You are on page 1of 20

c c

   


 c  
Kemajuan teknologi alat diagnostik yang pesat saat ini sudah sangat dirasakan
manfaatnya dalam mendiagnosis adanya gangguan strutur morfologis organ tubuh.
Dalam mendiagnosis struktur morfologi organ tubuh sangat diperlukan modelitas
radiologi sesuai dengan kemampuan alat dan karakteristik organ yang akan dinilai.
Modalitas yang digunakan dalam bidang radiologi seperti radiologi konvensional (foto
rontgen/sinar ± X ), computed tomografi scanning (CT - Scan), magnetic resonansi
imaging (MRI), ultrasonography (USG) 2D, 3D, 4D dan pencitraan nuklir. Semuanya
berkembang pesatà
Pemanfaatan radiasi yang sudah begitu meluas dalam berbagai bidang
pemanfaatan yaitu kesehatan, industri, penelitian dan pendidikan dan bervariasinya
aktivitas yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan. Resiko yang
berhubungan dengan penggunaan sumber radiasi yang terencana umumnya telah dapat
diprediksi sehingga persyaratan keselamatan telah dapat ditentukan. Walaupun begitu
kecelakaan masih juga terjadi dan bahkan terjadi juga kecelakaan yang serius dan
mematikan. Oleh karena itu perhatian dari masyarakat proteksi radiasi mengupayakan
pada usaha untuk pencegahan daripada melakukan penanggulangannya. Salah satu cara
yaitu dengan dilakukan pengenalan terhadap peralatan yang menggunakan sumber radiasi
dan zat radioaktif tersebut.
Obyekpengawasan dalam bidang FR-ZR dalam bidang kesehatan dan industri
dicoba disajikan dalam makalah ini yang meliputi jenis dan gambaran fisik peralatan,
kegunaan serta prinsip kerja/ prosedur pengoperasian, aspek keselamatan dan potensi
bahaya dalam pengoperasiannya.

     


Mengetahui tentang jenis peralatan sumber radiasi yang digunakan dalam
pemanfaatan bidang kesehatan dan industri, prinsip kerja dan sistem serta aspek
keselamatan peralatan dalam pengoperasiannya.
   
1. Mengetahui tentang jenis dan gambaran fisik peralatan yang digunakan dalam
pemanfaatan di bidang kesehatan dan industri
2. Mengetahui tentang prinsip kerja dan sistem keselamatan peralatan sumber
3. Memahami potensi bahaya yang ada bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan

     
Dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode pustaka yaitu penulis
mencari dan mengkaji dari buku sebagai referensi.
c c
!  " 


 #" $%
Sinar ±x adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang
10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz.sinar ini dapat menembus benda-
benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras
seperti tulang,gigi,dan logam.Sinar x sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang
kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.
Sinar x di temukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Conrad Rontgen (1845-
1923).Ilmuwan Jerman pada November 1895.Pada waktu itu,Rontgen sedang
mempelajari pancaran electron dari tabung katode.Lempeng logam yang letaknya di
dekat tbung katode memencarkan sinar flueresens selama electron di alirkan.Oleh sebab
itu,Rontgen menyimpulkan bahwa sinar tersebut di sebabkan oleh radiasi dari suatu
atom.karena tidak di kenal dalm ilmu,maka Rontgen memberikan nama dengan sebutan
sinar-X.
Penggunaan pesawat sinar-X secara tepat yang meliputi perancangan dan
pemasangan, prosedur pengoperasian secara benar dengan memperhatikan norma
keselamatan radiasi dan penahan radiasi perlu mendapat perhatian dengan seksama.
Rumah tabung sinar-X harus mempunyai penahan radiasi dan mekanisme pengontrol
berkas yang bekerja dengan baik. Persyaratan ruang dan keselamatan dari fasilitas radiasi
harus diperhatikan sejak awal sebelum instalasi pesawat didirikan.

2.1.1. è  & $%


Setiap tabung sinar-X harus ditempatkan dalam wadah atau perisai pelindung lain.
Di dalam wadah juga terdapat alat pendingin seperti minyak. Wadah tabung biasanya
terdiri dari timbal atau uranium susut kadar yang dilapisi logam. Celah atau lubang pada
wadah tabung tidak boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk menghasilkan berkas
sinar dengan ukuran maksimum.
u & 
c  $&   &' (  $%

u &    & $%

2.1.2. '&   $%' ' (  $%  &  & )


a. Arus listrik akan memanaskan filamen pada katoda sehingga akan terjadi awan
elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).
b. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan menyebabkan
elektron-elektron bergerak ke arah anoda.
c. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan elektron-elektron
(berkas elektron) menuju target.
d. Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi pada atom-atom
target, sehingga akan dipancarkan sinar-X karakteristik, dan proses pembelokan
(pengereman) elektron sehingga akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.
e. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan bremstrahlung,
dipancarkan keluar tabung melalui jendela.
f. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian besar energi kinetik
elektron pada saat menumbuk target akan berubah menjadi panas.
Adapun jenis pesawat yang digunakan adalah :

 (  $%


* 
Pesawat sinar-X harus memiliki sistem diafragma atau kolimator pengatur berkas radiasi,
sehingga apabila diafragma tertutup rapat maka laju kebocoran radiasinya tidak melebihi
batas yang diizinkan.

u & 
 (  $%+   ',fix½
u &    (  $% ile

 &
 &-   ' (  $%
Pemeriksa  &-  + 
an . 
” 100 mR/jam pada jarak 1 m
Diagnostik dari fokus dalam kondisi
maksimum
Filtrasi permanen minimal untuk diagnostik ditetapkan seperti dalam tabel II.2. Nilai
filter permanen tersebut harus dinyatakan secara tertulis pada wadah tabung sinar-X.
Ukuran titik focus (focal spot), tempat terjadinya sinar-X, biasanya antara 0,22 mm s/d 2
mm.
 &  /   

   anan tabun
#   maksimum
 
1,5 mmAl s/d. 70 kV

2,0 mmAl 70 ± 100 kV

2,5 mmAl Di atas 100 kV


'       '&  (  '+  
1. Harus ada penunjukan tegangan tabung, arus tabung dan waktu penyinaran yang
dipilih; penunjukan jumlah muatan listrik (mAs) dapat dipakai sebagai pengganti
penunjukan arus tabung dan waktu penyinaran secara terpisah.
2. Untuk pengatur penyinaran otomatis cukup ada penunjukan tegangan tabung; untuk
tegangan tabung dan arus tabung dengan nilai tetap perlu ada penunjukan pada panel
pengatur dan dijelaskan dalam dokumen penyerta.
3. Jika pembangkit sinar-X ini juga dapat digunakan untuk fluoroskopi, harus ada suatu
cara untuk menjaga agar arus tabung berada dalam + 25 % dari nilai yang ditetapkan
sebelumnya.
4. Rangkaian penyinaran yang ditetapkan sebelumnya harus diperlihatkan dengan jelas
dalam sebuah tabel dalam dokumen penyerta; faktor-faktor penyinaran ini hendaknya
tersedia dekat atau pada panel pangatur.
5. Sakelar penyinaran harus terpasang sedemikian, sehingga dapat dijalankan dari tempat
yang aman (2m dari susunan tabung dan dari pasien).
a. di belakang bangunan pelindung atau
b. di dalam ruangan dengan menggunakan apron pelindung dan jika perlu sarung
tangan
memegang film pada pasien anak kecil).
6. Untuk memperkecil radiasi pada pasien dan radiasi hambur dalam kamar sinar-X
ukuran berkas radiasi harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan
diagnostik dari pemeriksaan tersebut.
7. Waktu penyinaran biasanya sangat pendek dengan maksud untuk memperkecil
kemungkinan kaburnya bayangan akibat gerakan bagian yang difoto.
8. Pesawat harus dilengkapi dengan peralatan untuk membatasi berkas Sinar Guna
(misalnya dengan diafragma berkas cahaya yang dapat diatur dan kerucut yang dapat
diganti-ganti).
& /'
Untuk keselamatan radiasi pada pesawat fluoroskopi untuk pekerja radiasi, pesawat
harus dilapisi kaca Pb dengan ketebalan setara dengan:
1) 1,5 mm Pb untuk tegangan s/d 70 kV;
2) 2,0 mm Pb untuk tegangan 70 ± 100 kV; dan
3) tambahan 0,1 mm Pb / kV untuk tegangan di atas 100 kV
u &    ( /'
   '&  (  '+  )
1) Sakelar penyinaran dari jenis tekan terus acl p pr sroom)
2) Sakelar memberikan peringatan yang berbunyi sebelum akhir selang waktu dan
secara otomatik mematikan alat sesudah beberapa menit.
3) Sakelar penyinaran harus terletak sedemikian rupa, sehingga :
 dapat diatur oleh dokter ahli yang melakukan fluoroskopi
&  terlindung terhadap kemungkinan tertekan/terputar tanpa sengaja
-  kedua tangan dan lengan bagian depan berada dalam daerah yang terlindung
terhadap radiasi hambur
4) Waktu kumulatif tidak boleh lebih dari 10 menit

'   /'  ' '  &  & ( )


À &   &   
1) Usahakan ukuran berkas radiasi sekecil mungkin, ukuran berkas mempengaruhi
penerimaan radiasi pada pasien.

2) Berkas yang sempit juga memperbaiki kualitas bayangan, karena mengurangi


radiasi hamburan pada tabir fluoroskopi.
3) Untuk proteksi radiasi hamburan di bawah tabir fluoroskopi ketebalan tabir setara
dengan 0,5 ± 1,0 mm Pb; ukurannya tidak boleh kurang dari 45 x 45 cm.
4) Diafragma harus diatur sedemikian, sehingga tidak dapat dibuka sampai luas
tertentu yang dapat menyebabkan berkas langsung melebihi batas tabir.
À  '  
1) Hanya petugas yang diperlukan boleh berada dalam kamar penyinaran.
2) Mereka harus menggunakan apron pelindung dan jika perlu sarung tangan
pelindung, sebaik mungkin pemanfaatan penahan radiasi tetap yang tersedia di
tempat itu.
3) Untuk fluoroskopi konvensional penting dilakukan adaptasi keadaan gelap selama
20 menit, arus listrik yang dipakai tidak boleh melebihi 4 mA pada tegangan 100
kV.
4) Fluoroskopi dapat dianggap sebagai alat radiografi murni.
5) Untuk diingat pada tegangan (kVp) yang sama, penyinaran radiografi dengan 60
mAs adalah sama dengan fluoroskopi pada 1 mA untuk jangka waktu 1 menit.

À    

1) Tanda yang sederhana pada pintu (lampu merah menyala) dan kunci untuk
mencegah dibukanya pintu selama fluoroskopi.
2) Dosimeter untuk pasien yang dapat memberikan peringatan dengan bunyi terhadap
kombinasi waktu, ukuran berkas dan output.
3) Penguat bayangan yang dipasang secara benar dan digunakan hati-hati dapat
memperkecil keluaran sinar-X yang dibutuhkan sampai dengan faktor 10.
4) Penguat bayangan juga memungkinkan fluoroskopi dilakukan dengan cahaya
ruangan.
5) Dengan penguat bayangan arus listrik tidak boleh melebihi 1 mA pada 100kV.
À    /'
1) Pesawat harus mempunyai jarak folus-kulit yang panjang (minimum 40 cm).
2) Kesetaraan aluminium untuk filter total (filter inheren + filter tambahan) yang
secara permanen terdapat dalam berkas Sinar Guna harus mempunyai nilai
minimum seperti tertera dalam Tabel II.2.

-   #
Untuk sistem pesawat sinar-X yang didesain hanya untuk mamografi, transmisi
dari radiasi primer melalui alat penyangga penerima bayangan harus dibatasi sedemikian
rupa sehingga penyinaran pada jarak 5 cm dari permukaan yang dapat dicapai setelah
melalui alat penyangga penerima bayangan tidak lebih besar dari 0,1 Gy untuk tiap kali
tabung diaktifkan. Pengukuran penyinaran dilaksanakan dengan mengoperasikan sistim
pada jarak sumber-bayangan (SID) minimum sesuai desain. Kepatuhan terhadap
peraturan ditentukan dengan memasang beda tegangan pada tabung dan perkalian antara
arus tabung dan waktu pada nilai maksimum dan merupakan hasil pengukuran rata-rata
pada daerah seluas 100 cm persegi dengan dimensi linier yang tidak lebih besar dari 20
cm.

u &  0 "  (   #


Pesawat untuk mammografi yang beroperasi pada tegangan di bawah 50 kV harus
memiliki filter permanen minimal 0,5 mm Al.
 (  $% u
Pada pesawat sinar-X untuk pemeriksaan mulut, gigi dan rahang, berlaku semua
ketentuan yang berhubungan dengan pesawat sinar-X diagnostik, meskipun tegangan
tabung lebih rendah. Karena jarak fokus-kulit yang lebih pendek, dosis yang diterima
pada kulit akan lebih tinggi. Apron pelindung harus tersedia untuk menutupi pasien dari
bagian leher ke bawah selama penyinaran berlangsung. Peralatan ini harus mempunyai
kerucut pengaman yang baik. Ada 2 jenis kerucut : kerucut plastik runcing dan kerucut
ujung terbuka. Kerucut plastik runcing harus dilengkapi dengan kolimator yang efektif
dengan sebuah diafragma logam dan tabung logam yang berada dalam kerucut. Untuk
tegangan kurang dari 70 kV saringan afilt r) total pada pesawat setara 1,5 mm Al. Untuk
tegangan di atas 70 kV saringan total pada pesawat setara dengan 2,5 mm Al.

u &  1  (  $%   -  & 



u &  2  (  $%   - '  -

    &      &   '   #  

1) Untuk pemotretan gigi umum


a) Rangkaian listrik pengendalian khusus untuk pemotretan gigi, harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga pesawat tidak dapat dipakai untuk fluoroskopi.
b) Sakelar penyinaran sebaiknya jenis tekan terus; pemotretan ulang tidak mungkin
dilakukan tanpa melepaskan tekanan jari pada sakelar dan mengembalikan
pengatur waktu penyinaran ke kedudukan semula.
c) Operator yang berada di kamar yang sama dengan pasien harus :
a. berdiri pada jarak lebih dari 2 m dari pas
b. berdiri di belakang tabir Pb yang tebalnya tidak kurang dari 0,5 mm
(sebaiknya tabir dilengkapi kaca intip kaca Pb setara dengan 0,5 mm Pb)

2) Untuk pemotretan gigi dengan film dalam mulut


a) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan terus
b) Pengatur waktu penyinaran harus dapat menghentikan penyinaran secara
otomatis setelah selang waktu dan lamanya tidak boleh kurang dari 5 detik.
c) Harus dilengkapi dengan kerucut dental untuk menjamin jarak minimum
fokus-kulit seperti yang dikehendaki diafragma permanen berukuran tetap :

a. untuk penggunaan kerucut dental yang dapat ditukar harus dijamin
diafragma selalu berada di tempatnya dan membatasi ukuran berkas sinar
guna, sehingga tidak melampaui ukuran maksimum yang diperkenankan.
b. di luar berkas sinar guna, diafragma harus memberikan tingkat
perlindungan yang sama seperti yang diharuskan untuk susunan tabung
Sinar-X
c. diameter berkas sinar guna pada ujung bawah kerucut dental harus tidak
lebih dari 7,5 cm dan sebaiknya tidak lebih dari 6 cm.
d. untuk kerucut yang silindris dan divergen dengan/tanpa ujung terbuka,
ukuran maksimum berkas sinar guna harus sesuai dengan luas kerucut
dental pada ujung kerucut.
e. tempat kedudukan fokus dan arah sumbu berkas sinar guna harus
diketahui dengan mudah.
f. jarak minimum fokus-kulit harus terjamin oleh kerucut dental dengan
ukuran diameter di atas seperti ditentukan dalam tabel berikut :

 (    #  '   '  

1) Pengaturan dan pembatasan penyinaran


a) Selama penyinaran jarak minimum fokus-kulit harus 15 cm; dalam segala hal
diusahakan agar jarak fokus-kulit minimal 20 cm.
b) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan-terus.
c) Di luar berkas sinar guna, diafragma celah yang dipasang tetap pada susunan
tabung sinar±X harus memberikan pelindung yang sama tingkatnya seperti
yang dikehendaki untuk susunan tabung sinar-X.

u &  3  ( %$ +'  -  #


  ( " $% * 
Peralatan sinar-X yang biasa digunakan dalam Intervensional adalah peralatan
fluoroskopi dan can. Hasil foto sinar-X digunakan untuk pedoman dalam
penempatan kateter, st nts, dll dalam pembuluh darah dan organ tubuh untuk tujuan
perbaikan atau pengobatan pada kondisi khusus/tertentu.
Untuk melihat pembuluh darah digunakan media yang kontras, teknik yang
digunakan adalah diital subtraction anioraphy a ). Fluoroskopi pada
int rv ntional radioloy biasanyamembutuhkan waktu lebih lama dengan daerah paparan
radiasi yang lebih luas. Sehingga dosis radiasi yang diterima pasien, dokter dan petugas
proteksi radiasi menjadi tinggi.Karena paparan radiasi yang diterima pasien cukup tinggi
maka peralatan fluoroskopi yang digunakan perlu ditambahkan alat yang dapat mengukur
dosis yang diterima pasien secara kontinyu (seperti alat dos ar a product m t r), alat
tersebut harus menunjukan waktu selama fluoroskopi dilakukan dan dilengkapi dengan
alarm peringatan untuk dokter pada interval waktu tertentu, lebih baik jika lama
penyinaran tidak lebih dari 5 menit.

u & 
4 ,   -  ½
# 5$"- ,5'   '+½
can acomput d tomoraphy) pertama kali digunakan untuk diagnosa
kedokteran pada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini dilakukan dengan melewatkan
seberkas sinar-X terkolimasi (lebar 2 mm) pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang
diteruskan ditangkap oleh suatu sistem detektor. Sumber sinar-X berikut detektor
bergerak di suatu bidang mengitari tubuh pasien. Berdasarkan perbedaan respon detektor
pada berbagai posisi penyinaran kemudian dibuat suatu rekonstruksi ulang untuk
mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang disinari.
u & 

''-   '   5$"- 



  5$"-    )
a. Meja tempat pasien
b. Gantry scanning yang berisi sumber sinar-X terkolimasi dan susunan detector
c. Perangkat elektronik untuk akuisisi data
d. Generator sinar-X
e. Komputer, TV-monitor berikut panel kontrol

u & 
   ' ( 5$"- 

Meja pasien dan antry scannin harus dapat menempatkan posisi pasien pada
posisi yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses rekonstruksi akan didapatkan
hasil tomografi yang benar. Tegangan sinar-X yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV
dengan kuat arus antara 0-600 mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada
layar monitor komputer selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi (seperti pada
diagnostik konvensional), dicetak pada printer ataupun disimpan dalam disket afloppy
disk).
 
scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan penampang lintang dari
susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien yang akan diperiksa harus tidur di meja
pasien. Setelah didapatkan posisi yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan
data yang diatur dari panel kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang pemeriksaan.
Pengambilan data ini bisa memakan waktu beberapa menit, tergantung dari jenis
pemeriksaan dan tipe pesawat scan yang digunakan.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk mendapatkan
gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatupekerjaan yang sangat komplek dan
hanya dilakukan dengan komputer, sehingga teknik diagnosa ini dikenal comput riz d
tomoraphy atau comput d tomoraphy.

Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, scan ini juga kurang baik untuk
pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak. Sehingga sampai saat ini scan lebih
banyak digunakan untuk pemeriksaan bagian kepala.

' 6  
Untuk setiap pemeriksaan, seorang bisa menerima dosis radiasi sampai dengan 10 mSv (1
rem) pada bagian tubuh yang sangat sempit. Karena dapat memberikan dosis cukup
tinggi, maka pesawat scan harus ditempatkan pada ruang khusus yang berpenahan
radiasi cukup. Selama pengambilan data, operator/radiografer tidak diperkenankan berada
di dalam ruang pemeriksaan. Ruangan perlu diberikan tanda-tanda/lampu ketika
pemeriksaan sedang berlangsung. Disain dinding penahan radiasi adalah seperti halnya
pada pesawat sinar-X konvensional.

c c
c  " 


  /   c u"  
A. u7"
Dalam pemberian paparan radiologi diagnostik harus dipastikan bahwa :
1. Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis radiologi :
a. Menggunakan peralatan yang sesuai
b. Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan tetap memperhitungkan
norma kualitas citra yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan batas pengendalian
paparan medik; dan
c. Memperhatikan informasi hasil pemeriksaan sebelumnya guna menghindari
pemeriksaan berulang yang tidak diperlukan;
2 Praktisi medik, teknisi dan staf pencitraan lainnya memilih parameter sedemikian rupa
sehingga kombinasinya memberikan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan
kualitas citra dan tujuan pemeriksaan tetap tercapai, untuk radiologi anak dan
intervensional radiologi, pemilihan parameter berikut harus lebih diperhatikan, yakni :
3. Area yang diperiksa, jumlah dan ukuran proyeksi penyinaran (misal jumlah film atau
potongan Tomografi) dan waktu pemeriksaan (misal waktu fluoroskopi);
a. Jenis penerima citra (misal film kecepatan rendah atau tinggi);
b. Penggunaan grid anti hamburan;
c. Kolimasi berkas utama sinar-X untuk memperkecil volume jaringan yang terirradiasi
dan memperbesar kualitas bayangan;
d. Nilai-nilai parameter operasional (misal tegangan tabung; arus dan waktu atau hasil
kalinya);
e. Teknik-teknik penyimpanan citra dalam pencitraan dinamis (misal jumlah citra per
detik); dan
f. Faktor-faktor pengolah citra (misal suhu d v lop r dan algoritma rekonstruksi citra);
4. Peralatan mobil radioloy digunakan hanya untuk pemeriksaan khusus atau bilamana
pasien tidak mungkin dibawa ke ruang pesawat sinar-X stasioner dan ini dilakukan
dengan memperhatikan nilai-nilai proteksi radiasi.
5. Pemeriksaan radiologi yang mengakibatkan paparan pada perut atau panggul wanita hamil
atau yang diduga hamil harus dihindari, kecuali adanya alasan klinis yang sangat kuat.
6. Setiap pemeriksaan radiologi pada daerah perut atau panggul wanita usia subur harus
direncanakan sehingga memberikan dosis minimal pada janin yang mungkin ada.
7. Bilamana mungkin, disediakan pelindung organ yang peka terhadap radiasi seperti gonad,
lensa mata, payudara dan tiroid.
Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X
terdiri atas sinar-X karakteristik yang memiliki spektrum energi ´diskrit´ dan sinar-X
bremstrahlung yang memiliki spektrum energi kontinyu.
Terdapat dua pengaturan pada pesawat sinar-X yaitu pengaturan arus berkas elektron
(mA) yaitu dengan pengatur arus filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan
katoda (kV). Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron yang
dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga mempengaruhi intensitas
sinar-X. Semakin besar mA akan menghasilkan sinar-X yang semakin besar. Pengaturan
tegangan kV akan menyebabkan perubahan ´gaya tarik´ anoda terhadap elektron sehingga
kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah.
Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang dihasilkan akan
mengalami perubahan. Semakin besar kV akan menghasilkan energi dan intensitas sinar-X
yang semakin besar pula.
 68   


uu " 6$% "


c6c u 8 


 

 

 7 


    )c6 7  "c

  )404
40449


/   "u6    

:6" "" 5  

 u

4




You might also like