Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Hilman Fitry (1000135)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
Segala puji dan sanjungan kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang ber
judul “ ”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Selanjutnya kami haturkan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Drs.
Ahmad Sukarna Firdaus yang telah membimbing penulis sehingga Alhamdulillah makal
ah ini dapat diselesaikan, dan tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan yang p
enulis tidak bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya selama proses pembuata
n makalah ini, semoga Allah membalas segala kebaikan semuanya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, segala sara
n dan kritik membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi peningkatan kua
litas selanjutnya. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin
Hanya kepada Allah jua kita berserah diri dan menyerahkan segala amal kita. Alla
h tidak pernah menyia-nyiakan kebaikan yang dilakukan hamba-Nya dan akan mengamp
uni semua dosa hamba-Nya.
Penyusun
Maret 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tauhid merupakan pangkal dari keimanan seseorang. Seseorang dapat dikatakan ber
iman jikalau dia meyakini bahwa tiada yang wajib disembah kecuali Allah inilah y
ang disebut Tauhid Uluhiyah, dan dia juga meyakini bahwa yang menciptakan, memel
ihara, serta menguasai langit dan bumi beserta isinya hanyalah Allah semata ini
lah yang disebut Tauhid Rububiyyah, serta ia meyakini dia dapat hidup berdamping
an dengan manusia lain ataupun makhluk lainnya dengan sifat kasih saying, suka m
enolong, saling memperhatikan karena pemberian dari Allah semata inilah yang dis
ebut dengan Tauhid Asma Wa Sifat.
Ru’yatullah fil Akhirat merupakan sesuatu yang harus diyakini oleh setiap manusia
bahwa mereka akan bertemu dengan Allah. Akan tetapi, banyak dikalangan manusia
mengingkarinya bahwa merekadapat melihat Allah di akhirat nanti. Para ulama juga
ada yang berpendapat bahwa ru’yatullah fil akhirat sesuatu yang pasti dapat terja
di.
Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah Al Bajali bahwa dia berkata : “Kami duduk-dud
uk bersama dengan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka dia melihat ke ara
h bulan pada tanggal empat belas. Maka dia berkata : “Sesungguhnya kalian akan mel
ihat Tuhan kalian dengan jelas, sebagaimana kalian melihat ini. kalian tidak dih
alangi dalam melihatnya”. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dari hadis ini bahwa melihat Allah tanpa hijab dapat terjadi akan tetapi masih b
anyak manusia mengingkari hal ini seperti golongan Mu’tazilah dan Jahmiyyah yang b
erpendapat bahwa melihat Allah dengan mata telanjang itu sesuatu yang mustahil.
Oleh karena kami ingin meneliti serta mengkaji mengenai hal ini dengan menyusun
makalah yang berjudul” “ untuk mendapatkan pengetahuan serta
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ru’yatullah bil abshar fil akhirat?
2. Apa saja dalil-dalil yang berkenaan mengenai ru’yatullah bil abshar fil ak
hirat beserta pendapat ulama salafus shalih dan Ahlus sunnah wal jama’ah mengena
i hal tersebut?
3. Bagaimana tanggapan ulama mengenai melihat Allah di dalam mimpi?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untu
k mengetahui dan menjelaskan;
1. Ru’yatullah bil abshaar fil akhirat;
2. Dalil-dalil yang berkenaan mengenai ru’yatullah bil abshaar fil akhirat be
serta pendapat ulama Salafus Shalih dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai hal ters
ebut;
3. Melihat Allah di dalam mimpi
D. Metode pembahasan
Dalam penulisan karya tulis ini metode yang penulis gunakan adalah metode Deskri
ptif, yaitu metode penulisan karya tulis dengan melukiskan objek penelitian yang
sedang berlangsung saat sekarang ini.
Adapun teknik pembahasan penulis dalam menyusun paper ini adalah dengan Book Sur
vey yaitu menghimpun berbagai buku atau kitab – kitab dan tulisan – tulisan yang ber
hubungan dengan materi yang sedang penulis bahas, serta E-Learning yakni penggun
aan media elektronik (internet) dalam pencarian data-data atau informasi mengena
i permasalahan yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ru’yatullah bil abshaar fil akhirat adalah melihat Allah dengan mata telanjang ta
npa hijab di akhirat kelak. Sebagaimana perkataan Anas r.a bahwa manusia akan me
lihat Allah dengan mata kepala mereka.
Dalil-dalilnya, seperti yang dikemukakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahim
ahullah dalam Al Aqidah Al Wasithiyah dalil dari al qur’an al karim;
Firman Allah Subhanahu wa Ta ala :
Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nya merek
a melihat.(Al Qiyamah : 22-23).
Kemudian firman Allah
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahan
nya. (Yunus:26).
Yaitu seperti dalam riwayat Muslim dari Shuhaib bin Sinan Ar Rumi, bahwa maksud
ayat tersebut adalah melihat Wajah Allah Yang Mulia.
Juga hadits Abu Hurairah berikut:
:
Sesungguhnya orang-orang (para sahabat) bertanya,”Wahai, Rasulullah. Apakah kami a
kan melihat Rabb kami pada hari kiamat nanti?” Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam balik bertanya,”Apakah kalian akan mengalami bahaya (karena berdesak-desaka
n) ketika melihat bulan pada malam purnama?” Mereka menjawab,”Tidak, wahai Rasululla
h.” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bertanya lagi,”Apakah kalian juga akan meng
alami bahaya (karena berdesak-desakan) ketika melihat matahari yang tanpa dilipu
ti oleh awan?” Mereka menjawab,”Tidak, wahai Rasulullah.” Maka Beliau bersabda,”Sesunggu
hnya, begitu pula ketika kalian nanti melihat Rabb kalian”…sampai akhir hadits. (Had
its yang dikeluarkan oleh Al Bukhari dalam Shahih-nya, no. 7437; Fathul Bari, XI
II/419).
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah telah menjawab soal ini dalam Fatawanya. Setelah be
liau menjelaskan permasalahan apakah Nabi melihat Allah ketika mi’raj, beliau meny
impulkan, “Kesimpulannya, bahwa semua hadits yang di dalamnya terdapat kalimat ‘bahw
a Nabi melihat Rabbnya dengan mata kepala di bumi’, ‘bahwa kebun-kebun surga termasu
k langkah-langkah kebenaran’, dan ‘bahwa beliau menginjak batu besar Baitul Maqdis”, s
emua ini adalah dusta menurut kesepakatan ulama kaum muslimin dari kalangan ahli
hadits dan selain mereka.
Hal tersebut telah dinyatakan dalam Shahih Muslim dari Nawwas bin Sam’an dari Nabi
, ketika beliau menyebut Dajjal, beliau berkata, ‘Ketahuilah oleh kalian, bahwa ti
dak seorang pun dari kalian yang dapat melihat Rabbnya sampai dia meninggal.’
Syekh Taqiyuddin menyebutkan hal ini, bahwa keadaan melihat Allah berbeda-beda s
esuai dengan keadaan orang yang melihat. Jika orang tersebut adalah orang yang
paling shalih dan paling dekat dengan kebaikan, maka penglihatannya lebih mendek
ati kebenaran dan kenyataan. Namun, wujud-Nya tidak dalam bentuk atau sifat yan
g dilihat oleh orang tersebut, karena pada hakikatnya tidak ada sesuatupun yang
menyerupai Allah.
B. S ARAN
Penyusun memberikan saran kepada;
1. Teman-teman se-angkatan untuk senantiasa muraqabah di setiap tingkah l
akunya atau di setiap apa yang kalian akan lakukan.
2. Para pembaca agar senantiasa meyakini bahwa pertemuan dengan Allah SWT d
i akhirat kelak adalah suatu kepastian yang pasti akan terjadi. Dan segala bentu
k keingkaran mengenai hal itu hanyalah sebuah kekufuran.
DAFTAR PUSTAKA
Abi Zakaria Yahya bin Syarf al- Nawawi. 1999. Syarah Shahih Muslim. Dar al-Kha
ir
Ahmas Faiz bin Asifuddin. 2011. Orang Mukmin Akan Melihat Allah Di Akhirat. [Onl
ine]. Tersedia: http://almanhaj.or.id/content/2984/slash/0. [18 Februari 2011]
Al-Quran Al-Karim. Majma’ al-Malik Fahad. 1418 H
Isma’il bin Umar bin Katsier. 1998. Tafsir al-Quran al-Azhim. (cet I). Dar al-Kut
ub al-Ilmiyyah: Beirut
Imam Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani. 2001. Fathu al-Bari, Syarh Sh
ahih al-Bukhari. Cet II
Muhammad bin Isma’il al-Bukhari. Tt. Shahih al- Bukhari. Dar al-Fikr
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. 2004. Melihat Allah di Akhirat. [Online]. Ter
sedia: .http://www.almanhaj.or.id/content/363/slash/0. [ 3 Maret 2004]