You are on page 1of 34

MATERI : HUKUM PEMBIAYAAN

REFERENSI :
1. Hukum tentang Pembiayaan dalam Teori dan Praktek : Dr.
Munir Fuadi, SH, MH, LLM
2. Lembaga Keuangan dan Pembiayaan : Prof. Abdulkadir
Muhammad, SH & Rilda Murniati, SH, M.Hum
3. Aspek Hukum dalam Bisnis : Richard Burton Simatupang, SH
4. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya : Kasmir, SE, MM.

1
I. PENGANTAR
II. HUKUM TENTANG SEWA GUNA USAHA (LEASING
A. Pengertian Leasing
B. Sejarah
C. Macam-macam
D. Perbedaan Leasing dengan Perjanjian lain
E. Keuntungan dan Kerugian menggunakan Leasing
F. Jaminan Hutang
G. Pemilik Barang Modal
H. Dokumentasi
I. Berakhirnya Leasing
J. Eksekusi

III. HUKUM PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMER


FINANCE)
A. Pengertian
B. Sejarah
C. Dasar Hukum
D. Kedudukan Para Pihak
E. Jaminan
F. Dokumentasi

2
IV. HUKUM ANJAK PIUTANG (FACTORING)

A. Pengertian Factoring
B. Sejarah dan Perkembangan Factoring
C. Pertimbangan Menjual Piutang
D. Dasar Hukum Factoring
E. Manfaat dan Kerugian Menggunakan Factoring
F. Unsur-unsur Factoring
G. Subrogasi, Novasi dan Cessie
H. Prepayment
I. Jangka Waktu Berlakunya Factoring
J. Piutang yang Dialihkan
K. Kontrak Accessoir
L. Biaya-biaya yang Diperlukan
M. Gagalnya Tagihan dan Jaminan dalam Factoring
N. Jenis-jenis Factoring
O. Prosedur dan Mekanisme Factoring
P. Perbandingan Factoring dengan Kegiatan yang Lain
Q. Dokumentasi dalam Factoring
R. Factoring Internasional

3
V. HUKUM MODAL VENTURA

A. Pengertian dan Karakteristik Modal Ventura


B. Dasar Hukum Modal Ventura
C. Sejarah Perkembangan Modal Ventura
D. Kelebihan dan Kelemahan Modal Ventura
E. Mekanisme Operasional Modal Ventura
F. Dokumentasi yang Diperlukan dalam Modal Ventura
G. Biaya-biaya dalam Modal Ventura
H. Perusahaan Modal Ventura
I. Perusahaan Pasangan Usaha
J. Penyandang Dana Modal Ventura
K. Modal Ventura untuk Perusahaan Kecil

VI. HUKUM KARTU KREDIT

B. Pengertian Kartu Kredit


C. Sejarah Kartu Kredit
D. Pengertian Kartu Kredit dan Para Pihak yang Terlibat
E. Macam-macam Kartu Kredit
F. Dasar Hukum Kartu Kredit
G. Karakteristik Yuridis Kartu Kredit
H. Pemalsuan Kartu Kredit
I. Aspek Perlindungan Konsumen Terhadap Kartu Kredit

4
MATERI
HUKUM PEMBIAYAAN

I. PENGANTAR
1. Faktor kebutuhan dana (sehari-hari dan bisnis).
2. Pihak kelebihan dana.
3. Hukum ekonomi : penawaran dan permintaan.
4. Berlaku riba : mencari keuntungan sebanyak mungkin – lintah
darat.
5. Berkembang hukum bisnis.
6. Bermunculan hukum perbankan, perkreditan, hukum
pembiayaan.
7. Muncul lembaga pembiayaan sebagai formulasi baru, krn
keterbatasan penyebaran, sumber dana dsb.
8. Dasar : Keppres 61/1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan
KepMenkeu 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan
Tatacara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

5
II. HUKUM TENTANG SEWA GUNA USAHA
(LEASING)
A. Pengantar
- merupakan pranata hukum yang “setengah2/ragu2.”
- Mirip sewa menyewa, ada unsur jual-beli, dan pinjam
meminjam.
- Macam : dari leasing barang modal mahal (pesawat) sampai
leasing utk keperluan sehari-hari (motor).
- Merambah ke dunia bisnis dan non bisnis.
- Dasar Hukum :
1) SK Menkeu No. Kep-38/MK/IV/1/1972 ttg Lembaga
Keuangan, diubah No. 562/KMK/011/1982.
2) SKB Menkeu, Menperind & Menperdag RI ttg Perizinan
Usaha Leasing.
3) Keppres RI No. 61 th 1988 ttg Lembaga Pembiayaan.
4) Kepmenkeu RI No. 1251/KMK.013/1988 ttg Ketentuan dan
Tatacara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, diubah No.
1256/KMK.00/1989.
5) Kepmenkeu 634/KMK.013/1990 ttg Pengadaan Barang
Modal Berfasilitas melalui Perusahaan Sewa Guna Usaha
(Leasing).
6) Kepmenkeu 1169/KMK.01/1991 ttg Kegiatan Sewa Guna
Usaha (Leasing).

6
B. Pengertian Leasing
Leasing < lease : sewa menyewa.
Para pihak yang terlibat :
1. Lessor : Pihak yang memberikan pembiayaan – mrp
perusahaan pembiayaan, bersifat multi finance atau khusus.
2. Lessee : Pihak yang memerlukan barang modal.
3. Supplier : Pihak yang menyediakan barang modal yang
menjadi obyek leasing.
Barang modal dibayar lessor kepada supplier untuk kepentingan
lessee (ada tiga pihak).
Leasing tidak harus melibatkan supplier, bisa terjadi hubungan
bilateral antara lessor dengan lessee saja (hanya dua pihak).

Hubungan Hukum :
LESSOR 1 SUPPLIER
Pembayaran tunai
Penyerahan barang
modal
2

Pembayaran dg Cicilan
3 LESSEE

7
Pengertian leasing menurut Kepmenkeu RI No. 1169/KMK.01/
1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) :
Suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
untuk dipergunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.

C. Ciri-ciri/Unsur Leasing
1. Suatu Pembiayaan Perusahaan : pada awalnya diperuntukkan
bagi perusahaan, namun dalam perkembangannya juga
diberikan kpd individu.
2. Penyediaan Barang Modal : oleh supplier atas biaya lessor dan
diperuntukkan lessee.
3. Jangka waktu – dibatasi : jangka pendek/singkat minimal 2
tahun, jangka menengah minimal 3 tahun, dan jangka
panjang minimal 7 tahun.
4. Pembayaran kembali secara berkala : angsuran/berkala, mirip
kredit bank, agunan barang modal.
5. Hak Opsi : membeli barang modal atau memperpanjang kontrak
leasing. Jenis lain, ada leasing yg tdk memberi hak opsi
kpd lessee. Bisa menyerahkan kembali barang modal
kpd lessor, atau memberi hak kepemilikan kpd lessee.

8
6. Nilai sisa (residu) : sisa pembayaran yg harus dibayar lessee kdp
lessor pd saat akhir leasing atau saat lesse memp. hak
opsi. Nilai residu biasanya sudah ditentukan bersama
dlm kontrak leasing.

D. Sejarah Leasing
- Merupakan improvisasi pranata hukum konvensional sewa
menyewa (lease). Muncul skitar 4500 tahun SM.
- Berkembang di AS – sbg leasing modern, kmd berkembang ke
Eropa.
- Pertama : utk transportasi (KA tahun 1850)
- 1877 : telepon; 1980 – an : IBM – lessor terbesar utk komputer,
Xerox – lessor terbesar utk fotocopy.
- Di Indonesia : awal 1970-an
 Fase Pengenalan : 1974-1983, belum berkembang, br khusus
mengatur ttg pranata hukum leasing. s/d 1984 ada 48
perusahaan leasing.
 Fase Pengembangan :1984-1990, berkembang cukup pesat.
s/d 1990 ada 122 perusahaan leasing. Mis. Metode
perhitungan penyusutan asset utk kepentingan pajak.
 Fase Konsolidasi : sejak 1991. Perijinan pendirian leasing yg
tadinya diperketat, mulai dibuka kembali. Berdiri
perusahaan multifinance.

9
E. Jenis Leasing
1. Operating lease/service lease
Tidak dibenarkan dilakukan oleh perusahaan finansial.
a. Waktu relatif pendek
b. Harga sewa < harga barang + keuntungan lessor
c. Tak ada hak opsi
d. Besarnya harga sewa tiap bulan tetap
e. Pemeliharaan, rusak, asuransi, pajak – ditanggung lessor
f. Lessee dapat membatalkan kontrak secara sepihak
2. Financial lease/capital lease/full-payout lease
a. Jangka waktu relatif panjang
b. Sewa + hak opsi > harga barang + keuntungan lessor
c. Ada hak opsi utk lessee
d. Harga sewa per bulan bisa tetap, bisa berubah
e. Pemeliharaan, rusak, asuransi, pajak – ditanggung lessee
f. Kontrak leasing tak dapat dibatalkan secara sepihak

10
F. Perbedaan Leasing dengan Perjanjian yang Lain
1. Dengan Loan

LOAN LEASING
1. Tujuan : sediakan dana 1. Barang modal
2. Fokus : uang, kreditur bukan 2. Yuridis : lessor pemilik barang
pemilik barang modal
3. Resiko : berupa financial risk 3. Financial & physical risk atas
barang modal
4. Jaminan : tak ada hubungan dg 4. Ada hubungan langsung ant
tujuan penggunaan dana barang modal dg dana
5. Wanprestasi D : jaminan 5. Lessor tinggal mengambil
dilelang, kelebihan barang modal tanpa
dikembalikan. memperhitungkan sisa

2. Dengan Sewa menyewa

SEWA MENYEWA LEASING


1. Waktu bukan fokus utama 1. Waktu sangat penting
2. Bukan metode pembiayaan 2. Mrp metode pembiayaan
3. Obyek bebas 3.Obyek ditentukan, umumnya
barang modal
4. Lessor bebas 4. Lessor prsh pembiayaan
5. Lessor = penyedia barang 5. Lessor = penyandang dana
6. Jangka waktu bebas 6. Jangka waktu terbatas
7. Dokumen biasa 7. Dokumen kompleks
8. Tak ada jaminan 8. Kadang perlu ada jaminan

11
3. Dengan Jual beli

JUAL BELI LEASING


1. Tunduk KUH Perdata 1. Aturan tersendiri
2. Tak ada “lessor” 2. Lessor “penengah keuangan”
3. HM pembeli “demi hukum” 3. HM “hak opsi” digunakan

4. Dengan Sewa beli

SEWA BELI LEASING


1. HM : cicilan terakhir 1. HM : opsi digunakan
2. =/ lembaga pembiayaan 2. = lembaga pembiayaan
3. Lessor = investor 3. Lessor sekedar membiayai

G. Keuntungan dan Kerugian/kelemahan Menggunakan Leasing


Keuntungan :
1. Fleksibel – dalam hal apapun
2. Murah
3. Hemat pajak
4. Pengaturannya tidak kompleks
5. Kriteria bagi lessee longgar
6. Pemutusan kontrak oleh lessee
7. Pembukuan mudah

12
Kerugian/kelemahan :
1. Biaya bunga tinggi
2. Biaya marginal tinggi
3. Perlindungan hukum kurang
4. Proses eksekusi leasing macet relatif sulit

H. Jaminan Hutang dalam Leasing


1. Jaminan Utama : Prinsip 5 C
a. Character
b. Capacity
c. Capital
d. Condition of economy
e. Collateral.
2. Jaminan Pokok : Barang modal transaksi itu sendiri
3. Jaminan Tambahan : kebendaan atau perorangan

I. Pemilik Barang Modal


- Pemilik yuridis : pihak yang menyewakan
- Kepemilikan berpindah jika lessee menggunakan hak opsinya

J. Dokumen Leasing
1. Dokumen kontrak yang menyatu
a. Dokumen permintaan dan penawaran
b. Dokumen pokok : kontrak leasing itu sendiri
c. Dokumen tambahan : kelengkapan administrasi

13
2. Model kontrak mandiri : seluruh detil jaminan hutang dibuat
secara terpisah dengan akta tersendiri.

K. Berakhirnya Leasing
1. Konsensus – jarang terjadi.
2. Wanprestasi
3. Force majeure

L. Eksekusi Jika Cicilan Macet


- Kontrak dinyatakan putus, tetapi lessee wajib membayar
seluruh tunggakan, bunga dan biaya lessee diberi
kebebasan utk menjual.
- Lessor mengambil alih barang leasing.

14
II. HUKUM PEMBIAYAAN KONSUMEN
(Consumer Finance)

A. Pengantar
 Dilakukan oleh perusahaan finansial
 Biaya untuk konsumen relatif kecil
 Sebagian besar barang utk kebutuhan hidup sehari-hari
 Resiko relatif kecil krn konsumen menyebar.

B. Pengertian Hukum Pembiayaan Konsumen


 = Kredit konsumsi dalam perbankan.
 Suatu kegiatan yg dilakukan dalam bentuk penyediaan dana
bagi konsumen utk pembelian barang yg pembayarannya
dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen
(KepMenkeu 1251 th 1988).
 Sale credit = pemberian kredit utk pembelian suatu barang,
dan nasabah akan menerima barang tsb.
 Loan credit = nasabah akan menerima cash dan berkewajiban
mengembalikan hutangnya secara cash di kemudian hari.
 Pembiayaan konsumen = sale credit. Mis. General Motor.

C. Sejarah Hukum Pembiayaan Konsumen

1. Bank kurang tertarik utk menyediakan kredit konsumen


berukuran kecil.

15
2. Sumber dana formal lainnya terbatas, mis. Perum Pegadaian.
3. Sistem pembayaran informal sangat memberatkan.
4. Sistem pembiayaan formal lewat koperasi kurang berkembang.

D. Dasar Hukum Pembiayaan Konsumen

1. Substantif : perjanjian atas dasar kebebasan berkontrak.


2. Administratif : Keppres No. 61/1988 ttg Lembaga Pembiayaan
dan Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 ttg Ketentuan dan
Tatacara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

E. Kedudukan Para Pihak dalam Pembiayaan Konsumen

Perusahaan konsumen Supplier


(kreditur) (harga barang)

(perj. pembiayaan (perj. jual beli)


konsumen)

Konsumen
(debitur) (penyerahan barang)

F. Jaminan dalam Pembiayaan Konsumen

1. Jaminan Utama : kepercayaan Prinsip 5C.

16
2. Jaminan Pokok : barang yang dibeli tersebut fidusia
3. Jaminan Tambahan : pengakuan hutang, kuasa menjual
barang, persetujuan suami/isteri.
G. Dokumentasi dalam Pembiayaan Konsumen

1. Dokumen Pendahuluan : form aplikasi kredit, surveyor report.


2. Dokumen Pokok : perjanjian pembiayaan konsumen itu sendiri.
3. Dokumen Jaminan : fidusia, cessie asuransi, kuasa menjual,
pengakuan hutang, persetujuan suami/isteri, persetujuan
komisaris (RUPS).
4. Dokumen Kepemilikan Barang : BPKB, Fc STNK, faktur
pembelian, kuitansi pembelian, sertifikat kepemilikan.
5. Dokumen pemesanan dan penyerahan barang
6. Supporting documents : Fc KTP, KK, pas foto, daftar gaji (utk
konsumen individu). Untuk konsumen perusahaan, ada
AD, NPWP, SIUP, TDP, Bank Statements.

17
III. HUKUM ANJAK PIUTANG (FACTORING)

A. Pengertian Factoring
B. Sejarah dan Perkembangan Factoring
C. Pertimbangan Menjual Piutang
D. Dasar Hukum Factoring
E. Manfaat dan Kerugian Menggunakan Factoring
F. Unsur-unsur Factoring
G. Subrogasi, Novasi dan Cessie
H. Prepayment
I. Jangka Waktu Berlakunya Factoring
J. Piutang yang Dialihkan
K. Kontrak Accessoir
L. Biaya-biaya yang Diperlukan
M. Gagalnya Tagihan dan Jaminan dalam Factoring
N. Jenis-jenis Factoring
O. Prosedur dan Mekanisme Factoring
P. Perbandingan Factoring dengan Kegiatan yang Lain
Q. Dokumentasi dalam Factoring
R. Factoring Internasional

18
IV. HUKUM MODAL VENTURA
A. Pengertian dan Karakteristik Modal Ventura
- Berasal dr Bhs Inggris : Venture Capital, usaha yg
mengandung resiko. Modal Ventura adlh modal yg
ditanamkan pd usaha yg mengandung resiko (risk capital),
krn investasi tdk dikaitkan dg jaminan (collateral).
- Keppres 61/1988 ttg Lembaga Pembiayaan : Perusahaan
Modal Ventura (venture capital company) adlh badan
usaha yg melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan
usaha (investee company) utk jangka waktu tertentu.
- Tony Lorenz : MV adlh investasi jangka panjang dlm bentuk
penyediaan modal yg beresiko tinggi dimana penyedia
dana (venture capitalist) bertujuan utama memperoleh
keuntungan (capital gain) bukan pendapatan bunga atau
dividen.
- Clinton Richardson : MV adlh dana yg diinvestasikan pada
Perusahaan Pasangan Usaha yg beresiko tinggi bagi
investor.
- Robert White : MV sbg usaha penyediaan pembiayaan utk
membentuk dan mengembangkan usaha-usaha baru di
bidang teknologi dan non teknologi.

19
- Karakteristik MV :
1. Bantuan pembiayaan pd PPU.
2. Investasi bersifat sementara, bukan permanen sampai
pd masanya dilakukan divestasi.
3. PMV terlibat dlm manajemen PPU yg dibiayainya.
4. Motif utama MV adlh bisnis pembiayaan yg
mengharapkan keuntungan (capital gain) relatif tinggi
sbg imbalan pembiayaan beresiko tinggi.
5. Bentuk investasi : jangka menengah dan panjang
(berkisar 5 s/d 10 th).
6. Investasi bukan dlm bentuk pinjaman (loan), tetapi
penyertaan modal (equity participation).
7. Pembiayaan beresiko tinggi krn modal usaha (risk
capital) tidak didukung oleh jaminan (collateral).
8. Prototype pembiayaan dg MV ditujukan kpd
perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi
menyimpan potensi utk berkembang.
9. Investasi MV ditujukan kpd perusahaan yg tdk punya
akses utk mendapatkan kredit perbankan.

20
- MV sbg bisnis pembiayaan memp. sifat multi dimensi :
1. Lembaga keuangan (financial institution)
2. Lembaga perusahaan penyertaan modal (corporate
institution)
3. Lembaga penolong pengusaha lemah (humanistic
institution).

B. Pihak yang Terlibat


1. Perusahaan Modal Ventura
- Pihak pemberi bantuan
- Bentuk : PT atau Koperasi.
- Praktek : PMV mengatur perusahaan yg dibiayai,
memegang saham, menduduki posisi manajemen,
membantu produksi, marketing dsb.
2. Perusahaan Pasangan Usaha (investee)
- Pihak yg dibantu modalnya.
- Perusahaan yg mendapatkan dana dlm bentuk penyertaan
modal dr PMV.
- Bentuk : perusahaan, termasuk yg bukan badan hukum,
krn tidak disyaratkan berbadan hukum.
3. Penyandang Dana
- Dimungkinkan tetapi tidak harus ada.

21
- Jika ada, PMV berkedudukan sbg fund management dan
investee management.

C. Tujuan Modal Ventura


1. Memperoleh keuntungan yg tinggi
2. Membantu pelaksanaan pendirian atau pembentukan suatu
perusahaan.
3. Membantu prsh yg mengalami kesulitan dana dlm
pengembangannya.
4. membantu prsh pd tahap pengembangan suatu produk atau
pd tahap mengalami kemunduran.
5. memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri.
6. mengembangkan proyek penelitian dan pengembangan
(research and development).
7. mengembangkan teknologi baru dan alih teknologi.
8. mengalihkan kepemilikan suatu perusahaan.

D. Manfaat Modal Ventura


1. kemungkinan berhasilnya usaha lebih besar
2. meningkatkan kemampuan memperoleh keuntungan
3. meningkatkan bankabilitas
4. meningkatkan likuiditas keuangan
5. meningkatkan efisiensi pendistribusian produk.

22
E. Keunggulan dan Kelemahan
1. Keunggulan
a. Merupakan sumber dana bagi perusahaan baru yg blm
memenuhi syarat utk mendapatkan dana dr sumber
lain.
b. Bantuan manajemen dpt mempercepat perkembangan
dan berhasilnya PPU.
c. PMV sangat peduli thd maju mundurnya prsh, shg
PPU selalu dimonitor.
d. Tambahan modal dpt meningkatkan kemampuan prsh
utk memperoleh bantuan modal dlm bentuk lain.
e. Penyertaan modal dpt menaikkan pamor PPU.
f. PPU dpt memperluas jaringan usaha lewat mitra baru
milik PMV.
g. Sebagai upaya mengangkat dan melindungi prsh kecil
yg berpotensi utk berkembang dan memperluas
kesempatan kerja.
2. Kelemahan
a. Jangka waktu panjang dapat menjadi sangat mahal krn
sistem bagi hasil yg diterapkannya.
b. Bantuan pembiayaan lewat MV hanya dpt diberikan
kpd prsh tertentu scr selektif.

23
c. Pendiri PPU yg dibiayai PMV dpt kehilangan kontrol
dan kepemilikan atas prshnnya krn manajemen dan
saham dipegang oleh PMV.

F. Sejarah Perkembangan Modal Ventura

24
G. Kelebihan dan Kelemahan Modal Ventura
H. Mekanisme Operasional Modal Ventura
I. Dokumentasi yang Diperlukan dalam Modal Ventura
J. Biaya-biaya dalam Modal Ventura
K. Perusahaan Modal Ventura
L. Perusahaan Pasangan Usaha
M. Penyandang Dana Modal Ventura
N. Modal Ventura untuk Perusahaan Kecil

V. HUKUM KARTU KREDIT

25
A. Pengertian Kartu Kredit
Perusahaan kartu kredit : badan usaha yg melakukan usaha
pembiayaan utk membeli barang dan jasa dg menggunakan
kartu kredit.
Tujuan Perusahaan Kartu Kredit :
- menerima sebanyak-banyaknya nasabah yg memiliki
kelayakan kredit;
- menerima Pengusaha Dagang (merchant) yg dapat dipercaya;
- merangsang pengunaan maksimum fasilitas credit line;
- membatasi dan mengurangi piutang bermasalah dan
penyelewengan;
- memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi Kartu Kredit,
sehingga mengurangi jumlah voucher yg nilainya kecil.
Kartu kredit (credit card) : suatu kartu kredit yg berukuran =
KTP, yg diterbitkan oleh penerbit (issuer) dan dipergunakan
oleh pemegang kartu (cardholder) dan berfungsi sbg alat
pembayaran pengganti uang tunai dan pihak penerima kaum
usahawan/pedagang (merchant) yg telah ditentukan oleh
penerbit.

Unsur Kartu Kredit :


1. Subyek KK : para pihak yg terlibat dlm transaksi
penggunaan KK. Pemegang kartu (card holder) sbg

26
pembeli, Pengusaha Dagang (merchant) sbg penjual,
dan Bank/ Perusahaan Pembiayaan sbg penerbit
(issuer).
2. Obyek KK : barang/jasa yg diperdagangkan
(merchandise) oleh Pengusaha Dagang sbg penjual,
harga yg dibayar oleh Pemegang Kartu sbg pembeli,
dan dokumen jual beli yg terbit dr transaksi jual beli.
3. Peristiwa KK : perbuatan hukum yg menciptakan
perjanjian penerbitan KK antara pemegang kartu dg
penerbit.
4. Hubungan KK : hubungan hak dan kewajiban.
5. Jaminan KK : kepercayaan.
Kartu kredit juga dapat diuangkan oleh pemegangnya kpd
penerbitnya.
Contoh kartu kredit : Visa BII, BCA card, Master/visa card
BNI, master card BRI, Visa Mega dsb.
Pemberian fasilitas tidak hrs berdasarkan akte otentik, tetapi
dg akte di bawah tangan, dan tidak mutlak harus ada jaminan
kredit.
Syarat penting : kebonafidan pemegang kartu kredit. Shg
pemberian KK selektif, pagu kredit dpt melebihi jumlah
jaminan (deposito).
Hukum yg mengatur KK – kebebasan berkontrak (1338).

27
Pihak yg terlibat :
- Bank atau perusahaan pembiayaan penerbit/ pembayar.
- Pedagang (merchant) sbg tempat belanja.
- Pemegang kartu (card holder) – nasabah yg namanya tertera
dlm kartu.

HAK DAN KEWAJIBAN


1. Pemegang Kartu
a. Kewajiban
- membayar uang pangkal, uang tahunan dan biaya lain.
- Mematuhi batas maksimum jumlah yg boleh dibayar dg
mgnk KK.
- Menandatangani surat tanda pembelian, dan tanda
pembayaran tunai utk setiap peangambilan uang tunai.
- Membayar kembali harga pembelian sesuai tagihan.
- Memberitahukan kpd penerbit bila ada perubahan alamat
penagihan.
- Mengembalikan KK kpd penerbit jika terjadi pembatalan
atau pengakhiran perjanjian.
b. Hak
- membeli barang/jasa dg mgnk KK dengan atau batas
maksimum.

28
- mengambil uang tunai atau cash melalui ATM tertentu sampai
batas tertentu.
- Memperoleh informasi dr penerbit mengenai perkembangan
kreditnya dan kemudahan yg disediakan.

2. Penerbit
a. Kewajiban
- memberikan KK kpd pemegang kartu
- memberitahukan tagihan dlm periode tertentu kpd
pemegang KK
- memberitahukan hak, kwj, dan kemudahan kpd pemegang
KK
b. Hak
- menagih dan menerima pembayaran uang pangkal, uang
tahunan, bunga, biaya administrasi, denda dsb dr
pemegang KK.
- Menagih dan menerima pembayaran kembali harga
pembelian barang/jasa dr pemegang KK
- Menerima uang komisi dr penjual atas tagihan yg
dibayarkan scr langsung oleh penerbit.
3. Penjual
a. Kewajiban
- menerima pemegang kartu sbg pembeli barang/jasa

29
- mlkk pengecekan atas penggunaan dan keabsahan KK
- menjual barang/jasa tidak melebihi harga penjualan tunai
- menyodorkan surat tanda penjualan utk ditandatangani
oleh pemegang kartu
- membayar komisi kpd perantara.
a. Hak
- menuntut pelunasan harga barang/jasa
- minta tandatangan surat tanda pembelian kpd pemegang
kartu
- menolak penjualan barang/jasa yg tdk mendapat kuasa dr
penerbit.
B. Sejarah Kartu Kredit
C. Pengertian Kartu Kredit dan Para Pihak yang Terlibat
D. Macam-macam Kartu Kredit
E. Dasar Hukum Kartu Kredit
F. Karakteristik Yuridis Kartu Kredit
G. Pemalsuan Kartu Kredit
H. Aspek Perlindungan Konsumen Terhadap Kartu Kredit

BUKU BACAAN :
1. Hukum tentang Pembiayaan dalam Teori dan Praktek : Munir
Fuadi, SH, MH, LLM

30
2. Lembaga Keuangan dan Pembiayaan : Prof. Abdulkadir
Muhammad, SH & Rilda Murniati, SH, M.Hum
3. Aspek Hukum dalam Bisnis : Richard Burton Simatupang, SH
4. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya : Kasmir, SE, MM.

SOAL KOMPETENSI DASAR (KD) 1 ----- 29 September 2009


1. Bagaimana sejarah lahirnya lembaga pembiayaan ?

31
2. Apakah lembaga pembiayaan masih dibutuhkan di Indonesia ? Jelaskan
sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat.
3. Apa yang dimaksud dengan leasing ?
4. Apa keuntungan dan kerugian/kekurangan menggunakan jasa leasing ?
5. Unsur-unsur apa saja yang harus ada di dalam leasing ?
6. Jelaskan/terangkan hubungan hukum yang terjadi antara lessor, lessee dan
supplier ?

Istilah leasing berasal dari bahasa Inggris to lease, yang berarti


menyewakan, karena memang dasarnya leasing adalah sewa menyewa. Dalam dunia

32
bisnis berkembang leasing sebagai bentuk khusus sewa menyewa, yakni bentuk
pembiayaan perusahaan berupa penyediaan barang modal yang digunakan untuk
menjalankan usahanya dengan membayar sewa selama jangka waktu tertentu. Dalam
bahasa Indonesia leasing sering diistilahkan dengan “sewa guna usaha.”
The Equipment Leasing Association mendefinisikan, bahwa “Lease adalah
kontrak antara Lessor dengan Lessee untuk penyewaan suatu jenis barang (aset)
tertentu langsung dari pabrik atau Agen Penjual oleh Lessee. Hak kepemilikan atas
barang tetap ada pada Lessor, hak pakai atas barang ada pada Lessee dengan
membayar sewa yang jumlah dan jangka waktunya telah ditetapkan.
Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan tanggal 7 Januari 1974 tentang Perizinan Usaha
Leasing, yang dimaksud dengan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang modal yang bersangkutan, atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169 Tahun 1991 tentang
Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing), leasing diberi pengertian sebagai kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
Leasing merupakan suatu bangunan hukum yang merupakan improvisasi
dari pranata hukum konvensional sewa menyewa (lease) yang sudah lama sekali ada
dalam sejarah peradaban manusia. Sewa menyewa sudah ada sejak sejak lebih kurang
4500 tahun sebelum masehi (Sri Suyatmi, 1992 :11).
Leasing dalam pengertian modern pertama kali berkembang di Amerika
Serikat, kemudian menyebar ke Eropa, akhirnya ke benua-benua lain. Di Amerika
Serikat, leasing yang pertama kali diperkenalkan adalah leasing yang berobyekkan
kereta api, yang diperkenalkan pada tahun 1850. Pada tahun 1877 The Bell Telephone

33
Company memperkenalkan leasing di bidang pelayanan telepon kepada para
pelanggannya. Tahun 1952 perusahaan leasing di San Fransisco memperkenalkan
leasing terhadap produk-produk tertentu.
Perkembangan pranata hukum leasing di Amerika Serikat dapat dikatakan
berkembang cukup pesat. Menjelang tahun 1980-an, lebih kurang sepertiga dari
pengadaan peralatan bisnis baru di sana dilakukan dalam bentuk leasing. Selama
dasawarsa 1980-an, volume leasing bertambah rata-rata 15% setiap tahunnya. Dalam
perkembangannya, bank-bank dan perusahaan leasing hidup subur sebagai lessor.
Beberapa perusahaan pemegang trademark terkenal juga ikut menjadi lessor.
Misalnya perusahaan GATX, sebagai lessor terbesar untuk leasing railcars.
Sementara IBM

34

You might also like