You are on page 1of 18

Efek shielding (halang)

2π me
En = − (1)
n2 h2

è2 d2 ψ
− + V ψ = Eψ (2)
2m dx2
ur shielding • Energi elektron adalah fungsi Z2/n2:

−2π 2 µe4 Z 2
E= (3)
(4πε0 )2 h2 n2
2L muatan inti bertambah lebih cepat daripada n maka seolah-olah energi yang
Karena
λ= , n = 1, 2, ... (4)
n
dibutuhkan untuk mengeluarkan satu elektron akan terus bertambah dengan
bertambahnya
2πx nomor
nπx atom.
ψ = sin = sin (5)
• Tapi: energi
λ L hidrogen (Z = 1) = 1312 kJ mol-1; energi ionisasi litium (Z = 1)
ionisasi
= 520 kJ mol-1.
h nh
p= = , n = 1, 2, ... (6)
λ • 2Lr 2s > r 1s.
• elektron
p 2 2s1 ditolak oleh elektron yang lebih dalam.
E = (7)
• Muatan inti
2mefektif Z* = Z – S
S n=2 hkonstanta
2 shielding
E= , n = 1, 2, ... (8)
• Karena
8mL2 orbital s mempunyai satu atau lebih puncak di dekat inti maka dia tidak
terhalangi secara penuh, tetapi menghalangi secara baik
ψ(r, θ, φ) = R(r)Θ(θ)Φ(φ) = R(r)Y (θ, φ) (9)
• Orbital selainnya menghalangi secara tidak sempurna. Orbital d dan f menghalangi
secara buruk.
Ψ(r1 , ritu
2 , ..., rn ) energi orbital adalah 3d > (10)
• Karena tingkatan 3p > 3s.

Ψ = ψ(r1 )ψ(r2 )...ψ(rN ), N = jumlah elektron/elektron ke- (11)

Zeff = Z − σ (12)
Efek halang telah dirumuskan oleh Slater secara empiris. Dalam rumus ini dilakukan
penyederhanaan keumuman dari berbagai elektron. Hasil perhitungan dengan rumus
ini tidak begitu akurat tetapi dapat merupakan perkiraan kasar untuk mempelajari
misalnya ukuran atom dan keelektronegatifan.
Untuk elektron pada orbital ns dan np:
1. Tulis konfigurasi elektron, dikelompokkan berdasarkan bilangan kuantum n.
contoh: (1s) (2s, 2p) (3s, 3p) (3d) (4s, 4p) (4d) (4f) (5s, 5p) dst
2. Elektron di sebelah kanan kelompok (ns, np) tidak diperhitungkan.
3. Elektron lain dalam kelompok (ns, np) menghalangi sebesar 0,35, masing-masing.
4. Semua elektron pada kulit n–1 menghalangi sebesar 0,85, masing-masing.
5. Semua elektron pada kulit n–2 menghalangi sebesar 1, masing-masing.

Untuk elektron pada orbital nd atau nf aturan nomor 4 dan 5 menjadi:


6. Semua elektron di sebelah kiri menghalangi sebesar 1, masing-masing.
Contoh
• Konfigurasi elektron atom 7N = 1s22s22p3. Pengelompokan orbital menghasilkan (1s2)
(2s2p)5. Maka S = (2 x 0,85) + (4 x 0,35) = 3,10. Z* = Z – S = 7,0 – 3,1 = 3,9.
• Berapa muatan inti efektif bagi elektron pada orbital 4s atom 30Zn? Konfigurasi
terkelompokkan adalah (1s2)(2s2p)8(3s3p)8(3d)10(4s)2. Maka S = (10 x 1,0) + (18 x
0,85) + (1 x 0,35) = 25,65. Z* = 4,35.
• Berapa muatan inti efektif bagi elektron 3d atom 30Zn?

• Slater melakukan generalisasi bahwa orbital d dan f terhalang secara sempurna oleh orbital
di bawahnya (S = 1,0) dibandingkan dengan orbital s dan p (S = 0,85). Tetapi, dia juga
mengasumsikan s, p, d, dan f menghalangi orbital di atasnya secara sama baiknya.
Benarkah asumsi ini?
• Untuk keperluan perhitungan mekanika kuantum Slater mengusulkan aturan-aturan yang
memudahkan perhitungan, tetapi di sisi lain, menurunkan akurasi:
• Orbital tidak mengandung simpul
• Z digantikan oleh Z*. Untuk atom-atom berat n digantikan oleh n*.
• Dalam rangka mengurangi kesulitan dan meningkatkan akurasi perhitungan Clementi dan
Remondi mendapatkan muatan efektif inti melalui perhitungan fungsi gelombang SCF
untuk atom H sampai Kr dan membuat rumus untuk menghitung elektron manapun.
Halangan yang dialami elektron pada tingkat energi ke-n dan orbital ke-l ditunjukkan oleh
rumus di bawah ini:

Di mana Nnl adalah banyaknya elektron pada orbital nl.


Hitunglah ZN*, ZZn, 4s*, ZZn, 3d*!
Pengaruh efek halang
terhadap tingkat energi
orbital
• Unsur Cr(24) dan Cu
(29) pada deret pertama
transisi dan atom-atom
di bawahnya memiliki
konfigurasi elektron
yang tidak sama dengan
konfigurasi pada
umumnya.
• Pada awalnya fenomena
ini dijelaskan sebagai
kestabilan khusus orbital
setengah terisi atau
penuh.
• Rich (1965) menjelaskan
bahwa energi orbital
yang terisi satu elektron
berbeda dengan energi
orbital yang terisi dua
elektron.
Ukuran Atom
Berapa besarkah ukuran atom?

• Hasil pengukuran tak langsung memberikan nilai yang berbeda-beda.


• Tidak mungkin menentukan radius atom yang berlaku untuk semua kondisi.
• Nilai yang disajikan harus juga mendefinisikan dalam bentuk apa dan dengan cara
apa atom diukur.
• Radius yang paling mungkin meningkat dengan meningkatnya harga n.
• Peningkatan muatan efektif inti cenderung memperkecil orbital.
• Harga Z* (menurut aturan Slater) naik sangat sedikit dari satu periode ke periode
berikutnya: H = 1,0; Li = 1,3; Na = 2,2; K = 2,2; Rb = 2,2; Cs = 2,2. Apa
akibatnya?
• Harga Z* dalam satu periode naik secara konstan: Li = 1,30; Be = 1,95; B =
2,60; C = 3,25; N = 3,90; O = 4,55; F = 5,20; Ne = 5,85. Mengapa dan apa
akibatnya?
Jari-jari kovalen

Rb
K
205
Sr
185 Ca
Y
165 Na
Zr Cd
Sc
145 Sb
Mg Ag
Ti Xe
Li V Zn Ru
Al Fe Cu As
125
Si Kr
P
SCl
105 Ar
Be
B
85 CN
O FNe

65

45
HHe

25
0 10 20 30 40 50

Data dari Buku Inorganic Chemistry, Gary L.


Miessler, Donald A. Tarr, 1991, hlm 51
Energi Ionisasi
• Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan satu elektron
dari suatu atom atau ion terisolasi dalam ujud gas.
• Bersifat endotermik, nilainya selalu positif.
• Dalam satu golongan peningkatan n cenderung menyebabkan penurunan energi
ionisasi karena kombinasi pengaruh ukuran atom dan halangan.
• Dalam periode yang sama cenderung terjadi peningkatan energi ionisasi dengan
meningkatnya Z*. Ada dua faktor yang mempengaruhi:
• Perubahan tipe orbital, misalnya dari Gol. IIA ke Gol. IIIA.
• Energi pertukaran, ketika elektron mulai berpasangan. Hal ini menstabilkan
sistem karena spin yang sejenis cenderung saling menghindari. Mengapa energi
ionisasi N lebih besar daripada O?
• Energi ionisasi juga dapat ditentukan untuk molekul.
• Ionisasi cenderung terjadi secara kebalikan daripada prinsip Aufbau.
• Pada unsur-unsur transisi terjadi ionisasi dengan pelepasan elektron dari orbital s.
• Perhitungan kestabilan dilakukan terhadap seluruh elektron sebagai satu kesatuan
sistem.
• Energi orbital d terpengaruh jauh lebih besar dibandingkan orbital s bila muatan
netto bertambah.
Afinitas Elektron
Zeff = Z − σ (10)
Zeff = Z − σ
A (n+)
Afinitas −→ A (n+1)+ (g) + e − ,
(g)elektron energi ionisasi = ∆U (11)
Perubahan energi ketika sebuah elektron ditambahkan
(n+) ke dalam suatu atom
A (g) −→ A (n+1)+
(g) + e − , energi ionisasi = ∆U
A(g) + e − −→ A − (g), afinitas elektron = −∆U (12)
− −
A(g) + e −→
- Reaksi berjalan eksotermis kecuali untuk gas mulia dan alkali tanahA (g), afinitas elektron = −∆U
- Umumnya bernilai positif
- Cara lain adalah dengan mengeluarkan elektron dari satu anion A − (g) −→ A(g) + e −
- Kadang disebut sebagai energi ionisasi ke-nol
- Umumnya lebih kecil daripada nilai energi ionisasi
- Kadang ditulis dengan simbil Ae
AI
-FG-3-

Mg
FIGURE 2-13 Electron
Affinities: electron affinity : Ar
- LU for M(g) + e- -+ M-(g)
Ne
for AU for M-(8)'----') M(g) +
e-J. (Data from H. Hotop and
W. C. Lineberger,J. Phys.
Chem. Ref. Data, 1985' 14, 731.)

Sumber: Buku Inorganic Chemistry, Gary L.


Miessler, Donald A. Tarr, 1991, hlm 50

You might also like