You are on page 1of 7

ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK E-PROCUREMENT

PERSEDIAAN MAINTENANCE, REPAIR AND OPERATION BERBASIS


TOGAF DAN ZACHMAN

Hamzah Ritchi1
1
Akuntansi dan Sistem Informasi Bisnis, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran
1
hamzahritchi@fe.unpad.ac.id

Abstrak

Pilihan teknologi tradisional dalam otomasi proses pengadaan tidak langsung selama ini jatuh pada skenario beli
atau membuat sendiri. Perkembangan teknologi e-business kini melebarkan pilihan pada outsourcing
(sebelumnya hanya membeli), yang turut menggeser peran aktifitas pengadaan kearah strategis. Berbagai pilihan
tersebut dan juga kompleksitas yang terkait dengan pengadaan membutuhkan suatu kerangka arsitektur agar
organisasi terhindar dari ketidakselarasan antara infrastruktur IT dengan kebutuhan bisnis pengadaan. Makalah
ini mencoba mengangkat pemodelan arsitektur informasi sebagai sarana integrasi aplikasi e-Procurement pada
proses bisnis pengadaan barang dan jasa. Kerangka arsitektur informasi TOGAF dan Zachman akan digunakan
sebagai acuan sebagai pertimbangan calon pembeli ketika mentransformasikan proses pengadaannya. Fokus
arsitektur ditekankan pada fungsionalitas dan kemampuan sistem, faktor-faktor penentunya dalam pengadaan
dan pemetaan antara kedua kerangka arsitektur informasi tersebut. Sebagai hasilnya, suatu kerangka terintegrasi
yang dapat membantu penerapan aplikasi e-Procurement akan dibahas.

Kata kunci : E-Procurement, proses bisnis, Zachman and TOGAF Enterprise Architecture, katalog

1. Pendahuluan Davila, Gupta, dan Palmer [2] menyatakan


bahwa perusahaan menggunakan strategi yang
Sebelumnya, bagian pengadaan hanyalah berbeda dalam mengadopsi/mengintegrasikan
dianggap sebagai suatu fungsi yang berdiri sendiri teknologi e-procurement berdasarkan manfaat dan
dan aktifitasnya terbatas hanya pada penerimaan risiko yang berhubungan dengan posisi bersaing dan
permintaan pembelian dari pengguna internal dan lingkungan. Strategi tersebut berkisar pada adopsi
meneruskannya menjadi sebuah pembelian barang yang agresif dan adopsi konservatif. Fokus makalah
yang diminta dengan pihak pemasok, baik yang ini adalah mengupas sisi adopsi konserfatif.
terdaftar maupun yang ad-hoc. Tidak jarang aktifitas Adanya risiko dan manfaat tersebut
pengadaan melibatkan pekerjaan klerikal yang mengharuskannya adanya upaya integrasi dan
berfokus pada pemrosesan transaksi. pemahaman yang baik dalam mengimplementasikan
Datangnya teknologi berbasis web, infrastruktur teknologi dan aplikasi pengadaan
pemrograman yang berorientasi obyek, elektronik (selanjutnya disebut e-procurement) ke
pengembangan protokol berbasis XML, dan dalam aspek-aspek dalam proses bisnis pengadaan.
disandingkan dengan model bisnis area pemasaran Pilihan teknologi tradisional dalam otomasi proses
yang inovatif, memulai era baru yang membawa bisnsi selama ini jatuh pada keputusan make or buy
dampak mendalam pada proses bisnis pengadaan decision. Kini outsourcing menambah pilihan dalam
dan sistemnya, terutama pada pengadaan barang- proses integrasi ini. Berbagai pilihan tersebut dan
barang tidak langsung (selanjutnya disebut juga kompleksitas yang terkait dengan pengadaan
pengadaan tidak langsung – indirect procurement) membutuhkan suatu kerangka arsitektur agar
[2] Bahkan, transformasi ini tidak terbatas pada organisasi terhindar dari ketidakselarasan antara
pembelian saja, tapi juga mempengaruhi dan infrastruktur IT dengan kebutuhan bisnis pengadaan.
dipengaruhi oleh model e-business dan proses Makalah ini membahas secara teoritis
lainnya. Yang awalnya merupakan suatu sistem pendekatan arstektural informasi yang terbaik dalam
pengadaan terfokus yang sempit, telah integrasi aplikasi e-Procurement pada proses bisnis
bertransformasi menjadi jejaring teknologi, pasar, pengadaan barang dan jasa tidak langsung dengan
dan strategi bisnis yang berdampak melampaui menggunakan kerangka arsitektur informasi TOGAF
fungsi pembelian. dan Zachman Faktor seperti struktur pasar,
fungsionalitas dan kemampuan sistem, faktor-faktor
penentunya keberhasilan, proses bisnis pengadaan arsitektur informasi yang memungkinkan
dan kedayagunaan pemetaan antara kedua kerangka perusahaan untuk mengelola dan memperoleh
arsitektur informasi tersebut merupakan indikator gambaran menyeluruh dari indirect procurement dan
dalam merancang arsitektur informasi untuk menilai bagaimana hal ini mempengaruhi proses
integrasi e-procurement. Sebagai hasilnya, suatu bisnis lainnya. Contoh gambaran rinci dari proses
kerangka terintegrasi yang dapat membantu indirect procurement adalah pembelian barang
penerapan aplikasi e-Procurement akan dibahas. tertentu dari satu pemasok atau membandingkan
penawaran berbagai pemasok, mengelola katalog
2. Pengadaan berbagai pemasok, dan menangani penerimaan
barang [5].
Pengadaan (Procurement) adalah proses antar-
organisasi yang dilakukan oleh dua peran: pembeli 3. e-Procuremement dan Faktor-faktor
dan penjual dengan tujuan si pembeli membeli penentu
barang atau jasa dari penjual. Hal ini dikerjakan
dengan adanya pertukaran berbagai dokument, Migrasi aplikasi ke platform e-business pada
diikuti dengan pertukaran barang dan uang. Terdapat aktifitas procurement diyakini oleh beberapa peneliti
perbedaan yang cukup jelas antara pengadaan memberikan dampak positif, antara lain
dengan pembelian, dimana pembelian hanyalah pengurangan biaya, menyederhanakan proses bisnis
semata-mata aktifitas pembayaran barang dan jasa. pengadaan, menyederhanakan ukuran pusat
Sementara pengadaan, selain proses pembelian, pertanggungjawaban pembelian, meningkatkan
berbicara lebih jauh yang dapat dipandang sebagai pelayanan pelanggan, mengurangi fungsi pekerjaan,
sebuah siklus. Siklus tersebut dapat dipandang meningkatkan partisipasi peserta bagian pengadaan,
sebagai serangkaian peristiwa permintaan barang, mengurangi eror, dan menyajikan informasi yang
persetujuan, hingga ke proses pembayarannya. lebih tepat [1,2,4,8]. e-Procurement memiliki
Aktifitas pengadaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti Tabel 1 dibawah ini.
dua poin utama [1] : (1) Pengadaan Tidak Langsung
dan (2) Pengadaan Langsung. Indirect procurement Tabel 1 Jenis e-Procurement
mencerminkan proses pengadaan untuk komoditi Model Dagang Karakteristik
yang tidak menghasilkan barang jadi. Pengadaan ini EDI Networks • Kumpulan kecil rekanan
meliputi dua jenis barang yakni barang-barang dagang
keperluan kantor (sering disebut Operating Resource • Fungsionalitas transaksi yang
Management – ORM) dan barang-barang keperluan sederhana
pemeliharaan (sering disebut Maintenance, Repair,
• Batch processing
and Operation – MRO). Kedua jenis barang ini
• Value Added Network(VAN)
memiliki nilai beli dari yang harga per unitnya
rendah seperti perlengkapan hingga yang harga per Corporate • Meningkatkan pengendalian
unitnya cukup tinggi seperti jasa konsultasi dan Procurement atas proses pengadaan
peralatan berat. Portals • Katalog yang spesifik, dan
Jenis pengadaan langsung meliputi komoditi banyak
yang berkaitan secara langsung untuk menghasilkan • Dukungan terhadap analisis
produk jadi. Biasanya nilai dari bahan baku ini pengeluaran dan kinerja
sangat besar dan memiliki proporsi yang cukup pemasok
siginifikan dalam penghintungan harga pokok • Fokus bahan baku tidak
produk per unitnya. Contoh pengadaan langsung langsung
antara lain pengadaan gas alam untuk pabrikasi Trading • Muatan industri, klasifikasi
pupuk, pengadaan besi untuk pengolahan baja, dan Exchanges: kerja, berita
lainnya. First Generation • Muatan produk dan layanan
Pengadaan MRO terdiri dari urutan peristiwa- (community pengumpulan katalog
peristiwa berikut. oriented)
1. Pencarian Katalog Trading • Proses permintaan
2. Membandingkan Barang Exchanges: terotomatisasi dan
3. Membuat permintaan Second pemrosesan PO
4. Menyetujui permintaan Generation • Pemasok, harga dan temuan
5. Memesan Barang (transaction ketersediaan produk/jasa
6. Memenuhi Order oriented) • Managejemen katalog dan
7. Membayar pemasok kredit
Untuk memahami proses bisnis di atas sangat Trading • Penyelarasaan operasi antar
kritikal agar menjamin bahwa usaha penyelarasaan Exchanges: rekanan (real time)
bisnis dengan sistem informasi tercipta secara Third • Transparansi proses yang
menyeluruh dalam organisasi. Oleh karenanya, Generation memfasilitasi restrukturisasi
direkomendasikan untuk merancang kerangka
(collaborative permintaan dan rantai pasok lokal yang mengandung konten dari katalog
SC) online tersebut. Aktifitas tersebut membutuhkan
Sumber: Mark Dale, 2006[1] adanya replikasi dan rasionalisasi data. Namun
kebanyakan projek intergrasi e-Procurement
Perusahaan perlu menelaah secara mendalam menghadapi masalah untuk database yang
agar manfaat bisnis yang diargumentasikan para direplikasi dan dirasionalisasi tadi.
peneliti sebelumnya dapat tercapai. Oleh karenanya, Rekomendasi untuk kesulitan ini adalah
dalam konteks pengadaan MRO, perusahaan penting dengan meng-outsource katalog oleh lembaga
untuk mengetahui faktor penentu keberhasilan intermediasi yang memiliki transaksi dengan
proses integrasi ini. Vondrák [8] mengajukan tiga berbagai supplier relevan yang juga
faktor yang penting untuk diperiksa sebagai dimensi mengagregasikan berbagai katalog menjadi
penentu dalam menilai derajat solusi e-Procurement satu.
pada proses bisnis yang ada.
3.3 Integrasi Supplier
3.1 Aliran Kerja Otomatis
Integrasi supplier mencerminkan perubahan
Derajat solusi dinilai dari kemampuan unik karena teknologi yang terkait dengan
aplikasi untuk menjalankan proses tanpa internet. Isu integrasi pemasok berkisar pada
campur tangan dokumen berbasis manual. dua titik sentuh pemasok. Dua titik tersebut
Teknologi yang memungkinkan aliran kerja adalah proses penerbitan/penyerahan order dan
otomatis ini disebut workflow engine. Tujuan katalog online.
dari workflow engine adalah untuk Penerbitan order adalah titik dimana batas
mengotomasi proses penyerahan antar satu sistem pengadaan internal telah tercapai dan
proses dengan proses lain. Tanpa aplikasi aliran membutuhkan adanya aktifitas pengadaan
kerja, tidak ada cara otomatis untuk eksternal, yakni dilakukan pemasok. Tepatnya,
mengkoordinasi dan mendorong aturan bisnis, proses pengorderan pada sisi pembeli harus
yang berlaku untuk seluruh proses. Idealnya dilanjutkan dengan proses pemenuhan pesanan
sebuah worfklow engine harus memiliki (fulfilment) oleh sisi pemasok/penjual. Dua
kemampuan berikut: teknologi utama dapat dipertimbangkan,
1. Menangani setidaknya langkah sampai ke Electronic Data Interchange (EDI) dan
penerbitan order MRO. eXtensible Markup Language (XML). Baik EDI
2. Menangani skenario rute menurut tipe maupun XML memiliki dimensi tersendiri,
barang MRO yang dibeli. walaupun XML disinyalir mendapat tempat
3. Menangani skenario rute yang berbeda yang lebih luas dalam aktifitas e-Business yang
menurut item permintaan user. akan datang.
4. Memungkinkan workflow berbeda Katalog online membutuhkan format
dikonfigurasikan oleh pengguna standar yang dapat mengakomodasi semua tipe
administrasi, bukan programmer. data untuk selanjutnya diagregasikan ke
Dari kaca mata integrasi ke proses database baik oleh pihak intermediasi atau
pengadaan MRO, otomasi aliran kerja dapat database lokal klien penyelenggara e-
dicapai melalui tiga alternatif: Procurement. The open Buying on the internet
1. Membeli aplikasi e-procurement dengan (OBI) adalah standar yang mengharuskan para
workflow otomotis pemasok untuk mengelola katalog mereka dan
2. Meng-outsource penyedia katalog yang membagi akses informasi tersebut baik untuk
memiliki fungsi workflow kepentingan in-house atau outsourced
3. Mengintegrasikan dengan workflow engine catalogue.
yang ada Ketiga aspek dalam e-Procurement tersebut
mengharuskan perusahaan untuk memetakan
3.2 Manajemen Katalog segala perencanaan dan kebutuhan bisnis ke
dalam suatu arsitektur yang memungkinkan
Integrasi e-Procurement lebih jauh juga reusability komponen dikemudian hari untuk
mendayagunakan pihak internal untuk kepentingan pengembangan lanjut. Untuk itulah
melakukan aktifitas pencarian barang, diperlukan arsitektur informasi dalam
pembandingan berbagai aspek kualitas barang enterprise.
para pemasok melalui katalog online, dan
permintaan pembelian. Katalog online 4. Arsitektur informasi
ekuivalen dengan katalog manual. Minimalnya,
katalog tersebut mengandung deskripsi produk, Seperti yang diungkapkan pada bab
harga dan waktu antar. Kebanyakan vendor e- pendahuluan, migrasi ke basis elektronik
Procurement membutuhkan adanya database membutuhkan perencanaan yang mengharuskan
adanya pemetaan risiko dan kebutuhan tepat untuk
Phase B Business Describe current
merealisasikan strategic alignment antara bisnis Architecture and target business
dengan IT. Dalam suatu survey oleh Institute for architectures and
Enterprise Architecture Development pada 2005, determine the gap
diperoleh hasil bahwa mayoritas perusahaan yang between them
menerapkan arsitektur enterprise (khususnya
arsitektur informasi) berhasil menyelaraskan struktur Phase C Information Develop target
IT dengan tujuan bisnis. Diantara sasaran yang ada System architectures for
adalah penggunaan kembali (reuse) infrastruktur IT Architecture data and
yang ada dan penyebaran metode normal untuk applications
manajemen proyek dan pengembangan sistem di
seluruh perusahaan. Phase D Technology Create the overall
Arsitektur Informasi (AI) merupakan model Architecture target architecture
to be implemented
konstruksi komprehensif atas data, proses bisnis, dan
in future phases
asset-aset teknologi informasi dalam perusahaan. AI
menghadirkan pandangan berjangka panjang atas
Phase E Opportunities and Develop overall
berbagai proses, sistem, dan teknologi yang Solutions strategy, determine
berdasarkan suatu rancangan yang konsisten dan what to buy, build
koheren sehingga proyek-proyek individu dapat or reuse, and how to
menghasilkan sebuah kapabilitas daripada implement
memenuhi kebutuhan secara instant. Suatu kerangka architecture from
AI menghubungkan misi-misi organisasi, sasaran, Phase D
dan tujuan proses bekerja serta infrastruktur yang
dibutuhkan untuk melaksanakannya. Penulis Phase F Migration Prioritize projects
menggunakan dua kerangka arsitektur informasi Planning and develop a
yang banyak dikenal dalam menerapkan tata kelola migration plan
e-Procurement.
Phase G Implementation Determine how to
Governance provide oversight to
4.1 TOGAF the implementation

TOGAF merupakan metode terinci dan Phase H Architecture Monitor the running
serangkaian alat pendukung untuk Change system for
mengembangkan suatu arsitektur informasi. Management necessary changes,
Kerangka ini mempertimbankan aset and determine
perusahaan dan berfokus pada berbagai aplikasi whether or not to
bisnis mission-critical dan memungkinkan restart the cycle
perancangan arsitektur informasi yang
Sumber: The Open Group [7]
customized. TOGAF merupakan serangkaian
metode dan alat untuk membangun variasi
4.2 Zachman Framework (ZF)
arsitektur, termasuk arsitektur bisnis, data,
aplikasi dan teknologi.
ZF berfokus pada usaha menjamin agar
The Architecture Development Method
seluruh aspek dalam organisasi terorganisasi
(ADM) adalah fitur penting yang
dengan baik dan menunjukkan hubungan yang
memungkinkan perusahaan mendefinisikan
jelas. Kerangka ini menyediakan cetak biru bagi
kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur
arsitektur informasi dengan menyejikan
spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu. ADM
taksonomi untuk berbagai pandangan, model,
terdiri dari fase fase yang dibutuhkan dalam
dan bangunan yang diinginkan perusahaan
membangun arsitektur sistem informasi
dalam membangun sistem informasi mereka.
perusaaan. Tabel 2 menjelaskan fase yang perlu
Pada intinya, kerangka ZF menunjukan
dilalui dalam kerangka ADM TOGAF.
prinsip-prinsip sebagai berikut:
• Sebuah sistem lengkap dapat dimodelkan
Tabel 2 ADM TOGAF
dengan menjawab pertanyaan what, how,
Phase Overview Key Steps
where, who, when and why pada
Preliminary Framework and Get everyone on bangunan sistem informasi.
Phase Principles board with the plan • Enam pandangan menangkap seluruh
model kritikal untuk pembangunan
Phase A Architecture Define scope and sistem.
Vision vision and map
• Kolom menunjukan abstraksi yang
overall strategy
berbeda dan tanpa urutan.
• Setiap sel mencerminkan perspektif unik.
Penulis menggunakan hasil kerja Hay [3] untuk arsitektur TOGAF dipetakan pada prinsip hubungan
menampilan berbagai perspektif dalam ZF. Gambar perspektif seluruh sel dalam ZF.
1 menggambarkan berbagai pandangan tersebut Selanjutnya integrasi e-Procurement dapat
dalma sel-sel yang saling berkaitan terkait pada mengacu pada arsitektur sistem informasi hasil
sistem informasi. pemetaan TOGAF dengan ZF. Gambar 2

Gambar 1 Berbagai pandangan pada Zachman Framework Menurut Hay (Disunting)

Data Function Network People Time Motivation


Scope List of items List of List of locations List of List of business List of
important to process the where the organizational events / cycles business goals
the enterprise enterprise units / strategies
enterprise performs operates
Enterpris Entity Business Logistics network Organization Business master Business
e Model relationship process chart with roles, schedule rules
diagram model skill sets and
security issues
System Data Model Essential Distributed Human Dependency Business rule
Model data flow system interaction diagram, entity model
diagram architecture architecture life history
Technolo Data System System User Interface; Control flow Business rule
gy model architecture design: architecture security design diagram design
map to structure
legacy data chart, pseudo
code
Detailed Data design, Detailed Network Screens, security Timing Rule
representat physical program architecture architecture definitions specification
ions storage design design in program
logic
Functionin Converted Executable Communications Trained personal Business events Enforced rules
g system data programs facilities using the system

Sumber: Sowa, JF and Zachman[6], JA; Hay[3] menunjukkan satu pandangan arsitektur yang
5. Pemetaan TOGAF dan Zachman pada e- mungkin diikuti dalam mengintegrasikan e-
Procurement Procurement. Kerangka tersebut menunjukkan area
spesifik dimana integrasi pengadaan MRO
ZF dipengaruhi oleh sejumlah prinsip arsitektur difokuskan dan dimana ADM digunakan sebagai
dan mencanangkan serangkaian deliverables untuk alat untuk mencapai sistem target. Dapat dilihat
menciptakan arsitektur informasi. Sementara ADM bahwa arsitektur informasi untuk integrasi e-
TOGAF merekomendasikan cara mendefinisikan Procurement disusun hanya pada 4 level abstrasi
prinsip-prinsip dan menghadirkan beragam yakni scope, enterprise model system model dan
deliverable yang mungkin berdasarkan pada technology model
kebutuhan dan sasaran spesifik perusahaan.
Hal berikut ini memberikan alasan untuk 6. Kesimpulan
memetakan ADF ke dalam ZF:
• Pandangan yang direkomendasikan TOGAF Dari hasil analisis ini, dapat dilihat bahwa
tidak mencakup seluruh 36 sel seperti pada ZF secara individu, kedua kerangka arsitektur informasi
(Tanpa perspektif motivasi). tersebut tidak dapat sepenuhnya memuaskan
• ZF mengabaikan tata kelola sebagai pandangan kebutuhan dalam mengelola sistem informasi untuk
manajemen yang diakomodasi TOGAF. integrasi e-Procurement MRO ke proses pengadaan
• ZF tidak mendefinisikan proses dalam intinya. Arsitektur informasi secara utama terdiri
membangun perspektif berdasarkan tujuan dari atas: arsitektur dasar, rencana transisi, dan arsitektur
arsitektur enterprise. target. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
• TOGAF tidak mencanangkan suatu deliverable diperlukan gabungan rancangan arsitektur informasi
yang spesifik atau jelas. yang menjawab kebutuhan multi persepektif atas e-
Proses integrasi e-Procurement dapat dilakukan Procurement dan langkah-langkah yang perlu
dengan terlebih dahulu membuat arsitektur informasi ditempuh untuk mengintegrasikan proses pengadaan.
hasil dari kombinasi ADM TOGAF dan ZF. Bagian Artikel ini menunjukkan bahwa faktor keberhasilan
yang ditebalkan dan diberi bayang-bayang pada integrasi e-Procurement seperti otomasi workflow,
gambar 1 merupakan abstraksi tingkat tinggi yang katalog online, dan proses integrasi pemasok dapat
menunjukan area dimana prinsip pengembangan diidentifikasi dan dikelola dalam membangun
mengintegrasikan e-Procurement ke dalam proses
bisnis inti. Dengan arsitektur informasi memberikan
Gambar 2. e-Procurement Mapping ADM to Zachman Framework

Data Function Network People Time Motivation

Scope Procurement Procuremen Global Purchasing, Procureme Supplier-


Data t processe operation Finance and nt Cycle buyer alliance
Product
Development

Enterprise catalogue Select Logistics Responsible Gant Workflow


Model management, vendor, pay network division, cost Chart for automation
dispatch data, supplier, and selected
and supplier search management procureme
catalogue accounting nt

.System Model ERD for DFD to Inter Responsible Dependenc Procurement


enterprise primitive company user and y diagram, procedure
procurement level System deliverable entity life
data client- history
server arc

Technology OBI-based XML/EDI – Intercompa Database Throughp Embedded


Model catalogue data based ny administrator, ut time for workflow
design and documents Procureme Web processing automation
aggregated consensus, nt programmer, one and enabling
multiple Order- connection and Business requisition hand-offs
supplier’s data, Fulfilment Analyst
XML-based automation
order/fulfilment
format

kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Gilliland, 2002, Adoption of electronic commerce
perencanaan dan implementasi sistem pengadaan tools in business procurement: enhanced buying
dari sistem informasi yang kini ada hingga tercapai center structure and processes , Journal of business
sistem yang terintegrasi secara baik, sehingga and industrial marketing, vol.17 no.2/3, pp.151-
membuktikan manfaat yang diperoleh atas aplikasi 166.
pengadaan MRO sebagaimana yang telah diteliti 5] Segev, A and Gebauer, J., 2001, B2B Procurement
oleh para penulis sebelumnya. Penulis and Marketplace Transformation, Information
merekomendasikan untuk menggunakan kedua Technology and Management, Vol. 2, pp 241-260,
kerangka untuk mencapai tujuan akhir yakni suatu [6] Sowa, JF and Zachman, JA, 1992, Extending and
solusi e-Procurement yang adaptif dan terintegrasi formalizing the framework for information
secara penuh. systems architecture, IBM Systems Journal, vol.
31, no. 3.
Daftar Pustaka: [7] The Open Group, 2003, The Open Group
Architecture Framework) Version 8.1 "Enterprise
1] Dale, Mark., 2006, E-Procurement, Material in E- Edition", viewed on 10 October 2006, from
Procurement Lecturer, Melbourne, Australia. <http://webraft.its.unimelb.edu.au/615671/prot/We
[2] Davila, Antonio; Mahendra Gupta; and Richard J. ek%209/TOGAF%20Version%208.1.pdf>.
Palmer, 2002, Moving Procurement Systems to the [8] Vondrák, Leoš, 2000, eProcurement Architecture,
Internet: The Adoption and Use of E-Procurement viewed on 20 October 2007 from
Technology Models, Working Paper, Oling <http://si.vse.cz/archiv/clanky/2000/vondrak.pdf#s
Business School, Washington University in St. earch=%22e-procurement%20architecture%22>
Louis, viewed on 10 September 2007 from
http://www.olin.wustl.edu/workingpapers/pdf/200
2-04-001.pdf
[3] Hay, DC 2000, 'A Different Kind of Life Cycle:
The Zachman Framework', viewed on 28
September 2006, from
<http://webraft.its.unimelb.edu.au/615671/prot/We
ek%208/A%20Different%20Kind%20of%20Life
%20Cycle%20-%20The%20Zachman.pdf>
[4] Osmonbekov,Talai; Daniel C. Bello; and David I.

You might also like