You are on page 1of 12

PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PADA ANAK MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESONA BILANGAN

DI TKI AL IZHAR PONDOK LABU TINGKAT A JAKARTA SELATAN



Ira Intasari

Guru Berprestasi, TKi Al Izhar Pondok Labu

Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleb perlunya dilakukan peningkatan kreativitas mengajar guru dalam mengelola proses pembelajaran pemahaman bilangan di Taman Kanak-kanak sebagai respon dari kurang antusiasnya anakanak dalam pembelajaran materi bilangan. Sebagian besar sekolah, guru-guru mengajarkan materi bilangan dengan sistem drilling tanpa menggunakan media atau alat peraga yang menarik. Keadaan tersebut potensial menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat anak dalam memahami bilangan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan analisis kajian-kajian reflektifi partisipatiJ dan kolaboratif.

Penelitian ini dilakukan di TKI Al Izhar Pondok Labu kelas A2 Jakarta Selatan dengan 2 siklus. Pada siklus pertama sebagian besar murid belum terbiasa menggunakan alat peraga Pesona Bilangan, sehingga diberikan tindakan pada murid penjelasan cara memainkan alat perada Pesona Bilangan. Dalam siklus kedua murid-murid mulai terbiasa memainkan alat peraga Pesona Bilangan dan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan.

Dari basil pelaksanaan penelitian tindakan kelas, siklus pertama dan kedua dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga Pesona Bilangan dapat meningkatkan kemampuan murid dalam memahami konsep bilangan pad a kelasA2 TKI Al Izhar Pondok Labu.

Kata Kunci : pemabaman bilangan, penggunaan alat peraga

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan

47

Peningkatan pemahaman bilangan pada anak ...

1. Pendahnlnan

Usia prasekolah merupakan usia efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki·· seorang anak. Sebagaimana Bloom berpendapat bahwa 50% otak anak berkembang pesat pada empat tahun pertama di usia mereka. Oleh karena itu diyakini banyak orang, perkembangan intelektual anak usia prasekolah sangat pesat dan merupakan masa yang peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dad lingkungan yang seeing disebut sebagai masa peka anak.

Salah satu upaya merangsang perkembangan intelektual anak adalah melalui permainan matematika, yang diharapkan tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitlf saja, tetapl juga kesiapan mental sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya harus diberikan

;:;

secara terintegrasi pada program pengembangan kemampuan dasar dan dilakukan dengan menarik

serta bervariasi melalui "bermain". Kegiatan pernbelajaran dan kreativitas yang diberikari bersifat konkret, riil dan relevan dengan kehidupan anak.

Pada kenyataannya, implernentasi keterampilan dasar matematika khususnya bilangan di TK seringkali tidak sesuai, baik dari segi psikologis maupun pedagogis sehingga tidak mendapatkan hasil yang optimal. Sebagian besar guru TK masih menggunakan penyampaian secara verbal dan formal dalam menjelaskan ten tang bilangan dengan sistem drilling tanpa memperhatikan unsur bermain bahkan tanpa demonstrasi penggunaan alat peraga.

Berdasarkan latar belakang masalah dl atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Pesona Bilangan agar dapat meningkatkan pemahaman bilangan pada anak TKI Al Izhar Pondok Labu kelas A2?

2. Apakah penggunaan alat peraga Pesona Bilangan dapat meningkatkan pemahaman bilangan anak TKI AI Izhar Pondok Labu kelas A2?

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh paparan yang jelas, rind dan mendalarn mengenai:

1. Meningkatkan kemampuan pada anak TKI Al Izhar Pondok Labu kelas A2 dalam pemahaman bilangan melalui penggunaan alat peraga Pesona Bilangan.

2. Menumbuhkan minat anak TKI Al Izhar Pondok Labu kelas A2 untuk mempelajari matematika.

2. Kajian Pustaka

a. Hakikat Pemahaman Bilangan

Bilangan merupakan interpretasi manusia dalam menyatakanbanyaknya anggota himpunan. Oleh karena itu bilangan dapat dikatakan sebagai suatu ide dan sifatnya abstrak'. Bilangan tidak sama dengan angka. Sedangkan dalam kamus matematika, definisi bilangan adalah suatu ukuran dad besaran yang juga dipakai dalam suatu cara abstrak (tak berwujud) tanpa menghubungkannya dengan "berapa banyak" atau pengukurannya". Dengan dernikian bilangan rnerupakan konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami oleh tahapan usia tertentu. Untuk memudahkan hal rersebut, disusunlah lambang-lambang atau simbol-simbol suatu bilangan yang digunakan untuk rnenyatakan bilangan.

48

Volume I Nomor 3 - Desember 2008

Ira Intasari

b. Hakikat Anak Taman Kanak-kanak Tingkat A

Anak Taman Kanak-kanak (TK) tingkat A adalah kelompok manusia (anak) usia dini yang berada . pada rentangan usia 4-5 tahun. Sarna halnya dengan anak usia dini, kelompok anak TK tingkat A ini berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosi (sikap dan perilaku serta agarna), bahasa dan kornunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

c. Hakikat Alat Peraga dalam Pembelajaran Pemahaman Bilangan

Menurut Djauzak Ahmad, alat peraga adalah salah satu sararia yang sangat diperlukan serta digunakan guru dalam kegiatan belajar dan berrnain yang berperan s-angat penting bagi anak usia prasekolah dalam melatih dan mengembangkan daya fantasi anak'. Di dalam buku Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak disebutkan pula bahwa alat peraga/alat pelajaran adalah sarana yang dipergunakan secara langsung oleh murid dalam proses belajar mengajar untuk rnencapai tujuan khusus pendidikan''.

d. Fungsi Alat Peraga dalam Pembelajaran Pemahaman Bilangan

Ruseffendi menyebutkan fungsi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika diantaranya:

(1) proses belajar mengajar termotivasi; minat anak akan tirnbul untuk mengikuti pelajaran matematika;

(2) konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret, anak pada tingkat-tingkat lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.

3.· Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2006/2007 pada bulan Mei s.d. juni Tahun 2007 di TKI Al Izhar Pondok Labu Jakarta Selatan. Subyek penelitian murid kelas A2 yang berjumlah 19 orang, terdiri dati 9 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan.

Penelirian dilaksanakan melalui dua siklus un tuk melihat peningkatan pemahaman bilangan pada anak dengan menggunakan alat peraga Pesona Bilangan. Desain penelltian ini menggunakan rancangan "penelitian tindakan" yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap putarannya sebagai berikut: (1) Perencanaan (Planning), (2) Tindakan (Acting), (3) Observasi (Observation) dan (4) Refleksi (Reflection), serta (5) Revisi perencanaan tindakan pada siklus ulang jika masih diperlukan untuk perbaikan."

Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan observasi, wawancara, penilaian serta analisis dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengklasifikasikan riga unsur yang meliputi: (a) reduksi data, (b) penyajian data, dan (c) penarikan kesim pulan/verifikasi. Analisis data ini dilakukan sebelum, selama dan setelah pengumpulan data atau dapat dikatakan dalam satuansatuan putaran yang dimulai dati perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari tindakan-tindakan dalam setiap tahap penelitian.

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan

49

Peningkatan pemahaman bilangan pada anak ...

4. Analisis dan Pembahasan

a. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pre tes yang telah dilakukan, pemahaman bHangan 0-5 pada anak kelas A2 TKI Al Izhar Pondok Labu masih rendah. Hal ini terbukti sebagian besar mudd di kelas mengalami kesulitan ketika mernbilang, menghitung, mengurutkan dan mernasangkanbendabenda, kemampuan berpikir analisis dan logis serta kemampuan mengingat dan menghafal, Penjelasan lebih rind tertuang dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel4.1

Kemampuan Murid dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilanga'n

Pada Kondisi Awal (sebelum tindakan)

Ii
Nilai
"
Aspek Mampu Berkembang Perlu Bimbingan <
No ;'
Jml Murid 0/0 Jml Murid % Jml Murid % \
1 Membilang dengan benda 9 47,36 6 31,57 4 21,05
2 Menghitung dengan benda 7 36,84 7 36,84 5 26,32
3 Mengurutkan benda 4 21,05 5 26,32 10 52,63
4 Memasangkan benda 8 42,11 6 31,57 5 26,32'
5 Kemampuan mengingat 4 21,05 10 52,63 5 26,32
dan menghafal
6 Kemampuan berfikir 4 21,05 4 21,05 11 57,89
analisis dan logis
Nilai rata-rata 6 31,57 6,3 33,33 6,7 35,09 Minat mudd ketika melakukan kegiatan pemahaman bilangan masih rendah, terlihat dad sikap murid yang kurang antusi as, tidak percaya did serta membutuhkan waktu yang agak lama untuk menuntaskan kegiatan yang berkaitan dengan pemahaman bilangan. "Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabef 4.2

Sikap Murid dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilangan Pada Kondisi Awaf (sebelum tindakan)

Tinggi Sedang Kurang ,
No Aspek Jml Jml Jml %
Murid a/a Murid 0/0 Murid
1 Antusias mengikuti kegiatan 7 36,84 8 42,11 4 21,05
2 Percaya diri 5 26,32 7 36,84 7 36,84
menuntaskan kegiatan
3 Penyelesaian tugas tepat waktu 3 15,79 8 42,11 8 42,11
Rata-rata 5 26,32 7,7 40,35 6,3 33,33 Deskripsi hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus yang dilakukan. Pad a penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagaimana berikut:

50

Volume I Nomor 3 - Desember 2008

Ira Intasari

A. Siklus Pertama (tiga kali pertemuan)

1. Perencanaan

a. Guru melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan disampaikan kepada murid dalam pemahaman bilangan 0-5 dengan menggunakan alat peraga Pesona Bilangan

b. Menyusun satuan kegiatan harian

c. Menyiapkan alat peraga Pesona Bilangan yang terdiri dari: roncean, dadu, lego , pemandng ikan, plastisin, kerang, tutup botol, dan kartu-kartu angka

d. Menyusun instrumen penilaian

e. Menyusun lembar observasi

f. Menyusun lem bar wawancara.

2. Tindakan

Guru melaksanakan proses pembelajaran pemahaman bilangan 0-5 dengan menggunakan alat peraga Pesona Bilangan sesuai Satuan Kegiatan Harian yang telah disusun. Pada pertemuan pertama guru mendemonstrasikan eara mernainkan alat peraga Pesona Bilangan.

Hal diatas dilakukan agar mudd memiliki gambaran yang jelas tentang cara memainkan alat peraga. Guru membagi anak ke dalam lima kelompok kecil agar memudahkan pengamatan dan membimbing anak memainkan alat peraga tersebut, serta memberi bantuan secara individu kepada anak yang mengalami kesulitan memainkan alat peraga yang telah disiapkan.

Setiap anak harus memainkan semua alat peraga yang disediakan seeara bergiliran. Selama kegiatan berlangsung guru mengobservasi murid untuk mendapatkan penilaian pemahaman bilangan dan sikap mudd, kemudian guru membuat rata-rata pemahaman bilangan dan sikap setiap murid dari hasil observasi tersebut.

Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan ternan sejawat dapat disim pulkan:

a. Proses belajar berlangsung sesuai rencana

b. Anak mulai terbiasa menggunakan alat peraga Pesona Bilangan meskipun be1um sernua

anak dapat menggunakan alat peraga dengan baik.

3. Pengamatan

a. Pada tahap in i pengamatan dilakukan melalui proses penglslan lembar observasi dan wawaneara untuk mengetahui sikap siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan dibantu oleh kolaborator.

b. Penilaian berupa tes unjuk kerja pemahaman bilangan 0-5.

e. Hasil pengamatan diperoleh berupa daftar pemahaman bilangan anak serta sikap murid.

Hasil observasi pemahaman bilangan dalam proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

selama siklus pertama

,

l

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan

51

Peningkatan pemahaman bilangan pada anak ...

Tabel4.3

Kemampuan Murid dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilangan Pada Siklus 1 (setelah tindakan)

Nilai
Aspek Mampu Berkembang Perlu Bimbingan
No Jml Jml Jml
Murid % Murid % Murid %
1 Membilang dg benda 15 78,95 4 21,05 -
2 Menghitung dg benda 13 68,42 5 26,32 1 5,26
3 Mengurutkan benda 10 52,63 7 36,84 42 10,53
-
4 Memasangkan benda 10 52,63 7 36,84 2 10,53
5 Kemampuan mengingat 7 36,84 7 36,84 5 26,32
menghafal
6 Kemampuan berfikir 5 26,32 8 1 42,11 6 31,58
analisis dan logis
Nilai rata-rata 10 52,63 6,33 33,33 2,67 14,04 Hasil observasi sikap murid dalam proses belajar merigajar pemahaman bilangan selama siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini:'

Tabel4.4

Sikap Murid dalam Proses Pembelajaran PemahamanBilangan Pada Siklus 1 (setelah tindakan)

Tinggi Sedang Kurang
No Aspek Jml Jm] Jml
Murid % Murid % Murid %
1 Antusias mengikuti 15 78,95 4 21,05
kegiatan -
2 Percaya diri 10 52,63 6 31,58 3 15,79
menuntaskan kegiatan
3 Penyelesaian tugas 9 47,37 6 31,58 4 21,05
tepat waktu
Rata-rata 11,33 59,65 5,33 28,07 2.33 12,28 4. Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 sudah sesuai dengan rencana, berdasarkan hasil pengamatan dampak pembelajaran sudah cukup berhasil, hal ini terlihat dad:

a. Sikap positif anak mengikuti pembelajaran sudah ada peningkatan, yaitu dari 26,32% anak pada kondisi awal, naik menjadi 59,65%. Sedangkan anak yang sikap positifnya rendah

berkurang dari 33,33% rnenjadi 12,28%. .

52

Volume I Nomor 3 - Desember 2008

Ira Intasari

b. Kemampuan anak dalam pemahaman bilangan meningkat:

Membilang dengan benda anak yang mampu dari 47,36% menjadi 78,95%. Menghitung dengan benda anak yang mampu dari 36,84% menjadi 68,42%. Mengurutkan benda berdasarkan jumlahnya anak yang mampu dari 21,05% menjadi 52,63%.

Memasangkan benda berdasarkan jumlahnya anak yang mampu dari 42,11 % menjadi 52,63%.

Kemampuan mengingat dan menghafal anak yang mampu dari 21,05% menjadi 36,84%.

Kernampuan berflkir kritis anak yang mampu dari 21,05% menjadi 26,32%. ~

c. Ditinjau dari aktivitas guru, pernbelajaran pada siklus 1 sudah .berjalan dengan balk dan

berhasil.

Selain hal posltif yang telah dicapai, ada pula hal yang harus menjadi perhatian guru yaitu:

1. Masih ada 12,28% anak yang sikap positifnya masih rendah dalam proses pernbelajaran. Anak yang sikap positifnya rendah cenderung kemampuan pemahaman bilangannya juga rendah.

2. Anak yang sikap positifnya tinggi dalam pembelajaran baru mencapai 59,65%, berarti belum mencapai target yang diharapkan sebesar 75%.

2. Masih ada anak yang belum mengerti cara memainkan alat peraga.

3. Dati hasil wawancara masih di temui anak yang kurang menyukai permainan pemahaman bilangan dengan alat peraga karena kondisi fisik anak sudah le1ah setelah mengikuti olah raga sebelum permainan pemahaman bilangan,

Untuk mengatasi hal di atas dilakukan hal sebagai berikut:

a. Memotivasi dan membimbing anak yang sikap positifnya masih rendah agar di siklus kedua sikap positifnya lebih meningkat.

b. Mendampingi anak-anak secara individual terutama bagi anak-anak yang masih mengalami kesulitan memainkan alat peraga.

c. Merancang pembelajaran dengan memperhatikan kondisi anak, dengan caramemindahkan kegiatan olah raga setelah anak melakukan permainan pemahaman bilangan.

B. Siklus Kedua (dua kali pertemuan)

1. Perencanaan

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dibuat rencana sebagai berikut:

a. Membuat rencana pembelajaran yang leb ih menarik lagi, dengan melakukan kegiatan pembukaan yang dapat membangun motivasi anak memahami bilangan 0-5 dengan melakukan

berbagai macam permainan. . .

b. Lebih intensif membimbing anak yang masih mengalami kesulitan.

L

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan

53

Peningkatan pemahaman bilangan pada anak ...

2. Tindakan

Pembelajaran pada siklus kedua sudah lebih lancar dibandingkan dengan siklus pertama. Hampir seluruh anak sudah dapat memainkan alat peraga pemahaman bilangan 0-5 tanpa dibantu guru. Beberapa anak yang masih mengalami kesulitandijadikan satu kelompok dan bermain didampingi guru, setelah 2 kali putaran anak-anak tersebut sudah dapat memainkan alat peraga secara mandiri. Anak-anak juga terlihat lebih percaya diri dalam menuntaskan kegiatan yang berkaitan dengan pemahaman bilangan.

3. Pengamatan

, Pad a akhir siklus kedua pembelajaran pemahaman bilangan 0-5 dengan menggunakan alat peraga Pesona Bilangan menunjukkan kemajuan yang berarti. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan pemahaman bilangan anak dalam hal membilang, menghitung, mengurutkan, memasangkan, kemampuan berfikir logis dan kemampuan mengingat dan menghafal. Anakanak juga terlihat lebih antusias, percaya diri dan tepat waktu menuntaskan kegiatan yang berkaitan dengan pemahaman bilangan. Hasil siklus kedua dapat dilihat pada lampiran tabel berikut ini:

Tabel4.5

Kemampuan Murid dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilangan Pada Siklus 2 (setelah tindakan)

Nilai
Aspek Mampu Berkembang Perlu Bimbingan
No
.lrol 0/0 .lml 0/" .lml %
Murid Murid Murid
1 Membilang dengan benda 18 94,74 1 5,26 - -
2 Menghitung dengan benda 17 89,47 2 10,53 - -
3 Mengurutkan benda 16 84,21 2 10,53 1 5,26
4 Memasangkan benda 13 68,42 5 26,32 1 5,26
5 Kemampuan mengingat 12 63,15 5 26,32 2 10,5
dan menghafal 3
6 Kemampuan berfikir 10 52,63 7 36,84 2 10,5
analisis dan logis 3
Nilai rata-rata 14,33 75,44 3,67 19,3 1 5,26 Tabel4.6

Sikap Murid dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilangan Pad a Siklus 2 (setelah tindakan)

Tinggi Sedang Kurang
No Aspek Jml Jml
.lrnlMurid % Murid 0/0 Murid %
1 Antusias mengikuti 17 89,47 2 10,53 - -
kegiatan
2 Percaya diri 17 89,47 2 10,53 - -
menuntaskan kegiatan
3 Penyelesaian tugas 13 68,42 4 21,05 2 10,53
tepat waktu
Rata-rata 15,67 82.45 2,67· 14,04 0,67 3,51 \54

I

Volume I Nomor 3 - Desember 2008

Ira Intasari

4. Refleksi

Keberhasilan yang telah diperoleh selama siklus kedua adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan pemahaman bilangan 0-5 pada mudd meningkat dibandingkan dengan sikius pertama.

b. Sikap positif mudd dalam pemahaman 0-5 bilangan menggunakan alat peraga Pesona Bilangan juga meningkat.

c. Kemampuan pemaharnan konsep bilangan 0-5 dalam kate&ori baik (mampu),

Dengan melihat pencapaian hasil akhir siklus pertama dan kedua, penults berkeyakinan bahwa penggunaan alat peraga Pesona Bilangan clapat meningkatkan pemahaman bilangan pada anak TKI Al Izhar Pcindok Labu kelas A2.

b. Pembahasan Antar Siklus

Berdasarkan penelitian di atas, dapat dijabarkan keberhasilan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran pemahaman bilangan pada anak Taman Kanak-Kanak sebagai berikut:

a. Sikap positif anak mengikuti pembelajaran sudah ada peningkatan, yaitu dad 26,32% anak pada kondisi awal naik menjadi 82,45%. Sedangkan anak yang sikap posirifnya rendah berkurang dad 33,33% menjadi 0,67%.

b. Ditinjau dad aktivitas guru, pernbelajaran pada siklus 2 sudah berjalan dengan baik dan berhasil hal ini terlihat dad peningkatan kinerja guru dad 85,33% pada sikius pertama menjadi 96%.

c. Kernampuan anak dalam pemahaman bilangan meningkat:

1) Mernbilang dengan benda pada siklus pertama anak yang mampu sebanyak 78,95%, pada siklus kedua naik menjadi 94,74%.

2) Menghitung dengan benda pada sikius pertama anak yang mampu sebanyak 68,42%, pada siklus kedua naik menjadi 89,47%.

3) Mengurutkan benda berdasarkan jum lahnya pada siklus pertama anak yang mampu sebanyak 52,63%, pada sikius kedua naik rnenjadi 84,21 %.

4) Memasangkan benda berdasarkan jumlahnya pada siklus pertama anak yang mampu sebanyak 52,63%, pada siklus kedua naik menjadi 68,42%.

5) Kernampuan mengingat clan menghafal pada siklus pertama anak yang mampu sebanyak 36,84%, pada siklus kcdua naik menjadi 63,15%.

6) Kemampuan berfikir kritis pada siklus pertama anak yang mampu sebanyak 26,32%, pada siklus kedua naik menjadi 52,63%.

Untuk lebih jelasnya pembahasan antar siklus dapat dilihat pada tabel 4.7 sarnpai dengan 4.9 berikut ini:

I

L .... « .

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan

55

Penlngkatan pemahaman bilangan pada anak ...

Tabel4.7

Perkembangan Kemampuan Murld dalam Proses PembelaJaran Pemahaman Bllangan (anak kategorl mampu)

Aspek Sebelum tindakan SlkIusI Siklus 2 Keterangan
No
1 Membilang dengan benda 47,36 % 78,95 % 94,74 % Naik
2 Menghitung dengan benda 36,84% 68,42 % 89,47 % Naik
3 Mengurutkan benda 21,05 % 52,63 % 84,21 % Naik
4 Memasangkan benda 42,11 % 52,63 % 68,42 % Naik
5 Kemampuan mengingat dan menghafal 21,05 % 36,84 % 63,15 % Naik
6 Kemampuan berfikir analisis dan logis 21,05 % 26,32 % 52,63 % Naik
-
Rata-rata 31,57 % 52,63 % 75,44% Naik Tabel4.8

Perkembangan Kemampuan Murld dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilangan (anak kategori berkembang)

No Aspek Sebelum tindakan Siklus I Siklus 2 Keterangan
I Membilang dengan benda 31,57 % 21,05% 5,26% Menurun
2 Menghitung dengan benda 36,84 % 26,32 % 10,53 % Menurun
3 Mengurutkan benda 26,32 % 36,84 % 10,53 % Menurun
4 Memasangkan benda 31,57 % 36,84 % 26,32 % Menurun
5 Kemampuan mengingat dan menghafal 52,63 % 36,84% 26,32 % Menurun
6 Kemampuan berfikir analisis dan logis 21,05 % 42,11 % 36,84 % Naik
Rata-rata 33,33 % 33,33% 19,3 % Menurun Tabel4.9

Perkembangan Kemampuan Murid dalam Proses Pembelajaran Pemahaman Bilangan (anak kategori perlu bimbingan)

No Aspek Sebelum tindakan Siklus I Siklus 2 Keterangan
1 Membilang dengan benda 21,05 % - - Menurun
2 Menghitung dengan benda 26,32 % 5,26% - Menurun
3 Mengurutkan benda 52,63 % 10,53 % 5,26% Menurun
4 Memasangkan benda 26,32 % 10,53 % 5,26% Menurun
5 Kemampuan mengingat dan menghafal 26,32 % 26,32 % 10,53 % Menurun
6 Kemampuan berfikir analisis dan logis 57,89 % 31,58 % 10,53 % Menurun
Rata-rata 35,09 % 14,04 % 5,26% Menurun 56

Volume I Nomor 3 - Desember 2008

Ira Intasari

!:

5. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari uraian yang disampaikan pada bab I sampai dengan bab IV dapat cliambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran pemahaman bilangan dengan menggunakan alat peraga dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bilangan pada anak kelas A2 TKI Al Izhar Ponclok Labu.

2. Sikap positif anak kelas A2 TKI Al Izhar Pondok Labu dalam pembelajaran pernahaman bilangan dapat ditingkatkan melalui penggunaan alat peraga.

h. Saran

1. Guru sebaiknya lebih kreatif merancang permainan-permainan yang clap at mengembangkan kemampuan berfikir matematis anak. Alat main/peraga tidak harus mahal tetapi bisa dibuat sendlri dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.

2. Guru hendaknya menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga merangsang keingintahuan anak misalnya dengan meriata kelas yang dapat menggugah minat anak mernpelajari konsep bilangan dan matematika sederhana.

3. Disarankanpada pihak tarkait seperti IGTKI, PKG dan lain-lain mengadakan forum untuk berbagi pengalaman sebagai media untuk saling berbagi ilmu, termasuk pembuatan berbagai alat peraga yang clap at menunjang pembelajaran

4. Disarankan kepala-kepala TK, clap at memotivasi guru untuk lebih aktif membuat alat peraga clengan memasukkan pembuatan alat peraga sebagai salah item pada penilaian kinerja guru.

6. Pustaka Acuan

Adi, Suhaemi, dkk. 1992. Pedoman Penggunan Alat Peraga TK. Jakarta: Depdikbud .

. 1993. Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana TK. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekaran Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

____ . 2000. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, Robert M and Laslie J. Briggs. 1974. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart an Winston, Inc, him. 83.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Psikologi UGM

Hopkins, David. 1993. A Teacher's Guide to Classroom Research. Buchingham: Open University Press

___ . 2002. Kurikulum & Hasil Bela,jar Pendidikan Anak Usia Dini Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Pus at Kurikulum Balitbang Depdiknas

Nazir, Moh.1987. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan

57

Peningkatan pemahaman bilangan pada anak ...

Negoro. St. dan B. Harahap. 1998, Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Putrawan, I Made., dan Maruf Akbar. 2000. Penelitian Tindakan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Ruseffendi. 1980. Pengajaran Matematika Modern uotuk Orang Iua Mudd dan Guru. Bandung: Tarsito,

Sumarno. 1996. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Iindakan Kelas (PIK) Pemantauan dan Evaluasi. Jogyakarta:

IKIP Jogyakarta.

Sukino dkk. 1992. Matematika SO jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

S8

Volume I Nomor 3 - Desember 2008

You might also like