You are on page 1of 3

Nama : Setyoaji Wicaksono S

NIM : 21564
Jurusan : Ilmu Pemerintahan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011
DALAM BIDANG KESEHATAN

1.Visi
Mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas, pariwisata berbasis
budaya dan pusat pelayanan jasa yang berwawasan lingkungan.
2.Misi (Dalam Bidang Kesehatan)
Mewujudkan “Kota Yogyakarta Sehat” melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang
memadai, penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang baik, kebijakan dan sistem
kesehatan masyarakat kota yang mantap, penyediaan SDM pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan mempunyai kompetensi yangt tinggi serta didukung oleh masyarakat.
3. Rumusan Kebijakan Umum Dalam Bidang Kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kota yogyakarta melalui penyediaan
pelayanan kesehatan yang memadai, peyediaan SDM pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan mempunyai kompetensi yang tinggi serta didukung oleh partisipasi
masyarakat dalam rangka menciptakan kualitas kehidupan dan kesehatan lingkungan
yang lebih baik.
4.Kondisi Kesehatan Masyarakat Kota Yogyakarta
a)Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan di kota yogyakarta dapat dilihat dari indikator, antara
lain: angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per
1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup,
rata-rata usia harapan hidup penduduk serta status gizi.
Umur harapan hidup di kota yogyakarta pada tahun 2005 untuk jenis kelain
laki-laki adalah 66, 38 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 70, 25 tahun.
Angka kematian untukbayi adalah 3, 57 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian
balita adalah 0,14 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu melahirkan
adalah 141 per 100.000 kelahiran hidup. Indeks gizi baik pada tahun 2005
mencapai 83, 29 %. Angka kesakitan tuberculose paru adalah 222 per 100.000
penduduk, angka kesakitan campak adalah 313 kunjungan, angka kesakitan diare
adalah 10, 38 %, angka kesakita ISPA adalah 25.801 kunjungan dan angka
kesakitan demam berdarah adalah 20 per 100.000 penduduk
Jumlah kematian ibu di kota yogyakarta pada tahun 2005 adalah 9 orang.
Angka ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun
2004 yaitu sebanyak 5 orang. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada tahun
2005 adalah 1 orang atau mengalami penurunan sebesart 14, 28 % dibandingkan
tahun 2004 yang mencapai 7 orang. Banyaknya balita gizi uruk pada tahun 2005
adalah sebanyak 570 orang dan pada tahun 2004 adalah 582 orang atau mengalami
penurunan sebesar 2, 06 %
b)Upaya Kesehatan
Upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan bagi masyarakat kota
yogyakarta meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi. Namun
saat ini upaya yang dilaksanakan masih lebih banyak bersifat kuratif daripada
promotif dan preventif. Sarana pelayanan swasta (dokter prektek swasta) lebih
banyak berperan di bidang upaya kesehatan perorangan dan lebih banyak
melakukan upaya kuratif.
Adapun upaya kesehatan yang berbasis masyarakat telah dikembangkan di
kota yogyakarta sebagai peran serta aktif masyarakat dapat dilihat dari kinerja
Posyandu. Hasil evaluasi terhadap posyandu yang ada 630 pos atau 51, 92 %
merupakan posyandu purnama dan 32, 54 % merupakan posyandu mandiri. Menurt
standar pelayanan minimal bidang kesehatan secara nasional, cakupan posyandu
purnama di suatu wilayah adalah 40 %.
c) Pembiayaan Kesehatan
Dalam hal pembiayaan kesehatan, khususnya untuk masyarakat miskin,
sejak awal tahun 2005 dilaksanakan oleh PT. ASKES berdasarkan UU Nomor 40
Tahun 2004 yang mengatur tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Jumlah keluarga miskin di kota yogyakarta penerima kartu ASKESKIN tahun 2005
sebanyak 19.222 KK dan tahu 2006 sebanyak 31.114 KK.
d)Sumber Daya Manusia
Sumber daya kesehatan manusia di kota yogyakarta sudah termasuk
lengkap. Jenis tenaga kesehatan adalah meliputi: Dokter umum, dokter gigi,
nutrisionis, apoteker, asisten apoteker, fisioterapi, radiolog, analisis kesehatan,
sarjana kesehatan masyarakat, sanitarian, anastesi, dan tenaga lainnya.
Rasio praktek dokter umum : 111,1 per 100.000 penduduk
Rasio praktek dokter gigi : 28,8 per 100.000 penduduk
Rasio praktek bidan swasta : 13,4 per 100.000 penduduk
5. Kondisi yang Diharapkan
Derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat untuk kurun lima tahu kedepan
sehingga pada tahun 2010 program “Yogyakarta Kota Sehat” sudah tercapai sesuai
dengan indikator Indonesia Sehat.

Sumber :
www.jogja.go.id/afp/modules/roadmap/images/RPJMD_2007-2011.pdf

You might also like