Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau
(sebagian besar berupa pulau-pulau kecil) sesungguhnya memiliki potensi sumber daya alam
daratan (terestrial) terutama sumber daya hutan yang belum banyak diketahui dan tergali.
Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi perubahan ekosistem akibat pembukaan hutan untuk
jumlah penduduk, perluasan pemukiman serta kegiatan industri, pariwisata dan transportasi
laut, pulau kecil ini menghadapi tekanan berat berupa pembukaan hutan untuk dieksploitasi
sumberdaya alamnya. Pembukaan hutan yang tidak terkendali telah menyebabkan sebagian
areal hutan rusak. Kerusakan ini tampaknya tidak terhindarkan dan semakin lama semakin
luas.
Hubungan antara manusia dan lingkungan alam bagi masyarakat pedesaan sangatlah
erat. Mata pencaharian mereka adalah mengolah alam secara langsung. Sehingga keadaan
alam dan sumber-sumber daya akan sangat menentukan keadaan mereka. Rapatnnya
hubungan timbal balik antara kehidupan masyarakat dan lingkungan alam menyebabkan hal
Sehingga struktur pertanian memerlukan system pola tanam untuk mengetahui segi
ekonomi dan sosial dari suatu tanaman atau beberapa tanaman yang dibudidayakan oleh
petani, sehingga petani dapat mengetahui tanaman apa yang cocok atau disukai oleh
masyarakat dan untuk meminimalkan suatu lahan bagi beberapa tanaman yang berbeda.
I.2 Tujuan Kegiatan
Untuk mengetahui teknik pola tanam dengan cara tumpang sari ditinjau dari segi
1.3. Metodologi
Upaya intensifikasi merupakan pilihan yang perlu terus dikembangkan, yang pelaksanaannya
dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk pola tanam tumpang sari.
Pengaturan penanaman dalam sistem tumpang sari bertujuan untuk memberikan ruang yang
lebih luas bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan produksinya dapat berlangsung baik. Pengaturan
tanaman dalam bentuk barisan yaitu pengaturan tanaman dalam bentuk barisan tunggal dan baris
ganda. Pada sistem tumpang sari apabila tanaman yang lebih tinggi diatur dalam bentuk baris tunggal
akan menyebabkan terjadinya kompetisi antar species tanaman yang berbeda habitusnya. Mengatur
tanaman yang lebih tinggi dalam bentuk baris ganda, kompetisi di antara species tanaman tersebut
akan berkurang yang berarti dapat mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh tanaman yang lebih
tinggi terhadap tanaman yang lebih rendah dalam hal perolehan radiasi surya.
Secara fisik hutan rakyat memiliki pola tanam yang beragam dan berbeda di setiap
daerah, baik cara memilih jenis yang dikembangkan maupun cara penataannya di
lapangan. Pada umumnya pola tanam yang dikembangkan oleh masyarakat petani dapat
Hutan rakyat yang terdiri dari satu jenis tanaman pokok yang ditanam dan
diusahakan secara homogen (monokultur), seperti di Pulau Jawa untuk jenis sengon,
jati dan di Lampung untuk jenis damar mata kucing. Dari jenis silvikultur pola tanam
ini memiliki kelebihan yaitu lebih mudah dalam pembuatan, pengelolaan dan
musiman.
suren, yang kombinasinya berbeda pada setiap daerah. Dari segi silvikultur cara
ini lebih baik dari pada hutan rakyat murni, daya tahan terhadap hama penyakit
dan angin lebih tinggi, perakaran lebih berlapis dan dari segi ekonomi lebih
fleksibel, hasil yang diperoleh berkesinambungan dan tenaga kerja yang terserap
seperti perkebunan, pertanian, peternakan dan lain-lain secara terpadu. Pola ini
dengan cara pemanfaatan suatu ruang tumbuh baik vertikal maupun horizontal
dalam bentuk penanaman campuran lebih dari satu jenis seperti jenis kayu-
Kelebihan pola tanam ini yaitu mempunyai daya tahan yang kuat terhadap
berkelanjutan.
Beberapa contoh hutan rakyat campuran yang telah berhasil di usahakan adalah di
Klaten dan Wonosobo (Awang, dkk. 2001), dimana komposisi tanaman yang diusahakan
adalah :
Tanaman Perkebunana
SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30
derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian
PEMBIBITAN
Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan
bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung
wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang
Tanaman bulat segar dan merah warnanya ini berasal dari negara Peru-Lima dan
Ekuador, kemudian menyebar ke wilayah Amerika. Tanaman ini bisa kabarnya bisa kita
didaerah tropic dan subtropik. Tanaman tomat memiliki banyak kandungan gizi, terutama
vitamin C.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan yaitu kota Madya
Palangkaraya di kecamatan Jekan Raya, kelurahan kereng bangkirai, jalan lingkar luar
tepatnya pada lahan milik bapak Aswat Khamdani. Umumya tanah didaerah lingkar luar
adalah tanah Histosol atau dengan nama lokal disebut tanah gambut, termasuk lahan milik
pak Aswat Khamdani yang pengolahan tanahnya dilakukan pengapuran. Hal ini dilakukan
karena pH tanah pada awal sebelum pengolahan berkisar < 4 sehingga tanah bersifat masam,
maka pengapuran sangat diperlukan agar pH tanah tersebut dapat naik yaitu berkisar > 6
menggunakan sistem tumpang sari. Lahan diolah dengan membuat bedengan selebar 2 m
memanjang dan jarak antar bedengan 1 m. Pembuatan bedengan ini diharapkan dapat
mengatur pemasukan dan pengeluaran air untuk keperluan tanaman. Tanaman utama yang
dipilih yaitu kacang panjang (_Vigna sinensis_) dan tanaman sela berupa tanaman Tomat
(Lycopersicum sp) Penanaman tanaman sela yaitu tomat dilakukan setelah 3 minggu
Tanaman kacang panjang adalah tanaman utama dalam sistem penanaman sela yang
diterapkan oleh bapak Aswat Khamdani. Menurut bapak Aswat penanaman kacang panjang
pada lahan miliknya ditanam dengan jarak tanam 70cm x 40cm. Benih yang digunakan
adalah benih yang disuplay dari agen benih. Untuk pemilihan pupuk digunakan pupuk
Tanaman sela yang dipilih yaitu tanaman tomat, pemilihan tanaman tomat ini
karena tanaman tomat umurnya lebih panjang daripada tanaman kacang panjang sehingga
Usia kacang panjang yang cukup pendek memudahkan petani dalam mengatur pola
panen. Menurut bapak Aswat tanaman kacang panjang sudah 6 kali dipanen selama1 tahun
ini. Pemanenan dilakukan secara langsung dan menyeluruh sebagian hasil panen dijual
langsung ke pasar tradisional dengan harga 4000/kg. sedangkan untuk pemanenan tomat
dilakukan 3-4 bulan sekali dan penjualananya pun langsung ke pasar tradisional dengan harga
6000/kg. namun sebagian tanaman kacang panjang dan tomat juga dikomsumsi sendiri
Menurut pak Aswat penanaman secara tumpang sari ini sangat menguntungkan
dikarenakan pada suatu lahan dapat ditanami lebih dari satu tanaman dan secara tidak
langsung keuntungan yang didapat 2 kali lebih banyak. Selain itu ketika tanaman yang
memiliki umur lebih pendek dipanen hal ini sudah mendapatkan keuntungan pada saat
penjualan namun ketika tanaman sela dapat dipanen kemudian setelah tanaman utama
4.1. Kesimpulan
Lahan milik bapak ponco seluas 40m x 40m tersebut merupakan lahan budidaya
tanaman menggunakan sistem tmpang sari. Tanaman utama yang dipilih yaitu kacang
Dalam sistem tumpang sari bermanfaat untuk menambah keuntungan petani dan dapat
Jumin, H.B. (1988) Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Rajawali Press. Jakarta.
Soemarwotto, O : Ekologi Desa: Lingkungan Hidup dan Kualitas Hidup. Prisma, No. 8,
September 1978.
TUGAS
POLA TANAM
Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Kegiatan ................................................................................. 2
1.3. Metodologi ................................................................................. 2
IV. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA