You are on page 1of 7

BAB I

Monografi

1. Acidum Ascorbium

1) Sinonim :           Asam Askorbat, Vitamin C

2) Fungsi :           Antiskorbut

3) Pemerian :           Serbuk atau hablur putih atau agak kuning, tidak  berbau rasa asam.
Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap diudara,
dalam larutan cepat teroksidasi.

4) Kelarutan     :           Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.

5) Dosis            :           DL : 1h = 75 mg 1 g  biasanya 500 mg

Dosis pemeliharaan sehari 60 mg.

2. Amilum (Ph. Excipient)

1)      Sinonim            :           Strach, Amidon, Amilo, Pure Gel

2)      Fungsi :           Glidant, Binder, tablet dan kapsul Disintegrant

3)      Pemerian          :           Tidak berbau dan tidak berasa, serbuk berwarna putih dengan
ukuran yang bervariasi.

4)      Konsentrasi     :           Binder  = 5 25%

Tablet Disintegrant  = 3 15%

3. Avicel 101 (Ph. Excipient)

1)      Sinonim           :           Cellulosa gel, fibrocel, tabulose, vivapur


2)      Fungsi    :           Tablet disintegrant, diluent tablet dan kapsul

3)      Pemerian          :           Serbuk putih bersih, tidak berbau, tidak berasa, campuran serbuk
kristal dan partikel berpori. Dipasarkan dalam ukuran yang berbeda dan ukuran kelembutan
disesuaikan dengan penggunaan yang berbeda pula.

4)      Konsentrasi     :           Anti adherent  = 5 20%

Tablet Disintegrant  = 5 15%

Tablet Binder/Diluent  = 20 90%

4. Talk (FI III)

1)      Sinonim           :           Talcum, steatite, E 5536, Altalc

2)      Fungsi             :           Glidant, tablet dan kapsul diluent, tablet dan kapsul lubrikan.

3)      Pemerian         :           Sebuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu.

4)      Konsentrasi     :           Lubricant  = 5 10%

5. Mg Staearat (FI III)

1)      Sinonim           :           Magnesii stearas

2)      Fungsi             :           Lubricant (pelican)

3)      Pemerian         :           Serbuk putih, halus, licin, dan mudah melekat pada kulit, bau
khas lemah.

4)      Konsentrasi     :           0,5 2%

6. Aerosil (Ph. Excipient)

1)      Sinonim          :            Colloidal Silicon Dioxide, Cabosil, colloidal silica, Cabosil M
5P
2)      Fungsi               :           Glidant, tablet disintegrant

3)      Pemerian         :           Berbentuk silica submikroskopik dengan ukuran partikel ± 15


nm, berwarna mengkilat, berbentuk hablur, warna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk
amorf.

4)      Konsentrasi     :           Glidant  = 0,1 0,5%

7. Hydroxipropyl cellulose, Low substituted (HPC LM)

1)      Sinonim           :           Hydroproluse, low substituted

2)      Fungsi             :           Pada tablet dan kapsul sebagai disintegrant, pada tablet sebagai
binder.

3)     Pemerian         :           Serbuk putih atau granul, putih hingga kekuningan, agak
berbau,agak berasa.

4)      Konsentrasi     :           5 25%


BAB II

Kajian Formulasi

2.1 Formulasi standar yang beredar

2.2 Desain formula

Bahan Skala
Vitamin C 100 mg

Pharmatose DCL Qs

Avicel 101 Qs

HPC LM 4%

Amilum 5%

Aerosil 0,25%

Talk 1,5%

Mg Stearat 1%

2.3 Alasan dan fungsi pemilihan bahan tambahan

2.4 Penimbangan bahan

Dibuat 200 tablet @300 mg

Berat total          = 200 tab x 300 mg     = 60 g

Vitamin C          = 100 mg x 200 tab     = 20 g


HPC-LM            = 4 % x 60 g                = 2,4 g

Amilum  = 5 % x 60 g                = 3 g

Aerosil                = 0,25 % x 60 g           = 0,15 g

Talk                    = 1,5 % x 60 g             = 0,9 g

Mg Stearat         = 1 % x 60 g                = 0,6 g

+ 27,05 g Sehingga di dapat  Avicel  101 yang diperlukan = 60 g – 27,05 g = 32,95 g

2.5 Cara kerja

1. Ditimbang semua bahan sesuai dengan formula.


1. Vitamin C ditambahkan Avicel 101, HPC-LM, amilum, aerosil aduk hingga
homogen selama 15 menit, diayak melalui ayakan mesh 40.

2. Ditambahkan talkum dan Magnesium stearat melalui ayakan mesh 40 diaduk


hingga homogen selama 5 menit.

3. Dilakukan evaluasi terhadap massa 3, meliputi uji aliran granul dan uji
compressibilitas (bulk density).

4. Dicetak dengan mesin tablet single punch dengan bobot rata-rata tablet 300
mg dan diameter 10 mm.

5. Dilakukan evaluasi terhadap tablet meliputi uji kekerasan, kerenyahan, waktu


hancur, dan keseragaman ukuran (ketebalan dan diameter).

2. Dibuat desain kemasan tablet seperti contoh.


BAB III

Pembahasan

Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Kebanyakan dari tablet digunakan
pada pemberian peroral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna,
zat pemberi rasa dan lapisan lapisan berbagai jenis dalam bentuk yang memadai, dalam
jumlah yang tepat atau melalui waktu yang tepat, ditempat yang diinginkan serta mempunyai
integritas kimia yang dilindungi.

Tablet dibuat dengan cara kompresi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet
yang dibuat dengan cara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan
berbentuk serbuk dan granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran die.
Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai
dengan dasar dan jenis tablet yang dibuat serta produksi yang diinginkan. Tablet yang dicetak
dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan tablet dalam
cetakan, kemudian bahan tablet yang dibentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai
kering. Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung campuran obat dan semua
bahan tambahan (pengisi, penghancur dan pelicin) dicampur kemudian dicetak.

Pemilihan metode cetak langsung didasarkan pada beberapa alasan, Syarat campuran
tersebut agar dapat dicetak, antara lain Mempunyai sifat alir yang baik, kompresibilitas tinggi
dan mempunyai efek lubrikan yang baik. Keuntungan metode cetak langsung : Lebih
ekonomis dibanding metode lain, Tidak terpengaruh oleh panas dan kelembaban, Stabilitas
produk terjamin, dan Ukuran partikel seragam. Adapun kerugian dengan metode ini adalah
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menimbulkan ketidak seragaman isi obat
didalam tablet. Pada obat dosis besar, perlu tambahan pengisi sehingga tablet menjadi besar.
Bahan pengisi yang bisa dicetak langsung, biasanya harganya mahal. Masalahnya dalam
metode cetak langsung. Masalah teknis : sifat alir dan kompressibilitas . Masalah ekonomis :
bahan yang digunakan mahal Bahan tambahan (fiiler binder): contoh : spray dried, lactose
200 mesh, sta-rx 1500, encompress, avicel PH 101, Di-Pac, Nu Tab, Dll.

You might also like