Professional Documents
Culture Documents
A. Pembabagan Zaman
Pembabagan zaman dalam pembahasan kali ini dibedakan menjadi 2 yaitu
pembabagan secara geologi dan arkeologis. Pembabagan berdasarkan geologinya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Zaman Arkaekum
Zaman tertua ini diperkirakan berusia sekitar 2500 juta tahun. Pada zaman ini
keadaan
bumi belum stabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan.Pada
zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Zaman Palezoikum
Zaman ini berusia sekitar 340 juta tahun. Keadaan bumi masih belum stabil dan
masih
berubah-ubah. Pada zaman ini sudah ada tanda-tanda kehidupan, seperti makhluk
bersel satu atau mikroorganisme, binatang yang tidak bertulang punggung, beberapa
jenis ikan, amfibi, dan reptile. Zaman ini disebut juga zaman primer atau zaman
pertama
3. Zaman Mesozoikum
Zaman ini diperkirakan berusia 140 juta tahun. Pada zaman ini, kehidupan
mengalami
perkembangan yang pesat. Muncul binatang-binatang besar, seperti jenis-jenis
binatang dinosaurus, atlantosaurus, serta jenis-jenis burung dalam bentuk yang sangat
besar. Pada zaman ini berkembang berbagai jenis reptile. Zaman Mesozoikum ini
disebut juga zaman sekunder atau zaman kedua.
4. Zaman Neozoikum
Zaman ini diperkirakan berusia sekitar 60 juta tahun. Keadaan bumi semakin
membaik, perubahan cuaca tidak begitu besar dan kehidupan berkembang dengan
pesat. Zaman ini dibedakan atas dua zaman yaitu:
a. Zaman Tertier.
Zaman ini ditandai berkurangnya jenis-jenis binatang besar dan telah hidup
jenis-jenis binatang menyusui, yaitu kera dan monyet.
b. Zaman Quarter.
Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman ini ditandai
adanya tanda-tanda kehidupan manusia purba dan zaman ini terdiri atas dua
bagian, yaitu kala pleistosen dan kala holosen.
Biasanya mereka memilih tempat tinggal di tepi sungai, tepi pantai, atau gua-
gua. Para ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung
kurang lebih 20.000 tahun silam. Manusia purba pendukung peradaban ini
merupakan campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia. Dengan demikan,
alat-alat yang mereka gunakan juga mendapat pengaruh dari daratan Asia.
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Ciri utama zaman ini adalah manusia telah menghasilkan makanan atau
menjadi pendukung peradaban food producing. Manusia pendukung peradaban
ini sudah bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, dan berternak.
Dengan demikian, mereka sudah dapat disebut sebagai masyarakat agraris.
Mereka telah mampu membuat tempat tinggal tetap, membuat aturan hidup
bersama dalam satu kelompok masyarakat, dan melakukan pembagian
kerja.Alat-
alat kebudayaan yang dihasilkannya sudah diasah dan diupam sehingga halus dan
indah. Selain tembikar sudah pula dikenal tenunan.
Mereka juga telah mengembangkan kepercayaan terhadap terhadap orang
yang pertama kali mengembangkan kampung tempat tinggal mereka yang telah
meninggal. Kepercayaan tersebut disebut kepercayaan terhadap arwah nenek
moyang.
Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Zaman Megalithikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada
zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang
terbuat dari batu-batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolithikum
sampai zaman perunggu.
Pada zaman ini, manusia sudah mengenal kepercayaan. Kepercayaan mereka
masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang.
Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.
Manusia mulai percaya bahwa orang yang meninggal, rohnya akan pergi ke suatu
tempat dan sewaktu-waktu roh itu dapat dipanggil untuk memberikan pertolongan.
Benda-benda peninggalan zaman Megalithikum hampir dapat ditemukan di
seluruh wilayah Indonesia.
2. Zaman Logam
Masyarakat prasejarah mulai menggunakan logam setelah selama ribuan tahun
menggunakan batu. Zaman digunakannya alat-alat tersebut disebut Zaman Logam.
Manusia zaman ini menyadari bahwa untuk menghasilkan alat baru diperlukan
teknologi baru, sedangkan teknologi baru memerlukan kemampuan baru.
Kemampuan mereka membuat kapak, anak panah, alat pertanian, seperti bajak,
alat rumah tangga, dan sebagainya yang terbuat dari logam tidak timbul begitu saja.
Alat-alat tersebut tercipta sebagai hasil dari proses belajar beribu-ribu tahun. Mungkin
bijih logam sudah ditemukan pada Zaman Paleolithikum.
a) Zaman Paleolthikum
1. Kapak Genggam
Pada 1935, Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah alat di
Punung, Kabupaten Pacitan. Alat-alat tersebut berupa kapak genggam yang terbuat
dari batu dan lempung.
Bentuk fisiknya masih kasar. Alat-alat yang ditemukan di Pacitan tersebut
disebut chopper atau alat penetak. Karena alat-alat ini ditemukan di Pacitan maka
disebut Kebudayaan Pacitan.
Dari hasil penelitian, Kebudayaan Pacitan ini dibuat dan digunakan oleh
jenis manusia Pithecanthropus. Selain di Pacitan, chopper juga ditemukan di
Parigi dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan di Sumatra
Selatan. Alat ini juga ditemukan diluar wilayah Indonesia, yaitu di goa
Choukoutien, Peking.
3. Alat Serpih(flakes)
Alat serpih atau Flakes terbuat dari batu yang bentuknya kecil. Alat ini di
gunakan untuk mengulit hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-
umbian.
Flakes banyak di temukan di daerah Sangiran, Sragen (Jawa Tengah). Alat-
alat ini, termasuk Kebudayaan Ngandong. Dari hasil penelitian, flakes di buat
dan di gunakan oleh jenis manusia Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
1) Berdasarkan geologi waktu sejak terjadinya bumi hingga sekarang dapat menjadi empat
zaman. Sebutkan pembabagan zaman tersebut !
Jawab : .................................................................................................................................
.
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2) Zaman kuarter dibagi menjadi 2 kala. Sebutkan 2 zaman tersebut !
Jawab : .................................................................................................................................
.
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3) Kapak lonjong yang besar disebut walzenweil, kemudian yang kecil disebut….
Jawab : .................................................................................................................................
.
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4) Waruga adalah peti jenasah yang berbentuk kubus dan dan ditutup dengan batu lain.
Waruga banyak ditemukan didaerah….
Jawab : .................................................................................................................................
.
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
5) Arca, arca Meghalitik banyak ditemukan di Sumatra selatan dan ditemukan oleh orang
asing. Siapa penemu Arca….
Jawab : .................................................................................................................................
.
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Modul Sejarah Kelas 1 (X b) SMA / MA ‘06 5
Kehidupan Awal
Masyarakat Indonesia
b) Zaman Mezolithikum
1. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmodinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken artinya dapur dan
moding artinya sampah. Jadi, Kjokkemodinger adalah sampah dapur berupa kulit-
kulit siput dan kerang yang telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga
membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya.
Peninggalan budaya ini banyak di temukan sepanjang pantai Sumatera Timur
laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara). Kulit-kulit siput dan
kerang tersebut sebagian di antaranya telah menjadi fosil dan merekat bersatu
menjadi suatu kelompok yang padat.
Seorang ahli yang pertama kali meneliti Kjokkenmoddinger adalah
Dr.PV.Van Stein Callenfels pada 1925. Adapun jenis manusia yang menjadi
pendukung kebudayaan Kjokkenmoddinger adalah bangsa Papua Melanesoide.
4. Pipisan
Pipisan adalah batu-batu penggiling beserta landasannya. Pipisan ini
digunakan tidak hanya untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk
menghaluskan cat merah seperti yang terlihat dari bekas-bekasnya.
Aktifitas ini diperkirakan berkaitan dengan upacara ritual dan kepercayaan.
Alat-alat ini juga ditemukan di Kjokkenmoddinger di sepanjang pantai Sumatra
Timur Laut, diantara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatra Utara).
6. Kebudayaan Bascon-Hoabinh.
Penelitian tentang persebaran Kapak Sumatra dan kapak pendek telah
membawa para ahli ke daerah Tonkin, Yunan Selatan. Di daerah ini, yaitu
pegunungan Basconn dan daerah Hoabinh yang letaknya berdekatan, ditemukan
berbagai alat kebudayaan yang sama dengan alat-alat yang ditemukan di
wilayah
Indonesia.
Penyelidikan menunjukan bahwa di Tonkin inilah terdapat pusat kebudayaan
prasejarah Asia Tenggara. Oleh ahli prasejarah Perancis, Mme Madeleine Colani,
kebudayaan ini dinamakan Kebudayaan Bacson-Hoabinh sesuai dengan nama
tempat penemuannya.
7. Flakes Obisidian
Penelitian tentang daerah lain tempat penemuannya flakes selain di
Sangiran juga di daerah Bandung (Jawa Barat) dan daerah Danau Kerinci
(Sumatera).
Daerah Bandung dan sekitarnya (Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka,
Banjaran, Soreang hingga Cicilin).
Menurut penelitian Von Koenigswald, dahulunya merupakan sebuah danau
purba. Flakes yang ditemukan di daerah sekitar tepi danau Bandung tersebut
semuanya terbuat dari batu indah yang warnanya hitam (obisidian). Flakes
obisidian ini dinamakan Microlith (batu kecil).
Obisidian sebagai bahan untuk flakes di daerah Bandung ini berasal dari
daerah Nagrek di sebelah utara Garut. Hal ini terbukti dari ditemukannya
pecahan-
pecahan obisidian yang tidak atau belum terpakai untuk pembuatan alat-alat di
daerah tersebut.
Adapun flakes obisidian yang ditemukan di daerah danau Kerinci di teliti
pertama kali oleh Dr.A.N.J.Th. Thussink van der Hoop pada tahun 1937. Di
daerah bahan obisidian untuk flakes diambil di daerah Merangin (Jambi
Hulu)
c) Zaman Neolithikum
1. Kapak Persegi
Nama kapak persegi berasal dari von Heine Geldern berdasarkan penampang
dari alat-alatnya yang berupa persegi panjang atau berbentuk trapesium. Alat ini
bentuknya memanjang dengan penampang / alat berbentuk persegi dan bagian
pangkalnya tidak diasah sebagai tempat ikatan tangkai. Bahan pembuatan kapak
persegi adalah batu api dan batu chalcedom. Menurut penelitian, kapak-kapak
persegi tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui
jalan barat.
2. Kapak Bahu
Kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi
“leher” sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Di wilayah Indonesia
kapak bahu pada umumnya tidak dikenal, hanya di Minahasa, Sulawesi Utara
kapak ini ditemukan.
3. Kapak Lonjong
Nama kapak lonjong didasarkan penampang-alangnya yang berbentuk
lonjong, dengan ujung pangkal runcing dan melebar. Bahan yang digunakan
untuk
membuat kapak lonjong adalah batu kali yang berwarna
kehitaman.
Kapak-kapak lonjong memiliki berbagai ukuran, yaitu yang besar disebut
walzenbeil, sedangkan yang kecil disebut kleinbeil. Daerah pusat kapak lonjong
adalah Papua, tetapi di Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak
ditemukan juga. Menurut penelitian, kapak-kapak lonjong tersebut berasal dari
Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalur timur.
4. Perhiasan
Masyarakat prasejarah telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang,
kalung, dan anting-anting. Perhiasan ini pada umunya ditemukan di Jawa Barat
dan Jawa Tengah. Bahan yang digunakan untuk pembuatan perhiasan ini adalah
batu-batu indah, seperti agat, chalcedon, dan jaspis.
5. Tembikar
Penemuan pertama tentang tembikar (periuk belangga) terdapat di lapisan
teratas Kjokkenmoddinger di Sumatra. Namun, bentuknya sudah berupa pecahan-
pecahan yang sangat kecil sehingga sukar ditentukan bentuk asalnya.
Di bukit-bukit pasir di Pantai Selatan Jawa antara Yogyakarta dan Pacitan
ditemukan pecahan-pecahan periuk belangga yang mempunyai hiasan tenunan.
Selain itu, di Melolo, Sumbawa banyak ditemukan periuk belangga yang berisi
tulang belulang manusia.
6. Pakaian
Masyarakat prasejarah telah mengenal pula pakaian. Hal ini berdasarkan
penemuan alat pemukul kayu yang biasanya digunakan untuk membuat pakaian
dari kulit kayu, mereka juga sudah pandai menenun tekstil yang agak
halus.
d) Zaman Megalithikum
1. Sarkophagus
Sarkophagus atau keranda adalah peti bangunan megalith berupa peti mati
tempat penyimpanan mayat. Bentuknya seperti palung atau lesung yang terbuat
dari batu utuh dan diberi penutup. Salah satu tempat penemuan sarkhopagus
adalah di Bali. Isinya tulang belulang manusia, barang-barang perunggu dan
besi,
serta manik-manik. Sarkhopagus juga ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur.
10 Modul Sejarah Kelas 1 (Xb) SMA / MA ‘06
Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
2. Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu terbuat dari batu yang didirikan sebagai tanda
peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda
pujaan. Menhir banyak ditemukan di dataran tinggi Pasemah (pegunungan antara
wilayah Palembang dan Bengkulu), Ngada (Flores), Gunung Kidul Rembang
(Jawa Tengah), Sungai Talang Koto (Sumatra Barat), Lahat (Sumatra Selatan), dan
Sulawesi Tengah. Penyelidikan di Pasemah dilakukan oleh Dr.van der Hoop dan
von Heine Geldern.
3. Dolmen
Dolmen adalah meja batu berkakian menhir tempat sesajen dan pemujaan
kepada nenek moyang yang berfungsi sebagai penutup sarkhopagus atau keranda.
Dolmen banyak ditemukan di daerah Besuki, Jawa Timur. Dolmen di daerah ini
biasa disebut pandhusa.
4. Kubur Batu
Kubur batu adalah peti mati yang terbuat dari batu. Keempat sisinya
berdindingkan papan-papan batu. Begitu pula alas dan bidang atasnya dari papan
batu. Peninggalan megalith ini banyak ditemukan di daerah Pasemah (Sumatra
Selatan), Wonosari(Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah), dan Cirebon (Jawa Barat).
5. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat. Bangunan ini
terbuat dari batu besar yang utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah Sulawesi
Utara dan Tengah.
7. Punden Berundak
Punden berundak adalahbangunan megalith berupa susunan batu
bertingkat sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Peninggalan
megalith ini antara
lain ditemukan di Lebak Sibedug, Banten Selatan, Leles (Garut), dan Kuningan.
Dalam perkembangan selanjutnya, punden berundak merupakan dasar bagi
pembuatan candi, keratin atau bangunan keagamaan
lainnya.
e) Zaman Logam
1. Kebudayaan Dongson
Kebudayaan Dongson adalah kebudayaan perunggu yang berkembang di
Asia Tenggara. Nama kebudayaan ini diambil dari nama tempat penyelidikan
pertama di daerah Tonkin. Menurut penelitian, di daerah inilah kebudayaan
perunggu di Asia Tenggara.
Hal ini berdasarkan banyaknya temuan di daerah ini berupa segala
macam alat dari perunggu dan besi dari zaman perunggu. Mengenai umur
Kebudayaan
Dongson, Victor Goloubew berpendapat bahwa kebudayaan tersebut berkembang
sejak abad pertengahan sebelum Masehi. Pendapatnya tersebut berdasarkan
temuan mata uang Cina yang berasal dari Dinasti Han di kuburan-kuburan di
Dongson. Adapun, van Heine Geldern menyatakan bahwa umur Kebudayaan
Dongson paling muda 300 SM. Pendapat ini diperkuat oleh tidak samanya hiasan
nekara di Dongson dengan bentuk hiasan dari zaman Dinasti Han.
2. Arca Perunggu
Arca perunggu banyak ditemukan di Bangkinang (Sulawesi Selatan), Riau,
dan Bogor. Bentuknya menampilkan sosok manusia dalam posisi tertentu. Yang
menarik, arca tersebut di bagian kepalanya diberi tempat untuk mengaitkan tali
atau menggantung.
4. Nekara Perunggu
Nekara adalah benda yang terbuat dari perunggu berbentuk seperti dandang
yang tertelungkup atau semacam kerumbung yang berpinggang pada bagian
tengahnya dan bagian atasnya tertutup. Di bagian dinding nekara terdapat
berbagai hiasan, seperti garis-garis lurus dan belok, pilin-pilin, binatang, rumah,
perahu, dan pemandangan-pemandangan seperti lukisan orang berburu dan
orangorang yang sedang melakukan upacara tari.
Nekara perunggu banyak ditemukan di Bali, Pulau Sangean dekat Sumba,
Pulau Selayar, Sumatra, Roti, Leti, Alor (Nusa Tenggara Timur), dan Kepulauan
Kei. Bentuk nekara di Indonesia Timur umumnya lebih besar dibandingkan
dengan nekara yang ditemukan di Indonesia Barat, seperti Jawa dan Sumatra.
Orang Alor menyebut jenis nekara yang lebih kecil ukurannya dengan
nama moko. Menurut penelitian, nekara hanya dipergunakan pada saat upacara-
upacara ritual.
5. Bejana Perunggu
Bejana perunggu berbentuk seperti periuk, tetapi langsing dan gepeng
ditemukan di Kerinci (Sumatra Barat) dan Madura. Keduanya memiliki hiasan
ukiran yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-
pilin yang mirip huruf “j”. Di bejana yang ditemukan di Madura terdapat pula
gambar merak dan rusa dalam kotak segi tiga. Tidak diketahui secara pasti fungsi
benda ini.
6. Perhiasan Perunggu.
Perhiasan perunggu, antara lain berbentuk gelang, kalung, anting-anting,
dan cincin. Pada umumnya barang-barang perhiasan tersebut tidak diberi hiasan
ukiran. Peninggalan ini banyak ditemukan, antara lain di Anyer (Banten),
Plawangan dekat Rembang (Jawa Tengah), Gilimanuk (Bali), dan
Melolo(Sumba).
e. Organisasi Sosial
Dalam masyarakat yang hidup menetap dan bercocok tanam, diperlukan
pembagian tugas dan peran yang lebih rumit. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
organisasi sosial yang lebih jelas dan teratur. Sama seperti masyarakat nomaden,
masyarakat bercocok tanam memiliki pemimpin kelompok. Tugasnya mengatur
segala aturan hidup di lingkungan kelompoknya.
Namun secara umum, ketua kelompok tidak lebih sekadar pimus interpares
atau orang pertama di antara kelompoknya dan tidak memiliki kedudukan
istimewa. Ketua kelompok juga bekerja besama secara komunal (bersama-sama)
dengan anggota kelompok lainnya.
Kegiatan bersama ini disebut tradisi gotong royong. Anak laki-laki berperan
membantu orang dewasa di lading dan berburu binatang untuk dipelihara.
Adapun, wanita dewasa bekerja di rumah memasak makanan dan memelihara
bayi selain bekerja di ladang.
b. Bangsa Agraris
Selain sebagai bangsa bahari, nenek moyang bangsa Indonesia juga
merupakan bangsa Agraris. Mereka mengembangkan tanah yang mereka diami
untuk diolah menjadi lahan pertanian, peternakan, dan perkebunan. Menurut
penelitian ahli purbakala, tradisi bersawah berasal dari Indonesia yang
kemudian
menyebar ke daratan Asia lainnya melalui Asia Tenggara.
17. Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur.
Kapak lonjong yang besar disebut…..
a. waizen beil
b. pebble
c. Taniber
d. hache courte
e. kein beil
18. Penemuan kapak lonjong di Indonesia terbatas hanya di Indonesia bagian timur. Di
bawah ini yang bukan tempat ditemukannya kapak lonjong ialah…
a. Sulawesi
b. Flores
c. Maluku
d. Taniber
e. Komodo
19. Kata Holosen merupakan zaman dimana mencairnya es di kutub utara, kala Holosen
juga dikatakan sebagai zaman terpenting dalam sejarah awal manusia. Terdapat
peristiwa apakah sehingga Kala Holosen dikatakan sebagai masa
terpenting...... a. munculnya meganthropus
b. munculnya dinasourus
c. munculnya thyrano saurus
d. munculnya homo sapiens
e. munculnya remboez
20. Van Heine Geldren menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia.
Pendapatnya di dukung oleh…………
a. artefak-artefak yang ditemukan
b. bahasa-bahasa yang dipakai
c. fosil-fosil dan artefak-artefak tertua
d. manusia purba yang ditemukan
e. cara manusia purba mencari makan
21. Nekara adalah gendering besar yang terbuat dari perunggu, berpinggang di bagian
tengahnya dan tertutup di bagian atasnya. Ditemukan dimana sajakah
Nekara......... a. Sumatra. Jawa, Bali
b. Sulawesi, Kalimantan
c. Riau, Sumatra
d. Bali, Madura
e. Trinil, Aceh, Papua
22. Geologi ialah ilmu yang menjelaskan tentang lapisan-lapisan kulit bumi. Menurut
ilmu geologi, pembagian zaman dibagi menjadi 4. Zaman yang didalamnya sudah
ditemukan makhluk hidup bersel satu (mikroorganisme) disebut juga zaman.......
a. Arkaekum
b. Mesozoikum
c. Zaman sekunder
d. Zaman Primer
e. Zaman Mesozoikum
INDONESIA
MUANGTHAI SEMENANJUNG
MALAYA
31. Pendukung utama kebudayaan perunggu di Indonesia adalah pendatang baru dri Asia
Tenggara yaitu penduduk Deutro Melayu. Kebudayaan yang dibawa bangsa Deutro
Melayu adalah….....
a. Kebudayaan Deutro Melayu
b. Kebudyaan Dongson
c. Kebudayaan Jawa
d. Kebudayaan Deutro Sunda
e. Proto Melayu
32. Alat-alat zaman batu tua dari Ngandong dekat Ngawi, Jawa Barat berupa kapak
genggam dari batu dan flake-flake adalah…
a. Alas tulang
b. Alat batu
c. Alat serpih
d. Tulang rusuk
e. Tulang ikan pari
33. Pada zamn Mezolithikum terdapat 2 budaya. Budaya manusia yang hidup dalam gua
batu karang dan juga pada gua alam biasa (cave) ialah budaya…
a. Pacitan
b. Sangiran
c. Cire a perdue
d. Kjokkenmoddinger
e. Abris Sous roche
34. Kapak corong adalah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong. Salah satu tempat
ditemukannya kapak tersebut adalah…
a. Madura
b. P.Nias
c. Bali
d. Aceh
e. P.Komodo
35. Pebble adalah istilah kapak genggam Sumatr. Kapak pendek mempunyai istilah yaitu..
a. Pisau batu
b. Pebble Culture
c. Sampah dapur
d. Hache Courte
e. Kapak Sumatera
2. Sebuah fosil ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Trinil Ngawi. Apakah nama
fosil yang ditemukan itu ?
Jawab : ............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
3. Zaman ini adalah zaman meluasnya lapisan es di dikutub. Apakah nama zaman
tersebut ?
Jawab : ..........................................................................................................................
..
..........................................................................................................................
..
..........................................................................................................................
..
4. Manusia pendukung Mesolitikum adalah manusia dari suatu ras. Apa nama ras
tersebut ?
Jawab : ..........................................................................................................................
..
..........................................................................................................................
..
..........................................................................................................................
..
5. Terdapat beberapa hasil kebudayaan sebagai berikut kapak corong, nekara, bejana
perunggu, arca perunggu, dan sebagainya. Berasal dari zaman apakah kebudayaan
tersebut ?
Jawab : ..........................................................................................................................
..
..........................................................................................................................
..
..........................................................................................................................
..
Modul Sejarah Kelas 1 (X b) SMA / MA ‘06 27