You are on page 1of 13

Sabtu, 27 Juni 2009

RAS MANUSIA, FAKTOR PEMBENTUK RAS UMAT MANUSIA DAN


FAKTOR PENGHALANG DAN ISOLASI GEOGRAFI
TERHADAP RAS

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam pembedaan. Pembedaan tersebut


dapat berbentuk vertikal (pelapisan sosial) dan horizontal (diferensiasi sosial). Pelapisan
sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang
diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang tinggi sampai ke yang lebih
rendah, misalnya kedudukan/status seseorang dalam masyarakat, kekuasaan, kekayaan,
dll. Sedangkan diferensiasi sosial adalah pembedaan yang tidak menunjukkan adanya
pembedaan tingkatan dalam suatu masyarakat, misalnya diferensiasi sosial menurut
umur, jenis kelamin, ras, agama, suku bangsa, dll.

Dalam makalah ini lebih ditekankan pada pembedaan berdasarkan diferensiasi sosial,
terutama ras umat manusia. Ada banyak pemahaman tentang ras, namun pemahaman
tentang ras ini masih belum menemukan titik temu yang berarti. Pemahaman tentang
pengertian ras menyangkut 2 aspek, yaitu aspek biologis (ciri fisik, warna kulit, bentuk
tubuh, dll) dan aspek sosial (menyangkut peran dan kebiasaan yang dilakukan). Tetapi
dalam pembahasan makalah, lebih ditekankan pada aspek biologis. Namun hal ini
hendaknya tidak menjadi masalah dalam pemahaman tentang ras tersebut.

2. Rumusan Masalah

a. Apa saja faktor pembentuk ras umat manusia ?

b. Bagaimana pengaruh, penghalang, dan isolasi geografi terhadap persebaran ras umat
manusia ?
3. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

• Untuk mengetahui macam-macam ras dan distribusi ras yang ada di dunia;

• Untuk mengetahui faktor pembentuk ras umat manusia; dan

• Untuk mengetahui bagaimana pengaruh, penghalang, dan isolasi geografi terhadap


persebaran ras umat manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Pengenalan Ras

Ras adalah kategori untuk sekelompok individu/manusia yang secara turun-temurun


memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. Dalam klasifikasi mahluk hidup,
sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo sapiens. Kelompok manusia
yang satu spesies tersebut secara biologis dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
kelompok yang lebih kecil (genus), inilah yang disebut ras.

Dibawah ini macam-macam pengertian ras menurut para ahli :

1) Banton (1967), ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar
untuk menetapkan peran yang berbeda-beda. Pengertian ras ini menyangkut aspek
biologis (ciri fisik, warna kulit, bentuk tubuh, dll) dan aspek social (menyangkut peran
dan kebiasaan yang dilakukan).

2) Grosse, ras adalah segolongan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena memiliki
kesamaan sifat jasmani dan rohani yang di turunkan, sehingga dapat di bedakan dari
kesatuan yang lain.
3) Kohlbrugge, ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jasmani
karena diturunkan, sedangkan cirri-ciri kerohaniannya tidak diperhitungkan.

4) Haldane, ras adalah “a group which shares in comman a certain set of innate physical
characters and a geographical origin within a certain area’s.

5) Dunn dan Dobzhansky, ras bukanlah pengklasifikasian manusia berdasarkan budaya atau
komunitas tempat berkembangbiak melainkan atas dasar biologis. Ilmu yang mempelajari
ciri-ciri morfologis manusia untuk kepentingan pengklasifikasian ras di kenal dengan
antropometri. Ciri biologis atau morfologis, meliputi ciri kuantitatif (ukuran badan,
bentuk kepala, dan bentuk hidung) dan kualitatif (warna kulit, jenis rambut, dan warna
mata).

Berdasarkan Konferensi Umum UNESCO pada tahun 1978 Pernyataan tetang Ras,
disusun di paris , Juli 1950 :

1. Para ahli ilmu pengetahuan telah mencapai kesepakatan umum dalam mengakui
bahwa umat manusia adalah satu; bahwa semua orang berasal dari spesies yang
sama, homo Sapiens. Disetujui secara umum diantara para ahli ilmu pengetahuan
bahwa seluruh manusia mungkin berasal dari benih yang sama; dan perbedaan
yang muncul antara kelompok umat manusia yang berbeda karena berjalannya
faktor evolusioner dari diferensiasi seperti isolasi, arus pandangan acak dari
partikel materi mengontrol keturunan (gen), perubahan dalam strukur partikel–
partikel ini, hibridasi, dan seleksi alam. Dengan cara ini kelompok telah muncul
dalam perbedaan stabilitas dan tingkat yang beragam yang telah di golongkan
dengan cara yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
2. Dari sudut pandang biologi, spesies homo sapiens dibentuk dari sejumlah
populasi, setiap populasi berbeda dari yang lain dalam frekuensi satu atau dua
gen. Gen tersebut, bertanggungjawab akan perbedaan keturunan manusia, selalu
sedikit ketika dibandingkan dengan seluruh pembentuk genetik umat manusia
terhadap sejumlah besar gen umum bagi seluruh umat manusia terlepas dari
populasi asal mereka. Hal ini berarti persamaan antara manusia lebih besar
daripada perbedaan mereka.
3. Ras, dari sudut pandang biologi, untuk itu dapat didefinisikan sebagai satu
kelompok populasi yang merupakan spesies Homo Sapiens. Populasi ini mampu
saling memelihara satu sama lain tapi, berkenaan dengan hambatan isolasi yang
pada masa lalu bertahan atau kurang terpisahkan, menunjukan perbedaan fisik
tertentu sebagai hasil dari sedikit perbedaan sejarah biologis. Hal ini mewakili
variasi, seperti, pada pemikiran yang sama.
4. Kata “ras”merujuk sebuah kelompok atau populasi dengan ciri beberapa
konsentrasi, hubungan keluarga seperti tingkat dan distribusi, partikel keturunan
(gen) atau karakter fisik, yang muncul, fluktiatif, dan sering menghilang dalam
waktu tertentu dengan alasan isolasi geografis dan budaya. Beragam manifesto
ciri dalam populasi berbeda diakui dengan cara yang berbeda oleh setiap
kelompok, sehingga setiap kelompok tersebut secara semena – mena cenderung
salah mengartikan keragaman yang muncul sebagai perbedaan dasar yang
memisahkan kelompok ini dari yang lain.
5. Bukti–bukti ini adalah bukti ilmiah. Walaupun, ketika kebanyakan orang
menggunakan kata “ras” mereka tidak menyatakannya dalam arti yang
didefinisikan diatas. Bagi sebagian besar orang, satu ras adalah setiap kelompok
orang yang mereka pilih untuk digambarkan sebagai ras. Karena itu, banyak
kelompok–kelompok bangsa, agama, geografi, agama, bahasa atau budaya telah,
menggunakan secara longgar, apa yang disebut sebagai ‘ras’ ketika tentunya
orang Amerika bukan ras, atau orang Inggris, juga prancis, tidak juga kelompok
bangsa lainnya. Katolik, Protestan, Muslim, Yahudi, bukanlah ras, ras juga bukan
kelompok yang bicara bahasa Inggris atau bahasa lain yang kemudian di dapat
didefinisikan sebagai ras; orang yang hidup di Islandia atau Inggris atau India
bukanlah ras; bukan juga orang secara budaya Turki atau Cina atau dengan cara
apapun dapat digambarkan sebagai ras.
6. kelompok bangsa, agama, geografis, bahasa, dan budaya tidak patut tepat dengan
kelompok ras; dan ciri budaya dari kelompok tertentu tidak menunjukan
hubungan genetik dengan ciri ras. Karena kesalahan serius kebiasaan mengangap
istilah “ras” digunakan dalam bahasa popular, akan jauh lebih baik untuk
menghentikan istilah “ras’ secara keseluruhan dan bicara kelompok etnis.
7. Banyak sub–kelompok atau kelompok suku bangsa masuk dalam pembagian
kelompok yang digambarkan diatas. Tidak ada kesepakatan umum terhadap
jumlah mereka, dan dalam setiap kesempatan sebagain besar kelompok suku
bangsa belum dikaji atau dideskripsikan oleh ahli antropologis fisik.

Berdasarkan ciri-ciri biologis Menurut Dunn dan Dobzhansky, A. L. Kroeber membagi


klasifikasi ras manusia di dunia kedalam 5 bagian umum, sebagai berikut :

1) Ras Kaukasoid

Ras Kaukasoid adalah penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Asia dan Afrika. Ras ini
dibagi lagi menjadi subras, antara lain :

 Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik);

 Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur);

 Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab dan Iran);

 Indic (Pakistan, India, Banglades, dan Srilangka)

Anggota ras Kaukasoid biasa disebut "berkulit putih", namun ini tidak selalu benar. Oleh
beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan orang Somalia dianggap termasuk ras
Kaukasoid, meski mereka berambut keriting dan berkulit hitam, mirip dengan anggota
ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid.

2) Ras Mongoloid

Ras Mongoloid yaitu penduduk asli wilayah Asia, dan Amerika, Ras ini dibagi lagi
menjadi subras, antara lain :

 Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur);


 Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Tengah);

 American Mongoloid (Penduduk Asli Amerika).

Nama ras Mongoloid diambil dari nama negara Mongolia dan diberikan oleh orang
Eropa karena kontak mereka dengan anggota ras ini terutama berkaitan dengan orang
Mongolia. Namun ironisnya dewasa ini setelah diteliti oleh para pakar orang-orang
Mongolia ternyata orang-orang Mongolia adalah anggota ras yang memiliki ciri-ciri khas
utama ras ini yang paling sedikit.

Anggota ras Mongoloid biasa disebut "berkulit kuning", namun ini tidak selalu benar.
Misalkan orang Indian di Amerika dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara
seringkali berkulit coklat muda sampai coklat gelap.

Ciri khas utama anggota ras ini ialah rambut berwarna hitam yang lurus, bercak mongol
pada saat lahir dan lipatan pada mata yang seringkali disebut mata sipit. Selain itu
anggota ras manusia ini seringkali lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid.

3) Ras Negroid

Ras Negroid adalah penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian wilayah Asia, Ras ini
dibagi lagi menjadi subras, antara lain :

 Afrikan Negroid (Benua Afrika)

 Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang di kenal dengan orang Semang,
Filipina )

 Melanesia (Papua, Melanesia)

Ciri khas utama anggota ras negroid ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut
keriting. Meski begitu anggota ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut
keriting tidaklah termasuk ras manusia ini.
4) Ras Australoid

Ras Australoid adalah nama ras manusia yang tinggal di bagian selatan India, Sri Lanka,
beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.

Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina
termasuk ras ini.

Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam.
Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah
keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak
selalu hitam dan bahkan menjurus putih.

Suku yang termasuk dalam ras Australoid :

• Suku Aborigin Australia


• Orang Asli
• Negrito
• Dravida
• Suku Veddah

5) Ras-ras Khusus

Ras-ras khusus merupakan ras yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras
diatas, ras khusus ini antara lain :

 Bushman (penduduk asli Gurun Kalahari-Afrika Selatan)

 Weddoid (penduduk asli pedalaman Srilangka, dan Sulawesi Selatan)

 Australoid (suku Aborigin-Penduduk asli Australia)

 Polynesia (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia)

 Ainu (penduduk asli Pulau Karafuto dan Hokkaido-Jepang)


Dari warna kulit, kita orang Indonesia di kenal sebagai penduduk yang memiliki
warna kulit sawo matang. Sebenarnya berdasar warna kulit, penduduk Indonesia dapat di
rinci dalam beberapa bagian, yaitu :

 Papua Melanozoid : berkulit hitam dan berbibir tebal. Orang kulit hitam di Indonesia disetai
ciri khas rambut gimbal dan ikal bergelombang kecil, misalnya penduduk asli Irian Jaya
(Papua), Pulau Aru dan Pulau Kai.

 Negroid : berkulit hitam, bentuk tubuh kecil dan berambut keriting. Perbedaan dengan
Papua Melanozoid, yaitu bahwa orang Negroid berbadan relatif lebih kecil. Mereka
kebanyakan tinggal di wilayah Semenanjung Malaka (Suku Semang).

 Weddoid : berkulit sawo matang, bentuk tubuhnya kecil, dan rambutnya bergelombang.
Sifat mereka mempunyai kesamaan dengan Bangsa Weda di Srilanka. Mereka ada
beberapa suku seperti; Suku Sakai (di Siak- Riau), Suku Kubu (Jambi), Suku Tomuna
(Sulawesi).

 Melayu Mongoloid : berkulit hitam sampai kekuning-kuningan, berambut lurus atau ikal,
dan muka agak bulat. Golongan terakhir adalah golongan terbesar dari seluruh penduduk
Indonesia. Dan mereka di anggap sebagai cikal-bakal yang melahirkan generasi bangsa
Indonesia. Golongan ini di bagi menjadi dua, yaitu : Melayu Tua, dan Melayu Muda.
Melayu Tua, (Protro Melayu), Seperti; Suku Batak, Toraja, Dayak, dan sebagainya.
Sedangkan Melayu Muda (Deutro Melayu), seperti; suku Jawa, Sunda, Bali, Madura,
Bugis dan sebagainya.

2. Faktor Pembentuk Ras

a) Mutasi, yaitu perubahan secara cepat yang terjadi di dalam gen-gen manusia, misalnya :
jika orang tua berambut lurus, maka anak-anaknya berambut bargelombang.

b) Seleksi disebut juga Natural Scening atau natural Selection yang artinya penyaringan.
Misalnya di Benua Eropa warna kulit putih yang dominan sehingga setiap kali terjadi
mutasi yaitu lahir anak berkulit agak gelap (Darkish), ia akan mati/lenyap dan
dikatakan karena seleksi alam.

c) Adaptasi, yaitu menyesuaikan diri dengan keadaan alam disekelilingnya. Pengaruh


lingkungan ini akan menimbulkan faktor yang penting terhadap pertumbuhan badan
manusia. Unsur-unsur dari lingkungan alam terutama iklim, tumbuhan, dan hewan.

d) Isolasi merupakan pemencilan. Bila sifat-sifat ras yang diperoleh melalui mutasi,
seleksi, dan adaptasi yang diturunkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya ini
disebabkan karena isolasi.

e) Migrasi adalah perpindahan. Banyak ras yang meninggalkan wilayah asalnya, kemudian
ras tersebut bertemu dengan ras-ras lain/lingkungan alam baik yang sama maupun
berbeda dengan lingkungan asal. Percampuran dengan ras-ras lain/lingkungan baru
tersebut dapat menimbulkan sifat-sifat atau ciri-ciri jasmani baru, sehingga akhirnya
akan terbentuk ras yang baru.

3. Pengaruh, Penghalang, dan Isolasi Geografi terhadap Persebaran Ras

 Pengaruh Geografi Terhadap Ras

Geografi memberikan pengaruh yang penting terhadap seluk-beluk persebaran makhluk


hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia). Boyd, dalam bukunya menjelaskan bahwa
pengaruh geografi terhadap persebaran ras manusia melalui 3 cara, yaitu :

1) Pengaruh dari penghalang geografis (geographical barriers), seperti deretan pegunungan,


samudera, kawasan gurun dan wilayah kutub.

2) Pengaruh geografis secara tidak langsung melalui berkerjanya iklim. Iklim berpengaruh
terhadap proses evolusi manusia di kawasan tertentu.

3) Pengaruh geografis melalui unsur-unsur kimiawi yanag dominan dalam tanah, dan adanya
berbagai variasi lahan.
 Penghalang dan Isolasi Geografi terhadap Persebaran Ras

1) Penghalang Geografis (geographical barriers)

Hukley menjelaskan bahwa penghalang dapat menimbulkan isolasi atau pemisah


geografis yang sekaligus mengakibatkan pemencilan secara ekologis. Penghalang
geografis yang kecil/sempit sudah cukup mampu untuk mengatasi spesies tertentu, hal ini
nampak pada dunia hewan dan tumbuhan di wilayah yang bersangkutan.

Efek lain dari barriers adalah melemahnya tekanan seleksi alam. Bila suatu dari dua
kelompok jumlah individunya kecil sehingga tidak mampu bersaing melawan kelompok
lain yang jumlah individunya lebih besar, maka tekanannya seleksinya tidak intensif.

Dalam sejarah umat manusia, pada mulanya manusia sulit mengatasi penghalang yang
dihadapi, namun akhirnya mampu mengatasi. Hal ini berkaitan dengan ditemukannya
berturut-turut api, pakaian, busur dan panah, kano (perahu kecil), perahu, kapal, dan
akhirnya kapal terbang.

Cara Menembus Suatu Barriers :

 Jika penghalangnya berupa perairan yang luas, maka titik penembus untuk memasuki
wilayah diseberangnya tidak teratur/acakan/sulit sekali. Maka dapat dilakukan
pendaratan dilokasi-lokasi yang aman, misalnya : teluk, pelabuhan, dsb. Pada
umumnya orang cenderung menyukai pendaratan yang tempatnya tidak jauh dari
tempat pemberangkatan.

 Jika barriernya berupa pegunungan, maka tempat penerobosan masuknya lewat suatu
lembah atau sela dari pegunungan tersebut.

 Jika barriernya berupa gurun, maka lokasi penembusnya dipilih didekat persediaan
air/jalan yang dilalui kafilah.

2) Pengaruh Iklim
Hukum Bergman, menyatakan bahwa semakin panasnya wilayah geografisnya maka
semakin kecil bentuk ras-ras dari suatu spesies, sebaliknya diwilayah geografis yang
lebih dingin ras-ras yang ada lebih besar ukuran tubuhnya.

Hukum Allen, menyatakan bahwa adanya korelasi positif antara panjang anggota badan
dengan suhu wilayah. Sedangkan berdasarkan Hukum Gloger, hadirnya melanin
diwilayah beriklim panas adalah yang terbesar. Adapun phaemelanin yang kemerah-
merahan dan kuning kecoklatan terdapat diwilayah arid/kering sedang di situ eumelanin
yang kehitam-hitaman paling jarang. Hukumnya adalah semakin dingin iklim suatu
wilayah semakin berkurang phaemelanin, dan di wilayah yang iklimnya ekstrim dingin
phaemelanin habis sehingga nampak keputih-putihan.

3) Pengaruh Tanah

Tanah berpengaruh terhadap warna kulit, ada kecenderungan spesies dari ras-ras tertentu
yang menghuni tanah bekas aliran lava, berkulit lebih gelap jika dibandingkan dengan
spesies yang menempati wilayah yang bertopografi bukit-bukit pasir. Melalui kandungan
mineral pada tanah, yaitu dari kenampakan tanaman tertentu dapat diketahui kaya atau
miskinnya tanah dibawahnya akan unsur kalsium.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Ras umat manusia di dunia beranekaragam, misalnya ras Mongoloid, Kaukasoid,


Australoid, Negroid, dan Ras-ras Khusus (Bushman, Weddoid, Australoid, dll),
meskipun ras-ras ini telah dikelompokkan/diklasifikasikan, tetapi dalam kenyataan hal
ini tidak lagi sepenuhnya sesuai, karena pengaruh, penghalang dan isolasi geografis
terhadap ras bisa menyebabkan berbedanya warna kulit, jenis rambut, warna mata,
bentuk badan, bentuk kepala dan bentuk hidung terhadap ras di dunia.

2. Saran
Walaupun ras yang ada di dunia beranekaragam, tetapi hal ini hendaknya tidak menjadi
penghalang untuk kita berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, karena ras bukanlah
pembedaan yang mengandung tingkatan, tidak ada golongan yang lebih tinggi, atau yang
lebih rendah. Untuk itu kita harus berpatokan pada Bhineka Tunggal Ika, beranekaragam
budaya, bahasa, ras, agama, adat-istiadat, dsb tetapi tetap menjadi satu kesatuan.

DAFTAR PUSTAKA

 A Haviland, Wiliam. 1999. Antropologi Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

 M, Idianto. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

 Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.

 Sitorus, M. 2001. Berkenalan dengan Sosiologi. Bandar Lampung : Erlangga.

 h:\tgs geo budya\ras_manusia.htm

 h:\tgs geo budya\pembentukan pernyataan ras.htm

 h:\tgs geo budya\ras_mongoloid.htm

 h:\tgs geo budya\ras_kaukasoid.htm

 h:\tgs geo budya\ras_negroid.htm

 h:\tgs geo budya\ras_khoisan.htm

 H:\bahan tugas geobudaya\ras-manusia.html

Diposkan oleh Yunita di 06:51

0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)

You might also like