Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Tim PBL
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya buku pedoman Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini dapat selesai.
Buku pedoman PBL ini disusun untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi
para mahasiswa, pembimbing lapangan, pembimbing laporan, serta pihak-pihak
terkait agar pada pelaksanaannya dapat berjalan secara terarah dan terpadu
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini pula kami sampaikan terima kasih dan penghormatan
sebesar-besarnya kepada Dekan FKIK dan Ketua Jurusan Kesmas Unsoed
Purwokerto yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk mengelola dan
mengkoordinasi pelaksanaan PBL semester gasal tahun ajaran 2009-2010.
Kami menyadari dengan keterbatasan yang ada, buku pedoman ini masih
memerlukan perbaikan yang berkelanjutan seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan dinamika masyarakat. Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak merupakan penghargaan tersendiri bagi kami untuk terus berkarya
memperbaiki diri demi kesempurnaan karya berikutnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Pengantar …………………………………….…....................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Praktek Belajar Lapangan I .............................................. 2
C. Praktek Belajar Lapangan II.............................................. 4
D. Praktek Belajar Lapangan III ..................................... 5
BAB II. PELAKSANAAN PBL .
A. Bentuk Kegiatan .............................................................. 6
B. Lama Kegiatan ................................................................. 6
C. Pembekalan ..................................................................... 6
D. Lokasi Kegiatan ............................................................... 7
E. Jadwal Kegiatan .............................................................. 8
BAB III. SISTIMATIKA LAPORAN DAN PENILAIAN
A. Sistimatika ....................................................................... 9
B. Penilaian ........................................................................ 12
C. Tata Tertib ....................................................................... 14
D. Sangsi ........................................................................ 15
BAB IV. PEMBIMBING PBL
A. Dosen Pembimbing Lapangan ........................................ 16
B. Pembimbing Institusi Kesehatan....................................... 16
BAB V . PENUTUP.............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar pelaksanaan PBL dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah PENUTUP
ditentukan, serta untuk mengantisipasi kendala-kendala yang kemungkinan akan
dijumpai mahasiswa pada saat di lapangan, maka dalam pelaksanaan PBL Agar pelaksanaan PBL dapat berjalan sesuai dengan rencana maka,
tersebut mahasiswa akan dibantu oleh sejumlah dosen pembimbing. kepada semua mahasiswa peserta PBL diwajibkan mengikuti tahapan-tahapan
pelaksanaan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang bersangkutan
A. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dengan teknis dan peraturan lain yang belum tertuang dalam buku pedoman ini
Adapun tugas dosen pembimbing lapangan antara lain ; akan ditentukan kemudian.
1. Melakukan koordinasi dengan tempat ataupun institusi
kesehatan dimana mahasiswa melaksanakan PBL.
2. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa peserta PBL
berkaitan dengan teknik penyusunan laporan sesuai dengan format Purwokerto, Oktober 2009
laporan yang telah ditentukan. Tim PBL
3. Membantu mahasiswa berkaitan dengan teknik pelaksanaan di
lapangan.
4. Memberikan bimbingan dan arahan berkaitan dengan teknik
pemilihan rumusan masalah, tujuan, kajian pustaka, metodologi,
pembahasan, hasil, serta kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA
5. Melaksanakan penilaian lapangan terhadap mahasiswa
B. Dosen Pembimbing Institusi Kesehatan (DPI). ______________, 2006. Buku Pedoman Praktek Belajar Lapangan. Program
Adapun tugas DPI antara lain ; Sarjana Kesehatan Masyarakat Unsoed Purwokerto.
1. Memberikan petunjuk teknis dan informasi berkaitan dengan ______________, 2007. Buku Pedoman Praktek Belajar Lapangan. Jurusan
masalah kesehatan dimana mahasiswa melaksanakan PBL. Kesehatan Masyarakat FKIK Unsoed Purwokerto.
2. Membantu mahasiswa berkaitan dengan teknik pelaksanaan di Dian Ayubi, dkk. 2001. Buku Panduan Pengalaman Belajar Lapangan II.
lapangan. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan
3. Melaksanakan penilaian lapangan terhadap mahasiswa Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta.
Lembaga Penelitian. 2002. Panduan penulisan Usul dan Laporan Penelitian
serta Artikel Ilmiah. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Ngadiman, dkk. 2005. Buku Pedoman Praktek Belajar Lapangan. Program
Sarjana Kesehatan Masyarakat Unsoed Purwokerto.
Notoatmodjo, S. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
Tim Praktek Belajar lapangan. 2003. Pedoman Praktek Belajar Lapangan I.
Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Unsoed Purwokerto.
.
c. Observasi : mencakup observasi di Puskesmas yang bertujuan untuk Dian Ayubi dkk. 2001. Buku Panduan Pengalaman Belajar Lapangan II.
mendapatkan informasi tentang pelayanan kesehatan kaitannya Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan
dengan tugas pokok dan fungsi Puskesmas serta observasi desa Masyarakat. Univ. Indonesia.
dilakukan baik di kantor desa, kepada pemuka desa, tokoh Lembaga Penelitian. 2002. Panduan penulisan Usul dan Laporan Penelitian
masyarakat, serta masyarakat pada umumnya dalam rangka menggali serta Artikel Ilmiah. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
informasi tentang masalah-masalah kesehatan.
Tim Praktek Belajar lapangan. 2003. Pedoman Praktek Belajar Lapangan I.
Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Unsoed Purwokerto. Analisis Situasi Kesehatan
Tholib M. 2003. Diktat Kuliah Pembekalan KKN. Lembaga Pengabdian Oleh : Elviera Gamelia, SKM, M.Kes
Masyarakat. Universitas Jenderal Soedirman.
Dari data yang terkumpul perlu kita dapat mengurai masalah kesehatan
masyarakat dengan pendekatan konsep : Hl. Blum, pohon masalah, faktor
pelayanan kesehatan atau program masyarakat dan lingkungan.
Ad.3. Wawancara (Interviewing) Ad.4. Pengisian Kuesioner secara Tertulis (Administering written
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan pertanyaan secara questionnaires)
lisan terhadap responden baik secara individu atau sebagai kelompok. Kuesioner tertulis adalah alat pengumpul data di mana pertanyaan tertulis
Jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan selama wawancara dapat disajikan dan harus dijawab oleh responden dengan mengisi formulir isian yang
direkam melalui pengisian kuesioner (baik secara langsung saat wawancara atau sudah disediakan.
diisi segera setelah wawancara selesai dilakukan) atau menggunakan tape- Kuesioner tertulis dapat dikelola dengan cara:
recording atau bisa juga menggunakan kombinasi dari keduanya. Mengirim kuesioner melalui surat dengan perintah isian yang jelas dalam
Wawancara dapat dilaksanakan dengan berbagai derajat fleksibilitas, yaitu derajat menjawab setiap pertanyaan dan meminta responden untuk mengirim
fleksibilitas yang tinggi dan derajat fleksibilitas yang rendah. kembali kuesioner yang sudah terisi melalui jasa pos;
Derajat fleksibilitas yang tinggi Mengumpulkan semua atau sebagian responden dalam satu tempat dan satu
Misalnya: ketika mempelajari isu-isu yang bersifat sensitif seperti waktu, memberi perintah secara lisan atau tertulis dan mempersilahkan
kehamilan pada remaja dan aborsi, peneliti menggunakan daftar topik responden untuk mengisi kuesioner;
daripada pertanyaan-pertanyaan yang sudah pasti. Sebagai contoh, Kuesioner diantar langsung kepada responden dan dikumpulkan kembali
memasukkan pertanyaan mengenai bagaimana remaja memulai pada waktu berikutnya jika sudah diisi lengkap.
hubungan seksual, tanggung jawab remaja putri dan pasangannya untuk Bentuk pertanyaan kuesioner dapat berupa pertanyaan terbuka (open-ended)
mencegah kehamilan, serta tindakan-tindakan yang diambil ketika maupun pertanyaan tertutup (closed-ended) dengan kategori.
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Peneliti harus mempunyai
daftar topik tambahan yang sudah disiapkan ketika responden diam saja Ad.5. Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion)
tidak mau menjawab (ketika bertanya mengenai metode-metode aborsi Diskusi Kelompok Terarah merupakan diskusi kelompok dengan diikuti oleh
yang digunakan, siapa yang membuat keputusan, siapa yang membayar). sekitar 6-12 orang yang dipandu oleh fasilitator dan selama diskusi setiap orang
Metode yang tidak terstruktur ini dapat digunakan saat wawancara dapat berbicara secara bebas dan spontan mengenai topik tertentu.
terhadap individu ataupun terhadap kelompok informan kunci. Diskusi Kelompok Terarah adalah metode kualitatif. Tujuannya adalah untuk
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada teknik ini disebut memperoleh informasi secara mendalam mengenai konsep, persepsi, dan ide-ide
Panduan Wawancara. dari kelompok diskusi. Kegiatan Diskusi Kelompok Terarah lebih dari sekedar
Derajat fleksibilitas yang rendah interaksi tanya-jawab.
Metode wawancara dengan derajat fleksibilitas yang rendah sangat Teknik Diskusi Kelompok Terarah dapat digunakan untuk:
berguna pada saat peneliti secara relatif mengetahui jawaban-jawaban 1. Memfokuskan penelitian dan mengembangkan hipotesis penelitian yang
yang diharapkan atau ketika jumlah responden yang diwawancarai relatif relevan melalui eksplorasi masalah secara mendalam yang akan diteliti
besar. Kuesioner digunakan dengan daftar pertanyaan yang sudah penyebab-penyebabnya.
Misalnya: Kepala dinas kesehatan telah mengumumkan bahwa di sana Misalnya: Klinik kesehatan di daerah pedesaan ingin mengembangkan
terdapat jumlah yang tidak wajar kasus gizi buruk (malnutrition) pada program pendidikan kesehatan yang difokuskan pada penghentian masalah-
kelompok balita pada salah satu wilayah kerjanya. Oleh karena kepala dinas masalah yang sering dihadapi oleh ibu-ibu di sekitar pedesaan. FGD dapat
kesehatan tersebut mempunyai sedikit ide mengenai “mengapa” terjadi kasus digunakan untuk mengeksplorasi konsep lokal yang relevan sebaik untuk
gizi buruk di wilayahnya, maka beliau memutuskan untuk mengadakan tiga menguji konsep ketika pengembangan pesan. Pesan sebaiknya
kegiatan diskusi kelompok terarah (pertama dengan para pemimpin dikembangkan dan diuji dalam kelompok ibu-ibu dengan sosial ekonomi yang
masyarakat, kedua dengan ibu-ibu yang ada di wilayah terkena kasus gizi berbeda.
buruk, dan ketiga dengan petugas kesehatan yang ada di wilayah terkena
kasus gizi buruk). Kepala dinas ini berharap dapat mengidentifikasi Ad.6. Teknik Proyeksi (Projective Techniques)
penyebab-penyebab potensial atas masalah yang terjadi melalui diskusi Ketika peneliti menggunakan teknik proyeksi, peneliti meminta informan untuk
kelompok terarah serta kemudian mengembangkan studi yang lebih intensif member respon terhadap beberapa jenis rangsangan visual atau verbal.
jika diperlukan. Misalnya: Informan diminta untuk menggambarkan persepsinya pada gambaran
2. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk survei dengan skala atau onset sakit.
yang besar dan terstruktur.
Misalnya: Dalam perencanaan suatu studi mengenai Insidens penyakit diare Contoh lain: Peneliti meminta informan untuk melengkapi kalimat seperti:
pada anak-anak dan praktek pemberian makan, hasil diskusi kelompok Jika saya mengetahui bahwa tetangga saya mengidap penyakit TB, saya
terarah menunjukkan bahwa pada kelompok penelitian ditemukan anak di akan …….;
bawah satu tahun tidak dianggap menderita diare tetapi hanya proses untuk Jika istri saya mengusulkan bahwa saya menggunakan kondom, saya
berjalan yang dihubungkan dengan tanda seperti duduk, merangkak, dan akan ………….;
tumbuh gigi. Teknik ini dapat dengan mudah dikombinasikan dengan wawancara semi
3. Membantu untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur atau kuesioner tertulis. Teknik ini juga sangat berguna dalam FGD
diharapkan dalam intervensi. untuk mendapatkan pendapat seseorang atas isu-isu yang sensitif.
Misalnya: Pada suatu Kabupaten X, pekan imunisasi nasional menunjukkan
perbedaan rentang cakupan imunisasi per desa cukup lebar (50-90%) dan Ad.7. Pemetaan (Mapping) dan Penyekalaan (Scaling)
pada sejumlah desa terdapat penurunan angka cakupan dibandingkan Pemetaan adalah teknik yang penting untuk secara visual menyajikan hubungan
dengan tahun lalu. Sebanyak delapan kegiatan diskusi kelompok terarah dan sumber daya.
diadakan terhadap ibu-ibu, dua FGD diadakan di kota, tiga FGD diadakan di Misalnya: Dalam proyek penyediaan air bersih, pemetaan ini sangat berguna.
desa yang mengalami penurunan angka cakupan dan tiga FGD diadakan di Teknik ini bisa menyajikan lokasi sumur, jarak antara rumah dengan sumur, atau
desa yang mengalami angka cakupan imunisasi. Sebagian besar masyarakat sistem pengairan lainnya yang akan member kepada peneliti cara pandang yang
percaya bahwa kampanye secara massa memperkuat kekebalan anak baik mengenai kondisi fisik dan membantu untuk menandai hubungan yang tidak
melawan berbagai penyakit pada anak, termasuk malaria dan Infeksi Saluran teridentifikasi.
Pernafasan. Pada desa yang memiliki angka cakupan imunisasi yang rendah Penyekalaan adalah teknik yang mengijinkan para peneliti melalui respondennya
terdapat Insidens penyakit malaria yang tinggi segera setelah kampanye untuk mengkategorisasi variabel-variabel tertentu.
imunisasi dilakukan sebelumnya dan beberapa anak meninggal. Oleh karena Misalnya: Peneliti meminta informan untuk membawa jenis-jenis obat herbal
hal tersebut, ibu-ibu percaya bahwa kampanye imunisasi tidak berguna. tertentu dan meminta mereka untuk menyusunnya menurut kegunaannya.
4. Mengembangkan pesan yang sesuai untuk program pendidikan kesehatan Informant kemudian diminta untuk menjelaskan logika dari rangking tersebut.
dan kemudian mengevaluasi pesan-pesan tersebut untuk kejelasan
Pemetaan dan penyekalaan digunakan sebagai teknik participatory dalam Menguji reliabilitas mempengaruhi situasi
penilaian cepat atau analisis situasi. kuesioner yang diamati.
Diperlukan pelatihan
terhadap asisten peneliti.
Perbedaan antar teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data Teknik Keuntungan Keterbatasan
Wawancara Cocok digunakan untuk Kehadiran pewawancara
Teknik Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data kelompok yang tidak buta dapat mempengaruhi
Penggunaan informasi yang tersedia Checklist, formulir kompilasi data huruf maupun yang buta respon.
Pengamatan Mata dan indera lainnya, huruf. Laporan kejadian mungkin
ballpoint/kertas, jam, timbangan, Dapat mengklarifikasi kurang lengkap daripada
mikroskop, dsb pertanyaan. informasi yang diperoleh
Wawancara Panduan wawancara, checklist, Mempunyai nilai respon melalui observasi
kuesioner, tape-recorder yang tinggi dibanding
Pengisian kuesioner tertulis Kuesioner kuesioner tertulis.
Wawancara dengan Pengumpulan informasi Pewawancara mungkin
derajat fleksibilitas yang secara mendalam dan secara tidak sengaja
Keuntungan dan kerugian berbagai teknik pengumpulan data tinggi mengeksplorasi berbagai mempengaruhi responden.
hal spontan dariAnalisis data dengan
responden pertanyaan terbuka lebih
Teknik Keuntungan Keterbatasan sulit dan memakan banyak
Penggunaan informasi Murah karena data Data tidak selalu dengan waktu.
yang tersedia tersedia. mudah dapat diakses. Wawancara dengan Mudah untuk dianalisis. Informasi yang penting
Dapat membuat trend Isu-isu etik mengenai derajat fleksibilitas yang mungkin terlewatkan
dari masa lalu kerahasiaan meningkat. rendah karena keterangan spontan
Informasi mungkin tidak oleh responden biasanya
tepat atau tidak lengkap. tidak tercatat atau
Pengamatan Memberikan informasi Isu-isu etik mengenai tereksplorasi.
yang lebih detail. kerahasiaan meningkat. Pengisian kuesioner Tidak mahal. Tidak dapat digunakan
Mengumpulkan informasi Bias pengamat mungkin secara tertulis Tanpa identitas dan pada kelompok responden
berdasarkan fakta yang terjadi. mungkin menghasilkan yang buta huruf.
tidak disebutkan dalam Kehadiran pengumpul jawaban yang lebih jujur. Sering memperoleh respon
wawancara. data dapat Tidak memerlukan yang rendah.
asisten peneliti. Pertanyaan mungkin tidak
Menghilangkan bias yang dimengerti.
disebabkan perbedaan
phrase antar responden
Metode participatory dan Memberikan data yang Memerlukan pelatihan
proyeksi kaya dan mempunyai ekstra bagi peneliti.
dampak positif bagi
pengetahuan dan skill
peneliti dan informan
Daftar Pustaka
TEHNIK SAMPLING
th
Abramson JH (1990, 4 ed.) Survey Methods in Community Medicine. London: Setiyowati Rahardjo, SKM., MKM
Churchill-Livingstone. (In particular Chapter 6)
Moser CA, Kalton G (1989, 2nd ed.) Survey Methods in Social Investigation. Hants, A. PENDAHULUAN
UK: Gower Publishing Company. (In particular Chapters 10-13) A.1. Pengertian Dasar
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang
Patton MQ (1990, 2nd ed.) Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury ciri-cirinya akan diduga. Populasi juga diartikan keseluruhan individu yang menjadi
Park, USA: Sage Publications. (In particular Chapters 17-29) acuan hasil-hasil penelitian akan berlaku. Sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi yang mana ciri-cirinya diselidiki atau diukur.
Pretty JN, Guyt I, Thompson J, Scones I (1995) Participatory Learning & Action. A Populasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu populasi sasaran
Trainer’s Guide. London: International Institute for Environment and (target populasi) dan populasi studi. Populasi sasaran yaitu kumpulan dari satuan
Development (IIED) (In particular Chapters 4 and 5 on semi-structured atau unit yang ingin dibuat inferensi atau generalisasinya. Populasi studi adalah
interviewing, diagramming, ranking and scoring) kumpulan dari satuan atau unit dimana kita mengambil sampel. Populasi studi
merupakan sebagian dari populasi target. Misalnya akan dilakukan penelitian
tentang rata-rata jumlah konsumsi alkohol perminggu dikota A oleh anak remaja
usia 5 sampai 17 tahun, maka yang menjadi target populasi adalah semua anak
remaja yang berusia 15 sampai 17 tahun yang ada di kota A, dan populasi studi
adalah sekelompok anak remaja yang dipilih dari sebuah sekolah tertentu yang
ada dikota A.
Kelemahan
Pengambilan sampel tidak lebih murah dan lebih murah daripada jawa Sunda Batak Madura
pengambilan sampel acak sederhana karena rangka yg terperinci harus
disusun untuk setiap strata sebelum pengambilan sampel
CONTOH : 4. PENGAMBILAN SAMPEL ACAK RANCANGAN KLASTER (Cluster
Random Sampling)
Pengambilan sampel acak rancangan klaster adalah metode random beberapa kabupaten, dan dari kabupaten yang terpilih, dipilih pula
pengambilan sampel yang menggunakan suatu rangka yang terdiri dari secara random beberapa kecamatan dan seterusnya sehingga didapatkan
klaster-klaster. Klaster dapat didefinisikan sebagai tiap unit pengambilan sejumlah klaster sampel tingkat desa yang dikehendaki.
sampel yang dapat dihubungkan dengan satu atau lebih unit pendaftaran. A. Metode Pengambilan Sampel
Satuan ini dapat bersifat geografis atau bersifat sementara. Berbeda dengan Cara penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :
metode pengambilan sampel acak stratifikasi, elemen dalam klaster dibuat Membagi daerah penelitian (populasi) yang sangat luas ke dalam klaster-
seheterogen mungkin, sedangkan antar klaster dibuat sehomogen mungkin. klaster melalui beberapa tingkatan sampai terpilih klaster sampel
Buat daftar subjek dari semua klaster yang terpilih sebagai klaster sampel
Metode Pengambilan Sampel Pilihlah subjek sampel dari daftar subjek tersebut, sebanyak yang
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara : dikehendaki dengan menggunakan teknik acak
a. Membagi daerah penelitian ke dalam klaster-klaster (misalnya : desa, RW, B. Keuntungan
RT, dsb), kemudian susunlah daftar klaster. Tidak diperlukannya daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk
b. Tetapkanlah jumlah klaster yang akan dipilih atas dasar jumlah subjek atau seluruh populasi .
kesatuan analisis sampel yang dikehendaki
c. Pilihlah klaster sampel dengan cara random murni atau sistematik
d. Identifikasi seluruh individu yang termasuk subjek analisis penelitian dalam C. Kelemahan
semua klaster yang terpilih sebagai sampel Metode ini tidak sering digunakan karena analisanya sangat sulit, sehingga
Keuntungan dalam praktek sulit untuk menentukan berapa sampel yang harus diambil, baik
Tidak diperlukannya daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk mulai tahap pertama maupun sampai tahap akhir.
seluruh populasi, cukup untuk klaster yang terpilih saja sehingga biaya dan
waktu yang diperlukan lebih sedikit. B.2. PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non Random Sampling)
Metode ini lebih murah dan mudah dilakukan untuk survei pada manusia.
Maka metode ini sangat sering digunakan dalam penelitian survei walaupun 1. Accidental Sampling (Pengambilan sampel seadanya). Pemilihan sampel
menghasilkan estimasi parameter dengan presisi yang lebih rendah dengan metode ini dilakukan seadanya berdasarkan kemudahannya
dibandingkan dengan sampel acak stratifikasi dan sampel acak sederhana mendapatkan data yang diperlukan pada sampling.
Kelemahan 2. Quota sampling (Pengambilan Sampel Berjatah).
Sangat sulit untuk menghitung standar error. Hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya tetapi sangat tergantung
pada peneliti dengan kriteria dan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya
5. PENGAMBILAN SAMPEL ACAK RANCANGAN BERTINGKAT 3. Judgement Sampling. Memilih sampel dengan cara memakai proses seleksi
(Multistage Random Sampling) bersyarat.
Pengambilan sampel acak rancangan bertingkat adalah metode 4. Purposive Sampling. Sering disebut sampel bertujuan, dilakukan dengan
pengambilan sampel dengan menggabungkan dua atau lebih metode cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah
pengambilan sampel sekaligus. Ada kalanya daerah populasi penelitian begitu tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertetnu. Teknik ini biasanya dilakukan
besar sehingga metode klaster langsung (pembagian klaster yang meliputi karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga
daerah yang kecil) terlalu sulit. Untuk itu, dilakukan pemilihan klaster secara dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
bertingkat. Misalnya, daerah populasi meliputi satu propinsi, sementara klaster Walaupun cara seperti ini diperbolehkan,dimana peneliti bisa menentukan
yang dikehendaki tingkat desa. Maka dari propinsi tersebut dipilih secara
sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus
depenuhi, yaitu:
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key
subjects)
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
Tetapkan populasi penelitian
5. Panel Sampling. Merupakan sampel semi permanen yang dipilih untuk Apakah dapat dilakukan
keperluan suatu studi yang berkelanjutan. Panel sampel sangat bermanfaat stratifikasi
Tetapkan unit analisis dapat (penggolongan) subjek
dan menguntungkan, karena data yang telah dikumpulkan dapat
penelitian ?
dipergunakan berulang kali.
Apakah suatu daftar subjek dapat tidak
diperoleh ? Gunakan Metode
C. PENENTUAN BESAR SAMPEL
Pengambilan Sampel
Perhitungan besar sampel pada rancangan acak sederhana secara umum Panduan praktis untuk merencanakan metode
tidak pengambilan
Sederhana / sampel
dapat Acak
adalah sebagai berikut : Dapatkah disusun daftar subjek baru Sistematis
1. Untuk populasi terbatas ( N = jumlah populasi diketahui ) dengan informasi yang ada ?
Z2 1-/2 P (1-P) N
tidak Apakah tujuan penelitian
n = ----------------------------- terutama untuk
d2 (N-1) + Z2 1-/2 P (1-P) Buatlah klaster dengan ukuran perbandingan (studi
2. Untuk populasi tidak diketahui sekecil dan sesama mungkin komparasi)
Z2 1-/2 .P(1-P)
n = ------------------------ Pilihlah klaster sampel secara acak Apakah jumlah subjek dalam tiap
d2 stratum sama banyak ?
n = besar sampel
d = presisi mutlak
z = z score ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan Tersedia atau dapatkah disusun Gunakan Metode Pengambilan
P = proporsi penelitian sebelumnya (jika tidak diketahui gunakan daftar dan jumlah subjek pada tiap Sampel Acak Stratifikasi Sederhana
0,5) klaster sampel
N = jumlah populasi sama tidak
tidak dapat
GunakanMeto GunakanMeto
dePengambila dePengambila
Gunakan Metode Gunakan nSampelAcak nSampelAcak
Pengambilan Metode StratifikasiSe StratifikasiPr
Sampel Acak Pengambilan derhana oporsional
Rancangan Sampel Acak
Klaster Rancangan
Bertingkat
- Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
- Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi ?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan, bisa digunakan lagi tetapi
dengan syarat harus didiskusikan dulu dengan peneliti sebelumnya apa
kekurangannya, dan menyarankan untuk menambah atau bahkan menghilangkan
pertanyaan.
Isi Pertanyaan
1. Pertanyaan tentang fakta
Contoh : umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi
Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh
mana hal tersebut diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri
Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang
TEKNIK PEMBUATAN KUESIONER orang lain.
Sri Nurlela, SKM., M.Kes
Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner :
1. Kuesioner digunakan dalam wawancara tata muka dengan responden
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk : 2. Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok
a) Memperoleh informasi yg relevan dengan tujuan survey 3. Wawancara melalui telepon
b) Memperoleh informasi yg reliabilitas dan validitas tinggi. 4. Kuesioner diposkan
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus berkaitan dengan hipotesis dan Jenis Pertanyaan
tujuan penelitian. 1. Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawaban tidak ditentukan lebih dahulu. Setiap pertanyaan dapat
Kuesioner merupakan instrumen didalam teknik komunikasi tidak langsung. dijawab secara bebas oleh responden. Jawaban bebas maksudnya adalah
Kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan dan lain-lain mengenai
harus dijawab oleh responden. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam segala sesuatu yang ditanyakan pada setiap item. Uraian jawaban tersebut
angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil diserahkan sepenuhnya pada responden, sehingga mungkin saja panjang dan
penelitian. mungkin saja pendek.
Jawaban tersebut tidak mustahil menyimpang atau tidak seluruhnya berkenan
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah variabel dalam survey. Variabel
dengan maksud pertanyaan, sehingga sangat tergantung dengan kemampuan
harus jelas dan relevan. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam
responden menangkap maksud atau menafsirkannya.
analisis. Perlu ditanyakan dalam hati :
Contoh :
- Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
Menurut pendapat ibu apakah masalah paling penting yang melatarbelakangi 4. Untuk berkumpul dengan teman-teman
terjadinya Diare pada anak Balita ?
Kuesioner yang jawabannya berupa uraian singkat 2. Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus
Pada setiap pertanyaan disediakan alternatif jawaban lebih dari dua Contoh :
dalam bentuk uraian-uraian singkat. Berapa orang berdiam disini ?
Apakah yang dimaksud disini itu : rumah, desa atau yang lain
Contoh : Lebih baik : Berapa orang penghuni rumah ini ?
Apa alasan ibu menimbangkan anak di Posyandu ?
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan berat badan anak 3. Hindarkan pertanyaan yang membuat lebih dari satu pertanyaan
2. Karena anjuran Kader Contoh :
3. Karena anjuran tokoh masyarakat Apakah membersihkan kamar mandi dalam sebulan ?
Lebih baik : Apakah mempunyai kamar mandi ? Disini timbul persoalan apakah responden dapat membedakan cepat atau
Kalau jawaban “ Ya “ , kemudian ditanyakan : Berapa kali dalam sebulan lambatnya aliran darah dalam tubuh.
membersihka kamar mandi ?
5. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini sebaiknya diuraikan dasar pemikiran (landasan teori) yang
terkait dan menjadi dasar kegiatan atau penelitian dari berbagai sumber
kepustakaan.
6. Metode Pelaksanaan
Metode disini mencakup rancangan pelaksanaan kegiatan , cara pengambilan
sampel, cara pengambilan data, instrumen yang digunakan, analisis data,
serta waktu dan lokasi penelitian.
Lampiran 3 Lampiran 4
Halaman Pengesahan
LAPORAN PBL
1. Judul : …………………………………
……..JUDUL……. …………………………………
2. Ruang Lingkup : Kesehatan Masyarakat
……..……………………
Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Purwokerto
2010
HALAMAN PENGESAHAN Lampiran : 5
Pelaksanaan
Materi PBL I Pembicara Ruang Hari, Tanggal Waktu
RK IV
1 Konsep PBL Tim PBL Sabtu, 9 Okt 2010 07.00 - 08.40
JKM
Elviera Gamelia, RK IV
4 Analisis Situasi Sabtu, 16 Okt 2010 07.00-08.40
SKM, M.Kes. JKM
Suratman,
Teknik RK IV
5 SKM., M.Kes Sabtu, 16 Okt 2010 09.00 – 10.40
Pengumpulan Data JKM
Setiyowati
RK IV
6 Teknik Sampling Rahardjo, SKM., Sabtu, 16 Okt 2010 11.00 – 12.40
JKM
MKM