You are on page 1of 20

BAB IV PENDEKATAN PENYUSUNAN

STUDI PENDAHULUAN

A. MATERI STUDI PENDAHULUAN RTRW KOTA MAKASSAR

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar yang merupakan penjabaran dan
penajaman dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan aplikasi
perencanaan terukur terhadap adaptasi rencana dengan perubahan lingkungan
GLOBAL, secara substansial memuat materi yang berisikan, antara lain:

1. Persiapan Penyusunan Rencana yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

 Menyusun kerangka acuan kerja atau Terms of Reference (TOR) termasuk di


dalamnya agenda pelaksanaan dan tenaga ahli yang diperlukan;

 Membentuk tim pelaksana yang terdiri dari tim pengarah, tim teknis/survey dan
tim supervisi

 Persiapan Program Kerja, Kelengkapan administrasi, Peralatan dan Ruang


Kerja, dilakukan di tahap awal, baik peralatan untuk kepentingan survey
lapangan maupun peralatan untuk pekerjaan studio/kantor. Sedangkan kantor
diperlukan sejak dimulainya pekerjaan baik untuk penyusunan laporan maupun
untuk koordinasi para tenaga ahli yang dibantu oleh staf kantor baik dalam
persiapan survey/teknis maupun dalam penyusunan program kerja

 Persiapan Survey/Teknis, berupa Persiapan Daftar Pertanyaan/Checklist dan


perumusan substansi secara garis besar serta penyiapan metode pendekatan.
Data dimaksudkan sebagai langkah awal dalam formulasi daftar ini terhadap
kebutuhan data beserta sumbernya (instansi tersedia data) sehingga akan

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -1


membantu kemudahan dan mempercepat pengumpulan dan dan informasi di
lapangan;

 Kajian Literatur, yang meliputi kebijaksanaan (RPJM/PD, RTRWN,


RTRWP,RTRWK PERDA TR Kota);

 Persiapan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan.

2. Peninjauan Kembali RTRW Kota

Apabila kota sudah mempunyai RTRW Kota dan diperlukan suatu peninjauan
kembali maka dilakukan evaluasi terhadap RTRW tersebut yang mencakup
aspek-aspek berikut :

 Kelengkapan data;

 Metodologi yang digunakan;

 Kelengkapan isi rencana dan peta rencana;

 Tinjauan terhadap pemanfaatan rencana;

 Tinjauan pengendalian;

 Kelembagaan;

 Aspek legalitas;

 Proses penyusunan rencana.

3. Pengumpulan Data Dan Informasi

Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan
kecenderungan perkembangannya. Data dan informasi tersebut berdasarkan
runtun waktu (time series). Data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah
secara umum mencakup:

 Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;

 Data dan peta kondisi sosial ekonomi;

 Data dan peta sumberdaya manusia;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -2


 Data dan peta sumberdaya buatan;

 Data dan peta sumberdaya alam;

 Data dan peta penggunaan lahan;

 Data dan peta sistem transportasi wilayah dan lokal;

 Data dan peta bencana

 Data pembiayaan pembangunan; dan

 Data kelembagaan.

 Persiapan dalam penyusunan Laporan Fakta dan Analisis

4. Analisis Perencanaan

Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta


hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan
kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada. Analisis yang dilakukan meliputi
analisis terhadap kondisi sekarang dan kecenderungan di masa depan dengan
menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan dalam proses pengumpulan data
dan informasi.. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi:

 Analisis kebijakan dan strategi pengembangan kabupaten;

 Analisis regional wilayah;

 Analisis ekonomi dan sektor unggulan;

 Analisis sumberdaya manusia;

 Analisis sumberdaya buatan;

 Analisis sumberdaya alam;

 Analisis sistem permukiman;

 Analisis sistem transportasi wilayah dan lokal;

 Analisis penggunaan lahan;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -3


 Analisis pembiayaan pembangunan;

 Analisis kelembagaan;

 Analisis pengembangan tata ruang yang sesuai dengan kajian penataan ruang
yang sebenarnya antara lain :

1. Keunggulan dan Keunikan lokal;

2. Differensiasi;

3. Prospectus;

4. Positioning;

5. Mitigasi Base;

6. Atmosphere Engineering;

7. Ecology Valuable;

8. Profesionalisme Ruang;

9. Anatomism and Organism;

10. Metamorfosis Ruang;

11. Eco,Business, and Tourism Base

 Persiapan dalam penyusunan Laporan Fakta dan Analisis

5. Konsepsi atau Perumusan Konsep Rencana RTRW Kota

Perumusan konsep RTRW Kota diawali dengan identifikasi potensi dan masalah
pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang tidak hanya
mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan masalah yang
akan mengemuka di masa depan. Identifikasi dari potensi dan masalah tersebut
membutuhkan terjalinnya komunikasi antara perencana dengan representasi
masyarakat yang akan terpengaruh oleh rencana. Langkah berikutnya adalah
perumusan tujuan pemanfaatan ruang wilayah propinsi dan perumusan strategi dan

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -4


kebijakan tata ruang kota. Rumusan konsep RTRW Kota yang dilengkapi peta-peta
dengan tingkat ketelitian minimal skala 1 : 50.000 s/d 100.000 mencakup:

 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota;

 Rencana Struktur dan Pola Ruang;

 Penetapan Kawasan Strategis Kota;

 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota;

 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

 Persiapan dalam penyusunan Laporan Draft Laporan Perencanaan

6. Legalisasi (penyusunan draft Peraturan Daerah)

Penetapan RTRW Kota menjadi Peraturan Daerah dilakukan oleh DPRD Kotamadya.
Langkah awal dari proses penetapan RTRW Kota dimulai dengan mempresentasikan
konsep akhir rencana tata ruang oleh tim penyusun di hadapan DPRD Kota untuk
dibahas sebagai rancangan Perda. Selanjutnya, konsep rencana tata ruang yang
telah disempurnakan ditetapkan sebagai suatu Perda melalui sidang paripurna DPRD
Kota.

Konsep pengembangan tata ruang kota dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan
produk tata ruang diatas yang didasarkan pada potensi dan isu/permasalahan yang yang
ada di daerah yang menjadi pengembangan tata ruang. Oleh karena itu, materi studi
pendahuluan RTRW Kota Makassar juga berdasarkan kondisi, potensi dan
isu/permasalahan yang ada di Kota Makassar utamanya yang menjadi kendala atau
hambatan dalam pengembangan Kota Makassar sebagai Ruang Keluarga (living room)
bagi KTI dan pengembangan ruang sekitarnya. Selain itu, studi pendahuluan ini akan
menghasilkan gagasan awal pengembangan tata ruang wilayah Kota dalam bentuk
gagasan-gagasan perencanaan yang sifatnya lebih spesifik dan detail, yang selanjutnya
akan menjadi landasan pemikiran bagi tahap perencanaan berikutnya. Materi pekerjaan
studi pendahuluan RTRW Kota Makassar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -5


Peran dan kedudukan Kota Makassar dalam lingkup kebijaksanaan
pembangunan/sektoral, serta arah pembangunan spasial/sektoral untuk Kota
Makassar.

Potensi dan pokok-pokok permasalahan di wilayah perencanaan dan sekitarnya,


serta kebutuhan-kebutuhan pengembangan wilayah berdasarkan aspirasi daerah.

Gagasan awal pengembangan tata ruang wilayah yang sifatnya lebih


konsepsional pada tahapan kegiatan operasionalnya.

B. PENDEKATAN PENYUSUNAN STUDI PENDAHULUAN

Sebagai bagian dari pekerjaan penyusunan RTRW Kota Makassar, maka pendekatan
yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini juga merupakan bagian dari pendekatan
penyusunan RTRW tersebut. Sesuai lingkup materi studi pendahuluan RTRW ini,
pendekatan yang dilakukan mencakup tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut:

Tinjauan dan analisis terhadap kebijaksanaan pembangunan daerah yang telah


digariskan dalam dokumen-dokumen resmi maupun yang terdapat dalam studi-
studi pengembangan wilayah yang pernah dilakukan.

Tinjauan dan analisis terhadap kondisi dan potensi wilayah Kota Makassar,
ditinjau dari aspek keunikan dan keunggulan lokal.

Tinjauan dan analisis wilayah, ditinjau dari aspek fisik, sosial, dan ekonomi.

Perumusan pokok - pokok permasalahan dan hambatan - hambatan


pengembangan wilayah yang dialami oleh Kota Makassar.

Perumusan gagasan awal pengembangan tata Rencana Tata Ruang Wilayah


Kota Makassar.

Penjelasan mengenai tahap-tahap pekerjaan tersebut secara rinci akan diuraikan pada
bagian selanjutnya, sedangkan kerangka penyusunan Studi Pendahuluan RTRW Kota
Makassar dapat dilihat pada Gambar 4-1

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -6


KEBIJAKSANAAN Kedudukan & Peranan
PEMBANGUNAN Kota Makassar sebagai
- Visi Misi Presiden RI, 2009- Ibukota Provinsi dan
2014 Ruang Keluarga
- Kebijaksanaan Provinsi Indonesia Timur
(sektoral)
- RPJP/RPJM Daerah Kota Potensi dan Isu-isu
Makassar Strategis/Permasalahan
- Visi Misi Walikota Makassar Rencana-Rencana Penataan Kembali dan
2009-2014 Sektoral & Kota Pengembangan Wilayah Kota
- Peraturan perundangan lainnya Makassar
yang berkaitan dengan
Penataan Ruang Wilayah di Daya Dukung Fisik
Kota Makassar - Konsekuensi pola ruang kota yang
- Kawasan Perkotaan sudah terbentuk
- Kawasan Budidaya - Asumsi dan tingkat kebutuhan
FISIK WILAYAH - Kawasan Strategis lahan dan pola pemanfaatannya
- Fisik Geografis - Kawasan Lindung - Degradasi muka ruang pantai /
lingkungan
- Sumber Daya Alam & Buatan - Kawasan Metropolitan
- Distribusi dan sebaran penduduk
- Keunikan dan Keunggulan Lokal perkotaan
(spatial karakter) - Sektor-Sektor Strategis - Penyediaan dan pemanfaatan
- Wilayah Potensial sarana dan prasarana perkotaan
- Sinergisitas perkembangan
PEREKONOMIAN wilayah antar ruang dalam kota
Pola dan Sistem Persebaran - Ketersediaan sumber daya alam
- PDRB Permukiman dan buatan
- Sebaran Ekonomi Perkotaan - Nilai dan potensi SDM

KEPENDUDUKAN

- Perkembangan
- Komposisi
- Persebaran
GAGASAN AWAL
- Sistem Perhubungan Penataan Kembali dan
PRASARANA WILAYAH - Lingkup Pelayanan Pengembangan Wilayah
- Permukiman Perkotaan Kota Makassar
- Transportasi
- Komunikasi
- Energi
- Pengelolaan Lingkungan Kemampuan
Pembiayaan Kota
PENDANAAN DAN KEUANGAN
KOTA

Gambar 4-1 Kerangka Pemikiran Studi Pendahuluan RTRW Kota Makassar

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -7


1. Tinjauan dan Analisis Kebijaksanaan Daerah

Tinjauan ini dilakukan untuk mengenali aspek-aspek kebijaksanaan pembangunan Kota


Makassar seperti yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah/Panjang Daerah Kota Makassar.

Adapun analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk menelaah peran dan kedudukan
ruang perencanaan dalam kebijakan spasial dan sektoral Kota Makassar.

2. Tinjauan Terhadap Kondisi dan Potensi Lokasi Perencanaan

Tinjauan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kondisi potensi dan
permasalahan pada objek perencanaan, melalui studi-studi yang sudah pernah dilakukan
maupun data sekunder yang ada.

Adapun tinjauan terhadap data sekunder yang ada meliputi informasi-informasi yang
dikelompokkan sebagai berikut:

a. Analisis Kebijaksanaan Pembangunan

Analisis kebijaksanaan pembangunan dilakukan untuk memahami arahan


kebijaksanaan pembangunan wilayah kota yang bersangkutan dan kedudukannya
dalam perspektif kebijaksanaan pembangunan nasional yang akan dilaksanakan.
Data yang dibutuhkan dalam analisis kebijaksanaan pembangunan meliputi:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Daerah (RPJM/PD);

Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Provinsi (RPJM/PP);

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);

Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sulawesi (RTRWPS);

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan (RTRWP);

Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Perbatasan (RTRWP);

Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan MAMMINASATA

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Perbatasan (RTRWK);

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -8


Program Pembangunan Daerah dan Program Sektoral.

b. Analisis Regional

Analisis regional dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan kota dalam
sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya.
Sistem regional tersebut dapat berupa pulau atau pun nasional atau pun propinsi, di
mana kota dapat berperan dalam perkembangan regional dan nasional. Kebutuhan
Data/Peta antara lain :

Data satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah pengaliran sungai (DPS)

Ekosistem wilayah;

Sistem jaringan transportasi;

Sistem pergerakan barang dan modal;

Pola migrasi penduduk;

Karakteristik budaya (suku, adat, agama, dan ras).

c. Analisis Ekonomi Regional

Analisis ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang sustained


melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi wilayah yang lebih luas
(regional, nasional, dan internasional). Dalam pengertian tersebut, analisis ekonomi
diarahkan untuk menciptakan keterkaitan intra-regional (antar kawasan/
kabupaten/kota) dan inter-regional (antar wilayah). Kebutuhan Data/Peta antara lain:

Produk Domestik Regional Bruto;

Income per capita;

APBD;

Jumlah dan besar investasi pemerintah dan swasta;

Jumlah tenaga kerja di sektor formal dan informal;

Jumlah pengangguran;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -9


Jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara.

d. Analisis Sumberdaya Manusia

Analisis sumberdaya manusia dilakukan untuk memahami aspek-aspek


kependudukan terutama yang memiliki pengaruh timbal balik dengan pertumbuhan
perkembangan sosial dan ekonomi. Selain itu, analisis sumberdaya manusia
dilakukan untuk memahami faktor-faktor sosial kemasyarakatan yang mempengaruhi
perkembangan wilayah serta hubungan kausalitas diantara faktor-faktor tersebut
sehingga dapat diperoleh hasil mengenai sebaran/distribusi, struktur, kualitas,
karakteristik masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kendala dalam
pengembangan serta potensi sumberdaya manusia yang dapat dikembangkan.
Kebutuhan Data/Peta antara lain:

Jumlah penduduk;

Kepadatan penduduk;

Pertumbuhan penduduk;

Penduduk menurut mata pencaharian;

Penduduk menurut tingkat pendidikan;

Penduduk menurut struktur usia;

Penduduk menurut struktur agama;

Penduduk menurut jenis kelamin;

Penduduk menurut struktur pendapatan;

Jumlah kepala keluarga;

Angka kelahiran dan angka kematian;

Tingkat mobilitas penduduk;

Tingkat harapan hidup;

Tingkat buta huruf.

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -10


e. Analisis Sumberdaya Buatan

Secara umum, analisis sumberdaya buatan meliputi :

1) Sistem Prasarana Transportasi darat membutuhkan data:

 Pola jaringan jalan dan rel kereta api;

 Kondisi jalan;

 Status dan fungsi jalan;

 Volume aliran barang dan penumpang;

 Pola pergerakan (asal dan tujuan) barang dan penumpang;

 Lokasi dan volume bongkar-muat di terminal.

2) Sistem Prasarana Transportasi air membutuhkan data:

 Pola jaringan/alur pelayaran;

 Jenis-jenis pelayaran;

 Asal dan tujuan pelayaran;

 Volume aliran barang dan penumpang pelayaran;

 Lokasi dan volume bongkar-muat ponton/dermaga/pelabuhan.

3) Sistem Prasarana Transportasi udara membutuhkan data:

 Pola jaringan penerbangan;

 Jenis-jenis penerbangan;

 Asal dan tujuan penerbangan;

 Volume aliran barang dan penumpang;

 Lokasi dan kapasitas bandar udara.

4) Sistem Prasarana Pengairan, membutuhkan data:

 Pola jaringan pengairan/irigasi;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -11


 Kapasitas dan volume pelayanan pengairan;

 Luas area yang terlayani dan volume pemakaian;

 Lokasi, fungsi, dan kapasitas instalasi/bangunan pengairan;

 Lokasi, jenis, dan kapasitas sumber-sumber air.

5) Sistem Prasarana Wilayah Lainnya

Termasuk di dalam sistem prasarana wilayah lainnya adalah prasarana energi/listrik,


telekomunikasi, pengelolaan lingkungan (seperti sampah, air limbah dan air bersih),
prasarana kota, dan sebagainya. Idenfikasi ini dimaksudkan untuk menemui dan
mengenali fungsi, kondisi, dan tingkat pelayanan prasarana wilayah tersebut.

f. Analisis Sumberdaya Alam

Analisis terhadap sumberdaya alam dimaksudkan untuk memahami kondisi, daya


dukung lingkungan, dan untuk memahami tingkat perkembangan pemanfaatan
sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air, sumberdaya udara, sumberdaya hutan,
dan sumberdaya alam lainnya serta potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut
dalam menunjang perkembangan lintas kawasan.

1) Sumberdaya Tanah

 Ketersediaan lahan;

 Kemiringan lahan;

 Jenis tanah;

 Geologi tata lingkungan;

 Morfologi;

 Iklim.

2) Sumberdaya Air

 Kebutuhan dan debit air;

 Peruntukan air;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -12


 Curah hujan tahunan;

 Distribusi hujan;

 Hidrologi (pola aliran sungai);

 Hidrogeologi (air tanah dan permukaan);

 Sebaran sumber air;

 Daerah resapan air;

 Rawa dan daerah banjir.

3) Sumberdaya Udara

 Jalur-jalur penerbangan;

 Kegiatan produksi yang menimbulkan pencemaran udara.

4) Sumberdaya Hutan

 Sebaran dan luas hutan produksi terbatas;

 Sebaran dan luas hutan produksi tetap;

 Sebaran dan luas hutan yang dapat dikonversi;

 Sebaran dan luas hutan lindung;

 Densitas dan produksi hasil hutan.

5) Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, membutuhkan data :

 Densitas dan produksi hasil laut


 Sebaran dan luas potensi laut
 Sebaran dan luas daerah konservasi
 Sebaran dan luas daerah tangkapan
 Luas daerah pelindungan laut

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -13


g. Analisis Sumberdaya Alam lainnya

Analisis sumberdaya alam lainnya dapat mencakup sumberdaya hayati dan non-
hayati yang dimaksudkan untuk mengetahui bentuk-bentuk penguasaan, penggunaan,
dan kesesuaian pemanfaatan sumberdaya tersebut.

h. Analisis Sistem Permukiman

Analisis sistem permukiman dilakukan untuk memahami kondisi, jumlah, jenis, letak,
ukuran, dan keterkaitan antar kegiatan-kegiatan permukiman di wilayah kota yang
dapat bersifat lintas kawasan dan digambarkan dengan sistem hirarki dan fungsi
kawasan permukiman

 Kondisi permukiman;
 Jumlah permukiman;
 Jenis permukiman;
 Letak dan sebaran konsentrasi kegiatan permukiman perkotaan dan
perdesaan;
 Luasan permukiman.

i. Analisis Penggunaan Lahan

Analisis penggunaan lahan dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk penguasaan,


penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya dan
lindung. Selain itu, dengan analisis ini dapat diketahui besarnya fluktuasi intensitas
kegiatan di suatu kawasan, perubahan, perluasan fungsi kawasan, okupasi kegiatan
tertentu terhadap kawasan, benturan kepentingan lintas kawasan dalam pemanfaatan
ruang, kecenderungan pola perkembangan kawasan budidaya dan pengaruhnya
terhadap perkembangan kegiatan sosial ekonomi serta kelestarian lingkungan.

 Jenis dan intensitas penggunaan lahan;

 Luas lahan;

 Harga tanah;

 Status lahan;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -14


 Perubahan fungsi lahan;

 Ketersediaan lahan.

j. Analisis Pembiayaan Pembangunan

Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dan


jumlah-jumlah pembiayaan pembangunan serta alokasinya terhadap pembangunan.

 Besaran PAD;

 APBD Kota;

 Besaran DAU;

 Besaran DAK;

 Besaran investasi swasta dan masyarakat;

 Besaran bantuan dan pinjaman luar negeri;

 Besaran sumber pembiayaan lainnya.

k. Analisis Kelembagaan

Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas Pemerintah Kota dalam


menyelenggarakan pembangunan yang mencakup struktur organisasi dan tata
laksana pemerintahan, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana kerja, produk-
produk pengaturan serta organisasi non-pemerintah dan perguruan tinggi.

 Struktur organisasi;

 Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia;

 Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kerja;

 Produk-produk Peraturan;

 Bentuk-bentuk keterlibatan organisasi non-pemerintah dan perguruan tinggi.

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -15


3. Analisis Potensi dan Permasalahan Daerah

Analisis yang dilakukan untuk menelaah aspek-aspek yang berkaitan dengan potensi
dan isu-isu/permasalahan pengembangan masing-masing bagian wilayah Kota
Makassar khususnya dalam permasalahan sinergisitas wilayah tata peruntukan ruang
kabupaten kedepan. Analisis tersebut meliputi:

a. Analisis Fisik Lingkungan

Untuk menelaah daya dukung wilayah yang ditinjau dari kemungkinan


pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya dan bukan budidaya serta kawasan
rawan bencana dan daerah kritis;

b. Analisis Kependudukan Dan Ketenagakerjaan

Untuk menelaah pola persebaran, pertumbuhan dan struktur penduduk (angkatan


kerja, beban ketergantungan dan mata pencaharian), kualitas penduduk dan
tenaga kerja (dari tingkat pendidikan), serta proyeksi penduduk dalam dimensi
waktu perencanaan;

c. Analisis Perekonomian

Untuk menelaah perkembangan perekonomian wilayah, sektor-sektor strategis,


potensi dan wilayah-wilayah produksi, keterkaitan ekonomi antar sub-wilayah,
kesempatan kerja daerah, serta kecenderungan perkembangan investasi di
daerah;

d. Analisis potensi dan pemanfaatan sumber daya potensi pariwisata yang ada;

e. Analisis kemampuan daerah dalam pembiayaan pembangunan, serta daerah


dan sektor-sektor yang memperoleh prioritas dalam pembangunannya;

f. Analisis Struktur Wilayah

Untuk menelaah keterkaitan antar sub wilayah yang mempunyai perbedaan


karakteristik, pusat-pusat dengan daerah belakangnya, struktur ruang
berdasarkan kawasan budidaya dan bukan budidaya, serta sistem perhubungan

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -16


yang ada, juga menelaah prospek penggunaan lahan berdasarkan
kecenderungan perkembangan yang terjadi;

g. Analisis Kelembagaan

Sistem kelembagaan merupakan suatu tatanan politis yang mencakup aparat


beserta kepranataannya untuk menyokong kehidupan dan penghidupan
penduduk. Pendekatan sistem kelembagaan ini ditujukan untuk merumuskan
sistem pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan.

4. Perumusan Pokok-Pokok Permasalahan

Berdasarkan hasil analisis diatas, kemudian dirumuskan pokok-pokok Permasalahan


Pengembangan Wilayah yang ditinjau dari aspek-aspek:

 Permasalahan Spasial pengembangan ruang kabupaten menuju


pengembangan wilayah yang berbasis pada keunikan dan keunggulan lokal;

 Permasalahan Lingkungan dan Ancaman Global;

 Permasalahan Transportasi;

 Permasalahan Fisik lingkungan;

 Permasalahan Kependudukan;

 Permasalahan Perekonomian Daerah;

 Permasalahan Pemanfaatan Potensi Daerah;

 Permasalahan Struktur Wilayah;

 Permasalahan Pendanaan Pembangunan Daerah;

 Permasalahan Kelembagaan.

5. Perumusan Gagasan Awal Pengembangan Wilayah

Mengacu pada pemahaman terhadap potensi dan permasalahan serta hambatan-


hambatan yang dihadapi oleh daerah, maka akan disusun gagasan awal pengembangan
Struktur Ruang Wilayah yang lebih diarahkan pada aspek spasial berikut ini:

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -17


 Strategi dan kebijakan dasar pengembangan kawasan Kota Makassar yang lebih
prospektif dan adaptif terhadap daya tampung dan daya dukung lingkungan;

 Konsep pengembangan tata ruang wilayah dalam skala perencanaan yang lebih
berkarakter sesuai dengan irama, aroma dan warna dari atmosfir wilayah
perencanaan.

Adapun Konsepsi Pengembangan Tata Ruang yang akan dirumuskan, dengan


mempertimbangkan Aspek-Aspek Mendasar berikut ini, yaitu:

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Keunikan dan Keunggulan


Lokal;

Keterkaitan nilai-nilai keunggulan dan keunikan lokal menjadi hal substansial yang
sangat penting dalam mengelaborasi semua kepentingan memajukan potensi
ruang yang bertempu dengan keunggulan dan keunikan lokal.

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Diferensiasi Ruang dan


Atmosfir Perencanaan;

Dengan keunggulan dan keunikan lokal setidaknya akan mampu menciptakan


diferensiasi yang jelas yang diharapkan mampu membentuk identitas ruang
menjadi lebih kuat dan memiliki kekhasan berbeda dengan konsepsi perencanaan
daerah lainnya;

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Prospektus Ruang;

Dengan keunggulan dan keunikan lokal setidaknya akan mampu menciptakan


nilai-nilai prospektus ruang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ruang.

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Positioning Daerah;

Diperlukan penciptaan positioning yang kuat berdasarkan hitung-hitungan yang


terukur dari keunikan dan keunggulan lokal ruang perencanaan, isu-isu strategis
wilayah dan letak posisi dari kajian wilayah yang direncanakan;

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -18


 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Mitigasi Base;

Bahwa didalam perencanaan, selayaknya perencanaan tata ruang itu berbasis


pada nilai-nilai mitigasi yang berdasar pada struktur dan kondisi wilayah (geologi
wilayah) sehingga mampu meminimalisir sampai mengatasi bencana yang akan
terjadi baik masa kini maupun masa yang akan datang.

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Atmosfir Engineering;

Bahwa didalam pengembangan pola ruang perlunya dilakukan pengembangan


pemikiran yang lebih progresif dengan melihat bahwa, pengembangan pola ruang
selayaknya tidak dibatasi oleh batas-batas administrasi tetapi lebih pada batas
alam yang di“ENGINEERING” guna mendapatkan manfaat kawasan yang lebih
baik berdasarkan nilai-nilai potensi dan prospektus kawasan yang akan
dikembangkan

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Ekologi;

Bahwa didalam perencanaan, selayaknya perencanaan dan pengembangan tata


ruang itu berbasis pada nilai-nilai lingkungan sehingga menciptakan lingkungan
yang nyaman.

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Profesionalisme Ruang;

Penggunaan sistem engineering ruang diharapkan nantinya dapat menciptakan


ruang yang sesuai dengan kebutuhan sehingga terwujud profesionalisme akan
ruang

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Anatomi dan Organisme;

Esensi pencapaian penataan ruang secara logika, asumsi pendekatannya bisa


melalui satu persepsi yang diambil dari analogi manusia, hal ini mengandung
maksud bahwa persepsi perencanaan yang utuh dan paripurna salah satu sumber
referensinya dilihat dari pola dan bentuk anatomi manusia itu sendiri, dimana
secara konstruksional masing-masing dari anatomi tersebut membagi peran
sesuai dengan tingkat perlakuan dan nilai harapan yang dimaksudkan. Sebagai

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -19


contoh, pengenaan fungsi wajah lebih kepada pengenaan identitas individu
tersebut. Maka demikian halnya terhadap persepsi penyusunan RTRW, nilai-nilai
perlakuan fungsi ruang selayaknya disejajarkan dengan persepsi dan gambaran
ilustrasi dari anatomi manusia yang mana secara simultan saling berkait dan
membagi peran berwujud pada satu konsep manusia seutuhnya.

 Keterkaitan perencanaan terhadap nilai-nilai matamorfosis ruang;

Adalah satu persepsi perencanaan yang mengelaborasi kepentingan pencapaian


masa depan dalam rentetan satu proses tumbuh kembangnya ruang perencanaan
dimana proses itu melalui tahapan-tahapan perencanaan yang detail dan akurat
hingga pencapaian satu konsep ruang yang diinginkan sesuai dengan fungsi dan
peranannya.

 Keterkaitan Perencanaan terhadap Nilai-Nilai Perencanaan yang berbasis


Ekologi, Bisnis dan Pariwisata.

Substansi perencanaan ruang harus berbasis eko bisnis dan pariwisata sehingga
apapun fungsi/peruntukan ruang dapat menciptakan peluang bisnis dan harus
mampu menjadi obyek wisata dari ekosistem yang berkelanjutan, sehingga tata
ruang kita menjadi hidup dan menghidupkan.

Dalam hal ini, GAGASAN AWAL tersebut diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran
untuk tahap pekerjaan selanjutnya, yaitu penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Makassar.

RTRW Kota Makassar 2030 Page IV -20

You might also like