Professional Documents
Culture Documents
Kelompok : 1
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
Mahasiswa dapat memahami cara pengukuran erosi dilapangan.
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami pengukuran erosi dengan
menggunakan metode petak percobaan
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran erosi dengan menggunakan
metode petak percobaan.
BAB II
ISI
Menurut kohnke dan Bertrand (1959), petak kecil yang biasanya empat
persegi panjang dipergunakan untuk mendapatkan besarnya erosi yang disebabkan
oleh pengaruh faktor-faktor tertentu untuk suatu tipe tanah dan derajat lereng
tertentu. petaknya yang digunakan umumnya demikian kecilnya sehingga semua
aliran permukaan yang terjadi pada suatu hujan dapat di tampung dalam suatu
tangki (bak penampung)yang dipasang diujung dibagian bawah petak tersebut.
(borst,et al., 1945; Hays, et. al,. 1949; Meyer dan Harmon,1979). penguna petak
kecil dilapangan biasanya dilakukan dengan menggunakan hujan tiruan atau
simulator hujan. dilaboratorium juga sering digunakan petak kecil berupa bak
berbingkai untuk tempat tanah yang akan diteliti. pengukuran erosi mengunaakan
petak kecil ini ditunjukan untuk mengukur erosi setiap kejadian hujan.
Saifuddin Sarief (1980) dalam bukunya yang berjudul .Beberapa Masalah
Pengawetan Tanah dan Air., penelitian yang telah dilakukan untuk menentukan
pengikisan dan penghanyutan tanah menggunakan metode pengukuran besarnya
tanah yang terkikis dan aliran permukaan (run-off) untuk satu kali kejadian hujan.
Metode ini disebut .Pengukuran Erosi Petak Kecil., metode ini ditujukan untuk
mendapatkan data-data sebagai berikut:
1. Besarnya erosi.
2. Pengaruh faktor tanaman.
3. Pemakaian bahan pemantap tanah (soil conditioner).
4. Pemakaian mulsa penutup tanah, dan
5. Pengelolaan tanah.
Dengan berpegangan pada pendapat Konhke dan Bertrand (1959). Bahwa
petak kecil yang biasanya berbentuk persegi panjang dipergunakan untuk
mendapatkan besarnya pengikisan dan penghanyutan yang disebabkan oleh
pengaruh faktor-faktor tertentu untuk suatu tipe tanah dan derajat lereng tertentu
(Kartasapoetra, 1990).
Metode pengukuran erosi dengan petak kecil memiliki beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Aliran permukaan (run off) sering mengalir pada satu tempat sepanjang sekat-
sekat, sehingga menimbulkan erosi parit, hal ini disebabkan aliran permukaan
alami dari daerah sekitarnya ditiadakan. (Gully Erosion)
2. Setelah terjadi beberapa kali hujan yang deras maka petak-petak akan menjadi
lebih rendahdari plat seng bak penampung bagian atas yang dipasang
segarisdengan sudut kemiringan lereng, sehingga akan mengubah besarnya
meskipun sedikit.
3. Dikarenakan ukuran petak kecil, dengan demikian pengolahan tanah dan
perlakuan lainya harus dilakukan lebih hati-hati dan cermat lagi. sehingga
tidak sesuai dengan cara bertani yang biasa dilakukan (Khonke dan Bertran,
1959).
2.2.2 Petak percobaan dengan ukuran panjang 22,1 m dan lebar 2 – 4 m
Petak yang lebih besar, yang memungkinkan proses erosi yang lengkap
seperti erosi alur dan lembar terjadi sehingga lebih menyerupai keadaan
sebenarnya. panjang petak adalah 22,1 m(72,6 kaki) dengan lebar bervareasi
antara 2 sampai 4 meter. di ujung bawah petak dipasang tangki penampung air
dan tanah yang tererosi (wisdchmeier dan smith, 1978). penggunaan petak yang
lebih besar ini mempunyai keuntungan lebih dari petak kecil, yaitu dapat
menghilangkan pengaruh tepian meliputi berbagai bentuk erosi. pengukuran erosi
menggunakan petak percobaan demikian ini ditunjukan untuk mengukur erosi
setiap kejadian hujan, yang kemudian dijumlahkan untuk waktu satu tahun
sehingga didapatkan data erosi tahunan.
2.4 Cara pengukuran banyaknya air dan tanah dari aliran permukaan
Pengukuran bnyaknya air sebagai aliran permukaan (run off) dilakukan
setiap pagi , yaitu jam 7.00 apabila sebelumnya terjadi huja yang dapat
menimbulkan erosi. Pada waktu penakaran air, baik dalam bak penampungan
maupun dalam drum penampungan, diusahakan agar tanahnya tidak banyak yang
terbawa bersama air.
Untuk mengukur jumlah aliran permukaan diperlukan penakar dan
penggaris. Penakar digunakan untuk mengukur banyaknya air dalam bak,
sedangkan penggaris digunakan untuk mengukur banyaknya air dalam drum.
Prosedur Pengukuran
a. Pengukuran Jumlah Tanah Tererosi
Cara menentukan banyaknya tanah tererosi dari suatu kejadian hujan dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Air yang masuk ke dalam bak dan drum penampung diendapkan.
2. Tanah yang mengendap dipisahkan masing-masing dikering udarakan.
selama 1 hari kemudian ditimbang beratnya, misal berat tanah pada bak
(A1) kg dan pada drum (A2) kg.
3. Dari masing-masing tanah tersebut diambil sampel sebanyak berat tertentu
(B1) kg dari (A1) dan (B2) kg dari (A2), kemudian dikeringkan dalam oven
pada suhu 1050C sampai beratnya konstan, missal (C1) dari (B1) dan (C2)
dari (B2).
4. Berat tanah tererosi dalam bak (E1) dan berat tanah tererosi dalam drum
(E2) dengan jumlah lubang sebanyak n adalah:
E1 = (C1/B1)x A1 (kg/plot)..............................................................(1)
E2 = (C2/B2)x A2 (kg/plot)..............................................................(2)
5. Berat total tanah tererosi pada kejadian hujan tersebut adalah :
Et = E1+ (n x E2) (kg/plot)..............................................................(3)
Contoh perhitungan besarnya atau banyaknya air dan tanah dari aliran permukaan
(run off) adalah sebagai berikut:
1. Mengukur banyaknya air dalam bak penampungan, missal 125 liter
2. Menghitung banyaknya air dalam drum penampungan:
- Tinggi air di ukur dengan penggaris , misalnya 20 cm .
- Jika diameter drumnya = 56 cm, maka luas permukaan drum = 2463
cm2. Maka volume air dalam drum = 20 cm x 2463 cm 2= 49.260 cm3 =
49,26 liter/satu lubang. apabila bak penampung mempumyai 7 lubang ,
maka jumlah air yang meluap = 7 x 49,26 liter = 344,82 liter. Jadi
jumlah air yang mengalir di permukaan petak tanah = 125 + 344,82 =
469,82 liter.
Cara mengukur berat tanah .
Untuk mengukur berat tanah tererosi di lakukan dua tahap :
1. Menimbang seluruh tanah basah. caranya : tanah dari bak di keluarkan dan di
keringkan sehari dalam tampah lalu di timbang . demikian juga tanah dalam
drum di ambil dan di keringkan sehari dalam tampah yang lain di timbang.
2. Diambil contoh tanah dengan berat tertentu kemudian dikeringkan (kering
mutlak) untuk menghitung berat total tanah kering.
Contoh perhitungan:
Berat total tanah dari bak = 50 kg
Dari drum = 3 kg. karena ada 7 lubang pengeluaran maka: 7 x 3 kg = 21 kg
Berat total tanah basah menjadi : 50 kg + 21 kg = 71 kg (A)
Berat sampel tanah basah misalnya 20 gram (B) .
Berat sampel tanah kering misalnya 10 gram (C) .
Jadi berat total tanah kering = (A gram/B gram) x C gram
= (71.000 gram/20 gram) x 10 gram = 35.500 gram
= 35,5 kg
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran adalah:
- Kantong Plastik Kecil - Timbangan
- Tali (Benang / Rafia) - Oven
- Label - Cawan Aluminium.
Caranya :
1. Tanah dari tampah di aduk aduk dulu kemudian diambil contohnya + 25 gram.
masukan ke dalam kantong plastik lalu diikat kuat dan diberi label. dari tiap
perlakuan di ambil 3 contoh tanah.
2. Timbangan bobot cawan kosong sebanyak 3 buah cawan.
3. Tanah dari kantong plastik di masukan dalam cawan lalu di timbang.
4. Masukan cawan berisi tanah ke dalam oven
5. Panaskan 24 jam (sampai beratnya tetap )
6. Setelah pemanasan selesai , cawan berisi tanah di keluarkan lalu di timbang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sarief, Saefudin. 1985. Konservasi Tanah Dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung
Arsyad, sitanala . 2006. Konversi Tanah Dan Air. Bogor: IPB Press
Suriyana, linda. 2009. Tingkat Erosi dan Kalibrasi Nilai Faktor Tanaman Pada
Pertanaman Pinus. [http://lindasuriyana.blogspot.com/]. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2011. Pukul 13.30 wib
http://blog.unila.ac.id/kes_manik/files/2010/06/BHN-KLH-KTA-S11.pdf. diakses
pada tanggal 28 Maret 2011 pukul 13.20 WIB
http:// repository. usu.ac.id / bitstream/ 123456789/ 20126/ 3 / Chapter %20II.
pdf. diakses pada tanggal 28 Maret 2011 pukul 13.30 WIB