Professional Documents
Culture Documents
Makanan Gorengan
Pembawa Kanker ?
Makanan yang digoreng atau populer disebut gorengan,
ternyata bukan hanya meningkatkan kadar kolesterol
darah serta menyebabkan terjadinya peningkatan risiko
terkena stroke dan penyakit jantung koroner. Makanan
gorengan juga menghasilkan zat pemicu kanker
(karsinogenik) dengan nama akrilamida.
Mengenal Akrilamida
A
krilamida termasuk salah satu
senyawa kimia berbahaya yang Senyawa yang larut dalam air,
kini diduga memiliki potensi aseton dan etanolini, pada proses
kuat sebagai mesin pemicu kanker. pembakaran menghasilkan zat-zat
Penelitian terhadap tikus percobaan yang berbahaya bagi kesehatan,
menunjukkan bahwa senyawa yang seperti amonia, karbonomoksida,
satu ini menimbulkan tumor, dan nitrogen oksida (Friedman,
merusak DNA alias materi genetika, 2003).
merusak saraf, mengganggu tingkat
kesuburan, dan mengakibatkan Kini yang menjadi pertanyaan,
keguguran. berapa dosis minimum akrilamida
yang bisa ditoleransi tubuh manusia?
Secara umum sifat akrilamida (2- Hingga sekarang belum ada jawaban
propenamide) adalah tidak yang memuaskan untuk itu. Namun,
berwarna dan tidak berbau dengan masyarakat Uni Eropa dan organisasi
berat molekul 71. Senyawa ini kesehatan PBB (WHO) menetapkan
berupa kristal putih, meleleh pada standar maksimum akrilamida pada
suhu 84,5 derajat Celcius, dan air minum 0,5 mikrogram per liter.
mendidih pada suhu 125 derajat. Pada kadar itu, saluran pencernaan
mampu menyerap dan diperoleh adalah dosis antara 800-
mengeluarkannya dari tubuh melalui 2.700 mikrogram per hari bagi orang
urin dalam beberapa jam kemudian. dewasa merupakan yang terendah,
tapi di sisi lain sudah mampu
Dosis tinggi akrilamida pernah meningkatkan mutasi gen pada tikus
dilakukan uji toksisitas. Hasil yang percobaan.
Proses Penggorengan
P
enelitian yang dilakukan Eden Barangkali, kini ada pertanyaan
Tareke dkk. menemukan yang mengganjal dalam benak kita,
bahwa bahan pangan yang mengapa makanan rebus atau kukus
tidak mengalami proses tidak mengandung senyawa
penggorengan atau pemanggangan akrilamida, tapi dalam makanan
ternyata hanya mengandung gorengan jumlahnya banyak? Hingga
senyawa akrilamida dalam jumlah sekarang untuk soal yang sulit ini
yang amat sedikit, sehingga tak belum ada jawaban yang
menimbulkan keraguan untuk memuaskan.
menyantapnya. Demikian juga
penelitian tidak menemukan adanya Namun, peneliti dari Swedia itu
akrilamida pada produk pagan menjelaskan bahwa hadirnya
mentah dan makanan rebusan atau senyawa akrilamida pada makanan
kukus. gorengan di picu oleh proses
penggorengan itu sendiri.
Sementara itu, kentang goreng Penggorengan dengan suhu yang
mengandung senyawa akrilamida relatif tinggi, sekitar 190 derajat
yang amat tinggi, yakni 2.500 Celcius (seperti lazimnya suhu
mikrogram pada suhu penggorengan penggorengan dalam minyak), dapat
220 derajat Celcius. Dengan menyebabkan senyawa karbohidrat
kanduangan sebesar ini kita patut pada kentang terurai atau terlepas.
waspada. Menurut penelitian itu, sebagian
karbohidrat yang terlepas kemudian
Jika setiap hari menyantap ditangkap atau bereaksi dengan
akrilamida yang berasal dari asam amino, senyawa penyusun
kentang goreng, lama kelamaan protein, hingga terbentuklah
dalam tubuh kita akan terjadi akrilamida.
penimbunan senyawa yang
menimbulkan kanker. Dan pada Mekanisme ini secara umum biasa
suatu saat dapat memicu munculnya terjadi pada proses memasak.
penyakit yang bisa mematikan Sebab, asam amino dan gula dapat
manusia itu. bereaksi lewat apa yang dikenal
dalam bahasa kimia pangan sebagai reaksi Maillard.
A
da ungkapan lama Namun, jalan keluar yang paling
menyebutkan lebih baik baik adalah dengan membuat
mencegah daripada sendiri makanan gorengan di rumah,
mengobati. Jika sudah tahu bahwa
suatu jenis makanan dapat sehingga kita bisa melakukan
menyebabkan penyakit kanker, beberapa tindakan pencegahan guna
lebih baik tak usah dikonsumsi mengurangi terbentuknya senyawa
secara berlebihan. karsinogenik. Misalnya, kita bisa
menggunakan suhu penggorengan
yang lebih rendah dengan api kecil.
Sebab, tinggi rendahnya suhu
berpengaruh terhadap jumlah
senyawa akrilamida pada hasil
gorengan. Kebiasaan buruk lain,
yakni menggunakan minyak lebih
dari tiga kali untuk menggoreng
makanan, harus ditinggalkan.