You are on page 1of 10

c 

Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang
sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para
pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.

Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir
bergantinya negara sejak jaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu
Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ´Giri Kedaton". Giri
Kedaton ini nampaknya Merupakan jaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang
berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di
Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih
bersifat ´Hakikat´ dan diteruskan juga sampai jaman Sunan Giri ke-3.

Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan
oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri
Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak,
Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi,
yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik
Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa
Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu
Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang
berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar,
yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.

Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah
Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di
seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan
Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan
Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang
berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.

Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari
tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dijaman jauh sesudah
Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin)
sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun
berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan
Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/
Batavia oleh Sultan Agung).

Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain,
yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana
diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka =
1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja
Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran
Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA" dengan ini yang
dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan
negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.

Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya
baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di
kemudian hari.

Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai jaman keemasan itu, jelas bersumber semangat
dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata
menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama
"REPUBLIK INDONESIA"!. Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa
mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng.,
cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.

Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di
Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan
kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab
Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh
bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat
bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan
historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.

Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan
Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah &
Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran
Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni
u 

. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini.

  u 

c
  

1.Y Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut
dan takluk, tak ada yang berani.
2.Y Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung,
pasukannya raja-raja.
3.Y Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa
dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.
4.Y Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan
mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana.
5.Y Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab
tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati.
6.Y Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: ³Sang Prabu Jayabaya, perkenankan saya
memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.
7.Y Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang
lain´. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti
kehendak Dewata.
8.Y Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah
diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.
9.Y Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang
membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,
10.YSenjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu
Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi
punden Tanah Jawa.
11.YRaja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu
bulan Sang Prabu memanggil putranya.
12.YSetelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah
datang lalu naik ke gunung.
13.YDi sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang
berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu..
14.YKarenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena
Sang Prabu menerima sasmita gaib.
15.YBila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu
dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki
terjadi.
16.YTergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang
membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan
dengarn endangnya.
17.YJadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah
sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus.
18.YKedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : ³Inilah hidangan
kami untuk sang Prabu´. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya.
19.YKi Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi.
Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan
ayahnya.
20.YSang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton
Sang Prabu berbicara dengan putranya.
21.YHeh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya
Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.

á 

1.Y Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti
saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu
bahwa saya tinggal 3 kali lagi.
2.Y Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada jaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah
dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang Jaman Catur
semune segara asat.
3.Y Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya.
Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan.
4.Y Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada jaman lagi yang
bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang
rahasia.
5.Y Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu
bahwa akan ada jaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.
6.Y Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara
tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah.
7.Y Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat
hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti jaman di Majapahit dengan
rajanya Prabu Brawijaya.
8.Y Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati,
lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu
dari hidangan ki Ajar.
9.Y Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul.
Kemudian berganti jaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama
dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya.
10.YEnam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan
pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga
Melati oleh ki Ajar.
11.YNegara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah.
Kemudian berganti jaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di
Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah.
12.YNegara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak
pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar.
Kemudian berganti jaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma.
13.YDicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa.
Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu
yang adil.
14.YRaja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya
mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune
lintang sinipat.
15.YKemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban.
Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus
tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang datang
berdagang.
16.YBerdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut
perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. Jaman sudah berganti
meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di
Pajang.
17.YRaja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja
dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar:
semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti.
18.YNama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal,
namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian berganti gajah meta semune tengu
lelaki (Raja yang disegani/ditakuti, namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan
sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan.
19.YWaktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan
darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat
celaka. Bermacam-macam bencana yang tidak dapat ditolak.
20.YNegara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian
berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.).
Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling
jegal ingin menjatuhkan).
21.YNakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (Orang
arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan
besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar((
Ratu yang selalu diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya).
22.YTidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur negara sebab
adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben tan tinolih itu sebuah
lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang
Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.
23.YPajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang.
Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari
makin bertambah kesengsaraan negara.
24.YHukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak ada.
Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai wahyu.
Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua.
25.YWanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar.
Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah.
26.YBanyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa
tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah.
27.YKemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang(Raja berhati
putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi Mekah(Orang Islam yang sangat
bertauhid). Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi,
nakhoda ikut ke dalam persidangan.
28.YRaja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa(Orang Islam yang
sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)).
Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya.
Memang raja yang terkenal sedunia.
29.YWaktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga
seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan
senyumnya manis sekali.

   
1.Y Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2.Y Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
3.Y Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
4.Y Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
5.Y Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
6.Y Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya
telah mendekat.
7.Y Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
8.Y Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
9.Y Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
10.YWong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
11.YIku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan
mengalami zaman berbolak-balik
12.YAkeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
13.Ykeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah
sendiri.
14.YManungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
15.YOra ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
16.YBarang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
17.YBarang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
18.YAkeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
19.YLali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
20.YLali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
21.YLali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
22.YAkeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
23.YAkeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
24.YNantang bapa--- Menantang ayah.
25.YSedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
26.YKulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
27.YKanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
28.YAkeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
29.YUkuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
30.YAkeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
31.YAkeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
32.YWong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
33.YAkeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru
merasa malu.
34.YLuwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
35.YWegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
36.YKepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
37.YNgumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka,
memupuk durhaka.
38.YWong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
39.YWong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
40.YWong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
41.YWong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
42.YWong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
43.YWong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
44.YWong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
45.YWong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
46.YAkeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
47.YAkeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
48.YAkeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
49.YAkeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
50.YAkeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
51.YWong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
52.YWong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
53.YRandha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
54.YPrawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
55.YDhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
56.YAkeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
57.YAkeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
58.YNjabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
59.YNgakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
60.YAkeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
61.YAkeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
62.YAkeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
63.YAkeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
64.YAkeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
65.YAgama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
66.YPrikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
67.YOmah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
68.YOmah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
69.YWong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
70.YAkeh laknat--- Banyak kutukan
71.YAkeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
72.YAnak mangan bapak---Anak makan bapak.
73.YSedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
74.YKanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
75.YGuru disatru---Guru dimusuhi.
76.YTangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
77.YKana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
78.YSing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
79.YSing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
80.YBesuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
81.YTeka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
82.YAkeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
83.YWong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
84.YWektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
85.YWong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
86.YPengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
87.YDurjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
88.YWong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
89.YWong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
90.YWong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
91.YSing curang garang--- Yang curang berkuasa.
92.YSing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
93.YPedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
94.YWong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
95.YAkeh barang haram---Banyak barang haram.
96.YAkeh anak haram---Banyak anak haram.
97.YWong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
98.YWong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
99.YAkeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
100.Y Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
101.Y Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
102.Y Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
103.Y Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
104.Y Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
105.Y Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
106.Y Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
107.Y Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
108.Y Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
109.Y Sing wedi mati---Yang takut mati.
110.Y Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
111.Y Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
112.Y Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
113.Y Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
114.Y Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
115.Y Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
116.Y Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
117.Y Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
118.Y Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
119.Y Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
120.Y Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
121.Y Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
122.Y Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
123.Y Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
124.Y Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
125.Y Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
126.Y Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
127.Y Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
128.Y Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
129.Y Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping
makanan.
130.Y Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi
hidup sengsara.
131.Y Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
132.Y Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
133.Y Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup
merana dan tersisih.
134.Y Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
135.Y Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para
pembesar banyak salah faham.
136.Y Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
137.Y Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
138.Y Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
139.Y Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
140.Y Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
141.Y Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
142.Y Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
143.Y Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
144.Y Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan
derajat lenyap entah mengapa.
145.Y Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak
anak haram.
146.Y Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
147.Y Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
148.Y Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
149.Y Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
150.Y Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
151.Y Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
152.Y Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
153.Y Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
154.Y Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
155.Y Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
156.Y Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
157.Y Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
158.Y Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
159.Y Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
160.Y Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa
menang
161.Y Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
162.Y Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
163.Y Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
164.Y Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
165.Y Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat
makin kuasa.
166.Y Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
167.Y Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
168.Y Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
169.Y Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
170.Y Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
171.Y Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
172.Y Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
173.Y Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
174.Y Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
175.Y Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
176.Y Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
177.Y Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
178.Y Agama ditantang---Agama ditantang.
179.Y Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
180.Y Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
181.Y Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
182.Y Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
183.Y Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
184.Y Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan
hilang akal budi.
185.Y Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
186.Y Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
187.Y Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja
berpengaruh dan berprajurit.
188.Y Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
189.Y Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
190.Y Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
191.Y Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
192.Y Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
193.Y Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
194.Y Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
195.Y Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
196.Y Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
197.Y Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
198.Y Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
199.Y Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
200.Y Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
201.Y Buruh mangluh---Buruh menangis.
202.Y Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
203.Y Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
204.Y Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
205.Y Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
206.Y Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
207.Y Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
208.Y Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja
berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
209.Y Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
210.Y Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
211.Y Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
212.Y Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
213.Y Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
214.Y Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
215.Y Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
216.Y Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak
terbaliknya zaman.
217.Y Agama Hindu akan bangkit kembal

You might also like