You are on page 1of 19

Hand out Kewirausahaan

BAB VIII
ANALISIS BISNIS
DAN
STUDI KELAYAKAN USAHA

 Pendahuluan
"12 Langkah Memulai Usaha"
Berniat membuka usaha sendiri, tapi bingung harus mulai darimana? Memang tak
mudah untuk memulai usaha, tapi jika Anda bisa menjawab pertanyaan berikut, berarti
Anda siap memulainya:
1. Apakah bidang usaha yang akan digeluti itu cukup potensial? Bagaimana
prospeknya?
2. Seberapa ketat persaingannya? Siapa kira-kira yang akan menjadi pesaing usaha
tersebut? Bagaimana cara menghadapinya?
3. Apa target usaha tersebut? Bagaimana mencapainya?
4. Dari segi hukum, apa yang perlu disiapkan? Apa saja penghalangnya?
5. Apa nama usaha (perusahaan) itu?
6. Berapa dana yang dibutuhkan? Bagaimana memenuhinya?
7. Dimana usaha tersebut akan dijalankan? Apakah sudah mempersiapkan kantornya?
8. Sarana atau peralatan apa yang dibutuhkan? Bagaimana mendapatkannya?
9. Apa tersedia asuransi yang memadai?
10. Apakah Anda sudah memiliki supplier atau pemasok bahan baku?
11. Sistem manajemen seperti apa yang akan diterapkan? Siapa yang akan menjalankan
operasional usaha sehari-hari? Berapa karyawaan yang dibutuhkan?
12. Bagaimana sistem pemasaran dan distribusi produk atau jasa yang akan dihasilkan?
Bagaimana agar masyarakat mengenal produk atau jasa yang akan dipasarkan?

Bila tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu, maka sebaiknya Anda mengkaji ulang
niat membuka usaha sendiri, sampai benar-benar siap. (*)

Sumber: http://www.ekafood.com/12langkah.htm

Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka seorang wirausaha dapat


melakukan suatu Studi Kelayakan Usaha

1 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

 Pengertian Studi Kelayakan Usaha


Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai de-
ngan target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa
kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika diihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dija-
lankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan
memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai keinginan, apapun tujuan perusahaan
(baik profit, sosial, maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investa-
si, terlebih dahulu hendaknya dilakukan sebuah studi. Tujuannya adalah untuk menilai
apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti
sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain, jika usaha tersebut dijalankan,
akan memberikan manfaat atau tidak.
Untuk itu suatu usaha perlu melakukan suatu studi kelayakan usaha, yaitu suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis
yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut
dijalankan.
Dari pengertian tersebut, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk mem-
pelajari secara mendalam, artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi
yang ada, yang kemudian mengukur, menghitung dan menganalisis hasil penelitian ter-
sebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Dan penelitian yang dilakukan ter-
hadap usaha yang akan dijalankan menggunakan ukuran tertentu, sehingga diperoleh
hasil yang maksimal.
Istilah kelayakan mengandung arti, bahwa penelitian yang dilakukan secara menda-
lam dengan tujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan
kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keun-
tungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Lebih lanjut,
istilah layak juga berarti bahwa suatu usaha juga dapat memberikan keuntungan tidak
hanya bagi perusahaan yang menjalankan, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerin-
tah dan masyarakat luas. Dengan demikian dalam suatu studi kelayakan usaha akan
menyangkut tiga aspek, yaitu:
1. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi usaha itu sendiri (sering disebut sebagai
manfaat finansial). Yang berarti apakah usaha tersebut dipandang cukup mengun-
tungkan apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.
2. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu dilaksanakan (sering
disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaat usaha ter-
sebut bagi ekonomi makro suatu negara.

2 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

3. Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.

 Tujuan
Ada lima tujuan, pentingnya melakukan studi kelayakan usaha:
1. Menghindari risiko kerugian
Studi kelayakan bertujuan untuk menghindari risiko kerugian keuangan di masa da-
tang yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi
atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah un-
tuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan
Ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dapat memper-
mudah dalam melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut, meliputi:
• Berapa jumlah dana yang diperlukan
• Kapan usaha akan dijalankan
• Di mana lokasi usaha akan dibangun
• Siapa yang akan melaksanakan
• Bagaimana cara melaksanakannya
• Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
• Bagaimana cara mengawasinya jika terjadi penyimpangan
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka suatu usaha akan mempunyai jadwal
pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai pada waktu tertentu.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan dalam pelaksanaan usaha.
Rencana yang sudah disusun akan dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap
usaha, sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat tepat
sasaran serta sesuai rencana.
4. Memudahkan pengawasan
Pelaksanaan usaha yang sesuai rencana akan memudahkan untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya uasaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak
terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun. Di samping itu, pelaksanaan
usaha dapat dilakukan secara sungguh-sungguh, karena ada yang mengawasi.
5. Memudahkan pengendalian
Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat terdeteksi terjadinya suatu
penyimpangan, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.
Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
yang melenceng, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

3 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

 Pihak-pihak yang berkepentingan


Peusahaan yang melakukan studi kelayakan usaha akan mempertanggungjawabkan
hasilnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan,
pendanaan dapat mulai dicari dengan mencari investor atau pemilik modal yang
mau menanamkan modalnya. Bagi investor, hasil studi kelayakan memiliki arti
tersendiri, karena investor akan mempelajari laporan tersebut untuk memastikan
keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan
ditanamkannya.
2. Lembaga keuangan
Jika modal perusahaan berasal dari dana pinjaman bank atau lembaga keuangan
lainnya, maka lembaga-lembaga tersebut akan berkepentingan terhadap hasil studi
kelayakan. Bank dan lembaga keuangan lainnya tidak mau memberi kredit atau
pinjaman, bila suatu usaha tersebut di kemudian hari mempunyai masalah (kredit
macet). Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan
melakukan studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman
dikucurkan kepada pihak peminjam.
3. Pemerintah
Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah
usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat, baik bagi perekonomian secara
umum maupun gaji masyarakat luas, seperti penyediaan lapangan pekerjaan.
Pemerintah juga berharap usaha yang akan dijalankan tidak merusak lingkungan
sekitarnya, baik terhadap manusia dan lingkungan hidup lainnya
4. Masyarakat luas
Bagi masyarakat luas, adanya bisnis akan memberikan manfaat seperti tersedia
lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar likasi proyek maupun bagi masyarakat
lainnya. Manfaat lain adalah terbukanya wailayah tersebut dari ketertutupan.
Dengan adanya usaha akan memancing munculnya sarana dan prasarana bagi
masyarakat.
5. Manajemen
Hasil studi kelayakan usaha merupakan ukran kinerja bagi pihak manajemen
perusahaan untuk menjalankan tugasnya. Kinerja tersebut dapat dilihat dari hasil
yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang
menjalankan usaha.

4 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

 Proses dan Tahap Studi Kelayakan


Langkah-langkahnya:
1. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan
Dalam tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut
kemudian dirumuskan dan diidentifikasi dalam bentuk pemikiran dan kemungkinan-
kemungkinan bisnis apa saja yang paling memberikan pluang untuk dilakukan dan
menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Tahap Memformulasikan Tujuan
Dalam tahap ini dalah tahap perumusan visi dan misi
3. Tahap Analisis
Tahap ini merupakan tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk
membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak.
Adapun aspek-aspek yang diamati dan dicermati adalah:
• Aspek hukum
• Aspek Pasar dan Pemasaran
• Aspek Keuangan
• Aspek Teknik/Operasi
• Aspek Manajemen/Organisasi
• Aspek Ekonomi Sosial
• Aspek Lingkungan
4. Tahap Keputusan
Merupakan tahap akhir yang merupakan pembuatan keputusan untuk melaksanakan
atau tidak suatu bisnis.

 Aspek-aspek dalam Penilaian


Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan hendaknya dilakukan
secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti,
diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan.
Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah:
1. Aspek hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ijin-ijin yang dimiliki.
Kelengkapan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang
harus dipegang, apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan
kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau
mengeluarkan dokumen tersebut.

5 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

Dokumen yang diperlukan meliputi:


• Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris
• Bentuk badan usaha, serta keabsahannya dan bentuk badan usaha tertentu,
seperti PT dan Yayasan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman
• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Di samping dokumen di atas, perusahaan juga perlu memiliki ijin-ijin tertentu, yaitu
• Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen
Perdagangan
• Surat Ijin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian
• Ijin domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat
• Ijin mendirikan bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat
• Ijin gangguan, diperoleh melalui kelurahan setempat
Selain itu juga dibutuhkan beberapa dokumen penting lainnya, antara lain:
• Bukti diri (KTP/SIM)
• Sertifikat tanah
• Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam aspek
pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan adalah;
• Ada-tidaknya pasar (konsumen)
• Seberapa besar pasar yang ada
• Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
• Perilaku konsumen
• Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar
yang ada.
Untuk mengetahui ada-tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta perilaku
konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar, dengan cara:
• Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasar
yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan pesaing.
• Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegang
peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diam-
diam.
• Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk mengetahui
jumlah konsumen, daya beli dan selera.

6 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

• Menawarkan produk dengan pemasangan iklan, seolah-olah produknya sudah


ada. Dalam hal ini untuk melihat respon konsumen, waluapun produknya harus
pesan terlebih dahulu.
Perlu diketahui bahwa, di dalam pasar, sebesanrnya dapat dibagi menjadi 2
kelompok pasar, yaitu:
• Pasar nyata: sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan dan
akses pada suatu produk tertentu
• Pasar potensial: sekumpulan konsumen yang memiliki minat terhadap suatu
produk, tetapi belum didukung oleh akses dan pendapatan. Namun suatu saat,
apabila telah memiliki pendapatan dan akses, mereka akan membeli.
Setelah diketahui pasar dan potensinya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
strategi pemasaran, yang meliputi:
• Strategi produk
• Strategi harga
• Strategi lokasi dan distribusi
• Strategi promosi
3. Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi,
biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh.
Besarnya investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi
pembelian aktiva tetap maupun modal kerja, selain itu juga biaya-biaya yang
diperlukan selama umur investasi dan pendapatan.
Untuk dapat melakukan penilaian investasi, maka sebuah perusahaan harus
memubuat laporan keuangan. Adapun fungsi laporan keuangan, secara umum
adalah:
• Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva
• Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban dan
jumlah modal
• Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapat
yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan
• Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan berikt jenis-jenis
biaya dalam periode tertentu
• Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
aktiva , kewajiban dan modal di dalam suatu perusahaan
• Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari
hasil-hasil laporan keuangan yang disajikan.

7 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

4. Aspek Teknik/Operasi
Dalam aspek teknis atau operasi, hal-hal yang perlu digambarkan adalah:
• Lokasi usaha
Lokasi merupakan tempat melayani konsumen. Dengan demikian, maka perlu
dicari lokasi yang tepat sebagai tempat usaha, karena akan memberikan
keuntungan sebagai berikut:
 Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
 Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan, baik jumlah
dan kualitasnya
 Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam
jumlah yang diinginkan secara terus-menerus
 Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu
 Memiliki nilai atau harga ekonomi yang lebih tinggi di masa yang akan
datang
 Meminimalkan terjadinya konflik, terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat
• Penentuan layout/tata letak
Penentuan layout perlu dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan
faktor keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi, biaya, fleksibilitas.
Dengan pertimbangan di atas, maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
 Ruang gerak untuk beraktivitas dan pemeliharaan memadai. Artinya suatu
ruangan didesain sedemikian rupa, sehingga tidak terkesan sumpek.
Kemudian layout juga harus memudahkan untuk melakukan pemeliharaan
ruangan atau gedung.
 Pemakaian ruangan menjadi efisien. Artinya pemakaian ruangan harus
dilakukan secara optimal, jangan sampai ada ruangan yang menganggur atau
tidak terpakai karena hal ini akan menimbulkan biaya bagi perusahaan.
 Aliran material menjadi lancar. Artinya jika layout dibuat secara benar,
maka produksi menjadi tepat waktu dan tepat sasaran.
 Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja yang lebih baik, sehingga memberikan motivasi yang
tinggi kepada karyawan. Di samping itu, pelanggan pun betah untuk
bertransaksi atau berurusan dengan perusahaan.

8 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

• Teknologi yang digunakan


Teknologi yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini
dan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi, supaya
tidak terjadi kelebihan kapasitas.
• Volume produksi
Volume produksi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi
yang berlebihan akan menimbulkan masalah dalam penyimpanan, sedangkan
volume produksi yang kurang akan menyebabkan hilangnya pelanggan.
• Bahan baku dan bahan penolong
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus
cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan volume produksi.
• Tenaga kerja
Meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan kualifikasi yang sesuai
dengan pekerjaan yang ada agar penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat, tepat
dan hemat.
5. Aspek Manajemen/Organisasi
Dalam aspek manajemen dan organisasi, yang perlu diteliti dan dinilai adalah:
• Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal)
• Pengelola usaha dengan jumlah serta kualifikasi (pendidikan dan pengalaman)
• Sturuktur organisasi dan gambaran mengenai jabatan
• Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan
6. Aspek Ekonomi Sosial
Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh
yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama
terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara
keseluruhan.
Dampak ekonomi meliputi:
• Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun
masyarakat yang di luar pabrik
• Peningkatan pendapatan masyarakat
Demikian pula, perusahaan perlu mencamtumkan dampak sosial yang ada dalam
hasil penelitian. Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa
tersedianya sarana dan prasarana, antara lain:
• Pembangunan jalan
• Penerangan

9 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

• Sarana telepon
• Sarana air minum
7. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat
ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar
terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain:
• Dampak terhadap air
• Dampak terhadap tanah
• Dampak terhadap udara
• Dampak terhadap kesehatan manusia
Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan
fauna yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.

Metode Penilaian Investasi


• Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep ini penting, karena merupakan dasar untuk:
1. Menghitung harga saham
2. Menghitung harga obligasi
3. Memahami metode Net Present Value
4. Melakukan analisis komparatif antara beberapa alternative
5. Perhitungan bunga dan tingkat keuntungan
6. Perhitungan amortisasi hutang

• Future Value (FV)


Untuk mengetahui nilai uang yang akan diterima di masa yang akan datang
Rumus:
FVn = PV (1+k)n
dimana:
FVn = Future Value pada periode n
PV = Present Value
k = suku bunga
n = periode waktu
Contoh:
Seorang wirausaha menginvestasikan uang Rp. 1.000.000,00 ke dalam usaha jagung
baker yang menghasilkan suatu tingkat keuntungan 20% pertahun. Tingkat keuntungan
ini tetap selama 3 tahun. Berapakah nilai uang tersebut 3 tahun mendatang?

10 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

FV3 = PV (1+k)3
FV3 = 1.000.000,00 * (1 + 20%)3
FV3 = 1.000.000,00 * 1,728
FV3 = 1.728.000,00
• Present Value (PV)
Untuk menentukan nilai sekarang atas uang pada masa yang akan datang
Rumus:
FVn
PV =
(1 + k )n
dimana:
FVn = Future Value pada periode n
PV = Present Value
k = suku bunga
n = periode waktu
Contoh:
Perusahaan harus membayar pokok pinjaman sebesar Rp. 10.000.000,00, pada 5 tahun
mendatang. Berapa nilai uang itu pada saat ini, jika diasumsikan tingkat suku buku
selama 5 tahun mendatang sebesar 10%?
FV5
PV =
(1 + k )5
10.000.000
PV =
(1 + 10%)5
10.000.000
PV =
1,61051
PV = 6.209.213,23

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan
secara ekonomis, maka dapat digunakan 4 kriteria penilaian, yaitu:
1. Payback Period (PP)
Periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada suatu proyek.
Karakteristik:
a. Tidak ada batas waktu yang jelas, semuanya tergantung pada pemilik modal.
Namun pada umumnya, payback period yang pendek lebih disukai.
b. Keuntungan dari metode payback period adalah:
• Mudah dihitung dan dimengerti

11 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

• Dapat memberikan informasi mengenai risiko dan likuiditas proyek. (Proyek


yang payback period-nya pendek mempunyai risiko yang rendah dan likuiditas
yang lebih baik)
c. Kelemahan dari metode payback period adalah mengabaikan arus kas setelah
terjadinya payback period dan nilai waktu uang.
Contoh:
Sebuah perusahaan melakukan sebuah analisis investasi modal untuk sebuah proyek
dengan perkiraan arus kas bersih setelah pajak sebagai berikut:
Tahun Perkiraan arus kas
bersih setelah pajak
0 (1.000.000)
1 500.000
2 400.000
3 300.000
4 100.000
Hitunglah payback period-nya?
Penyelesaian:
Tahun Perkiraan arus kas Arus Kas
bersih setelah pajak Kumulatif
0 (1.000.000) (1.000.000)
1 500.000 (500.000)
2 400.000 (100.000)
3 300.000 200.000
4 100.000 300.000
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa investasi sebesar Rp. 1.000.000 dapat
dikembalikan pada tahun 3, maka payback period-nya adalah:
100.000 1
2 tahun + = 2 tahun atau 2 tahun 4 bulan.
300.000 3
Seperti yang ditulis di atas, bahwa Payback period memiliki kelemahan mengabaikan
nilai waktu uang, maka hal ini dapat diatasi dengan memodifikasinya menjadi
Discounted Payback Period, yaitu arus kas yang ada dicari present value-nya
(didiskonto), kemudian baru dicari payback period-nya.
Contoh:
Sebuah perusahaan melakukan sebuah analisis investasi modal untuk sebuah proyek
dengan perkiraan arus kas bersih setelah pajak sebagai berikut dan dikenai tingkat
diskonto sebesar 10%:

12 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

Tahun Perkiraan arus kas


bersih setelah pajak
0 (1.000.000)
1 500.000
2 400.000
3 300.000
4 100.000
Hitunglah payback period-nya?
Penyelesaian:
Tahun Perkiraan arus kas Present Value
bersih setelah pajak arus kas
0 (1.000.000) (1.000.000)
1 500.000 454.545,45
2 400.000 330.578,51
3 300.000 225.394,44
4 100.000 68.301,35

Tahun Present Value Arus Kas


arus kas Kumulatif
0 (1.000.000) (1.000.000)
1 454.545,45 (545.454,55)
2 330.578,51 (214.876,04)
3 225.394,44 10.518,40
4 68.301,35 78.819,75
Maka payback period-nya adalah:
214.876,04
2 tahun + = 2 tahun + 0,95 tahun = 2,95 tahun
225.394,44

2. Net Present Value (NPV)


Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur
investasi
NPV didefinisikan sebagai:
n
CFt
NPV = ∑ (1 + k )
t =0
t

dimana:
CFt = Cash Flow atau arus kas pada waktu t

13 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

k = Biaya modal proyek (project cost of capital)


t = periode waktu
n = usia proyek

Karakteristik:
a. NPV bernilai nol atau positif, berarti PV dari arus kas masuk sama dengan atau
lebih besar dari PV dari arus kas keluar. Dengan demikian, apabila NPV suatu
proyek bernilai negatif, maka proyek tersebut harus ditolak. Namun bila suatu
proyek bersifat mutually exclusive, maka proyek yang dipilih adalah yang memiliki
NPV yang bernilai positif paling besar
b. NPV sebesar nol menunjukkan bahwa arus kas proyek tepat cukup untuk:
• Membayar kembali modal yang diinvestasikan
• Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal.
c. NPV bernilai positif, maka arus kas proyek akan menghasilkan suatu sisa
keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik usaha.
d. Metode NPV dipandang sebagai pengukur profitabilitas suatu proyek yang terbaik,
karena memfokuskan pada kontribusi pada kemakmuran pemilik usaha.

Contoh:
Suatu proyek yang berbiaya modal proyek sebesar 10%, memiliki perkiraan arus kas
sebagai berikut:
Tahun Perkiraan arus kas
0 (1.000.000)
1 500.000
2 400.000
3 300.000
4 100.000
Berapa nilai NPV-nya?
Penyelesaian:
− 1.000.000 500.000 400.000 300.000 100.000
NPV = + + + +
(1 + 10%) 0
(1 + 10%) 1
(1 + 10% ) 2
(1 + 10% ) 3
(1 + 10% )4
NPV = -1.000.000 + 454.545,45 + 330.578,51 + 225.394,44 + 68.301,35
NPV = 78.819,75

14 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

3. Internal Rate of Return (IRR)


Merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Atau suatu tingkat
diskonto yang menyamakan present value cash inflow dengan present value cash
outflow. Atau suatu tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
Juga dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan oleh
suatu proyek.
IRR dirumuskan sebagai berikut:
NPV =0
n
CFt
∑ (1 + r )
t =0
t
=0

dimana:
r = IRR = (tingkat diskonto yang menyebabkan NPV = 0)
Karakteristik:
a. Jika IRR lebih besar atau sama dengan project cost of capital, maka proyek
sebaiknya diterima. Hal ini disebabkan IRR merupakan suatu tingkat keuntungan
yang diharapkan dari suatu proyek. Sedangkan project cost of capital adalah tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Sehingga, bila IRR lebih besar dari biaya modal
proyek, maka proyek dapat membayar biaya modal proyek dan tetap menghasilkan
suatu surplus keuntungan yang dinikmati oleh pemilik usaha.
b. Jika IRR sama dengan biaya modal proyek, maka proyek diperkirakan akan
menghasilkan keuntungan sebesar yang disyaratkan oleh pemilik usaha.
c. Jika terdapat 2 proyek yang bersifat mutually exclusive, maka proyek yang
memiliki nilai IRR yang lebih tinggi sebaiknya yang dipilih, dengan asumsi IRR
kedua proyek lebih besar atau sama dengan biaya modal proyek.
Contoh:
Sebuah perusahaan melakukan sebuah analisis investasi modal untuk sebuah proyek
dengan perkiraan arus kas sebagai berikut:
Tahun Perkiraan arus kas
0 (1.000.000)
1 500.000
2 400.000
3 300.000
4 100.000
Berapa nilai IRR-nya?
Penyelesaian:
NPV = 0

15 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

− 1.000.000 500.000 400.000 300.000 100.000


+ + + + =0
(1 + r ) 0
(1 + r ) 1
(1 + r ) 2
(1 + r ) 3
(1 + r )4
Untuk mengerjakan IRR maka, perlu menggunakan metode “Trial and Error”
a. Jika r = 10%
Maka NPV adalah
− 1.000.000 500.000 400.000 300.000 100.000
NPV = + + + +
(1 + 10%) 0
(1 + 10%) 1
(1 + 10% ) 2
(1 + 10% ) 3
(1 + 10% )4
NPV = -1.000.000 + 454.545,45 + 330.578,51 + 225.394,44 + 68.301,35
NPV = 78.819,75

b. Jika r = 15%
− 1.000.000 500.000 400.000 300.000 100.000
NPV = + + + +
(1 + 15% ) 0
(1 + 15%) 1
(1 + 15%) 2
(1 + 15%) 3
(1 + 15%)4
NPV = -1.000.000 + 434.782,61 + 302.457,47 + 197.254,87+ 57.175,53
NPV = -8.329,52

Dari dua nilai r tersebut, maka digunakan teknik interpolasi untuk mengetahui nilai r
yang tepat.
78.819,75 − 0 78.819,75 − (−8.329,52)
=
IRR − 10% 15% − 10%
78.819,75 87.149,27
=
IRR − 10% 5%
IRR -10% = 0.0452
IRR = 0,0452 + 0,1
IRR = 0,1452
IRR = 14,52%

4. Profitability Index (PI)


Merupakan rasio yang mngukur dengan membandingkan antara penerimaan bersih
yang akan datang dengan nilai sekarang, dengan pngeluaran investasi selama umur
investasi.
Dirumuskan sebagai berikut:
n
CIFt
PV cash inf lows
∑ (1 + k )
t =0
t
PI = = n
PV cash outflows COFt
∑ (1 + k )
t =0
t

16 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

dimana:
CIFt = Cash Inflows pada periode t
COFt = Cash Outflows pada periode t
k = biaya modal proyek
t = periode waktu
Karakteristik:
Suatu proyek akan diterima, apabila nilai PI adalah sama atau lebih besar dari 1.
Artinya jika PI sama atau lebih besar dari 1, maka PV penerimaan sama atau lebih besar
dari PV pengeluaran.
Contoh:
Suatu proyek yang berbiaya modal proyek sebesar 10%, memiliki perkiraan arus kas
sebagai berikut:
Tahun Perkiraan arus kas
0 (1.000.000)
1 500.000
2 400.000
3 300.000
4 100.000
Berapa PI-nya?
Penyelesaian:
500.000 400.000 300.000 100.000
+ +
PI =
(1 + 10%) 1
(1 + 10%) 2
(1 + 10% ) (1 + 10%)4
3

1.000.000
(1 + 10%)0
1.078.819,75
PI =
1.000.000
PI = 1,079
Perbandingan Antara NPV, IRR dan PI
• Secara matematis, NPV, IRR dan PI selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk
menerima atau manolak proyek-proyek yang independent (bukan mutually exclusive).
Dua proyek disebut independent, jika keputusan terima/tolak proyek yang satu tidak
mempengaruhi keputusan terima/tolak proyek lainnya.
• Untuk 2 proyek yang bersifat mutually exclusive:
a. Jika terjadi konflik antara NPV dan IRR, maka yang dipilih adalah NPV, karena
Opportunity cost (biaya kesempatan) dari arus kas suatu proyek adalah biaya modal
proyek tersebut. Jika menanamkan uang pada suatu proyek, maka akan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari proyek yang lain. Opportunity cost

17 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada proyek (required
rate of return) atau sebesar biaya modal proyek. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa asumsi tentang tingkat penggandaan atau investasi kembali arus
kas proyek yang benar adalah sebesar biaya modal seperti yang digunakan dalam
perhitungan NPV.
b. Jika terjadi konflik antara NPV dan PI, mala yang dipilih adalah NPV, karena
perhitungan PI bersifat proposi, bukan angka absolut.

Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis


Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara ekonomis
dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi kelayakan.
Secara umum laporan studi kelayakan berisikan, sebagai berikut:
Ringkasan Proyek
Bab I Pendahuluan
Bab II Profil Perusahaan Dewasa Ini (Untuk perusahaan yang sudah ada)
Bab III Proyek yang diusulkan (Untuk proyek bisnis baru)
Bab IV Kesimpulan
Lampiran

Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru


Seperti yang telah dikemukakan, bahwa sebelum suatu usaha baru dimulai, maka terlebih
dahulu harus disiapkan suatu rencana usaha yang baik dan diadakan suatu evaluasi. Suatu
rencana usaha yang baik, biasanya berisikan komponen-komponen sebagai berikut:
1. Ringkasan pelaksanaan usaha
• Kegiatan pokok perusahaan dan sistem pengelolaan
• Ciri-ciri dari produk
• Ukuran pasar dan potensi pasar
• Ringkasan proyeksi keuangan
• Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya
2. Deskripsi usaha
• Visi dan misi perusahaan
• Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
• Struktur usaha
• Bentuk perusahaan
3. Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan
• Produk yang akan disajikan

18 Gregorius Sandy Dharma Kuncara


Hand out Kewirausahaan

• Keunggulan produk
• Peluang pengembangan produk
• Keunggulan dalam pengembangan produk
4. Analisis industri
• Kecenderungan industri yang disenangi
• Lingkungan industri yang berpengaruh
• Ijin dan peraturan untuk membangun industri
• Ukuran industri yang akan didirikan
• Keunggulan dan kelemahan industri baru
5. Analisis pasar
• Target pasar
• Kebutuhan pelanggan
• Potensi dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
• Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
6. Strategi pemasaran
• Lokasi pemasaran
• Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
• Personal yang akan melakukan penjualan
• Kebijakan harga yang sesuai
• Tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai tujuan
7. Pengelolaan
• Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
• Keahlian khusus masing-masingn yang diperlukan
• Bentuk struktur organisasi pengelolaan
8. Operasi usaha
• Kebutuhan karyawan
• Sistem dan prosedur operasi
• Tata ruang dan denah rencana
• Keperluan perlatan dan biaya
• Keperluan inventory
• Biaya operasi yang diperlukan
9. Proyeksi keuangan
• Jumlah modal yang dimiliki
• Jumlah dan jenis sumber keuangan
• Rencana penggunaan dana
• Proyeksi aliran kas dan proyeksi pendapatan

19 Gregorius Sandy Dharma Kuncara

You might also like