You are on page 1of 26

Mkmlj,p

Pemerintah kabupaten kutai kartanegara


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 TENGGARONG
Jln. H. Ahmad Dahlah No.50 Telp.0541-6667788 Tenggarong

Makalah Musik Non Klasik

Disusun Oleh : Siti Fatimah


Kelas : X’ Musik Non Klasik

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
bimbingan dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini
tepat pada waktunya.
Modul ini di susun berdasarkan pengetahuan dari media massa
yang saya baca, yang berkaitan dengan “Seni Budaya”. Modul ini
dapat dijadikan bahan untuk membaca dan mengembangkan seni
dan budaya.
Sebagai bentuk upaya partisipasi dalam rangka mewujudkan
tujuan di atas, kami berupaya menyusun Modul ini sebagai acuan
kegiatan belajar dan keterampilan yang kami pilih dari materi
tersebut guna melengkapi sarana belajar bagi kita.
Dalam penyusunan modul ini tidak terlepas dari peran serta
berbagai pihak yang telah memberikan saran maupun masukan-
masukan guna penyempurnaan Modul ini. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.
Akhir kata, perkenankanlah kami mengutip pepatah lama yang
berbunyi ”Tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak
berduri” kami sadar sepenuhnya bahwa Kliping ini masih banyak
kekurangan.oleh karena itu, kami minta maaf yang sebesar-
besarnya.
Terima kasih.

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
Pembahasan
A. Jaman Pra sejarah 1
a. Imigrasi pra melayu 2
b. Imigrasi Proto Melayu 2
B. Jaman Sejarah 4
C. Jaman Modern / Masa Kini 7
1. Musik Daerah 9
2. Musik Keroncong 9
3. Musik Dangdut 10
4. Musik Perjuangan 10
5. Musik Populer (Pop) 10
Penutup 11
Daftar Pustaka 12
SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK INDONESIA

Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu ternyata


perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan
telah melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang
barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India
dengan Indie (Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun
kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu
penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan
dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang.

A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)


Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain
diselidiki oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru
waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi
menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der
Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun
5000 Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang
Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan
orang Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi
besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu
perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan
Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan
lading. Terutama di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan
semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut
menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang
bambu yang ditiup bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal
pula di CinaSheng dan di Kalimantan dengan nama Kledi. dengan nama
Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik
bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang
bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di tanam di tanah. Tiupan angin
menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di
Bali sampai sekarang).
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah
mengalami suatu proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti
xylofonAsia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda: sebagai’tatung’ di
Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di Birma,
‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah
diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar
diseluruh
2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia
di sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina
SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari
daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan
berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula
oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para
penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa
yang sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini
pada jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. bernama
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka
mempengaruhi juga kebudayaan musik.
Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan,
karena di dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat
dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu
tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini
berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada
abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu
apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka
berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia
oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis
StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun
kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan
maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada
yang unik ini. tangga nada
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke
IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai untuk upacara
mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata ditemukan dalam
penggalian di
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di
Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah
suatu perkembangan : benda-benda dari perunggu dan besi yang masuk
“kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada
perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang
Jawa waktu abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah
logam, terutama perunggu.

B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)


Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal
besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun
menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan lalu lintas terjadi terutama lewat
daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah Indonesia
sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di
Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan politik
maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha
masuk kepulauan IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam
kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-
850 Masehi). Pengaruh kebudayaan India mencapai puncaknya dari
pertengahan abad 8 Masehi sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas
yang sangat tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa
berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa, pada waktu itu dibangunlah
Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari masa lalu sampai
sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di pulau yang
menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk
dan rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi.
Menurut cerita tangga nada ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas
petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi dalam 5 interval yang
sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah
dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno
dengan tangga nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan
interval sekon-sekon dan terts kecil), sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa
Sansekerta Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam
banyak bahasa di Asia Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama
ini sangat disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan dalam
bahasa Jawa dan paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa.
Selain Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi
yang nampaknya berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan
bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat
musik local maupun alat musik yang diimpor dari India seperti gendamg,
termasuk gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling,
angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah
gambang, setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai,
lonceng dari perunggu dalam macam-macam ukuran, gong, saron, bonang.
Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula dimainkan menurut
kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan
sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng,
gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat
musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu
selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum
jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon
dengan pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi
bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni
nada dan irama’. Sedangkan musik India termasuk musik solotis (vocal
maupun instrumental) meskipun dimainkan juga dalam ansambel sebagai
iringan. Namun aneka ragam alat musik di India tidak digabungkan dalam
satu orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi,
dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari
jaman itu serta dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut nama alat
musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu
perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam
musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan
ukuran, gambang ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan
dalam perkembangan jaman. Bahwa terjadilah suatu perkembangan musik
gamelan (sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi musik ini hingga
tidak ada bandingnya di Negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa
(1037), Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad 13.
Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden
Wijaya dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya
Gajah Mada pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit
dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk
kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara (itu nama wilayah
kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di
bawa ke seluruh Nusantara.
Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan.
Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya
musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang kaya serta
melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa
setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang.
Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst
belum tentu semua alat dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali
terdapat suatu ansambel dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di
dalam ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang,
cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai
terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras
seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias
dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan
ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan
sesudah jaman Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan
Majapahit. Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522).
Sementara itu di Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan
di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab:
misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan
cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini
disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut
dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana.
Sedangkan gambus {sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan
alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus.
Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke
dalam tradisi musik Indonesia.

C. Jaman Modern / Masa Kini


Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu
masih enak dan layak di perkembangan dunia musik modern yang semakin
meningkat telah merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat serta
berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga telah menghasilkan
begitu banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri
musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya
insan – insan musik yang mendatangkan angin segar bagi industri tersebut.
Seperti halnya dunia film, dunia musik juga mempunyai pasar serta
penggemar yang banyak dengan aliran musik yang di anutnya, maka
berlombalah grup grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan
banyak bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak pula
karya- karyaserya penghargaan – penghargaantentang musik yang sudah di
hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan
dandikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik,
khususnya mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang
dunia musik yang sifatnya universal tersebut. Selain itu mereka juga
diharapkanmampu untuk memperkenalkan karya – karyake kancah nasional
maupun internasional, sebagai hal yang patutdibanggakan, dikembangkan,
dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya. Mengingat untuk
perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum ada
wadah yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal
tentang dunia musik moderndi Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk
mleakukan pelestarian terhadap karya- karya serta penghargaan musik
tersebut belum benar – benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya
suatu wadah yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta
aspirasi yang dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang
musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah budaya
Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik
keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula
berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik-
musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari
perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik
Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian
menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi
Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula
jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur
musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut
musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik
keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya).
Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya
menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang
merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat
pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :

1. Instrumen Musik Perkusi.


Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat
terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama.
Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang
diselingi dengan permainan alat musik.

3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik
perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga
mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota
badannya.

4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi
ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan
sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan
semarak.

5. Musik Populer (pop)


Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan
mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya
juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah
daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop
dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
PENUTUP
Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara, yang menunjukkan ciri
keindonesiaan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana atau media ritual, media hiburan media
ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi. Ragam musik nusantara yang
berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik
perjuangan, dan musik pop.
Deikianlah Modul yang sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran di sekolah
dan untuk para siswa-siswi yang mudah-mudahan dijadikan sebagai satu inspirasi bagi kita semua
untuk meningkatkan semangat kita dalam belajar.
Apabila ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan pengungkapannya kami mohon dibukakan
pintu maaf yang seluas-luasnya, kritik dan saran juga kami harapkan dari para penyimak dan
pembaca agar kami bisa membuat yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.

Penyusun

JENIS JENIS MUSIK TRADISIONAL

1. Musik Tradisional Jakarta

Jakarta atau dikenanl dengan nama Betawi merupakan pusat pemerintahan


dan ibu kota. Kebudayaan betawi sendiri terbentuk dari interaksi antar budaya sejak
abad ke-18, seperti budaya Belanda, Cina, Portugis, Bugis, Makasar, dan Bali.

Seni budaya tradisional khas Betawi yaitu


a. Gambang Kromong Adalah sejenis orkes yang
memadukan gamelan dengan alat musik umum (barat) misalnya alat tiup dan alat
gesek . Tangga nada yang digunakan pentatonis Cina. Instrumennya; gong, gendang
suling, bonang, kecrek, dan rebab sebagai melodi. Dinyanyikan secara bergilir
antara laki-laki dan perempuan. Lagunya berbentuk pantun.

b. Tanjidor Adalah kesenian tradisional khas Betawi (Jakarta).


Ciri khasnya pada macam-macam alat musik tiup dari kuningan (trompet dll) dan
dilengkapi genderang besar (bas drum) sperti pada drum band. Semua personilnya
bermain sambil berdiri.

JENIS JENIS MUSIK TRADISIONAL


1. Musik Tradisional Jakarta

Jakarta atau dikenanl dengan nama Betawi merupakan pusat


pemerintahan dan ibu kota. Kebudayaan betawi sendiri terbentuk dari
interaksi antar budaya sejak abad ke-18, seperti budaya Belanda, Cina,
Portugis, Bugis, Makasar, dan Bali.

Seni budaya tradisional khas Betawi yaitu :

a. Gambang Kromong Adalah sejenis orkes yang


memadukan gamelan dengan alat musik umum (barat) misalnya alat tiup
dan alat gesek . Tangga nada yang digunakan pentatonis Cina.
Instrumennya; gong, gendang suling, bonang, kecrek, dan rebab sebagai
melodi. Dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan perempuan.
Lagunya berbentuk pantun.

b. Tanjidor Adalah kesenian tradisional khas Betawi


(Jakarta). Ciri khasnya pada macam-macam alat musik tiup dari kuningan
(trompet dll) dan dilengkapi genderang besar (bas drum) sperti pada drum
band. Semua personilnya bermain sambil berdiri.

2. Musik Tradisional Jawa Tengah dan Jawa


Timur
Salah satu musik Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menonjol atau populer adalah musik gambelan. Arti
gembelan adalah seperangkat alat musik yang cara membunyikannya dengan cara dipukul atau ditabuh,
dimainkan dengan cara bersamaan dan merupakan suatu asambel atau

simphony.

Tangga nada yang digunakan adalah laras selendro dan pelog. Media (bahan) gambelan dibuat dari
logam, seperti besi, kuningan, dan perunggu serta kayu.

Fungsi gambelan adalah untuk menriringi pagelaran wayang kulit,


wayang orang, ketoprak, tari-tarian Jawa, upacara sekaten, dan klenengan

untuk upacara adat. Musik tradisional yang lain, di antaranya :


a. Musik kentrung, dengan menggunakan terbang
b. Gong gumbeng, demgan alt musik sederhana
c. Terbang jidor, sebegai pengaruh budaya islam
d. Musik lesung
e. Musik kentongan, menggunakan alat kentongan
f. Musik calung, terdapat di daerah Banyumas/Purwekerto
g. Musik terbang

Satu perangkat (unit) gambelan yang lengkap terdiri atas instrumen


(alat musik) sebagai berikut :
a. kelompok kendang,
b. kelompok pencon,
c. kelompok blimbingan,
d. Kelompok balungan,
e. Kelonpok pelengkap.
2.1.Bentuk dan susunan tangga nada(laras pada musik
gambelan)
Tangga nada dalam gambelan Jawa disebut laras. Laras gambelan
terdiri atas dua macam, yaitu laras slendro dan laras pelog.
.

3. Musik Tadisional Minahasa


Musik tradisional Minahasa Memiliki alat musik khas yang yang disebut
kolintang, semacam gambang yang terbuat dari kayu dan tangga nada yang digunakan adalah nada
diatonis.

Musik kolintang merupakan musik tradisional dari daerah Minahasa, Sulwesi Utara. Musik ini
berjenis idiophone, yaitu instrumen yang ditabuh atau diketuk. Musik kolintang termasuk musik perkusi
melodis. Tangga nada yang dipakai adalah diatonis yang mampu membawakan lagu jenis minor dan mayor
serta mampu membawakan berbagai macam lagu daerah berbagai macam nada dan irama, serta lagu-lagu
daerah, lagu pop Indonesia, lagu wajib Indonesia, dan keroncong.
Bentuk alat musik kolintang sama seprti gambang, saron, dan gender pada gambelan, yang setiap
instrumennya terdiri atas bilahan yang dibunyikan dengan ditabuh . Perbedaannya adalah pada musik
gambelan bilahnya terbuat dari logamdan dimainkan dengan duduk. Tangga nada yang dipakai adalah
pelog dan selendro, yang terbatas dalam membawakan lagu-lagu. Seni musik kolintang saat ini sudah
banyak dikenal masyarakat seluruh Indonesia dan dijadikan kekayaan budaya nasional.

4. Musik Tradisional BalI


Musik tradisional Bali hampir sama dengan music Jawa (gamelan). Hanya resonator
pada gamelan Bali lebih tinggi dari pada resonator gamelan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Gamelan Bali
lebih ekspresif dan dinamis iramanya. Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis.

1.2
Contoh Musik Tradisional Bali
a. Gamelan

b. Jegog
c. Rindik/tingklik
d. Gong
5. Musik Tradisional Sulawesi Selatan
Musik tradisional Sulawesi Selatan terdiri atas dua jenis,
yaitu musik Makasar dan musik Bugis. Instrumen musik keduanya terdiri

atas :
a. Gendang (genderang dan terbang atau rebana),
b. Keso, yaitu rebab dengan dua dawai yang digesek (Makasar),
c. Kecapi (Makasar) dan kecaping (Bugis),
d. Popondi atau talindo (musik satu dawai dipetik),

Alat musik tiup yang terdiri atas puwi-puwi (hobo), basing Bugis
e.

(suling kembang), dan basing-basing (klarinet).


6. Musik Tradisional Sulawesi Utara
Instrumen musik dari daerah Sulawesi Utara Terdiri atas :
a. Garpu tara dari bambu dan suling bambu,
b. Tegonggong (gendang kulit),
c. Salude dan arababu dengan dawai.

Musik Daerah ini mendapat pengaruh dari agama Kristen

7. Musik Tradisional Kalimantan


Musik tradisional kalimantan merupakan musik khas

suku Dayak dengan instrumen yang terdiri atas :


a. Kasapi atau sampek (alat musik petik),
b. Suling yang disebut juga dengan kedire, kledi, atau keruni,
c. Gendang besar dan kecil,

d. Gong (tawah).
8. Musik Tradisional Jawa Barat (sunda)
a. Gamelan Degung adalah seperangkat alat musik /gamelan yang
mempunyai ciri tertentu dalam warna musiknya. Instrumen yang
digunakan; bonang, rincik, saron, jengglong, suling, kecapi, dan rebab.
Tangga nada digunakan adalah pentatonis (pelog dan slendro). Pada
awalnya musik ini untuk acara keagamaan, tetapi sekarang digunakan
untuk mengiringi sendratari, mengiringi gending karesmen (nyanyian
resmi), dan sarana hiburan. Keberadaannya telah di kenal sejak zaman
Pakuan Pajajaran.

b. Calung Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan


dimainkan dengan cara dipukul. Tanga nada yang digunakan mulanya
pentatonis slendro yang kemudian dikembangkan menjadi laras pelog.
Menurut sejarahnya berasal dari alat yang digunakan untuk menghalau
burung di sawah yang terbuat dari belahan bambu yang disebut kekeprak.
Kekeprak ini digunakan untuk menakuti sero (binatang pemakan ikan
peliharaan di kolam atau sawah). Kekeprak ini dibunyikan dengan cara
digerakkan dengan air yang jatuh dari pancuran. Alat tersebut
berkembang menjadi calung dan sekarang terdiri dari bentuk dan nama
berbeda seperti calung gambang, calung gamelan, dan calung jinjing.

c. Angklung Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan


dimainkan dengan cara dikocok. Dulu menggunakan tangga nada
pentatonis dan sekarang menggunakan diatonis. Menurut sejarahnya
angklung digunakan untuk memeriahkan pesta padi disawah.Tokoh musik
angklung yaitu Daeng Sutisna.

d. Tarling Berasal dari Cirebon yang ambil dari singkatan gitar dan
suling, yakni alat yang mendominasi pada jenis musik ini. Semula alatnya
adalah gamelan bambu lalu meningkat pada kecapi kemudian gamelan
yang terbuat dari besi atau perunggu, kemudian setelah dikenal gitar
maka digunakan untuk menggantikan kecapi. Tokohnya antara lain ; Jon
Jayana, H. Abdul Ajid dan Uun S.
e. Arumba Adalah singkatan dari alunan rumpun bambu. Prinsipnya hampir sama dengan
angklung hanya dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang/saron yang dibunyikan dengan cara
dipukul. Tokohnya antara lain ; Yos Rosadi, Rahmat, Bill Saragih dan Sukardi.

f. Gending Cianjuran Adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjur. Vokal/nyanyian
diiringi dengan kecapi, suling dan rebab. Musik ini digunakan sebagai sarana hiburan para bangsawan
Sunda.

g. Klenengan Adalah suatu pertunjukkan atau permainan gamelan


yang menggunakan vokal atau nyanyian. Gamelan ini dilengkapi dengan
seperangkat gendang yang berfungsi untuk mengiringi tarian klasik
maupun modern.

h. Celempungan Adalah jenis musik yang mengutamakan


vokal/nyanyian atau gending. Instrumennya terdiri atas kecapi, rebab, dan
celempungan (bambu besar yang diberi dawai). Kini celempungan telah
diganti dengan perangkat gendang dan gong.

9. Musik Tradisional Batak


Musik daerah Batak disebut dengan musik gondang atau musik tataganing yang
membawa penanaman kesadaran musik diatonis yang harmonis, yang mendapat pengaruh dari gereja.

a. Seruling (salonat, salodap, tarafat, dan sordam)

b. Gendang (tataganing atau gondang)


c. Kulcapi, hapetan, hasapi, dan arbab yang dapat dilaras atau distem
d. Tanggetong atau nungneng
e. Gerantung (semacam gambang) dan gong.

10.
Musik
Tradisional
Minangkabau,
Sumatra Barat
Musik yang terkenal di Minangkabau adalah talempong.
Talempong berupa campuran alat musik daerah setempat dengan alat
musik barat, seperti:

a. Alat musik Perkusi yang terdiri atas ketipung, gendang sedang,


gendang besar.
b. Alat musik tiup atau puput tanduk, puput batabg padi,suling, dan
serunai.
c. Alat musik Barat (gitar,biola,terompet).

Jenis Jenis Musik Traisiomal


Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document

Report this document?

Please tell us reason(s) for reporting this document

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive

If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.

Report Cancel

This is a private document.

Info and Rating

Reads:
2,818
Uploaded:
09/08/2010
Category:
Uncategorized.
Rated:
Copyright:
Attribution Non-commercial
gamelan betawi
salonat
daerah betawi
gending cianjuran
dan tokohnya
musik betawi
daerah jakarta
(more tags)
gamelan betawi
salonat
daerah betawi
gending cianjuran
dan tokohnya
musik betawi
daerah jakarta
daerah sulawesi
gending jawa
daerah jawa
(fewer)
Follow
MaNk ArIck Emmo EoTa

Share & Embed

Related Documents

PreviousNext

1.

p.

p.

p.

2.

p.
p.

p.

3.

p.

p.

p.

4.
p.

p.

p.

5.

p.

p.
p.

6.

p.

p.

p.

7.

p.
p.

More from this user

PreviousNext

1.

2 p.

8 p.

Add a Comment
Submit
Characters: 400

Print this document

High Quality

Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required).

Download and Print

Sign up

Use your Facebook login and see what your friends are reading and sharing.

Other login options

Login with Facebook

Signup

I don't have a Facebook account

email address (required)


create username (required)
password (required)
Send me the Scribd Newsletter, and occasional account related communications.
Sign Up Privacy policy
You will receive email notifications regarding your account activity. You can manage these
notifications in your account settings. We promise to respect your privacy.

Why Sign up?

Discover and connect with people of similar interests.

Publish your documents quickly and easily.

Share your reading interests on Scribd and social sites.

Already have a Scribd account?

email address or username


password
Log In Trouble logging in?

Login Successful
Now bringing you back...

« Back to Login

Reset your password

Please enter your email address below to reset your password. We will send you an email with
instructions on how to continue.

Email address:
Submit
Upload a Document
Search Documents

• Follow Us!
• scribd.com/scribd
• twitter.com/scribd
• facebook.com/scribd

• About
• Press
• Blog
• Partners
• Scribd 101
• Web Stuff
• Scribd Store
• Support
• FAQ
• Developers / API
• Jobs
• Terms
• Copyright
• Privacy

Copyright © 2011 Scribd Inc.


Language:
English
Choose the language in which you want to experience Scribd:

• English
• Español
• Português (Brasil)

scribd. scribd. scribd. scribd. scribd.

Jenis Jenis Musik Traisiomal


Aminuddin adalah anak Baginda Diatas
KONSEP RUANG

You might also like