You are on page 1of 3

Pengertian

Seni
Seni - Kesenian
Ditulis oleh Ucup   
Kamis, 15 Juli 2010 21:52
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan
kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang
lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan Jiwa".

Mungkin diriku memaknainya dengan keberangkatan orang/seniaman saat akan membuat karya
seni, namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang
lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidak usah mempersoalkan
makna ini, karena kenyataannya kalau kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakin
memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.

Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada + sejak 60.000 tahun yang
lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan
yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan
kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan modern yang penuh
ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk.

Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah
terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni/penanda
kebudayaan pada masanya adalah semata-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau
manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya.
Sedangkan manusia modern membuat karya seni/penanda kebudayaan pada masanya digunakan
untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya "mungkin". Dengan kata
lain manusia modern adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan mempunyai
cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian pada jaman dahulu selalu ditandai
dengan kesadaran magic; karena memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan
yang sederhana yang memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam.

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama. Karya-karya seni yang
ditinggalkan pada masa pra-sejarah di gua-gua tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya.
Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir
kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalaupun toh ada penjelasan
tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan benda/bangunan tersebut dibuat
untuk siapa?. Inipun hanya ada pada setelah jaman, katanya para ahli arkiologi sich, aku sendiri
(lagi-lagi kata-kata AKU muncul lagi) tidak tahu pasti. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada
jaman sebelum modern kesenian tidak beraspek Individulistis.

Sejak kapan fungsi Individulistis dari seni mulai tampak?, katanya para sejarawan lagi, beliau-
beliau mengatakan sejak seni memasuki jaman modern. Kenapa ini bisa terjadi? (ini kata-kata
aku sedikit mengutip kata-kata para ahli yang terdahulu). Karena mengikuti pola berfikir manusia
yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau buruk).
Begini ceritanya : Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan
sebelumnya, basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi
masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan mulai
bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media
ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya
seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil (original). Karena sifatnya yang bebas
dan orisinil akhirnya posisi karya seni menjadi Individualistis.

Seni pada perkembangannya di jaman modern mengalami perubahan atau pembagian yakni seni
murni atau seni terapan/seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh
pemikir kesenian yang oleh orang tuanya diberi nama Theodor Adorno di beri nama "Seni
Tinggi" untuk Seni Murni dan "Seni Rendah" untuk Seni Terapan atau Desain. Karena
menurutnya dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal
(kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni ekspresi,
sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda lain (barang), ia
harus mempunyai "sesuatu". Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah
karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial, pola produksi
barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan dari atas oleh seorang produsen.

Terakhir kita menuju pada jaman Post-modern/Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini bentuk
kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan atau kajian estetiknya, yang lebih
dahsyat lagi landasan logikanya. Mungkin di sini aku akan memberi sedikit ilustrasi :

Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya
karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya seni itu
setidaknya masih mempertimabangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang lain, namun
sekarang mungkin kesemuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang. Radikal,.ya..???. itu
hanya kelihatannya ????.

Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah "mungkin". Marah atau
jenuh pada siapa : 1. Pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada; 2. Atau para seniman
marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalisme yang menurutnya terlalu radikal terhadap
karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya seni itu
sebelum dinilai adalah "nol". Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi, acuan etik,
dokumentasi "politik" dan "sejarah", perlawanan, luka, kekecawaan, paradigma, atau sekedar
main-main belaka, dll (ini katanya Adi Wicaksono yang sepertinya seorang kritikus seni yang
dari Jogya itu..Lho..!!!!); 3. Atau para seniman marah pada kritikus yang dalam kritiknya
memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari karyanya menjadi
tidak-karuan.

Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru semisal : 1. Klik Art : yang dalam
pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya sendiri).
Dalam Klik Art ini siapa saja bisa membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar yang ada atau
lukisan orang lain yang mungkin dirubah atau ditambahi bahkan dikurangi. Tapi perlu diingat
dalam klik art ini kamu harus bisa mengoperasikan komputer dan progaram- progaramnya yang
di gunakan dalam kegiatan ini, misalnya: Corel Draw, Photosop, atau yang lainnya, begitu. 2. Net
Art : adalah bentuk seni yang mana dalam pamerannya dilakukan di ruang maya (Internet), di net
art ini kamu bisa mengubah gambarnya juga lho, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin
kamu mangganti ini sial pembuatnya dengan namamu itu sah-sah saja tidak ada yang melarang
kok. Namun perlu di ingat walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya
net art ini sipembuat akan semakin bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya
ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang pembuat.
Satu lagi yang terkenal bukan kamu namun si pemilik situs dimana karya itu di muat,...tahu
nggak ////// kapok wee salah' e dewe. Tapi asik kok coba saja. 3. Vidio Art/vidio instalasi : video
art ini tidak beda dengan seni instalasi yang mana dalam aktulisasinya si seniman memanfatkan
teknologi televisi yang terkoneksi dengan video, atau komputer, jadi pesan yang ingin
disampaikan si kreator itu diserahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si kreator juga
menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu mirip seni
pertunjukan, namun ini bukan seni pertunjukan lho, karena masih ada unsur rupa-nya, namun
juga bukan seni rupa lho karana dalam video art ini unsur gerak, bunyi, dan sastra juga dipakai.
Dan banyak bentuk seni-seni yang lain saja sedikit lupa dan sudah capek menyebutkan satu-
persatu, tapi mungkin dari kalian sudah ada yang tahu bahkan lebih tahu dari
diriku,...he.he..he..e..ee..eeeh.ehhhh.. ehhhk..grokhg. !!!!!!!. huwek cuihhhhhhh. ( Sori ya sedikit
agak kopros soale aku wis bosen ngetik)

Yang jelas pada jaman kontemporer ini sekat antara cabang-cabang seni berusaha dihilangkan
atau bahkan sudah hancur, maksudnya sekat antara cabang seni itu adalah :...., yang dulunya ada
seni rupa sendiri, lantas seni tari, seni musik, atau mungkin seni-seni yang bau itu Lho (uyuh)!!!
Yang ada adalah hanya kata dan bentuk kesenian yang mempunyai hasil atau artefak yang bisa
dinikmati, diapresiasi, diinterprestasi, diperjual belikan atau kalau menurut kamu jelek bisa di
caci maki.., bebaslah yang penting tidak sampai menyinggung perasaan yang membuat, karena
apa nanti kamu bisa-bisa di caci maki ganti, atau lebih parah kamu bisa di-kuoplok.

Okey.. Itu cerita aku tentang pengertian seni secara umum beserta sejarahnya

You might also like