Professional Documents
Culture Documents
MUSKULOSKELETAL
KESEHATAN MASYARAKAT
Osteo arthritis
Rheumatoid Arthritis
Gout = Pirai
Sistemic Lupus Erithematosus
Osteoporosis
GEJALA MUSKULO-SKELETAL
PENYAKIT REMATIK
PREVALENSI REMATIK DI INDONESIA
(fenomena Raynaud)
Sklerodaktili
Keradangan sendi
Jari-jari memendek
Fibrosis paru
Peningkatan industri
Pencemaran lingkungan
MASALAH DALAM
PENATALAKSANAAN REMATIK
Rematik memerlukan penanganan
jangka panjang :
Perlu pengertian dan kerjasama
yang baik antara dokter,
penderita dan keluarga
Karena pengobatan lama dan
tidak sembuh-sembuh, pasien
merasa dokter tidak lagi dapat
menolong pasien minum obat
sendiri dengan dosis yang tidak
tepat dan campur-campur :
AKIBAT MINUM OBAT SENDIRI
• Diagnosis awal
• Penatalaksanaan yang baik
• Mengontrol BB/aktivitas fisik
• Terapi fisik
• Operasi pergantian sendi
MISALNYA
Osteo Arthritis lutut
↓
dikurangi dengan mengurangi kegemukan dan
mencegah pekerjaan berat / cedera olahraga
↓
Nutrisi dan latihan fisik
perlu untuk menjaga kesehatan sendi
PENGOBATAN
• Analgesik biasa (Parasetamol) adalah
pilihan pertama mengatasi arthralgia
yang tidak disertai tanda inflamasi
• NSAID diberi dalam dosis efektif
terkecil
• Gangguan lambung akibat NSAID dapat
timbul pada pasien usia lanjut,
mempunyai riwayat perdarahan/tukak
lambung dan penyakit kardiovaskuler
MENCEGAH TUKAK LAMBUNG
• Diberi misoprostol, antagonis reseptor
H2 atau penghambat selektif COX-2,
karena antasid kurang bermanfaat mencegah
timbulnya gangguan lambung akibat
NSAID
• Pada ♀ hamil pemberian NSAID
harus
dihentikan 2 bulan sebelum partus
NSAID
• Bersifat nefrotoksik, khususnya bagi
penderita kelainan ginjal
•Kombinasi ≥ 2 NSAID tidak me - ↑- kan
efektivitas
•NSAID menimbulkan dampak negatif bila
dikombinasikan dengan metotreksat
dosis tinggi, antikoagulan oral,
hipoglikemia sulfonilurea, antihipertensi
dan kortikosteroid
OSTEOARTHRITIS
OSTEOARTHRITIS
adalah penyakit sendi yang
paling banyak dijumpai dan prevalensinya
semakin meningkat dengan pertambahan usia
Di Indonesia > daripada di negara Barat
Prevalensi : 13.5% penduduk usia
> 40 tahun
85% penderita terganggu aktivitasnya
sasaran utama adalah sendi lutut
nyeri pada waktu berjalan, jongkok dan naik
tangga
mengganggu secara ekonomi
MITOS
OA adalah penyakit ketuaan yang tidak dapat
dihindari seperti halnya uban atau keriput
OA adalah penyakit yang tidak berbahaya
hanya mengakibatkan cacat minimal
Walaupun diagnosis dapat ditegakkan
dengan benar Manfaat pengobatan
penyakit ini hanya sedikit saja
Tidak Benar !
Parahnya OA pada usia lanjut
adalah akibat pajanan yang berkepanjangan
pada usia muda !
OSTEOARTHRITIS
= Penyakit Sendi Degeneratif
Penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan
dengan usia lanjut
Secara Klinis ditandai dengan :
Nyeri
Deformitas
Pembesaran sendi
Usia lanjut
Pekerjaan yang weight bearing exercise
Trauma
Olahraga
Kepadatan tulang
MANIFESTASI KLINIK
• Penderita usia > 40 tahun mengeluh sakit dan kaku
pada persendian dan jaringan sekitarnya, disertai
keterbatasan gerakan sendi
• Fenomena gel = kaku sesudah istirahat/inaktivitas yang
berlangsung singkat < 30 menit berhubungan dgn
perubahan cuaca
•Rasa sakit timbul secara intermitten dengan intensitas
ringan, bertambah waktu dipakai dan berkurang bila
diistirahatkan pada stadium lanjut rasa sakit menetap,
walau istirahat
SENDI YANG SERING TERKENA
Weight Bearing Joint
Gender
Hormonal
Genetik
Infeksi
KRITERIA DIGNOSIS ACR
Ditemukan 4 dari 6 kriteria ini :
Sendi-sendi kecil, bersifat simetris
Sudah berlangsung > 6 minggu
Gambaran radiologis :
Osteoporosis Periartikuler
Laju Endap Darah ♀ 20 mm/jam dan
♂ > 30 mm/jam
STRATEGI TERAPI
NSAID untuk mengatasi inflamasi aktif
Pemberian obat golongan DMARDs
(Disease Modifying Arthritis Rheuma-toid Drugs)
sedini mungkin untuk mencegah
kerusakan sendi Sangat toksik
Pemantauan efek samping :
MTX (Methotrexate)
Sulfazalasine
Chlorokuin
Garam emas
GOUT = PIRAI
GOUT = ARTRITIS PIRAI
adalah artritis yang bersifat akut, dengan
sendi predileksi yang terkena adalah MTP-1
(Meta-tarso-phalangeal),
ada riwayat kadar asam urat darah tinggi dan
keluhan nyeri sendi yang sering berulang
↓
Diagnosis pasti dilakukan aspirasi cairan sendi :
Pemeriksaan kristal MSU = Monosodium Urat
berupa jarum dengan warna kuning dan biru,
yang dikenal sebagai kristal bifringent
PENGGOLONGAN GOUT
Gout Primer
99% idiopatik diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetik dan
hormonal yang menyebabkan me ↑
produksi asam urat atau me ↓ ekskresi
asam urat dari tubuh
Gout Sekunder
Me ↑ produksi asam urat karena nutrisi
(mengkonsumsi makanan dengan
kadar urin yang tinggi)
MANIFESTASI KLINIS
Kadar asam urat normal ♂ (3.5 – 7 mg/
dl) dan ♀ (2.6 – 6 mg/dl)
25% orang yang hiperurisemia akan
mengalami Gout dengan gejala nyeri
sendi yang biasanya mono-artikuler
predileksi pada MTP-1 (ibu jari kaki)
sehingga penderita tidak bisa jalan,
bahkan tidak bisa pakai sepatu
Nyeri mencapai puncak dalam 24 jam
pada tahap awal, tanpa pengobatan
akan sembuh dalam 3-4 hari remisi
sempurna antara serangan akut
PREVALENSI
Terjadi pada 2.1 juta orang di Amerika
18% punya riwayat keluarga
Terutama pada ♂ 40-50 th
Pada ♀ insiden meningkat pada waktu
menopause hormon estrogen
membantu pengeluaran asam urat via
urine
Jarang pada anak-anak/dewasa muda
FAKTOR PENCETUS
Trauma sendi
Alkohol dan makanan mengandung
purin BENJOL (Bayam, Emping, Nanas,
Jeroan, Otak dan Lemak/durian)
Obat-obatan
Tindakan pembedahan
FAKTOR PENCETUS
Tinggi pada suku bangsa :
↓
Belum ada pengobatan yang tepat untuk penyakit ini
FAKTOR RISIKO
♀ 8x lebih sering daripada ♂
Lebih sering pada usia 20-40 tahun
20x lebih sering pada keluarga dengan
anggota keluarga menderita SLE
Estrogen me - ↑ risiko, androgen me - ↓ risiko
Sinar Ultra Violet mengurangi supresi imun terapi
menjadi kurang efektif SLE kambuh /
berat
FAKTOR RISIKO
• Gagal jantung
• Gagal ginjal
• Sepsis
• Perdarahan serebral
OSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSIS
adalah suatu keadaan di mana nilai
Densitas Massa Tulang (BMD = Bone Mass Density)
≤ 2.5 SD dibandingkan nilai rata-rata BMD
♀ dewasa muda (WHO, 1994)
↓
16% populasi > 50 tahun mengalami osteoporosis
↓
Risiko meningkat secara eksponensial dengan
umur, baik pada ♂ maupun pada ♀
PREVALENSI OSTEOPOROSIS
Analisis yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
pengembangan Gizi dan Makanan Depkes
pada sampel berusia < 45 tahun
↓
Prevalensi osteoporosis adalah 41.7%
↓
4 dari 10 penduduk Indonesia
memiliki risiko osteoporosis
PENYEBAB OSTEOPOROSIS
Kurang mengkonsumsi makanan berserat
Kurang mengkonsumsi kalsium
Banyak mengkonsumsi makanan berlemak
Kurang melakukan gerakan fisik
FAKTOR RISIKO
yang tidak bisa diubah
Gender : ♀
Usia lanjut
Riwayat osteoporosis dalam keluarga
Ras : ♀ Asian dan Caucasian lebih
mudah terkena osteoporosis dibanding
♀ Afrika
Bentuk badan yang kecil dan kurus
Anoreksia, diabetes, diare khronis,
penyakit ginjal, penyakit hati
FAKTOR RISIKO
yang bisa diubah
Merokok
Peminum alkohol
Kurang asupan kalsium
Kurang berolah raga
Berat Badan kurang
Penggunaan obat steorid,
phenobarbital, phenytoin
FRAKTUR TULANG