5 hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting

dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species. Pertumbuhan dan

perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,

tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi, hormone dan substansi

pertumbuhan lainnya,serta lingkunganyang mendukung. Secara empiris,

pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X

lingkungan (internal dan eksternal). Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan

dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel.

Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak

dapat berbalik. Proses diferensiasi seringkali dianggap pertumbuhan.

Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi (Wikipedia, 2010).

Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical

dari tunas akar. Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan

terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan juga terjadi pada

bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas

tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak

pada sisi-sisi jaringan cambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan

adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk

tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya, bila mana

tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga (Wikipedia, 2010).


Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di

defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua

proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat

berbalik.Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan

tanaman memerlukan proses differensiasi (Yuliza, 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di

kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan factor internal (genetik)

Dikelompokkan sebagai berikut (Yuliza, 2007):

Faktor Eksternal :

1. Iklim:Cahaya,temperature,air,panjang hari,angina dan gas.

2. Edafatik (tanah): tekstur, struktur, bahan organic, dan kapasitas pertukaran

kation.

3. Biologis: Gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode, macam-

macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.

Faktor internal:

1. Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan biologis.

2. Laju fotosintesis.

3. Respirasi

4. Klorofil,karotein, dan kandungan pigmen lainnya.

5. Pembagian hasil asimilasi N.

6. Tipe dan letak merisitem.

7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.

8. Aktivitas enzim.
9. Pengaruh langsung gen ( Heterosis,epistasi ).

10. Differensiasi.

Alometri dari pertumbuhan ujung dan pertumbuhan akar, biasanya sebagai

rasio pucuk akar, yang mempunyai kepentingan fisiologis karena dapat

menggambarkan salah satu tipe toleransi terhadap kekeringan. Kekurangan air

dapat menghambat pertumbuhan ujung dan akar mempunyai pengaruh yang lebih

besar terhadap pertumbuhan ujung. Pertumbuhan ujung lebih di galakkan apabila

tersedia N dan banyak air. Pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila factor

N dan air ini terbatas. Akar adalah yang pertama mencapai air, n dan factor-faktor

lainnya. Pucuk adalah yang pertama mencapai cahaya, CO2 dan faktor iklim

(Yuliza, 2007)

Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang

tanaman atau terhadap komunitas tanaman. Analisis pertumbuhan sebatang

tanaman umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi hal-hal berikut (Yuliza,

2007)

Laju pertumbuhan relative mutlak (Yuliza, 2007):

1. Laju satuan daun atau luju asimilasi bersih.

2. Rasio luas daun.

3. Luas daun khusus .

4. Berat daun khusus dan alometri dalam pertumbuhan.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem

ujung,sedang lebar yang lebih dari pada perbesaran sel-sel ujung merupakan hasil

dari merisitem lateral atau pembentukan cambium, yang memulai pertumbuahan


sekunder dari merisitem cambium. Pertumbuhan panjang dan lingkaran akar pada

pucuk. Walau demikian pertumbuhan lateral tidak analog, karena percabangan

akar mincul dari lingkaran tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang

berdifferensiasi, suatu morfogenesis yang jelas berbeda dari percabangan pada

pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan (Yuliza, 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribisi akar

(Garner,1991)

1. Genotip

2. Persaingan tanaman.

3. Penghilangan daun.

4. Atmosfer tanah.

5. pH tanah

6. Temperatur tanah.

7. Kesuburan tanah.

8. Air.

9. Daya mekanik dan fisik

Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat

kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu

organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang tejadi karma baik

ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan ukuran sel mempunyai

batas yang diakibatkan hubungan antar voleme dan luas permukaan. Proses-proses

pembelahan sel menentukan dasar untuk pertumbuhan akan tetapi pembelahan sel
adalah proses-proses yang diatur secara biokimia, dan tidaklah perlu selalu diatur

langsung oleh hubungan antara volume dan luas permukaannya (Harjadi, 1979)

Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan

perkembangan sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu (Yuliza,

2007)

Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan sekunder

kambiumnya besal dari benang-benang merisitem dalam jaringan prokambium

atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer

dan pusat stele (Yuliza, 2007)

Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti

yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya

proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya.

Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selam

periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut

dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang

sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan

semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm

panjangnya. Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang

sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan

pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan

pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan

batang dan tunas juga menjelaskan bahwa pada batang yang sedang tumbuh,
daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah

pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (Wikipedia, 2011).

Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat

meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah

lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindri. Selanjutnya sel-sel dekat ujung

akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan

pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan

zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan

turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium

dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan

menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona

pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel

memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar,

termasuk meristem ke depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara

terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan

tersebu. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam

ruas tersebut (Wikipedia, 2011).


BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu air, kecambah

kacang merah Phaseolus vulgaris, koran basah, tissue, label, air dan tinta polpen.

III.2 Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu toples, lempeng

kaca, mistar, karet gelang, dan nampan.

III.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan 2 lempeng kaca, 2 toples, dan tissue.

2. Membalut kedua lempeng kaca dengan tissue, kemudian meletakkan dalam

masing-masing toples yang berbeda dan telah berisi air.

3. Memilih 3 kecambah yang memiliki akar yang lurus dan tidak terpotong

ujungnya. Dan 3 kecambah yang memiliki batang yang lurus.

4. Memberi tanda dengan tinta pada kedua kecambah dengan interval 2 mm

sebanyak 10 tanda dari ujung akar menuju pangkal akar sedangkan satu

kecambah dengan interval 2 cm sebagai kontrol, begitu pula dengan kedua

kecambah yang ditandai dengan tinta cina pada pangkal batang menuju

puncuk batang dengan interval 2 mm sebanyak 10 tanda dan untuk satu

kecambah yaitu dengan interval 2 cm sebagai kontrol.


5. Memisahkan kecambah untuk pertumbuhan pada akar dan batang yang

masing-masing tiga kecambah tersebut. Menempelkan ketiga kecambah untuk

pertumbuhan akar dan pertumbuhan batang pada lempeng kaca yang berbeda

yang disusun dengan rapi, kemudian kedua lempeng kaca tersebut

mengikatnya dengan karet gelang.

6. Memasukkan kedua lempeng kaca pada toples yang berbeda.

7. Meletakkan toples pada tempat yang gelap.

8. Melakukan pengamatan dengan mengukur panjang tiap pertumbuhan akar dan

batang selama 5 hari dan 5 kali pengamatan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

 Tabel Hasil Pengamatan

Batang (cm) Akar (cm)


Hari/Tanggal
I II III I II III

Minggu/24 April 2011 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm

Senin/25 April 2011 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2,6 cm

Selasa/26 April 2011 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 3,1 cm

Rabu/27 April 2011 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 3,8 cm

Kamis/28 April 2011 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 4,1 cm

3,12
Rata-rata 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm
cm
Keterangan :

Kecambah III : Kontrol


IV.2 Pembahasan
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Garner, F.P.,R. B., Pearce, dan Roger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman
Budidaya, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Harjadi,Sri Setyadi.1979. Pengantar Agronomi.Garmedia , Jakarta.

Yuliza, rita, 2007, Menentukan Lokus Tumbuh Pada Tanaman,


htpp://www,bhimashraf,com, diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul
12.06 WITA.

Wikipedia, 2010, Menentukan Lokus Pada Tanaman, htpp://www,unjabisnis,com,


diakses pada tanggal 20 April 2011, pukul 12.08 WITA.

Wikipedia, 2011, Pertumbuhan Tanaman, htpp://www,wikipedia,com, diakses


pada tanggal 20 April 2011, pukul 13.05 WITA.

You might also like