Professional Documents
Culture Documents
proses enzimatik, proses transport dan penyimpanan, prosese pergerakan, fungsi mekanik, proses
imunologis, penghantar inpuls pada sel saraf, mengatur proses pertumbuhan dan diferensiasi.
Transport dimungkinkan oleh struktur membrane yg terdiri dr lipid bilayer dan protein yg terdpt pada
lipid tersebut.
Pada lipid bilayer terdapat banyak pori-pori yg memungkinkan zat-zat tertentu dapat masuk dan keluar
sel dgn mudah.
Transport pasif yaitu molekul atau ion dapat melewati membrane Karena adanya perbedaan konsentrasi
sehingga tdk membutuhkan energy.
Transport aktif yaitu mekanisme transport yang membutuhkan energy berupa ATP Karena bekerja
melalui gradient konsentrasi.
Fagositosis yaitu ingesti dari partikel-partikel yg lebih besar dr bakteri, sel-sel atau bagian dr jaringan yg
mati. Hanya beberapa sel yg mempunyai kemampuan fagositosis (makrofag dan sel darah putih).
Digesti fungsi lisosom yaitu vesikel yg terbentuk dr pino at fago didekati lisosom kemudian menempel
pada vesikel dan melepaskan as hidrolase ked lm vesikel untuk mencernakan dan diekskresikan melalui
membtran sel (eksositosis).
Gen yg terdapat pada kromosom berfungsi untuk sintesa RNA, mengatur karakteristik dr protein yg
diperlukan untuk aktivitas enzimatik. Serta mengatur proses reproduksi sel.
Pada permukaan membrane RE ada yg mengandung banyak granula yaitu ribosom dan ada pula yg tdk.
Ribosom merupakan tempat sintesa protein. Sedangkan pada agranula merupakan tempat sintesa dan
metabolisme lemak dan pospolipid.
Protein dari RE pada AG akan diproses membentuk lisosom, secretory vesikel dan bbg komponen
sitoplasma lain.
Lisosom berfungsi sbg tempat pencernaan intrasel yg akan mencerna dan membuang bahan yg tdk
dibutuhkan atau benda asing, bagan sel yg telah mati atau bakteri.
Periksisom mengandung berbagai enzim oksidase dan katalase. Berperan dalam pembentukan enzim
hydrogen peroksida. juga menghasilkan enzim katalase yg berfungsi melakukan degradasi h2o2
menjaadi air dan oksigen.
Komposisi tubuh manusia dewasa zat padat 40 %, zat cair 60 %, zat cair pada bayi 75%, >70 tahun 45%,
wanita<pria.
a. pemasukan air
b. pengeluaran air
c. insensible water loss yaitu hilangnya cairan melalui proses difusi melalui kulit dan proses
evaporasi malalui saluran pernapasan.
Distribusi ais dalam tubuh sendiri : cairan intrasel 40%BB, ekstra 20%BB,
Semipermebel ad bila suatu membrane terletak diantara 2 ruangan bersifat permeabel terhadap air
tetapi tidak terhadap bahan tertentu.
Osmosis ad bila konsentrasi bahan tersebut pada salah satu sisi membrane dibandingkan sisi lainnya,
maka air akan melewati membrane menuju ke sisi yg mempunyai konsentrasi yg lebih besar.
Tekanan plasma 5450 mmHg, tekanan intersisiel 5430 mmHg, tekanan intrasel 5430 mmHg.
Isotonis ad keadaan dimana sel sel tdk membengkak ataupun mengkerut (dextrose 5%).
Hipotonis ad keadaan dimana sel membengkak karena cairan ekstrasel masuk dalam intra sel (NaCl
0.9%).
Na ad ion utama yg memengaruhi osmolalitas cairan ekstrasel dan berfungsi mengikat air agar berada di
luar sel.
K ad ion utama yg mempengaruhi osmolalitas cairan ekstrasel dan berfungsi menahan air agar berada di
dalam sel.
Tekanan hidrostatik ad tekanan yg cenderung mendorong cairan pada kapiler ke ruang intersisiel.
Tekanan onkotik ad tekanan yg cenderung mendorong cairan bergerka secara osmosis dari ruang
intersisiel ke plasma.
a. tekanan kapiler
b. tekanan cairan intersisiel (-)
c. tekana koloid CIS
Mekanisme edema
a. adanya perubahan dalam hemodinamik kapiler yg menyebabkan cairan dapat bergerak ke luar
dari ruang intravaskuler ke intersisiel.
b. Retensi Na dan air oleh ginjal.
Factor-faktor edema :
a. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler (ggl jantung, obstruksi venalokal, menurunnya retensi
arteriole)
b. Menurunnya tekanan koloid osmotic plasma (kehilangan protein melalui urin, melalui kulit,
gagal produksi protein)
c. Meningkatnya permeabilitas kapiler(toksin, infeksi bakteri, luka bakar)
d. Obstruksi saluran limfe(kanker yg menyumbat saluran limfe, kelainan congenital dan pembuluh
limfe)
Defisit cairan interstitiel dgn gejala : turgor kulit yg jelek, mata cekung, ubun-ubun cekung, mukosa bibir
dan kornea kering.
Defisit cairan intravaskuler dgn gejala : hipotensi, takikardi, vena-vena kolaps, oligouri, syok.
Distribusi cairan : dextrose 5% =air, air mengencerkan Na, peningkatan, 3 mmol Na->def 1 lit air
Larutan isotonik, tdk larut Na ekstrasel, tdk ubah konsentrasi Na plasma, mencapai keseimbangan dalam
10’-15’.
Darah dan koloid ..intravakuler tdk menyebar hingga ke ekstrasel, larutan protein..18 jam polygelin 8
jam, hipertonik tarik air(intra ke ektra) tdk menguntungkan.
Darah : bagian dari cairan ekstrasel yg berfungsi untuk mengankut O2dari paru2 bahan nutrisi, hormone
untuk diangkut ke jaringan.
Homeostatis usaha untuk mempertahankan lingkungan disekitar sel dalam batas fisiologis.
FUNGSI DARAH fungsi transport (mengankut o2, as amino as lemak, hormone, vitamin), fungsi regulasi
bilirubin menuju hati, fungsi pertahanan tubuh (reaksi imunologis).
Trombosit : umur 8-12 hari, berperan dalam pembekuan darah bersama dgn fibrin,
Mekanisme trauma kecil (15-20detika) bekuan thrombin dan fibrin), trauma besar (1-2 menit)
FISIOLOGI GINJAL
Saluran eksretoris pada bagian medial dan dalam, struktur ini terdiri ini terdiri atas calyces mayor,
calyces minor, pervis renalis dan ureter.
Parenkim ginjal yg mengelilingi saluran ekskretoris yaitu medulla dan korteks ginjal.
a. Nefron kortikalis Yaitu nefron yg glomerulinya terletak pada bagian dalam dr korteks dgn
lengkungan henle yg pendek dan tetap berada pada koretks atau mengadakan penetrasi hanya
sampai zuna luar medulla.
b. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yg glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks
dekat hubungan korteks dan medulla.
Ginjal memperoleh aliran darah dari arteri renalis ..arteri lobaris..arteri interlobaris..arteri arcuata…
areteri interlobularis ..arteriole afferent..memasuki glomerulus...arteriole efferent.. kapiler
peritubularis….vena interlobularis …vena arcuata..vena interlobaris….vena renalis
Fungsi ginjal
Mempertahankan keseimbangan air dan eletrolit dalam tubuh, mempertahankan keseimbangan asam
dan basa, mengeluarkan sisa metabolism tubuh, fungsi endokrin
Proses filtrasi proses ini disebut juga ultrafiltrasi pada glomerulus yaitu sbg barrier terhadap filtrasi
cairan dan solute pada glomerulus.
Barrier ini bersifat sangat permeable terhadap airdan solute yg kecil, seperti ion-ion, glukosa, urea.
Impermeabilitas untuk solute yg lebih besar seperti protein, lemak dan elemen seluler darah.
Glomerular filtration rate (GFR) : jum filtrat yg terbentuk pada seluruh nefron dari kedua ginjal setiap
menit. Pada org normal nilainya kira2 125ml/menit atau 180 liter per hari.
GFR =Kf[(Pg-Pb)-(ng-nb)]
99% dari filtrat akan direabsorsikan pada tubulus dan sisanya akan dikeluarkan sbg urin.
Proses reabsorpsi
Sekitar 99% dari filtrate yg terbentuk pada glomerulus akan mengalami reabsorpsi pada tubulus, baik
secara aktif maupun pasif.
Pada tubulus proksimal, terjadi reabsorpsi 60% solute. Dimana terdiri atas 100% glukosa dan asam
amino , 90% bicarbonate dan 80-90% fosfat anorganik anak air.
Pada lengkungan Henle, terdapat perbedaan struktur dan fungsi dari bagian asendens dan bagian
desendes.
Pada bagian desendes mempunyai permeabilitas yg relatif rendah terhadap solut, tetapi permeable
terhadap air direabsorpsi dari tubulus …cairan tubulus menjadi hipertonik.
Pada bagian tipis asendens, memiliki sifat yg impermeable terhadap air, tetapi permeable terhadap Na
dan Cl dan permeabel terhadap urea tubulus menjadi hipotonik(encer).
Pada bagian tebal dari asendens, memiliki sifat impermeabelterhadap air dan terjadi transport aktif
terhadap Na dan Cl dari lumen ke peritubular …cairan tubulus menjadi lebih hipotonik.
Pada tubulus distal, memilikisifat permeable terhadap ion ion dan impermeable terhadap air cairan lebih
hipotonik.
Pada bagian akhir tubulus distal dan duktus koligantes, dikontrol oleh konsentrasi ADH atau vasopressin.
Proses akhir terbentuknya urine tergantung pada jum anti deurtik hormone (ADH)yg dihasilkan oleh
klenjar hipofise posterior
Meningkatkan ekskresi air ..penurunan pelepasan ADHturunnya permeabilitas tubulus distalis …duktus
kolektivus terhadap air ..reabsorpsi air berkurang ekskresi mengingkat.
Proses miksi ad proses pengosongan vesika urinaria yg terdiri dari atas 2 langkah : 1. Vesika urinaria
terisi secara progressive sampai melewati proses ambang 2 terjadi reflex miksi yg menyebabkan
pengosongan vesika urinaria.
REFLEK miksi
a. Bila VU terisi urine, stretch reseptor akan mengirim sinyal lewat n. pelvikus ke segmen sakralis,
dan selanjutnya lewat nervus yg sama komponen parasimpatis dan akan dihantar ke otot
detrusor VU
b. Semakin banyak urin dalam VU, stretch reseptor emakin kuat mengirim sinyal, sehingga
kontraksi otot detrusor semakin kuat
c. Lalu terjadi penghantaran saraf lewat n. pudendus menuju otot spinter uretra eksterna
d. Pusat2 saraf lebih tinggi, dapat menghentikan proses miksi dgn menginitisasi kontraksi otot
spinteruretra eksterna.
a. Sistem respirasi dan sistem renal untuk menghasilkan cairan ekstraseluler dan PH arteri normal
yaitu 7.35-7.45
b. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh dgn cara sekresi ion H+, reabsorpsi
HCO3- yg difiltrasi
Fungsi endokrin
Rennin meningkatkan produksi angiostensin II dan dilepaskan ketika volume intravaskuler menurun
seperti pada saat pendarahan dan dehidrasi.
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na dan air pada tubulus distal dan duktus kolektivus
ADH