You are on page 1of 30

Undang-Undang Kesehatan

(UU No. RI. 36 tahun 2009


tentang Kesehatan)
Prof. Amri Amir, SpF (K), SH, Sp.Ak
Dr. Rina Amelia, MARS
Tujuan

1. Menjelaskan tujuan diundangkannya UU RI.


Nomr 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UU Kesehatan).
2. Menjelaskan kandungan UU Kesehatan yang
penting diketahui para dokter/kalangan
kesehatan.
LATAR BELAKANG
 Untuk memenuhi kesepakatan dan target
Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs)
 Indonesia diharapkan menurunkan angka
kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi
(AKB) menjadi dua pertiga dari angka
nasional pada tahun 2015.
 Salah satu cara mencapai sasaran itu adalah
merevisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan.
 UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 yang telah
disahkan pada tanggal 13 Oktober 2009 dan
mulai berlaku secara resmi pada tanggal 30
Oktober 2009.
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
 Karena fenomena globalisasi, kemajuan teknologi
kesehatan dan teknologi informasi tidak dapat lagi
mengakomodasi dengan kondisi masa kini dan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan
dan kebutuhan hukum dalam masyarakat
 UU Kesehatan Nomor 23 tahun 2009
dianggap lebih progresif karena :
1. Telah mengakomodasi isu-isu baru dalam
masalah kesehatan seperti : isu kesehatan
reproduksi, aborsi yang diperluas, serta hak
mendapatkan informasi dan perlindungan
kesehatan
2. Banyak memberikan peluang bagi peningkatan
pembangunan kesehatan
Tujuan / Sasaran
 Undang-undang ini berisi peraturan-peraturan hukum
yang bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan
seluruh anggota masyarakat.
 Investasi bagi pembangunan negara
 Merupakan tanggung jawab Pemerintah maupun
masyarakat
 Praradigma baru yaitu mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif.
Undang-Undang Kesehatan
 Salah satu usaha pemerintah dalam mencapai
derajat kesehatan yang lebih baik bagi seluruh
anggota masyarakat.
 Berkaitan dengan sasaran pembangunan
disegala bidang, termasuk di bidang kesehatan
dalam mencapai masyarakat adil dan makmur.
 Undang-undang terdiri dari 21 bab dan mengandung
205 pasal
 Untuk mencapai terwujutnya derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang melalui pembangunan
kesehatan, yaitu dengan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, sebagai
investasi pembangunan SDM yang produktif secara
sisial dan ekonomis
Perspektif UU Kesehatan
I. Alat untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
meliputi upaya kesehatan dan sumber daya.
II. Menjangkau perkembangan yang makin kompleks
yang akan terjadi dalam kurun waktu mendatang.
III. Memberi kepastian dan perlindungan hukum
terhadap pemberi dan penerima jasa pelayanan
kesehatan.
Poin-poin penting
 Paradigma sehat, yaitu pendekatan promotif dan
preventif
 Pengakuan terhadap isu-isu kesehatan reproduksi, di
Bagian ke Enam Pasal 71 sampai Pasal 77, (3) aborsi
yang diperluas untuk korban perkosaan, yakni
dibolehkannya aborsi dan dilakukan oleh tenaga ahli
dan berbasis konseling (Pasal 75 ayat 2 dan 3),
 Pembiayaan kesehatan yakni 5 % APBN, 10 %
APBD di mana 2/3 untuk kegiatan preventif dan
promotif (Pasal 171) sehingga persoalan kesehatan
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah,
 Dukungan pemberian ASI eksklusif, di mana
pemerintah dan masyarakat harus mendukung
hal ini dengan menyediakan fasilitas dan
kebutuhan pendukung (Pasal 128), bahkan jika
tidak maka ada ketentuan pidana penjara dan
denda bagi pelanggaran pelaksanaan sumber
daya kesehatan dan upaya kesehatan (Pasal
200),
 Kesehatan remaja dan lanjut usia

 Hak mendapatkan informasi dan perlindungan


kesehatan (Bab XIV).  
Yang diatur UU Kesehatan 2009
 Bab I Ketentuan umum
 Bab II Asas dan tujuan
 Bab III. Hak dan kewajiban
 Bab IV. Tanggung jawab pemerintah
 Bab V. Sumber daya di bidang kesehatan
 Baba VI. Upaya kesehatan
 Bab VII. Kesehatan Ibu, Bayi, anak , remaja, lajut
usia, dan penyakit cacat
 Bab VIII. Gizi
 Bab IX. Kesehatan jiwa
 Bab X. Penyakit menular dan tidak menular
 Bab Xi. Kesehatan lingkungan
 Bab XII. Kesehatan Kerja
 Bab XIII. Pengelolaan kesehatan
 Bab XIV Informasi kesehatan
 Bab XV. Pembiayaan kesehatan Pembiayaan kesehatan
 Bab XVI. Peran serta masyarakat
 Bab XVII. Badan Pertimbangan Kesehatan
 Bab XVIII. Pembinaan dan Pengawasan
 Bab XIX. Penyidikan
 Bab XX. Ketentuan pidana
Beberapa kandungan UU
 Hak dan Kewajiban (Pasal 4 dan 5)
 Setiap orang berhak atas kesehatan
 Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan.
 Setiap orang memepunyai hak dalam memeperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau
Pasal 7 dan 8
 Setiap orang berhak untuk mendapatkan
informasi dan edukasi tentang keseahatan yang
seimbang dan bertanggung jawab

 Setiap orang berhak memperoleh informasi


tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya.
Upaya Kesehatan (tahun 1992)
a) Kesejahteraan keluarga
b) Perbaikan gizi
c) Pengamanan makanan dan minuman
d) Kesejahteraan lingkungan
e) Kesejahteraan kerja
f) Kesehatan jiwa
g) Pemberantasan penyakit
Upaya kesehatan(sambungan)
h) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
i) Penyuluhan kesehatan masyarakat
j) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
k) Pengamanan zat adiktif
l) Kesehatan sekolah
m) Kesehatan olah raga
n) Pengobatan tradisional
o) Kesehatan matra
Upaya Kesehatan (2009)
a) Pelayanan kesehatan
b) Pelayanan kesehatan tradisional
c) Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
d) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
e) Kesehatan reproduksi
f) Keluarga berencana
g) Kesehatan sekolah
h) kesehatan olah raga
i) Pelayanan kesehatan pada bencana
j) Pelayanan darah
Upaya Kesehatan (2009)
k) Kesehatan gigi dan mulut
l) Penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran
m) Kesehatan matra
n) Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan
o) Pengamanan makanan dan minuman\
p) Pengamana zat adiktif
q) Bedah mayat
Penyidikan
 Penyidik POLRI
 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (UU. No.8
Tahun 1981 tentang KUHAP
 Pemeriksaan laporan

 Pemeriksaan thd orang yang diduga

 Cari keterangan dan bahan bukti

 Pemeriksaaan
Ketentuan Pidana
 Psl 190: RS dan atau Tenaga Kesehatan, tidak
memberikan pertolongan pertama thd
pasieGawat Darurat dipidana paling lama 2
tahun dan denda paling banyak Rp.
200.000.000
 Kl cacat atau meninggal 10 tahun dan denda
Rp. 1.000.000.000,-
Tanpa izin melakukan praktek
tradisional
 Psl 191. Menggunakan alat dan teknologi
tanpa izin pada praktek tradisional yang
mengakibatkan kerugian, luka berat atau mati
penjara 1 tahun dan denda Rp. 100.000.000
Memperjualbelikan organ atau
jaringan tubuh
 Psl 192.
Memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apapun Penjara 10 tahun dan
denda Rp. 1000.000.000
Mengubah identitas
 Bedah plastik dan rekontruksi dengan tujuan
mengubah identitas  10 tahun dan denda
1.000.000.000
Aborsi
 Pasal 194. diluar yang diatur dalam psl 75 ayat
2. 10 tahun dan denda 1.000.000.000
 Kedaruratan medik yang diditeksi sejak usia
dini kehamilan mengacam ibu atau
janin dengan -Penyakit genetik bawaan
-Cacat bawaan berat
 Kehamilan akibat perkosaan -> trauma
psikologis
Akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Syarat aborsi
 Dibawah 6 minggu kehamilan,kecuali darurat
medis
 Oleh tenega kesehatan yang kompeten

 Persetujuan ibu hamil

 Izin suami

 Sarana kesehatan memenuhi syarat


Jual beli darah
 Pasal 195.
 Dengan dalih apapun penjara 5 tahun dan
denda 500.000.000
Air susu ibu eksklusif
Pasal 200.
setiap orang dengan sengaja menghalangi
program pemberian susu ibu eksklusif penjara
1 tahun denda Rp.100.000.000.-
Memproduksi dan menjual dan
sedian farmasi
 Pasal 196. Tidak memenuhi standardan syarat
keamanan penjara 10 tahun dan denda 1
milyar

You might also like