You are on page 1of 44

ANALISIS PROSES BELAJAR MENGAJAR

PONDOK PESANTREN DARRUT TAUHUD BANDUNG


DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun

Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD SYAWAL
209000046

Program Studi Psikologi


Fakultas Falsafah dan Peradaban
Universitas Paramadina
Jakarta, 2010

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“ANALISIS PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PESANTREN DARRUT TAUHID
BANDUNG DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN”. Makalah ini
dibuat dalam rangka menenuhi tugas akhir mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Ucapan terimaksih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah mebambantu penulis dalam menyelsaikan makalah ini yaitu:

1. Orang tua/keluarga penulis yang senantisa mendoakan dan terus memberikan


motivasi kepada penulis.
2. Ibu Alfikalia M.Si selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah
banyak membimbing penulis dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini.
3. Pimpinan dan pengurus pondok Pesanten Darrut Tauhid, KH Abdullah
Gymnastiar (Aa Gym), yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada
penulis untuk melakukan pengambilan data observasi di Pondok Pesantren Darrut
Tauhid.
4. Sahabat-sahabat penulis , “geng” Sumatera, anak lantai tiga asrama PF 2009, dan
seluruh pihak yang membantu baik moril maupun matril yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maklah ini masih tedapat kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta 16 Mei 2010

Penulis

Muhammad syawal

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Metode Penulisan....................................................................................4
1.4 Tujuan Penulisan.....................................................................................5
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................5
Bab II. Landasan Teori...................................................................................6
2.1 Unsur-unsur Pendidikan..........................................................................7
2.2 Tugas dan Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar........................8
2.3 Model Pengajaran Bruce Joyce dan Marsha Well................................10
2.4 Strategi Pembelajaran...........................................................................12
2.5 Manajemen Kelas..................................................................................14
2.6 Perencanaan dan Instruksi Belajar Berpusat Pada Siswa...................15
2.7 Motivasi Belajar dan Mengajar..............................................................17
Bab III. Hasil Observasi.................................................................................19
3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darrut Tauhid............................................19
3.2 Fasilitas Pondok Pesantren Darrut Tauhid...........................................21
3.3 SDM Darrut Tauhid...............................................................................25
3.4 Program Pendidikan Darrut Tauhid.......................................................25
3.5 Kurikulum Darrut Tauhid.......................................................................27
3.6 Visi dan Misi Darrut Tauhid...................................................................28
3.7 Data Hasil Observasis...........................................................................29
3.8 Paparan Singkat Hail Observasi ..........................................................33
Bab IV.Analisis Hasil Observasi....................................................................35
4.1 Analisis Dengan Menggunakan ..........................................................35
Teori Unsur-Unsur Pendidikan
4.2 Analisis Berdasarkan.............................................................................36
Tugas dan Peran Guru dalam Belajar Mengajar
4.3 Analisis Berdasarkan ............................................................................37
Model Pengajaran Menurut Bruce Joyce dan Marsha Well
4.4 Analisis Berdasarkan Strategi Pembelajaran........................................37
4.5 Analisis Berdasarkan Manajemen Kelas...............................................37
4.6 Analisis Berdasarkan Teori Perencanaan,............................................37
Instruksi Belajar Berpusat pada Siswa
4.7 Analisis Berdasarkan ............................................................................38
Teori Motivasi, Menagajar dan Belajar
Bab V. Kesimpulan dan Saran.......................................................................40
5.1 Kesimpulan............................................................................................40
5.2 Saran.....................................................................................................40
Daftar Pustaka..................................................................... . ....................41

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-
tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan
praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem
pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan
perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan
yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan
program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-
masing. Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik itu dalam
pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi
peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kemajuan
bangsa. Pembentukan karakter masyarakat suatu bangsa tergantung pada sistem pendidikan
yang dilaksanakan dalam suatu negara. Tanpa pendidikan masyarakat dalam suatu bangsa
tidak akan menemukan dan mendapatkan perubahan yang signifikan dalam setiap
bidang.Bahkan, masyarakat yang tak berpendidikan alias tidak pernah merasakan alam
pendidikan akan melahirkan manusia yang bringas dan bebas tanpa batas serta tidak mengenal
aturan dan moral. Jika nilai, moral, dan keberadaban tidak dijaga melalui sistem pendidikan
maka yang ada hanya kebiadaban, pengrusakan tatanan kehidupan dan alam. Di sinilah
peranan pendidikan menunjukkan begitu pentingnya.
Badan penelitian dunia (UNESCO), merumuskan bawa yang disebut dengan
pendidikan adalah serangakaian aktifitas untuk menanamkan cakapan hidup,- life skills.
(“Parents Guides”, September 2003 hal 23). Aktifitas itu meliputi penanaman kecakapan
berpikir (how to think), kecakapan bertindak (to do), kecakapan untuk hidup (to be), kecakapan
belajar (to learn) dan kecakapan hidup bersama. Rumusan itu, bermakna bahwa, tujuan
pendidikan selain untuk membentuk kecakapan akademik kognitif, juga kecakapan efektif
( emosional, sosial, dan spiritual), dan psikomotorik (“Parents Guides”, September 2003 hal
23).

4
Menurut Jhon Locke, filsuf dan pemikir asal Inggris, tujuan utama pendidikan adalah
membentuk sesorang anak agar tumbuh menjadi pribadi dan individu yang beriman ,
berbguna dan dapat hidup harmonis dalam lingkunganya,hal ini tertuang dalam tulisannya
Some Though Concerning Education (1963) (Ayahbunda, hal 78-81, Des-Jan 2003).
Dalam al-Qur’an kata pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah. Kata ini berasal dari
kata rabba, yurabbi yang berarti memelihara, mengatur, mendidik, seperti yang terdapat dalam
surat al-Isra’ [17]: 24. Kata tarbiyah berbeda dengan ta’lîm yang secara harfiyah juga memiliki
kesamaan makna yaitu mengajar. Akan tetapi, kata ta’lîm lebih kepada arti transfer of
knowladge (pemindahan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain). Sedangkan tarbiyah tidak
hanya memindahkan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain, namun juga penanaman nilai-nilai
luhur atau akhlâk al-karîmah, serta pembentukan karakter. Oleh karena itulah, Allah swt
menyebut dirinya dengan sebutan rabb yang berarti pemelihara dan pendidik.
Kita selalu dituntut untuk selalu memuji rabb dalam segala kondisi, susah atau senang, bahagia
atau susah, mandapat ni’mat atau musibah. Sebab, Tidak ada satupun yang datang dari rabb
dalam bentuk keburukan. Semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia, karena Tuhan adalah
Pendidik (rabb). Kalaupun sesuatu itu buruk dalam pandangan manusia, itu hanyalah
disebabkan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia memahami Tuhan (rabb) secara utuh
dan menyeluruh. Tetapi ada saatnya nanti, manusia menyadari bahwa sesuatu yang dulu tidak
dia senangi, ternyata Tuhan berikan demi kebaikannya. Ibarat seorang anak yang dilarang
bermain oleh ibunya, sehingga dia kesal dan mengatakan ibunya tidak menyayanginya. Setelah
dia dewasa dan meraih kesuksesan hidup, barulah dia sadar bahwa apa yang dilakukan ibunya
adalah demi kebaikannya, walupun wujudnya ketika itu tidak menyenangkannya. Terkait
dengan konsep pendidikan dalam Islam, Allah swt telah menggariskannya dalam surat Ali
Imran [3]: 79
‫ا ُك ْنتُ ْم‬MM‫وا َربَّانِيِّينَ بِ َم‬MMُ‫ُون هَّللا ِ َولَ ِك ْن ُكون‬ ِ َّ‫و َل لِلن‬Mُ‫ َّوةَ ثُ َّم يَق‬Mُ‫اب َو ْال ُح ْك َم َوالنُّب‬M
ِ ‫ادًا لِي ِم ْن د‬MMَ‫وا ِعب‬MMُ‫اس ُكون‬ َ Mَ‫هُ هَّللا ُ ْال ِكت‬Mَ‫ ٍر أَ ْن ي ُْؤتِي‬M‫َما َكانَ لِبَ َش‬
َ ‫تُ َعلِّ ُمونَ ْال ِكت‬
َ‫َاب َوبِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْد ُرسُون‬
Artinya : “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah
kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”
Dari ayat di atas diketahui, bahwa tujuan pendidikan bukan menjadikan manusia
sebagai hamba ilmu, budak teori atau penkultusan kepada seorang tokoh ilmuwan. Tetapi

5
tujuan utama dari pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan rabbani (manusia yang
berketuhanan).

Sekolah merupakn lembaga yang bertujuan melakukan aktivitas pedidikan, dan pendidikan
itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, kejuruan maupun keagamaan. Salah satu
bentuk pendidikan keagaaman adalah pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan
Lemaga Pendidikan Islam pertama di Indonesia. Keberadaan pondok pesantren di tengah-
tengah umat Islam Indonesia cukup dominan sebagai lembaga penidikan tertua, dan telah
diakui masyarakat karena memiliki fungsi serta kedudukan yang sangat pentig dalam
keidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pemerintah telah menyamakan kedudukan antar sekolah keagamaan dan jejang


pendidikan di Indonesia, seperti yang tertera dalam Undang-Undang Dasar Republik indonesia
Nomor 20 / 2003 pasal 17 ayat 2 tentang sistem pendidikan Nasional yang mengatakan bahwa
pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk
lain yang sederajat serta sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),
atau bentuk lain ang sederajat ( Departemen Pendiikan Nasional RI, 2003). UU Sisdiknas
memandang perlu dukungan sumberdaya bagi pendidikan keagamaan semacam pesantren
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional
.
Rosyad (2005) menambahkan, terdapat dua model pondok pesantren. Pertama,
pesantren salaf (tradisional) dirintis sejak awal perkembangan Islam di Indonesia dan masih
berperan hingga kini. Pesantren ini berlandaskan pada jiwa keimanan, ketaqwaan, keikhlasan,
kesederhanaan, ukhuwah (persatuan) dan kebebasan. Ciri khasnya yaitu tidak memiliki
tingkatan dalam kelas, kurikulum umum, tahun ajaran, dansatuan pendidikan lainnya. Kedua
pesantren khalaf (modern) dimana pesantren ini juga berlandasa kepada jiwa keimanan,
ketaqwaan, keikhlasan, kesedrahanaan, ukhwah (persatuan) dan kebebasan. Berbeda dengan
pesantren salaf, pesantren modern ersistem klasikal, ada tingkatan dalam kelas, ada tahun
ajarankurikulum umum yang terpadu dengan agama serta satuan pendidikan. Salah satu
bentuk sistem pendidikan pesanteren khalaf yaitu Darrut Tauhid.
Menurut Azra (dalam Wash, 2002) saat ini Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan
Islam terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di
Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa. Pondok pesantren di Jawa itu membentuk
banyak macam-maacam jenis. Perbedaan jenis-janis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat
dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan, atau perkembangan ilmu dan

6
teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pondok pesantren yang harus dimliki pondok
setiap pesantren, dimana unsur-unsur ini merupaka elemen unik yang membedakan sistem
pendidikan pesanteren dengan lembaga pendidikan lainya (Hasyim dalam Walsh, 2002)

Pesantren merupakan sarana pendidikan Islam tradisional yang berfungsi dan


bertujuan menjadi tempat syiar Islam. Tempat mendidik santri jadi ulama (orang berilmu)
juga sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang berusaha memajukan status sosial
keagamaan, pendidikan, kebudayaan bahkan perekonomian masyarakat sehingga pesantren
merupakan suatu lembaga pendidikan yang terbuka dan mau menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakat secara terbuka pula. Mastuhu (1994:21) mengatakan bahwa
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang bercirikan grass root people yang
telah tumbuh dan berkembang di nusantara sejak 300-400 tahun yang lalu. Pondok Pesantren
Daarut Tauhiid Bandung dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pendidikan
pesantren, dengan harapan terwujudnya manusia Indonesia yang seutuhya (Insan Kamil)
yang dicita-citakan bersama.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam permaslahan ini penulis lebih menekankan sejauh mana peran pesantren dalam
dalam upaya menikgkatkan kualitas pendidikan dan mutu pendidikan terkait dengan hal-hal
dalam prosses belajar mengajr dikelas. Pertanyaan masalah ini yang menjadi analisa dalam
penelitian diformulasikan dengan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
1. Sistem dan strategi apakah yang diterapkan, dan menjadi program unggulan di
Pesantren Darrut Tauhid.
2. Bagaimana interaksi antara Ustadz dan santri selama kegiatan belajar mengajar di
kelas.

1.3 Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengunakan metode observasi naturalis ke


Pondok Pesantren Daarut Tauhid, dimana penulis mengobservasi kegiatan proses belajar
mengajar selama di kelas meliputi interaksi santri dengan ustadz. Teknik mengajar, sikap dan
perilaku santri dalam proses belajar mengajar. Selain itu, penulis mengunakan metode studi

7
pustaka sebagai pedoman dalam menganalisa apa yang sudah penulis dapatkan selama
observasi.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Selain itu penulis ingin mengaflikasikan teori dan konsep yang telah
penulis dapatkan selama menggikuti pelajran di kelas. Penulis juga ingin mengetahui
bagaimana para pendidik guru/ustadz serta kerjasama dengan siswa untuk mencapai sebuah
tujuan pendidikan yang diinginkan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalh ini terdiri dari lima bab,


Bab I berisi latarbelakang, rumusan maslah, metode penelitian, tujaun penulisan, serta
sistematika penulisan.
Bab II berisi teori yang menjelaskan tentang metode dan staregis pengajaran meliputi
teknik mengajar dari guru/ustadz dan gaya belajar siswa/santri
Bab III berisi hasil observasi naturalis di kelas Pesantren Sarrut Tauhid Bandung
Bab IV berisi tentang analisa hasil observasi dengan teori yang ada.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran.

8
BAB II

LANDASAN TEORI
Mengajaar merupakan istilah kata kunci yang hampir tak pernah luput dari bahasan
mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Pengertian yang unum
dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang study kepekdidikan,
ialah bahwa mengajar itu merupakan penyempaian pengetahuan dan kebudayaan kepada
siswa. Dan bertujuan hanya untuk penycapaian penguasaan siswa terhadap semua
pengetahuan dan kebudayaan. Menurut Tyson dan Caroll (1970). Setelah mempelajari
secara seksama sejumlah teori pengajaran, meyimppulkan bahwa mengajar adalah sebuah
cara dan sebuah peroses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif
melakukan kegiatan. Dimana jika intraksi antara siswa dan guru di dalam kelas terjadi dengan
baik, maka peroses belajar terjadi, sebaliknya jika interaksi antara siswa dan guru tidak tidak
baik, maka maka kegiatan belajar siswa pun tidak terjadi, atau pun terjadi tetapi tidak sesuai
harapan.

Menurut Nasution (1986), mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasikan atau


mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan nya dengan baik, sehinga terjadi
peroses belajar. Lingkungan yang dimamsutkan disini tidak hanya runangan kelas, tapi juga
melipputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sara dan prasrana lainya yang
mendukung proses belajar mengajar. Menurut Biggs (1991), seorang pakar kognitif,
membaagi konsep mengajar jedalam tiga macam pengertian :

1. Pengertian kuantitatif

Mengajaar berarti the transmission of knowladge, yakni penularan pengaetahuan.


Dalam hal ini guru hanya perlu mernguasai pengetahuan-pengetahuan bidang
setudinya dan menyampaikan kepad siswa denga senbaik-baniknya. Dan jika siswa
gagal dalam belajar, maka kesalahan di bebankan kepada siswa. Jadi kegagalan
dianggap sebagai kesalahn siswa yang kurang maampu menguasai pelajaran, kurang
motivasi dan kurang persiapan.

9
2. Pengertian Institusional

Mengajar berarti the efffecient orchessrtation of of teaching skills, yakni penataan


segala kemapuan belajar ssecar efesien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap
dalam menghadapai segala sesuatu, mengadaptasi berbagai teknik mengajar untuk
bermacam-macam siswa yang berbeda kemapuan bakat, kemapuan dan
kebutuhjanya. Pengertian ini lebih baik dari pengerian sebelumnya, karena adanya
perhatian kepada siswa yang bebeda dari guru sesuai dengan kebutunan, kemampuan,
dan bakat siswa masing-masing.
3. Pengertian Kualitatif

Mengajar berarti the fasilitation of lerning, merupakan upaya untuk membantu


memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini, guru guru berintertaksi
sedemikian rupa dengan siswa sesuai dengan konsep kualitatif. Dimana siswa
diharapkan bisa belajar membentuk makna dan pemahanmanya sendiri. Jadi, guru
tidak memberikan pengetahuan terus menerus secara langsung kepada murid, akan
tetapi siswa dilibatkan dalam akitivitas belajar yang efesien dan efektif.

2.1 Unsur-Unsur Pendidikan

Peroses pendidikaan melibatkan banyak hal yaitu:

1) Subyek yang dibimbing (peserta didik)


Peserta didik berstatus sebagai subyek didik. Pandangan modern cenderung
menyebut demikian, oleh karena peseta didik yang tidak pandang bats usia adlah
subyek adalah pribadi yang otonom, yang ingin diakui kebenaranya. Selaku pribadi
yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri)
secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai
sepanjang hidupnya.
2) Orang yang membimbing (pendidik)
Pendidik adalah orang yagn mendidik, dan yang betangung jawab atas keberhasilan
peserta didik. Pendidik ini tidak hanya guru yang mengajar disekolah, tetapi juga di
miulai dari lingkunagan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan adalah oarang tua, guru, orarganisai atau msyarakat.

10
3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik yang terarah pada
tujuajn pendidikan, merupakan pengertian dari interaksi edukatif. Pencapain tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif antara
guru dengan murid dengan memanifulasikan ini, metode serta alat-alat pendidikan.
Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
Tujuan pendidikan pada dasarnya bersifat absrtak, karena memuat nilai-nilai yang
bersifat absrtak. Tujuan pendidikan besifat umum, ideal, dan kandunganya sangat luas
sehinga sulit untuk dilaksanakan kedalam peraktek. Sedangkan pendidikan harus
berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat
tertentu, dan waktu tertentu dengan mengunakan alat tertentu.
4) pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang
akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti
maupun muatan lokal. Materi inti bersifat Nasional yang mengandung misi
pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya
mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
5) cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
Alat dan metode dalam pendidikan merupaka dua sisi mata uang yang tak bisa
dipisahkan. Alat melihat jenis sedngkan metode melihat efesiensi dan efektifitasnya.
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan atau di adakan
dengan sengaja untiuk mencapai tujuan pendidikan.

6) Tempat peristiwa bimbingan berlagsung (lingkungan pendidikan)


Lingkungan pendidikanmerupan tri pusat pendidikan, yang meliputi keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarkat.

2.2 Tugas dan Peranan Guru dalam Proses Belajar-Mengajar


Kegiatan belajar mengajar mekiputu banyak hal, sebagaimana yang dikemukan oleh
Adams & Decey dalam Basic Principiles Of Students Teaching, guru sebagai pengajar,

11
pembimbing kelas, pemimpin, pengatur lingkungan, ekspeditor, perencanaan, suvervisor,
motivator, evaluator, dan konselor.
1) Tugas Guru
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengapdian.
Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusian dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebgai guru tidak hanya sekadar mengajar, melainkan juga mendidik dan melatih.
Mengajar berarti mengembangkan dan meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mendidik berarti menerukasn dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Dan
melatih berarti mengembangkan ketermpilan-keterampilan pada siswa.
Selain tugas-tugas tersebut, guru juga memiliki tugas kemanusiaan. Dimana guru
harus bisa memposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi murid. Dimana ia harus menarik
simpati dan menjadi idola bagi siswanya. Hendaknya setiap apa yang disampaika guru
tersebut merupakan motivasi-motivasi yang akan terus minat siswa dalam belajar. Bila guru
berprilaku kurang baik, maka kegagalan aka tertanam pada siswa.
Guru merupakn posisi srtategis dalam suatu bangsa, dimana dimana ia nya tak
mungkin tergatikan oleh unsur mana pun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak zaman
dahulu. Semakin berperan guru dalam pendidikan, maka semakin terjamin terciptanya
kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Guru atau pendidik sangat berperan penting
dalam terciptanya generasi muda yang tanguh dan mampu melawan tantangan zaman yang
semakin rumit ini. Dan menyiapkan pemipin di tengah-tengah masyarakat.

2). Peran seorang Guru

a. Dalam Proses Belajar Mengajar


Sebagaimana telah diungkapkan diaatas, bagwa peran seorang guru sangat
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, menejer kelas, motivator,
supervisor, eksplorator dan juga konselor. Namun yang akan di kemukakan disini
adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagi:
1) Demonstrator
2) Menejer/pengelolah kelas
3) Mediator/fasilitator
4) Evaluator
b. Dalam Pengadministrasian

12
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministasian, seorang guru dapat
berperan sebagai:
1) Pengambil inisiatif, pengarah dan penilai kegiatan
2) Wakil masyarakat
3) Ahli dalam bidang mata pelajaran
4) Penegak disiplin
5) Pelaksana admistari pendidikan
c. Sebagai peribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
1) Petugas sosial
2) Pelajar dan ilmuan
3) Orang tua
4) Teladan
5) Pengaman
d. Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis adalah:
1) Ahli psikologi pendidikan
2) Relationsip
3) Catalytic/pembaharu
4) Ahli psikologi perkembangan

2.3 Model Pengajaran Bruce Joyce dan Marsha Weil :

1) Model Pengelolahan Informsi (informasi Processing)

kata kunci dalam psikilogi kognitif dimambil dari istilah dalam komputer. Model
pengajaran dimana guru boleh meberikan pengajarwan seoptimal mungkin. Dan dalam
belajar terdapat perangkat, yaitu otak ” sebagai mesin pengerak aktivitas akal, mengontrol
perasaana dan perbuatan”.Jean Piaget (1896-1980), yang temasuk dalam katagori informasi
processing adalah” Model Peningkatan Kapasitas Berpikir”

- Daya cipta akal siswa


- Berpikir kritis siswa
- Penilaian mandiri siswa/dan juga pengembagan

13
- Sosio-emosional siswa (perasaan kemasyarakatan)
2) Model Pengembangan Diri (Personal)

Pada umumnya beririentasi pada peribadi siswa. Membuat siswa mewnyadari


dirinya sebagai peribadi yang berkecakapan untuk berinteraksi dengan ppihak luar, dan
membangun hubungan intrapersonal yang bagus. Model Nondirektif (Dirancang untuk
membantu mempermudah proses beklajr pada siswa, dimana siswa dapat mengefresikan
idenya secara bebas dan guru sebgagai pembimbing yang empatik)

3) Model Sosial (Hubungan Masyaarakat)


Pengembangan perilaku direkayasa atas dasar teori perilaku yang dihubungkan
dengan peroses belajr mengajar. Dimana trjadi perubahan perilaku atau perilaku yang
sejalan dengan siswa. Salah satunya adalah Model Maestery Learning (Belajar tuntas)
yaitu pendekatan mengajar yang mengacu pada penepatan keriteria hasil belajar.
1. Pengetahuan
2. Konsep
3. Keterampilan
4. Sikap dan nilai

4) Model Behavorial (Pengembangan Perilaku)


Cara yang berisi prosedur buku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan,
khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran pada siswa (Tardif. 1989)
Macam-macam metode pengajaran:

1.Ceramah
Sebuah metode mengajar yang pelaling kelasik, tetapi masih
dipakai sampai sekarang. Dimana metode ini menyampaikan
materisecara lisan kepda siswa.

2. Diskusi

Metode mengajar yang sangat erta hubunganya dengan belajar dan


memecahkan masalah. Seperti diskusi kelompok.

3 Demontrasi

14
Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung
maupun mengunakan media.

2.4 Staregi Pembelajaran

Dalam presfektif psikologi, staregi berasal dari bahasa Yunani yaitu rencana tindakan
yang terdiri dari seperangkat langaklah-langkah untuk memecahkan maslah. Secara umum,
strategi pengeajaran adalah sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan tertentu.

Contoh : untik memperoleh perhatian siswa yang sedang mengikuti uraian pelajran
ecara lisan (metode caramah) guru dapat melakukan peragaan. Lalau peragaan tersebut
diikuti para siswa. Atau dengan memberikan cerita-cerita yang
berkaitan dengan pembahasan.

1) Macam-macam staregi pembelajaran


a. Starategi Pembelajaran Langsung (direct instriction)
Staregi pembelajaran langsung merupakan staregi yang kadar berpusat
pada guru yang paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada staregi ini
termasuk di dalam metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik,
pengajaran eksplisit, peraktek dan ilmiah, serta demonstari.
Strategi pembelajran lagsung efektif dipergunakan untuk memperluas
informasi atau mengembangakan keterampilan langkah demi langkah.
b. Staregi Pembelajaran Tiak Lagsung (Indirect Instrudaction)
Pembelajaaraan tindak langsung memperlihatkan keterlibatan tinggi
siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, pengembangan inferensi
berdasrkan data, atau pembentukan hipotesis.
Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari
pencermah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resourse
person). Guru merancang lingkaran belajr, memberikan kesempatan siswa
untuk terlibat, dan jika memungkinkna memnerikan umpan balik kepada

15
siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Staregi pembelajarran tidak
langsug mensyaratkan digunakanya bahan-bahan cetak, non cetak, dan
sumber-sumber manusia.
c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interaktive instruction)

Starategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskudi dan


saling berbagi diantar peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989)
mengemukakan bahwa diskusi dan saling berabgi akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atu kelompok, serta
mencoba mencari alternatif dalam berpikir.

Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang


pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat
bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengjaran tugas
kelompok, dan kerjasama siswa secara berpadangan.

d. Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experimental learning)


Strategi pembelajaran melalui pengalaman mengunakan bentuk
sekuans indukatif, berpusat kepada siswa, dan beroreantasi pada aktivitas.
Penekanan dalam stratergi belajar melalui pengalaman adalah pada proses
belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat mengunakan strategi ini baik
diluar kelas maupun didalam kelas. Sebagai contoh, didalam kelas dapat
digunakan metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan
metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
e. Strategi Belajar Mandiri (Independent study)
Strategi belajar mandiri merujuk kepada pengunaan metode-metode
pembelajaran yang tujunnya adalah mempercepat pengembangan inisiatif
individu siswa, percaya dori, dan perbaikan diri. Pemblajarn mandiri ini
berfokus kepada perencanaan pembelkajran mandiri siswa dibawah
bimbingan guru. Belajr mandisri membuat siswa untuk bertangung jawab
dalam merencanakan dan menentukn kecepatan belajar.

16
2.5 Manajemen Kelas

Merupakan satu cara bagaimana guru dapat mengatur aktivirtas kelas, proses belajar,
atmosfir kelas, dan prilaku siswa. Dalam manajemen keleas ada dua pandagan yaitu:

a. Pandangan Terdahulu
Menentukan dalam mebuat dan mengaplikasikan peraturan untuk kontrol
perilaku siswa. Pandagan ini berorentasi pada kefasihan dan patuh terhadap
peraturan yang kaku sehinga tidak memberikan kesempatan siswa untuk aktif,
berfikir tingkat tinggi dan memahami peraturan sosial. Guru disini berperan sebgai
director.

b. Pandagan Terbaru
Menekankan pada kebutuhan siswa, dimana siswa lebih dekat dengan guru dan
terjadi hubungan yang hangat antar siswa dan guru, sehinga memungkinkan ada
regulsi diri. Lebih kepada self diipline dari pada hanya sekadar patuh pada
peraturan yang kaku. Disini guru lebih kepada fasilitator.
Beberapa Tipe Manajemen Guru
Authoritative Menyemangati siswa untuk bebas berfikir, tetai masih ddalam
pengawasan dan evaluasi.
Authoritarian Guru membatasi dan memberi hukuman dengan fokus dalam
pemeliharaan susana kelas dari proses belajar mengajar.
Permissive Siswa mempunyai kebebasan tetapi sedikit dalam hal
ketrampilan belajar atau pengaturan perilaku.

Disiplin
Adalah membuat lingkungan dimana seseorang dapat belajr dengan nyaman.
Rencana disiplin ada tiga bagian:
a) Expectation, yaitu (harapan) untuk siswa.

17
b) Supportive feedbeack yaitu apa saja yang diberikan secara konsisten agar
siswa dapat siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
c) Corelative actions yaitu langkah yang diambil guru ketika harapan
perilaku tidak tercapai.

2.6 Perencanaan dan Instruksi Belajar Berpusat pada Siawa.

Prinsip-prinsip psikologis dalam pembelajaran berpusat pada siswa

a. Cognitive dan metacognitive factors

Dimana siswa berhasil adalah siswa yang aktif dan memiliki tujuan,
menghubungkan inforamsi baru dengan inforasmasi lama, menciptakan
staregi berfikir dan penalaran, memahami cara berfikir dam memahami
masing-masing, memahami bahwa belajar bersifat kontekstual, membentuk
representasi pengetahuan yang bermakna dan jelas.

b. Motivasional dan Affective Factors


Memotivasi siswa beragantung kepadan :
 Keyakinan danharapan siswa mengenai keberhsilan dan kegagalan
dan dapat mendukung dan menhambat belajar.
 Tugas-tugas yang menarik dan berhubungan dengan diri siswa
sendiri, serta dapat menigkatkan motivasi intrinsic. Motivasi
intrinsic adalah motivasi yang berasal dari diri individu itu sendiri,
dimana dia mersa mendapatkan kepuasan jika melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi eksrtinsik adalah motivasi yang berasal dari
luar lingkungan yang dapat mendorong siswa untuk bertindak
sesuatu, misalnya berupa inisiatif dan hadiah.
 Dorongan guru terhadap usaha yang ditampilkan siswa serta daya
tahan mereka dalam mengerjakan tugas.
c. Development and social factor
Siswa yang berhasil adalah siswa yagn merasakan adanya lingkungan
belajar yang optimal pada saat guru memiliki pemahaman dan kepekaan
sterhadap berbagai varisai perkembagan siswanya. Belajar dapat lebih baik
saat mereka dapat berintraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam
mengerjakn tugas.

18
Guru yang berhasil adalah :
 Guru yang mengetahui kemampuan untuk individu,
memanfaatkan, dan memodofikasi pengetahuan.
 Mengetahui keunikan diri serta mengharagi keunikan diri sendiri.
 Tertanntang untuk mencapai tujuan setinggi-tingginya yang cocok
untuk dirinya.

Bentuk-bentuk intrinsik pengajaran yang berpusat pada siswa.

 Problem-Based Learnig yaitu dengan siswa menganalisis problem dalam


kehidupan sehari-hari dengan bimbingan guru untuk mendapatkan
penyelsainya.
 Essensiel questoins berupa pemberian pertanyaan yang bias merefleksikan
hal-hal yang sedang siswa pelajari.
 Discovery Learning yaitu siswa memahami apa yang mereka punya dalam
dirinya dan guru memberikan stimulasi berupa aktivitas.

Dalam sistem belajar yang berpusat pada siswa banyak menguanakan teknologi seperti
internet, web, e-mail, online leraning, online chating, program aplikasi, komputer untuk
pendidikan.

19
2.7 Motivasi, Belajar, dan Mengajar

Motivasi merupakan suatu peroses yang dapat mendorong, mengarahkan, dan


menopang suatu tingkah laku. Sangat dibutukan untuk meraih sukses, bila dikaitkan dengan
sekolah berarti melibatkan siswa agar bertingkah laku, kearah pencapaian prestasi dengan
optimal.

Pandagan mengenai motovasi

a) Pandangan Teori Bhavorial


Pandangan ini mengaitkan motivasi eksternal, dengan reward misal
insentif dan hadiah.
b) Pandagan Teori Humanistik
Menekankan kapasitas dari pertumbuhan individual, kebebasan untuk
mengejar cita-cita, kualitas positive seperti sensitive terhadap dunia
sosial. Berkaitan dengan teori Maslow yaitu Hiearki kebutuhan diamana
kebutuhan dasar harus dipenuhi dulu sebelum ketingkat yang lebih tinggi.
c) Pandagan Kognitif
Menekankan pentingnya membuat dan merencanakan tujuan, serta
memonitor kemajuan dalam mancapai tujuan. Menurut paandagan ini
sangat menekankan bahwa eksternal pressures harus dimini,alisirkan,
yang dioptimalkan adalah kesempatan dan tanggung jawab aras control
terhadap hasil prestasinya.
d) Pandagan sosial
Menekankan bahwa kebutuhan affliasi dapat menjadi motivasi siswa
untuk berhasil disekolah. Affliasi ini berkaitan dengan hubungan dengan
guru dan teman. Pandgan ini menyatkan bahwa jika seorang siswa
mempunyai presepsi bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan
guru dan temanya maka ia memiliki positive academic behavioral.

Mastery Motivation

Berkaitan dengan respons individu bila dihadapkan dengan kesempatan yang


menantang. Terbagi tiga yaitu :

20
a) Maestery Oreantation, sangat berfokus kepada tugas dari pada
kemampuan.
b) Helpless orientation, sangat berfokus pada ketidak mamppuan individu
terhadap tugas.
c) Performance Orientation, beerfokus pada hasil daari pada proses.

Maestery motivation nini berkaitan erat dengan self effcacy yaitu suatu kepercayaan
bahwa seseorang dapat mengerjakan tugas, mengatasi sesuatu yang sulit dan memperoleh
hasil yang positive. Self effcacy murid sangat dipengaruhi self effcacy guru. Dimana erat
kaitannya dengan harapan siswa dan harpan guru.

21
BAB III

HASIL OBSERVASI

3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darrut Tauhid

Bandung Utara adalah sebuah kawasan di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Bandung Utara memiliki sebuah kawasan hutan lindung yang sekarang dikenal dengan
Taman Hutan Raya (THR) Ir. H. Djuanda. Di tempat ini ada peninggalan sejarah pada masa
penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang yang tak dapat dilupakan oleh warga Jawa Barat
umumnya dan warga Bandung Khususnya yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang. Kawasan
bandung Utara dapat dijangkau melalui 3 jalur jalan utama: Jalan Dago (Ir. Juanda), Jalan
Ciumbeuleuit dan Jalan Setiabudi. Selain tempat-tempat tersebut, di Bandung juga terdapat
salah satu pesantren yang mungkin sudah tidak asing lagi terdengar beritanya di media-
media,. Ya, salah satu pesantren itu adalah Pesantren Darul Tauhid yang tepat nya berada di
Jl. Gegerkalong Girang 30 D & 38, Bandung 40154, dan Jl. Gegerkalong Girang 67 Bandung
40153.

Tahun ‘80-an, sekitaran Jalan Gegerkalong Girang terkenal sebagai “gudang


maksiat.” Tapi setelah datangnya seorang pemuda bernama Abdullah Gymnastiar dengan
membawa beragam aktivitas positif, justru kawasan yang sering disebut ‘Gerlong’ saja itu,
kini lebih dikenal sebagai pusat dakwah. Menyebut Gerlong pasti ingat Daarut Tauhid, begitu
juga sebaliknya. Yayasan Daarut Tauhid didirikan oleh Abdulah Gymnastiar—seorang ulama
otodidak (belajar langsung dari K.H. Choer Affandi, pimpinan Pesantren Manonjaya –
Tasikmalaya, dari seorang ulama sepuh dari Garut, serta seorang ulama sepuh dari Demak)
secara resmi pada 4 September 1990.

Cikal bakal Daarut Tauhid berasal dari kegiatan wirausaha yang dilakukan Keluarga
Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) tahun 1987, dibawah komando bisnismen soleh ini.
Ketika itu sebagian laba diniatkan dan sengaja digunakan untuk menopang kegiatan dakwah.
Yaitu dalam bentuk pengajian rutin untuk remaja dan umum di bawah bimbingan Abdullah
sendiri. Seperti biasa, jika acara pengajian disukai pasti jamaah membanjir. Jika sudah begitu
keadaannya, hampir pasti tempat menjadi masalah utama. Begitupun yang dialami Abdullah

22
Gymnastiar dan kawan-kawannya. Lokasi di Jalan Intendans 44 H Gegerkalong, milik orang
tua Abdullah Gymnastiar, dirasa sudah tidak representatif lagi. Maka diincarlah rumah
pondokan berkamar 20 di Jalan Gegerkalong Girang 38 untuk dijadikan markas baru.

Seluruh kamar kos dikontrak oleh jama’ah. Menyusul setelah itu, didirikanlah masjid
sederhana yang berdinding triplek. Tahun 1993 mulai dibangun bangunan permanen berlantai
3 di atas lahan yang sudah menjadi milik sendiri itu. Lantai 1 (dasar) digunakan untuk
kegiatan perekonomian, lantai 2 dan 3 dijadikan masjid dan pusat kegiatan pesantren.
Setahun kemudian, tepatnya 9 April 1994 berdiri Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren)
DT.

Tahun 1995, seorang jama’ah membelikan sebidang tanah berikut bangunannya di Jl.
Gegerkalong Girang 30 D (50 m dari masjid), yang kemudian dipergunakan sebagai kantor
yayasan, kediaman pimpinan pondok, TKA/TPA, ruang pertemuan, ruang produksi konveksi,
gudang serta kamar santri. Menjelang akhir 1997, sarana dakwah dan perekonomian menjadi
semakin lengkap dengan berdirinya gedung Kopontren 4 lantai di seberang masjid.
Digunakan untuk kantor BMT (Baitul Mal wat-Tamwil), penerbitan & percetakan, swalayan
& mini market, warung telekomunikasi, pusat informasi, dll.

Model pendidikan yang dikedepankan oleh Daarut Tauhid dikenal dengan sebutan
“Manajemen Qalbu”, konsep yang digelontorkan oleh KH. Abdullah Gymnastiar. Sebuah
metode yang mengajak jamaahnya untuk mampu menseleraskan olah pikir, olah hati dan olah
tindakan (zikir). Intinya adalah memenej dan memelihara kebeningan hati dengan cara
mengenal Allah lebih mendalam (dengan amalan/zikir). Untuk kemudian mengisinya dengan
nilai-nilai ruhani Islam seperti sabar, ridho, tawakkal, ikhlas, jujur, disertai dengan ikhtiar.
Sebagai pesantren yang berada di tengah kota, Daarut Tauhid memang dimaksudkan untuk
mengincar segmen masyarakat perkotaan yang ingin memperdalam ilmu agama.

Selain itu pesantren Darul Tauhid Bandung juga di manfaatkan sebagai wisata rohani
olah para wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke Bandung. Berbeda dengan pariwisata
lainnya yang cenderung hura-hura, wisata yang satu ini terasa lebih sejuk dan menentramkan.
Itu karena nafsu duniawi yang kerap mewarnai kegiatan pelesiran, justru dikekang bahkan
dimatikan dalam wisata tersebut. Meski begitu peminatnya tidak pernah sepi. Bahkan di
tengah rona kehidupan duniawi yang kian hari kian keras, kebutuhan spritualitas masyarakat
tampak terus meningkat.

23
Satu hal lagi yang menarik dari Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ini adalah
perhatiannya terhadap lingkungan hidup dan disiplin para anak didiknya. Mulai dari pintu
masuk Jl. Geger Kalong Girang ke lokasi Pondok Pesantren Darut Tauhid kurang lebih 500
meter, nampak bersih dan tidak ada sampah yang berserakan. Hal ini dikarenakan setiap pagi
ada petugas khusus yang membersihkan jalan di lingkungan Pesantren.

Dalam hal ini jangan heran, apabila pada suatu waktu kita bertemu Aa Gym sendiri
yang sedang membersihkan sampah di lingkungan tersebut. Pada hari Sabtu, yang turun
adalah pasukan anak didik ikhwan yang berseragam kaus biru dan bersepatu laras,
membersihkan sampah di kawasan Jl. Geger Kalong Girang. Sehingga tidak akan kita
temukan secarik kertas yang berserakan di pinggir jalan. Karenanya Pondok Pesantren Daarut
Tauhiid mendapat penghargaan sebagai Lingkungan Pesantren terbaik tingkat Indonesia.

3.2 Fasilitas Pondok Pesantren Darrut Tahuhid


a. Masjid

Masjid Darrut Tauhid adalah masjid yang menjadi


tempat ibadah dan beberapa kegiatan keagamaan di
Pesantern Darrut Tauhid. Masjid yang berlantai tiga ini
dapat menampung sekitar dua ribu jamah. Selain
digunakan sebgai tempat ibadah dan kegiatan
keagaman, masjid ini juga menyediakan tempat
menginap bagi para musafir yang ingin bermalam di
sini. Dimana masing-masing lantai memiliki fungsi
yang berbeda. Lantai pertama merupakan ruang DKM dan menjadi tempat pengajian dan
pembelajarn bagi santri. Selain itu dilantai pertama ini juga menjadi tempat bagi para musafir
yang ingin berlmalam disini, atau ingin mendalami ini agama dengan menginap beberapa hari
disini. Dilantai dua yang merupakan lantai utama, merupakan tempat shalat, dan pengajian
yang dilaksanakn setelah sahlat berjamaah setiap waktunya. Selain itu masjid Darrut Tauhid
ini merupakan pusat penyiaran islam, dimana disni tersedia radio yang lagsung menyiarkan
ceramah secara lagsung, dan bisa didengar oleh para jamaah yang berada disekitar Bandung
dan Jakarta.

24
b. Asrama

Asrama merupakan tempat menginap dan tinggal bagi


sanrti yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Daarrut
Tauhid. Diaman para sanrti yang menuntut ilmu disini
berasal dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia.
Asrama disediakan kepada santri dengan fasilitas yang
sesuai dengan kebutuhan para santri. Asrama ini
memberikan kenyamanan dan ketenagan bagi santri
yang tinggal di sini. Selain kemanan dan kenyaman fasilitas yang memadai juga menjadi
penunjang belajar kepada para snatri serta memberikan ketenagan kepada santri dalam
beristirahat.

c. Perpustakaan

Perpustakaan Pondok Pesantren Darrut Tauhid


memiliki koleksi lebih dari lima ribu judul buku yang
terbagi menjadi dua katagori. Katagori pertama adalah
pengetahuan umum yang berjumlah sekitar tiga ribu
koleksi judul buku. Dan katagori kedua adalah
pengetahuan agma yang berjumlah sekitar dua ribu
koleksi juduk buku, temasuk didalamnya bebreapa
kitap, tafsir dan terjemahan. Ruangan yang ber-AC ini dilengkapi dengan ruangan refrensi,
sarana internet dan photocopi. Ini memberikan kenyaman dan ketenagan bagi sanrti yang
mau menghabiskan waktunya untuk mebaca di perpustakaan ini.
d. Supermarket (SMM)

Supermarket (SMM) ini merupakan pusat perbelanjaan


yang lengkap dan yang mampu memenuhi kebutuhan
santri, karyawan dan masyarakat sekitar Ponduk
Pesantren Darrut Tauhid. Di SMM Swlayan ini menjual
berbagai macam kebutuhan, baik itu pangan maupun
sandag. Swalayan ini merupakan pusat perbelajnaan
yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dapur, tetapi
juga pusat perbelanjaan

25
seperti pakain muslim, jilbab, peralatan shalat dan lain sebgainya.
d. ATM MQ dan TM Bersama

ATM Mqdan ATM bersama merupakan kemudahan


transaksi keuangan yang disediakan di Pondok Pesantren
Darrut Tauhid. Selain digunakan untuk memenuhi
kebutuhan transaksi santri dan karyawan pondok, juga
berbguna bagi masyarakat sekitar Pondok Pesantren
Darrut Tauhid, yaitu masyarakat Gegerkalong Girang
yang inigin bertransaksi. Pengadaan layanan ATM ini
berdampak baik kepada orang tua santri yang inigin
mentansfer uang kepada anak mereka. Tanpa harus berpergian jauh para santri lagsung bisa
menerima uang, karena ATM ini berada di sekitar komplek pesantren yang letaknya antara
Supermarket dan Masjid Darrut Tauhid.

e. Klinik

Klinik yang berada di Pondok Pesantrren Darrut


Tauhid ini merupakan klinik dengan fasilitas
bersetandar. Karena diklinik ini tidak hanya dokter
umum yang menjadi pelayan kesehatan bagi sanrti,
akantetapi ada beberapa dokter spesialis yang juga siap
menagani segala macam keluhan kesakitan sesuai
dengan bidangnya. Seperti dokter spesialis mata,
dokter kandungandan dokter gigi. Selain itu di klinik ini juga melayani khitan. Klinik ini
tidak hanya diperuntukkan kepada sanrti dan karyawan saja, tetapi juga kepada masyrakat
sekitar Pondok Pesantren Darrut Tauhid, yaitu masyarakat Gegerkalong Girang dan
sekitarnya.

f. Gedung Serbaguna Darul Hajj

Gedung serbaguna Darul Hajj merupakan gedung yang


dugunakan untuk manasik haji. Dimana para calon
jamaah haji yang akan beragkat ke tanah suci Mekkah
untuk melaksanakan haji atu umroh mendapatkan
pelatihan dan pengetahuan tentang haji disini. Gedung
dengan lusa sekitar dua ratus meter persegi ini mampu

26
menampung sekitar seribu sampai seribu limaratus jamaah. Gedung yang merupakan pusat
pelatihan haji dan umrah bagi masyarakat Gegerkalong dan sekitarnya.

g. Dom (Lapangan oalahraga dan tempat parkir)

Lapangan olahraga seluas 500 meter merupakan


tempat untuk berbagai macam kegitan olahraga seperti
basket, bola volly, futsal, badminton dan atletik. Selain
berguna untik saarana olahraga, lapangan ini juga
digunakan untuk lapangan parkir yang mampu
menampung sekitar 50 kendraan roda dua dan empat.
Dengan pengaman eksrta yang ditangani lagsung oleh
satpam Pondok Pesantren.

h. Cafetaria

kafetaria merupakan kantin yang menjadi tempat selera


rasa bagi santri dan karyawan Pondok Pesantren Darrut
Tauhid. Kantin yang didesain minimalis ini
meneydiakan aneka makanan dan minuman yang sehat
dan bergizi, dan tentu saja halal dan bersih. Kantin
dengan kenyaman dan ketenagan menjadi pusat
menjamu seklera bagi para sanrti, karyawan dan orang
tua santri yang berkunjung ke sini.

i. Daarul Jannah.

Daarul jannah merupakan tempat penginapan bagi tamu,


orang tua santri yang datang ke Darrut Tauhid. Para
orang tua yang berasal dari luar daerah yang ingin
melihat perkembangan pembelajaran anak mereka di
Darrut Tauhid, dapat menginap di Daarul Jannah.
Gedung yang sederhana ini cukup memberikan
kenyamanan dan ketenagan bagi para tamu yang
berkunjung ke Darrut Tauhid.

27
3.3 SDM Darrut Tauhid

Pondok pesantren Darrut Tauhid dikelola oleh para pakar agama dan pendidikan yang
berpengalaman dan memiliki dedikasi yang tinggi. Daarut Tauhiid, nama yang sudah tidak
asing lagi di telinga masyarakat kita. Sebuah Pondok Pesantren yang terletak di kawasan
Bandung Utara.Perjalanan DT tidak terlepas dari seseorang yang bernama KH. Abdullah
Gymnastiar atau yang lebih akrab disapa AAGYM. Embrio dari Pones ini mulai berdenyut
sejak tahun 1987. AA GYM lah yang memotorinya. Pada tahun 1990, sebuah yayasan
didirikan untuk mengkoordinir gerak aktivitas dakwah dan usaha AA GYM beserta rekan-
rekannya. Yasasan Daarut Tauhiid merupakan lembaga yang pertama kali dibentuk seiring
perkembangan DT dari mulai bertempat di kamar kost kecil di jalan Gegerkalong Girang no
38 hingga berkembang menjadi mesjid seperti sekarang ini. Yayasan ini didirikan pada tahun
1990. Dengan visi membangun pribadi ahli dzikir, ahli fikir dan ahli ikhtiar, yayasan DT
mencoba mengarahkan aktifitas organisasi menuju pesantren kota, lingkungan barokah,
bandung bermartabat dengan konsep pesantren virtual (tanpa batas).

3.4 Program Pendidikan

Program pendidikan terbagi dalam 3 program, yaitu program anak didik mukim,
program kajian singkat dan program sanlat/pelatihan/kursus.

1. Program Anak didik Mukim untuk anak didik yang tinggal dalam lingkungan
Pesantren. Terbagi menjadi tiga sub program:
o Program Anak didik Mukim Triwulan, diperuntukkan bagi yang tidak
memiliki kegiatan belajar/bekerja di luar Pesantren.
o Program Anak didik Mukim 1 Tahun, sesuai bagi yang memiliki aktivitas
rutin (belajar/bekerja) di luar Pesantren.
o Program Anak didik Mukim Khusus bagi pengidap kecanduan narkotika dan
zat aditif lainnya (dalam taraf pembangunan fisik).
2. Program Kajian Singkat untuk anak didik yang tinggal di luar lingkungan Pesantren
(di antara peserta/masyarakat). Terbagi menjadi:
o Mengaji Rutin Kamis Malam pukul 19.00 (selepas shalat Isya berpeserta) s.d.
20.30 WIB. Materi yang dikaji berkisar tentang mengenal kebesaran Allah.

28
o Mengaji Rutin Ahad Siang, setiap hari ahad pukul 14.00 s.d. 15.00 WIB
tentang peranan Manajemen Qolbu dalam kehidupan sehari-hari.
o Mengaji Al-Hikam setiap Kamis pukul 15.30 s.d. 16.30 WIB, membahas ilmu
tauhiid dari Kitab Al-Hikam.
o Kajian Tematik, membahas tema khusus dengan menghadirkan pembicara-
pembicara sesuai bidangnya. diselenggarakan sebulan sekali.
o Seminar/Kuliah tentang berbagai hal, diantaranya tentang pendidikan anak,
ekonomi Islam hingga quantum learning.
3. Program Pesantren Kilat (Sanlat)/ Pelatihan/ Kursus yang diselenggarakan untuk
memenuhi permintaan kajian Manajemen Qolbu dan layanan pendidikan khusus.
o Pesantren Kilat (Sanlat), kegiatan ini dipersiapkan khusus bagi para pelajar
dan mahasiswa yang ingin memotivasi diri lebih mengenal, mempelajari dan
memahami Islam di waktu-waktu liburan sekolah/kampus.
o Pelatihan Manajemen Qolbu bagi karyawan. Karyawan beberapa BUMN
(Telkom, KAI, Perhutani) telah menjalani pelatihan ini. Diselenggarakan oleh
PPMQ (Pusat Pendidikan Manajemen Qolbu). Achievement Motivation
Training, juga diselenggarakan oleh PPMQ, berupa pelatihan manajemen di
alam terbuka plus Manajemen Qolbu.
o Pelatihan-pelatihan regional hasil kerjasama dengan Pemerintah Daerah,
misalnya Pelatihan Satpol Pamong Praja dan Pelatihan Kopontren se-Jawa
Barat.
o Pelatihan Belajar Cepat Membaca Al-Qur'an dengan Metode Daarut Tauhiid.
Insya Allah dalam 150 menit peserta dapat membaca Al-Qur'an dengan baik
dan benar.
o Kursus Qolbun Salim Keluarga, diramu khusus bagi keluarga Muslim yang
memiliki cita-cita mulia menjadikan anggota keluarganya semakin mengenal,
memahami, dan meyakini ajaran agama Islam dan pengetahuan umum.
Fasilitas akomodasi oleh Cottage Daarul Jannah.
o Kursus Privat Al-Islam. Lokasi dan lama belajar dapat ditentukan sesuai
kesepakatan.

29
3.5 Kurikulum Darrut Tauhid

Struktur Kurikulum
Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/ dunia
usaha/asosiasi profesi, substansi pendidikan dikemas dalam berbagai mata pelajaran
yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan
produktif.
a. Program Normatif
Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk
peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan
sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik
sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program
normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras
dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata
pelajaran yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang
harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping
kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya.
b. Program Adaptif
Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan
kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program
adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan
prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-
hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan
agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” dan
“bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan
penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan.
c. Program Produktif

30
Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan
standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia
usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani
permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia
usaha/industri atau asosiasi profesi.
3.6 Visi dan Misi Darrut Tauhid

Keberuntungan kuncinya adalah kegigihan mengubah diri menjadi lebih baik!


Mengubah diri tidak akan berhasil kecuali diawali dengan keberanian mengetahui
kekurangan dan kesalahan diri. Semoga pelatihan yang dikemas dengan sederhana ini dapat
menumbuhkan keberanian dan kemampuan mengenal diri, sehingga dapat melakukan
perubahan diri.Dan perubahan pada diri kita masing-masing akan mengubah keluarga,
masyarakat, dan bangsa kita.
VISI
Menjadkan Daarut Tauhid sebagai pusat ilmu dan lembaga pelatihan yang teladan dan
terpercaya dalam mengembangkan karakter bangsa melalui Manajemen Qolbu.

MISI
* Menjadi model lembaga pelatihan pengembangan karakter berbasis Manajemen Qolbu.
* Menjadi lembaga pelatihan yang sehat, kreatif inovatif, menggugah, mengubah dan
memberikan kepuasan bagi peserta pelatihan Manajemen Qolbu.
* Menjadi lembaga pelatihan yang dikelola oleh SDM yang handal, profesional dan
mencerminkan aplikasi nilai-nilai Manajemen Qolbu.

31
3.7 Data Hasil Observasi

Tabel 1
Hasil Observasi Komponen Siswa
Komponen yang
NO Keterangan
diobservasi
1 Ketrlibatan santri dalam  Santri pada saat KBM terlihat sangat aktif dengan
kelas ketika KBM beragam pertanyaan tentang peajaran yang
sedang mereka dapatkan.
 Mereka bisa berinteraksi dengan teman dan
saling bertukar pendapat tentang pelajaran yang
sedang mereka dapatkan.
 Mereka dapat menayakan secara lagsung kepada
ustadz tentang pelajaran yang sedang
berlangsung dengan sopan dan teratur.
2 Ketrlibatan santri terhadap  Para santri dapat melakukan instruksi yang
insrtuksi Ustadz secara diberikan oleh Ustadz dengan sangat baik.
umum  Para santri dapat menerima tiap instruksi yang
diberkan oleh Ustadz, meskipun itu sulit.
3 Sikap santri terhadap  Para santri dapat berinteraksi dengan tiap siswa
KBM yang ada di didalam kelas, dan menyesuaikan diri
dengan pelajaran
 Dapat menerima tiap pembahasan yang
diberikan.
 Bersikap sangat aktif terhadap pelajaran yang
diberikan.
 Mereka tidak malu untuk bertanya jika
adapenjelasan dari Ustadz yang mereka kurang
mengerti.

4 Sikap santri terhadap tugas  Para santri sangat antusias terhadap tugas yang

32
yang diberikan ustadz diberikan.
 Berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh
Ustadz dengan kemampuan mereka.
 Berusaha mengerjakan tugas yang diberikan
Ustadz dengan sendiri-sendiri.
5 Ekspresi santri ketika  Santri mengikuti tiap pelajaran dengan tenag dan
mengikuti KBM senag hati.
 Etika mereka terhadap Ustadz begitu sopan dan
santun.
 Sikap mereka terhadap sesama teman juga santun
dan sopan.

Tabel 2
Hasil Observasi Komponen Guru

Komponen yang
NO Keterangan
diobservasi
1 Keterlibatan Ustadz dalam  Ustadz mampu menciptakan suasana kelas
kelas ketika KBM menjadi nyaman dan menyenagkan, sehinga para
santri menjadi semangat untuk menikuti pelajaran
dengan memberikan sambutan hangat ketika
pertama kali datang.
 Ustadz selalu aktif untuk menanyakan tentang
kesulitan yang dihadapi santri, dengan cara
berjalan mengelilingi kelas, dan menanyakan
kepada siswa secara personal tentang kesulitan
yang mereka hadapi terhadapa mata pelajaran
yang sedang berlagsung.
2 Keterlibatan ustadz  Menjawab semua persoalan yang ada secara
terhadap instruksi yang memuaskan, hal ini dilakukan agar santri tau
diberikan sendiri mana jawaban yang benar dan mana jawaban
yang salah.
 Membantu santri dalam menyelesaikan tugas

33
yang diberikan, memberikan bantuan kepada
santri apakah tugas yang diberikan sesuai dengan
instruksi atau tidak.
 Aktif dalam memberikan pelajaran yang
diberikan, selama jam pelajaran berlagsung
ustasz mampu menguakan waktu dengan baik
dan maksimal.
3 Sikap Ustadz terhadap  Sabar dan mampu memberikan penjelasn kepada
KBM sanrti yang kurang mampu menyelesiakn tugas
karena belum mengerti.
 Berusaha mengarahkaan semua santri agar
mengrjakan tugas sesuai dengan instruksi yang
diberikan.
 Berusaha menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan kemampuan pemhaman santri, yakni
dengan mengunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimegerti oleh semua santri.
4 Sikap ustadz terhadap  Ustadz senantiasa mengingatkan kepada santri
santri di kelas bahwa harus mendegarkan instruksi dengan baik
agar bisa mengrjakan tugas sesuai dengan arahan
yang diberikan.
 Memberikan kebebasan kepada santri untuk
berdiskusi kepada teman dalam mengerjakan
tugas yang diberikan.
 Ustadz berusaha menjawab semua pertanyaan
yang diajulan oleh santri dengan sabar dan tenag.
 Ustadz selalu mengajak siswa berfikir dengan
pemberian soal dan mengajak mereka untuk aktif
dalam menjawab ertanyaan, leading question.

5 Ekspresi ketika mengikuti  Ustadz sangat optimis dengan tingkah laku siswa
KBM yang berbeda-beda, dan meghargai setiap
perbedaan yang ada pada santrinya.
 Ustadz terlihat sangat dalam memberikan materi

34
dengan instruksi yang diberikan kaarena dapat
mebantu siswa dalam menyelesaikan tugas.
 Ustadz terlihat sangat tenag dalam
menyampaikan setiap materi pelajaran .

3.8 Paparan Singkat Hasil Observasi


35
Penulis melakuakn observasi pada saat jam pelajaran bahasa Arab di Pondok
Pesantren Darrut Tauhid Bandung. Suasana belajar disana seperti kebanyakan kelas-kelas
pada umunya. Perbedaannya hanyalah dari segi pakain dan ruang belajar. Dimana para santri
mengunakan paikan muslim yang tidak seragam, namun sangat sopan dan rapi. Kelas juga
tidak mengunakan kursi dan bangku, melainkan hanya diatas lantai dengan beralskan tikar.
Walupun begitu para santri tetap bisa menyerap pelajaran dengan maksimal, karena peengajar
yaitu ustadz terap mengunakan white board untuk dalam menjelaskan pokok-pokok dari
materi pelajran.
Pertama kali yang dilakukan ustadz/guru adalah, dengan mengucapkan salam. Setelah
itu mengabsen setiap seriap santri untuk mengetahui siapa diantara santri yang tidak masuk
kelas. Ternayata dari sekian jumlah santri, ada beberapa santri yang tidak hadir mengikuti
kelas bagasa Arab pada hari itu.
Sebelum kelas dimulai telihat ustadz menanyakan tentag materi yang diberikan di
minggu lalu. Apakah materi yang lalu masih dikuadai santri atau tidak. Ustadz berharap
kepada santri agar tidak melupakan setiap pelajran yang telah diajarkan, karena itu
merupakan ilmu yang harus senantiasa diamalkan. Selain itu ustadz juga memberikan nasihat
agar santri terus mengulang-ngulang pelajaran yang telah didpatkan sebelumnya. Ustadz juga
memberikan kesempatan kepada santri untuk menayakan apakah ada yang ingin ditanyakan
tentang materi yang tekah diberikan diminggu yan lalu.
Setelah itu ustadz memulai pelajarannya dengan materi yang telah dipersiapkan untuk
hari ini. Metode belajar yang digunakan adalah ceramah. Namun dalam kesempatan lain
ustadz juga mengunakan metode-metode yang lain, seperti dengan memberikan kesempatan
kepada sanrti untik berdiskusi. Sehingga kelas tidak kelihatan monoton. Selain memberikan
kesempatan untuk berdiskusi, ustadz juga menghanpiri setiap santri yang berkelompok
dengan menanyakan tentang kesulitan yang mereka hadapi. Ustadz berusaha untuk
membantu santri dalam menghadapi segala kesulitan dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
Ustadz mengunakan waktu sengan baik dan maksimal. Ustadz juga mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi dengan harapan agar santri lebih aktif dan mau
terlibat dalam proses belajar mengajar.
Dari pengamatan penulis, santri begitu aktif dalam mangikuti pelajaran. Inintelihat
dengan sangat antusiasnya mereka untuk terus terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

36
Mungkin karena pengaruh ustadz dalam memotivasi para santri tentang peranan ilmu
pengetajuan.

37
BAB IV
ANALISA HASIL OBSERVASI

Dalam pengamatan penulis di kelas bahsa Aarab, penilis berangapan apa yang
dilakuan pengajar Ustadz/guru, sudah temsuk proses belajr mengajar. Dimana ada interaksi
antara santri dengan Ustadz/guru. Interaksi dimaksut adlah proses belajar mengajar, diamana
dalam penyampaian materi pelajaran santri menerima materi tersebut.
Jika ditinjau dari pengertian mengajar menurut Biggs (1991), yang merupakan pakar
kognitif yang telah membagi konsep dalam tiga pengertian, jenis pengajaran yang dilakukan
oleh ustadz ini trmasuk kedalam pengertian kuantitatif yaitu mengajar dengan arti the
tarnsmission of knowlage, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini ustadz hanya
menguasai pengetahuan-pengetahuan bidang studinya saja dan menyampaikannya kepada
santri dengan sebaik-baiknya. Jika perilaku santri tidak memadai atau gagal dalam mencapai
hasil yang diharapkan, maka keslahan ditimpakan kepada siswa/santri. Jadi kegagalan
semata-mata karena santri kurang kemampuan, kurang motivasi, atu kurang periapan.

4.1 Analisis dengan mengunakan teori Unsur-Unsur Pendidikan


a. Subjek yang dibimbing (Siswa/Santri)
Siswa yang penulis amati dalah santri di Pondok Pesantern Darrut Tauhid
Bandung. Berdasrkan hasil observasi penulis, penulis menyimpulkan bahwa sebagian
besar santri adalah dari daerah-daerah diseluruh Indonesia. Ini terlihat dari gaya
berbahasa dan warna kulit serta ras yang berbeda. Bebrapa santri yang sempat penulis
temui mengatakan sebagian dari mereka memang berasal dari daerah-daerah di
seluruh Indonesia. Tidak hanya dari pulau Jawa, tapi juga berasal dari luar Jawa
seperti, Sumatra, sulawesi dan papua. Para sanri ini rela datang dari jauh dan berpisah
dengan orant tua mereka karena merasa tertarik untuk “mondok” do pesantren Darrut
Tauhid ini yang tekenal dengan pesantren yang benuansa khalaf yang lagsung
dopimpin oleh seorang ulama kondang yaitu Aa Gym. Ini lah yang membuat mereka
sehinga rela jauh dari orang tua dan semanagat keilmuan yang mereka miliki.

38
b.Orang yang membimbing (pendidik/ustadz)
Pengajar atau ustadz yanag ada di Darrut Tauhid merupakan lulusan dalam
dan luar negeri. Namun yang penulis amati hanyalah guru/ustadz yang mengajar kelas
bahasa Arab yaitu ustadz Wawan sukwana. Ustadz Wawan adalah guru yang peduli
dengan santrinya. Di awal pelajaran ia terlebih dahulu mengabsen dan menanyakan
santrinya yang tidak hadir pada ssat itu. Selain itu ia juga menyampaikan hrapan-
harapannya kepada santri tentang apa yang ia inginkan disaat pembelajran berlagsung.
c. Interaksi antara siswa dengan guru
Dalam kegiatan belajar mengajar yang penulis amati. Intraksi yang terjadi
begitu hangat sekali. Dimana ustads memberikan semua perahtinnya kepada seluruh
santri. Dan tidak ada satu pun santri yang tidak memperhatian apa yang diasmpaikan
oleh ustadz. Bahkan santri begitu antusias menjawab pertanyaan yang diaukan oleh
ustadz.
d. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Menurut penulis materi yang diberikan oleh ustadz kepada santinya ini adalah
materi yang sudah dipersamakan dengan sekolah pada umunya.
e. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
Cara yang digunakan selama pembelajaran adalah sengan lisan, dan metode
ceramah. Dimana guru terkadang memberikan catatan dengan menuliskan di papan
tulis yang tersedia dengan mengunakan spidol.
f. Tempat peristiwa bimbingan berlagsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pesantren terutama kelas yang penulis amati sangat nyaman
dengan proses belajra mmengajar. Lingkunan yang asri udara yang bebas dari asap
rokok. Kelas yang dingin meskipun tidak ber-AC namun letak pesantreen yang berada
di daerah dataran tinggi membuat suasana dingin secara alami.

4.2 Aanalisis Berdasarkan Tugas dan Peran Guru dalam Belajar Mengajar
a. Guru sebagai Demonstrator
Dalam hal ini, penulis mengangap apa yang dilakukan ustadz selama dikelas
adalah memyampaikan materi dengan mendemonstrasikan di depan para siswa. Apa
yang dilakukan guru selama pembelajaran penulis menilai hanya sebats itu.
b. Gguru sebgai pengelola kelas

39
hasil observasi penulis juga mendaptakan bahwa ustadz juga berperan dalam
mengelola kelas. Hal ini terlihat ustadz mampu meguadai kelas seninga tidak terjadi
kegaduahn yang mengahmbat proses pembelajaran. Disini terlihat bahwa ustadz
berperan ssebagai lebih dari dirinya sendiri. Dia menjadi tauladan, orang tua, dan orang
yang tau dibanding para santrinya. Segala tindakan dan perbuatan harus sesuai dengan
peranan ia sebagai ustadz yang mejadi teladan bagi para santrinya.

4.3 Analisis Berdasarkan Model Pengajaran Menurut Bruce Joyce dan


Marsha Weil
Model pengajaran yang digunakan ustadz menurut penulis adalah model
pengajaran Model pengelolahan Informasi (Informasi Processing) “model
penigkatan kapasitas berpikir” dengan pendekatan dan meciptakan daya cipta akal
siswa, mejadikan santri berpikir keritis, penilain mandiri, santri dan juga
pengembangan sosio-emosional santri (perasaan kemasyarakatan). Selain itu juga
mengunakan Model Behavioral (pengembangan perilaku), yaitu dengan metode
ceramah yang banyak digunakan oleh para ustadz hampir disetiap mereka mengajar.

4.4 Analisis berdasdarkan Staregi Pembelajaran


Strategi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan
strategi Pmebelajran Lagsung (direct instuction). Hal ini terlihat dengan sangat
berpusat kepada ustadz yaitu dengan metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik,
pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstarsi.
4.5 Analisis berdasarkan Manajemen Kelas
Berdasrkan teori manajemen kelas, ustadz mengunakan pandangan terbaru
dalam mengelola kelas. Hal ini telihat dalam hubungan antara santri dan ustadz, dimana
ustadz mengenal dekat dengan santrinya sehinga sanrti juga meras dekat dan nyaman
sehinga ini mempu memberikan mereka kemugkinan untuk regulasi diri. Ustadz tidak
memaksakan santri untuk patuh pada peraturan, tetapi lebih kepada self dicipline dan
ustadz lebih kepada fasilitator yang siap membantu santri yang kesulitan.
4.6 Analisis berdasaarkan Teori Perencanaan, Instruksi Belajar Berpusat pada Siswa
a) Motivasional dan Affektive Factors
Penulis menilai bahwa ustadz berusaha mendorong siswa dengan meberikan
pujian-pujian yang dapat menigkatkan kepercayaan santrinya. Ketika santri diberikan

40
tugas, ustadz selalu berkata “berusahalah kalian pasti bisa kalian bisa saling
berkerjasama dengan berdiskusi, dan jika ada kesulitan sgera tanyakan” . secaara
psikologis, tentunya santri akan meras tenag dengan tugas tesebut. Karena ia merasa
ada kebebasan betindak bila ia tidak mengerjakanya. Ia bisa bertanya kepada teman
sekelasnya atau bartanya kepada ustadznya.
b. Individual Differences
Ustadz menyadari bahawa setiap santri memiliki keunikanya masing-masing.
Apa yang dilakukan ustadz tentunya tidak secara lagsung sama antara santri yang satu
dengan santri yang lainya. Ini telihat ketika memberikan tehuran kepada santrinya. Jika
santri tersebut memiliki tipe yang sensitive biasnya ia tidak lagsung menegur dengan
kata-kata yang dapat menyingung perasaan.
c. Bentuk Instruksi Pengajaran
Apa yang penulis amati berdasrkan pendekatan ini adalah ustadz lebih
mengunakan pertanyaan essential questions, dimana beliau meberikan petanyaan yang
sepatnya refetif apa lagi materi yang diajukan ketiaka penulis observasi adalah tentang
bahasa.

d.Teknologi dan Pengajaran


Dalam hal teknologi ada hanya dengan mengunaklan papan tulis, karena
penulis hanya megobservasi pelajaran bahasa Arab yang memang dilakukan sangat
sederhana.

4.7 Analisis Berdasaarkan Teori Motivasi, Mengajar dan Belajar


Menurut penulis motivasi yang nida penulis amati selama pengajaran berlagsung,
penulis megasumsikan bahwa mengunakan pendekatan sosial yang menekankan bahwa
kebutuhan affliasi dapat mejadi motivasi santri untuk berhasil di kelas. Affliasi ini berkaitan
dengan hubungan dengan Ustadz dan teman. Dengan pandagan inin dapat terlihat jika
seorang santri mempunyai presepsi bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan
ustadz dan temanya maka ia akan memiliki positive academoc behavioral.
Jika dilihat dari sisi santri yang diberi tugas, penulis mengambil kesimpulan bahwa
sanrti masih berfokus pada performance orientation, dimana mereka sangat menjujung tinggi
hasil yang diperoeleh. Menurut mereka yang terpenting adalah hasil yang mereka dapatkan,

41
mereka belum berpikir pada kemampuan mereka sebelumnya. Kebanyakan dai mereka lebih
menjunjung tinggi nilai dari kemampuan.

42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasrkan hasil observasi dan analisa yang penulis lakukan, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa:
5.1 Kesimpulan
1.Pondok Pesantren Darrut Tauhid Bandung merupakan pondok pesantren yang
modern dalam penerapan ilmu pengetahuan.
2. Sistem pengajaran yang dikembangkan berusaha menjadikan pesantean ini
menjadi pesantern yang modern dan memilki nilai-nilai tauhid.
3. Visi dan Misi yang dikembangkan sudah sesuai dan memadai untuk menjawab
tantangan masa depan, dan dibutuhkan usaha dan istiqomah untuk tetap
melestarikanya.
5.2 Saran
1. Para guru dan Ustadz sebaiknya mengunakan metode dan strategi yang berubah-
ubah agar suasana tidak jenuh dan monoton sehingga santri tetap antusias dalam
menerima pelajaran.
2. Para santri diharapkan lebih menyadari akan pentingnya menjalani proses dari
gar tidak berfokus kepada hasil.
3. Ustadz perlu meberikan pemahaman kepada sanrtinya bahwa kemampuan jauh
lebih diperhatikan dari pada hasil.

43
Daftar Pustaka

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib.1990. Konsep Pendidikan dalam Islam, penerjemah

Haidar Bagir, Mizan, cet III, Bandung.

Muhibin, Syah, M.Ed. 2003, Psikologi Pendidikan dengan metode baru. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

Santrock, John W. 2009. Educational Pschcology. USA: New York. Mc Grow-Hill, Inc

Surya, Muhammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : yayasan


Bhakti Winaya.

Nizar, Samsul.2008. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran HAMKA


tentang Pendidikan Islam. Jakarta. Prenada Media Grip Jakartas

44

You might also like