Professional Documents
Culture Documents
STUDI PENDAHULUAN
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar yang merupakan penjabaran dan
penajaman dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan aplikasi
perencanaan terukur terhadap adaptasi rencana dengan perubahan lingkungan
GLOBAL, secara substansial memuat materi yang berisikan, antara lain:
Membentuk tim pelaksana yang terdiri dari tim pengarah, tim teknis/survey dan
tim supervisi
Apabila kota sudah mempunyai RTRW Kota dan diperlukan suatu peninjauan
kembali maka dilakukan evaluasi terhadap RTRW tersebut yang mencakup
aspek-aspek berikut :
Kelengkapan data;
Tinjauan pengendalian;
Kelembagaan;
Aspek legalitas;
Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan
kecenderungan perkembangannya. Data dan informasi tersebut berdasarkan
runtun waktu (time series). Data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah
secara umum mencakup:
Data kelembagaan.
4. Analisis Perencanaan
Analisis kelembagaan;
Analisis pengembangan tata ruang yang sesuai dengan kajian penataan ruang
yang sebenarnya antara lain :
2. Differensiasi;
3. Prospectus;
4. Positioning;
5. Mitigasi Base;
6. Atmosphere Engineering;
7. Ecology Valuable;
8. Profesionalisme Ruang;
Perumusan konsep RTRW Kota diawali dengan identifikasi potensi dan masalah
pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang tidak hanya
mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan masalah yang
akan mengemuka di masa depan. Identifikasi dari potensi dan masalah tersebut
membutuhkan terjalinnya komunikasi antara perencana dengan representasi
masyarakat yang akan terpengaruh oleh rencana. Langkah berikutnya adalah
perumusan tujuan pemanfaatan ruang wilayah propinsi dan perumusan strategi dan
Penetapan RTRW Kota menjadi Peraturan Daerah dilakukan oleh DPRD Kotamadya.
Langkah awal dari proses penetapan RTRW Kota dimulai dengan mempresentasikan
konsep akhir rencana tata ruang oleh tim penyusun di hadapan DPRD Kota untuk
dibahas sebagai rancangan Perda. Selanjutnya, konsep rencana tata ruang yang
telah disempurnakan ditetapkan sebagai suatu Perda melalui sidang paripurna DPRD
Kota.
Konsep pengembangan tata ruang kota dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan
produk tata ruang diatas yang didasarkan pada potensi dan isu/permasalahan yang yang
ada di daerah yang menjadi pengembangan tata ruang. Oleh karena itu, materi studi
pendahuluan RTRW Kota Makassar juga berdasarkan kondisi, potensi dan
isu/permasalahan yang ada di Kota Makassar utamanya yang menjadi kendala atau
hambatan dalam pengembangan Kota Makassar sebagai Ruang Keluarga (living room)
bagi KTI dan pengembangan ruang sekitarnya. Selain itu, studi pendahuluan ini akan
menghasilkan gagasan awal pengembangan tata ruang wilayah Kota dalam bentuk
gagasan-gagasan perencanaan yang sifatnya lebih spesifik dan detail, yang selanjutnya
akan menjadi landasan pemikiran bagi tahap perencanaan berikutnya. Materi pekerjaan
studi pendahuluan RTRW Kota Makassar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Sebagai bagian dari pekerjaan penyusunan RTRW Kota Makassar, maka pendekatan
yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini juga merupakan bagian dari pendekatan
penyusunan RTRW tersebut. Sesuai lingkup materi studi pendahuluan RTRW ini,
pendekatan yang dilakukan mencakup tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut:
Tinjauan dan analisis terhadap kondisi dan potensi wilayah Kota Makassar,
ditinjau dari aspek keunikan dan keunggulan lokal.
Tinjauan dan analisis wilayah, ditinjau dari aspek fisik, sosial, dan ekonomi.
Penjelasan mengenai tahap-tahap pekerjaan tersebut secara rinci akan diuraikan pada
bagian selanjutnya, sedangkan kerangka penyusunan Studi Pendahuluan RTRW Kota
Makassar dapat dilihat pada Gambar 4-1
KEPENDUDUKAN
- Perkembangan
- Komposisi
- Persebaran
GAGASAN AWAL
- Sistem Perhubungan Penataan Kembali dan
PRASARANA WILAYAH - Lingkup Pelayanan Pengembangan Wilayah
- Permukiman Perkotaan Kota Makassar
- Transportasi
- Komunikasi
- Energi
- Pengelolaan Lingkungan Kemampuan
Pembiayaan Kota
PENDANAAN DAN KEUANGAN
KOTA
Adapun analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk menelaah peran dan kedudukan
ruang perencanaan dalam kebijakan spasial dan sektoral Kota Makassar.
Tinjauan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kondisi potensi dan
permasalahan pada objek perencanaan, melalui studi-studi yang sudah pernah dilakukan
maupun data sekunder yang ada.
Adapun tinjauan terhadap data sekunder yang ada meliputi informasi-informasi yang
dikelompokkan sebagai berikut:
b. Analisis Regional
Analisis regional dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan kota dalam
sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya.
Sistem regional tersebut dapat berupa pulau atau pun nasional atau pun propinsi, di
mana kota dapat berperan dalam perkembangan regional dan nasional. Kebutuhan
Data/Peta antara lain :
Data satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah pengaliran sungai (DPS)
Ekosistem wilayah;
APBD;
Jumlah pengangguran;
Jumlah penduduk;
Kepadatan penduduk;
Pertumbuhan penduduk;
Kondisi jalan;
Jenis-jenis pelayaran;
Jenis-jenis penerbangan;
1) Sumberdaya Tanah
Ketersediaan lahan;
Kemiringan lahan;
Jenis tanah;
Morfologi;
Iklim.
2) Sumberdaya Air
Peruntukan air;
Distribusi hujan;
3) Sumberdaya Udara
Jalur-jalur penerbangan;
4) Sumberdaya Hutan
Analisis sumberdaya alam lainnya dapat mencakup sumberdaya hayati dan non-
hayati yang dimaksudkan untuk mengetahui bentuk-bentuk penguasaan, penggunaan,
dan kesesuaian pemanfaatan sumberdaya tersebut.
Analisis sistem permukiman dilakukan untuk memahami kondisi, jumlah, jenis, letak,
ukuran, dan keterkaitan antar kegiatan-kegiatan permukiman di wilayah kota yang
dapat bersifat lintas kawasan dan digambarkan dengan sistem hirarki dan fungsi
kawasan permukiman
Kondisi permukiman;
Jumlah permukiman;
Jenis permukiman;
Letak dan sebaran konsentrasi kegiatan permukiman perkotaan dan
perdesaan;
Luasan permukiman.
Luas lahan;
Harga tanah;
Status lahan;
Ketersediaan lahan.
Besaran PAD;
APBD Kota;
Besaran DAU;
Besaran DAK;
k. Analisis Kelembagaan
Struktur organisasi;
Produk-produk Peraturan;
Analisis yang dilakukan untuk menelaah aspek-aspek yang berkaitan dengan potensi
dan isu-isu/permasalahan pengembangan masing-masing bagian wilayah Kota
Makassar khususnya dalam permasalahan sinergisitas wilayah tata peruntukan ruang
kabupaten kedepan. Analisis tersebut meliputi:
c. Analisis Perekonomian
d. Analisis potensi dan pemanfaatan sumber daya potensi pariwisata yang ada;
g. Analisis Kelembagaan
Permasalahan Transportasi;
Permasalahan Kependudukan;
Permasalahan Kelembagaan.
Konsep pengembangan tata ruang wilayah dalam skala perencanaan yang lebih
berkarakter sesuai dengan irama, aroma dan warna dari atmosfir wilayah
perencanaan.
Keterkaitan nilai-nilai keunggulan dan keunikan lokal menjadi hal substansial yang
sangat penting dalam mengelaborasi semua kepentingan memajukan potensi
ruang yang bertempu dengan keunggulan dan keunikan lokal.
Substansi perencanaan ruang harus berbasis eko bisnis dan pariwisata sehingga
apapun fungsi/peruntukan ruang dapat menciptakan peluang bisnis dan harus
mampu menjadi obyek wisata dari ekosistem yang berkelanjutan, sehingga tata
ruang kita menjadi hidup dan menghidupkan.
Dalam hal ini, GAGASAN AWAL tersebut diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran
untuk tahap pekerjaan selanjutnya, yaitu penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Makassar.