You are on page 1of 11

Rendi Valentino

17
X Aksel

Misteri Pembunuhan Sutini


Usai pulang sekolah,5 sahabat yaitu Ghofar,Arif,Rendi,Dhio,dan Yuyud pergi ke
pasar Jungke untuk membeli bahan-bahan keperluan memasak karena besok ada lomba
memasak 17-an di SMAN 1 Karanganyar.Ketika Melewati SMK 1
Karanganyar,seorang gadis dengan tubuh langsing,tinggi,berkulit hitam,bibir yang
monyong,dan banyak jerawat yang bernama Sutini terpeleset dan jatuh, mukanya
mengenai kotoran sapi yang masih baru. “Aduh kasihan, mukanya mengenai kotoran
sapi,makin cantik aja tu cewek, hahaha”, kata Rendi. Yuyud yang melihat itu,langsung
menolong Sutini. “Chie-chie Yuyud, kayaknya ada rasa nih,cium bapak dulu Yud
hahaha”,kata Rendi sambil tertawa,Ghofar,Dhio dan Arif ikut tertawa. Yuyud yang
melihat wajah Sutini langsung memendam rasa pada Sutini.”Kamu nggak pa pa kan?
Makannya kalau jalan hati-hati,”kata Yuyud pada Sutini.”Nggak pa pa,terima kasih
udah mau nolong”,jawab Sutini.”Namamu siapa? Aku Yuyud the Speaker Karbol,salam
kenal,”kata Yuyud. “Aku Sutini, salam kenal juga”,jawab Sutini. Kemudian 5 sahabat
itu melanjutkan perjalanan ke pasar dan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.

Malam harinya waktu Yuyud akan tidur,dia terbayang dengan wajah Sutini.
“Ternyata ada gadis seperti itu,kayaknya aku suka ma dia nih”, kata Yuyud dalam hati
dan kemudian ia tertidur. Esok harinya lomba memasak pun dimulai 5 sahabat itu
mengawali lomba dengan penuh semangat.”Ghof, jangan sampai ceroboh memasukkan
bahan-bahan”,kata Rendi. Rendi memberi arahan kepada teman-temannya agar masakan
yang dibuat rasanya enak. Dan akhirnya mereka selesai dan langsung menyediakannya
kepada juri. Dan ternyata mereka menang.

Siangnya ketika pulang, Yuyud bertemu Sutini di dalam bis. Yuyud


memberanikan diri untuk menghampiri Sutini. “Halo, masih ingat aku? Boleh nggak
aku duduk di sampingmu?“ kata Yuyud. “Iya, boleh“ kata Sutini. “Boleh nggak aku
minta nomer HP mu?“, tanya Yuyud. “Boleh, 085872123236“, jawab Sutini. Akhirnya
mereka berdua berbincang-bincang, kemudian setelah sampai tujuan, ternyata rumah
mereka berdekatan.

1
Rendi Valentino
17
X Aksel

Esok harinya waktu hari libur. Dhio yang sedang joging,melihat Sutini, dan dia
terpesona dengan Sutini. “Dhio!!!!!!! Sedang apa kamu di sini ?“, kata Yuyud. “Dasar
Speaker! Ngaget-ngagetin aja,“ Bentak Dhio.“Makannya jangan suka melamun“,kata
Yuyud.“Yud,badanmu bau karbol. Ngomong-ngomong itu cewek siapa ya“,sahut
Dhio.“Oh itu namanya Sutini,dia tetanggaku“,jawab Yuyud.“Sutini ya,namanya
keren,aku akan mengincarnya jadi pacarku“,kata Dhio.“Ouw tidak bisa?!! Dia itu
incaranku!“,sahut Yuyud. Sahut Dhio,“Apa?! OKlah kalau begitu,kita saingan
mendapatkan Sutini“.

Akhirnya mereka berdua mendekati Sutini.“Hai Sutini,joging bareng yuk?“ajak


Yuyud.“Ya, temen mu yang gendut itu namanya siapa?“ tanya
Sutini.“Perkenalkan,namaku Dhio Gentong Ndut. Anak paling ganteng di SMAN 1
Karanganyar“, jawab Dhio. Kemudian mereka joging mengelilingi kampung. Selama
joging, Yuyud dan Dhio merayu Sutini untuk mendapat perhatian. Setelah lelah berlari,
mereka kembali ke rumah masing-masing.

Dalam perjalanan Sutini yang sendirian kembali ke rumah, di rampok oleh


sekelompok penjahat. Di waktu yang sama Arif yang sedang berangkat menuju tempat
latihan karate, melihat Sutini yang sedang dirampok, ia langsung menolongnya. “Cyat!!
Eit!Cyat!Cyat!” seru Arif sambil memukuli perampok tersebut dengan jurus karate.
Sutini yang diselamatkan Arif, merasa kagum dengan kehebatan Arif dalam karate.
Sutini pun jatuh cinta kepada Arif.”Kamu nggak pa pa kan?” tanya Arif.”Nggak pa
pa,thanks ya udah nylametin aku, perkenalkan namaku Sutini”,kata Sutini sambil
berjabat tangan dengan Arif.”Ya, sama-sama, aku Arif Sang TPSM, lain kali kalau jalan
jangan sendirian rawan bahaya”, kata Arif. Sutini bertanya,”kamu sekolah di mana?”
“Aku sekolah di SMAN 1 Karanganyar”. Jawab Arif.“Berarti kenal Yuyud sama Dhio
dong?“ tanya Sutini. Jawab Arif,“Oh ya, mereka teman satu kelasku. Dah dulu aku mau
berangkat latihan karate dulu, hati-hati di jalan.“ Akhirnya Sutini kembali ke rumah,
dan pada malam harinya sebelum dia tidur, Sutini terus berpikir tentang Arif.“Oh Arif,
kamu keren banget“, kata Sutini dalam hati.

Esok harinya Yuyud sudah berada di depan rumah Sutini, dia langsung
bernyanyi, suara Yuyud yang sangat keras membuat kaca jendela rumah Sutini pecah.

2
Rendi Valentino
17
X Aksel

Kemudian Sutini membuka pintu dan langsung menyiramkan karbol ke Yuyud.“Maaf


mas nggak punya receh“, kata Sutini.“Aduh Sutini, ini aku Yuyud, sedang menyanyi
untukmu“, seru Yuyud.“Oh maaf, lain kali kalau mau bertamu ketuk pintu dulu“, kata
Sutini. Akhirnya Yuyud pulang untuk membersihkan badannya dari bau karbol.
Kemudian giliran Dhio datang ke rumah Sutini, ia membawa sekotak coklat dan
setangkai bunga. Kemudian Sutini mengajak makan Dhio. Dhio makan dengan
lahapnya, sampai-sampai Sutini tidak kebagian makan.“Stop!! Kalau makan jangan
banyak-banyak, aku sampai nggak kebagian nih!! Sekarang pergi sana!” Kata Sutini
mengusir Dhio.

Yuyud pun punya ide. Dia meminta bantuan mbah dukun untuk mendapatkan
Sutini.“Ada masalah apa kamu ke sini?“ tanya mbah dukun. Yuyud“,Saya kemari ingin
melet seoranf cewek mbah.“ Mbah Dukun,“Oh, itu masalah gampang.“ Kemudian
Mbah Dukun mengambil bunga tujuh rupa dan Memasukkannya ke dalam wadah yang
berisi air,dan memantrai air tersebut,“Sreketet prokotot, prokotot sreketet, srikitiew
prikitiew,prikitiew srikitiew.“ Kemudian Mbah Dukun itu memasukkan air yang telah
dimantrai itu ke dalam botol. Dan berpesan kepada Yuyud,“Nih, kasihkan air ini kepada
gadis yang kamu sukai, dia pasti akan menyukaimu.“ Kata Yuyud,“Ok mbah, soal
pembayarannya gimana?“.“Ah gampang, transfer saja dua juta ke rekening embah. Ni
nomernya, awas kalau nggak ditransfer, TAK SANTET!“ kata Mbah Dukun kepada
Yuyud sambil menyerahkan secarik kertas berisi nomor rekening.

Setelah keluar dari rumah Mbah Dukun,Ghofar yang kebetulan lewat kemudian
bertanya,“Yud,sedang apa kamu di sini? Inikan rumah Dukun,jangan-jangan kamu
minta bantuan Dukun ya? Itu kan musrik. Allah melarang segala bentuk pemujaan
syeton!“ Jawab Yuyud,“Agh tidak,aku di sini Cuma mengantar koran“Oh ya?? Terus
botol yang kamu bawa itu apa??“tanya Ghofar lagi.“Oh, hari ini aku haus banget,jadi ke
mana-mana bawa minum. Akhirnya Ghofar percaya dan meninggalkan Yuyud.

Kemudian Yuyud melakukan joging sambil membawa air yang sudah dimantrai.
Saat joging, ia bertemu bertemu Sutini yang juga joging ditemani oleh seorang waria
bernama Ommas. Karena lelah, Sutini istirahat sebentar. Kemudian Yuyud mendekati
Sutini untuk memberikan air yang telah dimantrai.“Sutini, kayaknya kamu sedang lelah,

3
Rendi Valentino
17
X Aksel

nih tak bawaain minum“,kata Yuyud. Jawab Sutini,“Oh,ya terima kasih.“ Saat Sutini
akan minum, Ommas langsung menyerobot botol minum tersebut dan langsung
meminumnya dan menghabiskannya. Yuyud kebingungan melihat hal itu dan badannya
gemetaran.“Sorry Sut,aku haus banget“, kata Ommas. Kemudian Ommas merasa
pusing, setelah dia merasa baikan, Ommas melihat wajah Yuyud.”Kang Mas, kamu
ganteng”,kata Tessong sambil menggodanya ketika melihat wajah Yuyud. Karena kaget
dan takut, Yuyud langsung mengambil langkah seribu. “Arrgggghhhh.....Banci!!!!!“
teriak Yuyud.

Dua hari kemudian giliran Dhio yang usaha, dia menulis sebuah puisi cinta. Ia
mengirimnya ke rumah Sutini, saat dia hendak meletakkan puisi tersebut di depan
rumah, ada yang membuka pintu dari dalam rumah ,ternyata yang keluar bukan Sutini,
malah Ommas. Dhio ternyata salah rumah. Dhio ingin lari, tapi kakinya terasa kaku
karena terlalu takut.“Ada urusan apa kemari mas? Bawa surat ya?“ tanya Ommas yang
langsung menyerobot puisi yang dibawa Dhio. Setelah dibaca, Ommas yang mengira itu
untuknya, jatuh hati kepada Dhio.”Ini pasti untukku ya? Terima kasih ya,” kata Sutini
sambil mencubit pipi Dhio. Dhio yang merasa ketakutan, akhirnya bisa lari.

Setelah dua minggu karena masalah perebutan Sutini tidak kunjung menemui
titik terang, akhirnya Yuyud, Sutini, dan Dhio bertemu untuk membicarakan siapa yang
pantas menjadi pacar Dhio. “Langsung saja Sutini, kamu pilih siapa, aku apa Yuyud?”
tanya Dhio. “Pasti aku kan?”sahut Yuyud. Kemudian Sutini menjawab,”Aku
sebenarnya sudah punya pujaan hati, dia ganteng, gagah dan jago karate.”Apa?!
Siapa?!” kata Yuyud dan Dhio bersamaan.”Dia teman sekelas kalian, Arif Sang TPSM.”
Akhirnya Yuyud dan Dhio meninggalkan Sutini dengan keadaan shock berat. Yuyud
yang sangat menyukai Sutini, masih belum bisa menerima kenyataan.“TIIDAAAK!!!!!“
teriak Yuyud hingga seluruh kaca pecah, hari tiba-tiba menjadi gelap gulita, dan angin
berhembus kencang.

Malam harinya ketika Sutini sendirian di rumah, merasa sangat takut, karena
suasana pada saat itu sangat mencekam. Tiba-tiba lampu padam. Terlihat bayangan
hitam orang ada di jendela ruang tamu. Sutini semakin takut. Dia langsung menuju ke
kamarnya dan mengunci pintu dan bersembunyi di bawah kasur. Terlihat kaki orang,

4
Rendi Valentino
17
X Aksel

Sutini semakin takut. Tiba-tiba orang itu melihat ke bawah kasur, Sutini yang sangat
takut langsung keluar dari tempat persembunyiannya tanpa sempat melihat wajah orang
itu. Ketika Sutini hendak membuka pintu, dia tertusuk golok di punggungnya, Sutini
pun meninggal. Sebelum dia meninggal, Sutini menoleh ke arah pembunuh dan ia
mengenalnya. Mayatnya di mutilasi dan dikubur di kebun rumah Sutini. Ketika orang
tuanya pulang, mereka bingung mencari. Ketika mencari di kebun, ayah Sutini
menemukan gundukan tanah yang masih baru, kemudian terkejut karena ternyata yang
dikubur adalah mayat Sutini yang telah dimutilasi.

Orang tua Sutini langsung melapor ke Polisi. Polisi memeriksa orang-orang


yang dekat dengan Sutini. Ketika Ommas diperiksa, dia memberi kesaksian bahwa Dhio
dan Yuyud menyukai Sutini, tetapi mereka ditolak. Akhirnya Pak Polisi memanggil
mereka berdua dan mengintrogasi Yuyud terlebih dahulu.“Dimana anda tadi
malam“,tanya Pak Polisi.“Tadi malam saya sedang memperbaiki Speaker di kamar
saya“, jawab Yuyud.“Terus ada hubungan apa kamu dengan Sutini?“ tanya polisi.“Saya
dan dia Cuma berteman.“ Giliran Dhio yang ditanyai.“Tadi malam anda dimana, dan
ada hubungan apa anda dengan Sutini?“tanya polisi.“Saya sedang makan bersama
keluarga saya di rumah, saya dan Sutini Cuma berteman“, jawab Dhio.

Beberapa saat kemudian Arif, Ghofar, dan Rendi yang sedang berjalan-jalan,
dan kebetulan melewati rumah Sutini.“wah ada apa itu? Kok Dhio dan Yuyud ada di
sana bersama Polisi? Lebih baik ayo kita ke sana.“ ajak Ghofar.“Dhio, ada apa ini? Kok
ramai sekali? Apa ada yang menjual jagung bakar di sini?“ tanya Rendi.“Jagung bakar
gundulmu kinclong! Sutini terbunu, mayatnya dimutilasi, dan sekarang Pak Polisi
sedang menyelidiki kasus ini!“ jawab Dhio.“Inailahi, pelaku pembunuhan ini pasti akan
mendapat hukuman yang setimpal, dalam al Quran perbuatan keji seperti ini adalah
dosa besar“ sahut Ghofar.“Nah, ini lho pak, teman-teman saya tolong juga diperiksa,
siapa tahu mereka ada hubungannya dengan peristiwa ini, terutama Arif, karena Sutini
menyukainya.“ Kata Yuyud kepada Polisi.

“Kalian bertiga kemarin malam berada di mana?“tanya polisi.“Saya kemarin


bersama Ghofar Sholat berjamaah di masjid Annur“ jawab Arif.“Kalau kemarin malam
saya bermain game di rumah“, jawab Rendi.“Apa benar Sutini menyukai anda saudara

5
Rendi Valentino
17
X Aksel

Arif?“ tanya polisi lagi. Jawab Arif,“Mengenai hal itu saya tidak tahu, saya baru
bertemu Sutini baru dua kali.“Kalau begitu terima kasih atas kesaksian anda sekalian,
kalau anda punya informasi yang berhubungan dengan kematian Sutini, harap lapor
kepada saya. Kemudian Polisi itu kembali ke kantor dengan membawa mayat Sutini
unutk dioptosi.

“Sudahlah pak, bu, semua ini pasti ada hikmahnya,pelaku kejahatan ini pasti
mendapatkan hukuman setimpal.“ Kata Yuyud menghibur orang tua Sutini.“Bukan
masalah itu, Sutini adalah anak kami satu-satunya!!“ kata ayah Sutini sambil menangis.
Buat aja lagi pak! Gitu aja kok repot.“ Sahut Rendi.“Buatnya SUSAH!!“ bentak ibu
Sutini.

Kemudian lima sahabat itu pergi.“Teman-teman, malam ini aku sendirian di


rumah nih“, kata Yuyud.“Lha kenapa Yud? Memangnya orang tuamu kemana?“ tanya
Arif.“Orang tuaku membeli Speaker di luar kota untuk dijual karena barang dagangan
ayahku sudah habis terjual“, jawab Yuyud.“Iya Yud, kebetulan ini malam Minggu, aku
bosen di rumah terus“,kata Dhio.“Ok ntar malem jam setengah 7 harus sudah datang ke
rumahku.“OK“, jawab Ghofar,Arif,Dhio dan Rendi serentak.

Malamnya, Dhio, Ghofar, Arif, dan Rendi yang datang secara bersamaan. Ketika
mereka tiba di rumah Yuyud, Dhio mengatakan,“Ngomong-ngomong, rumah Yuyud
kok jadi seram gini ya?? Bulu kudukku terasa berdiri.“Ah itu cuma perasaanmu saja“
jawab Arif.“Ah kamu ini penakut, kita itu hanya boleh takut sama Allah, makannya kalu
jadi orang harus rajin beribadah“ ,jawab Ghofar.“benar apa kata ustad muda kita, lebih
baik kita segera masuk, Yuyud pasti sudah menunggu“, sahut Rendi.

Saat Dhio hendak mengetuk pintu, tiba-tiba,“BAAA!!!!“ muncul seseorang


memakai topeng yang menyeramkan, Dhio pun terkejut sekaligus takut, karena terlalu
takut, Dhio tidak sadar kalu dia ngompol.”Hahaha…..maaf ini aku”,kata Yuyud sambil
membuka topeng.”Argh kau ini ngaget-ngagetin aja! Dasar Sepeaker”, bentak Dhio.”Ich
Dhio kayak anak kecil aja! Ngompol, bau pesing!!!” kata Rendi.”Dasar penakut, ya
sudah, langsung masuk saja, dan kamu Dhio, bisa ganti celana di kamar Mandi”kata
Yuyud.”Baiklah”, jawab Dhio. Saat Dhio berada di kamar mandi, dia melihat sekelebat

6
Rendi Valentino
17
X Aksel

bayangan putih terlihat di cermin. Dia semakin takut. Ia langsung berlari keluar kamar
mandi dab menghampiri sahabat-sahabatnya.“Pasti salah satu dari kalian ada Yang
mengerjaiku di kamar mandi?“ bentak Dhio.“Kamu ini kenapa sih? Kok langsung
marah-marah gitu dari tadi kami di sini sedang main kartu,“jawab Yuyud.“Agh, kalian
ini pasti sekongkol!“ bentak Dhio.

“Sudahlah, lebih baik kamu ikut main kartu sini“, ajak Ghofar. Akhirnya Dhio
melupakan rasa takutnya dan ikut bermain kartu. Tidak terasa waktu telah menunjukkan
pukul 10.30, merekapun menyudahi permainan mereka.“Haduh perutku lapar“,kata
Dhio mengeluh kelaparan.“Biasanya jam segini ada penjual nasi goreng lewat, nanti
kalu lewat, kita beli saja“, jawab Yuyud.“Ting... Ting... Ting... Ting“ suara tanda tukang
nasi goreng lewat.“Ayo Rif, tak ajak beli nasgor yuk?”ajak Yuyud.”Yuk”,jawab Arif.
Pak-pak, beli nasi goreng, empat bungkus ya?” pinta Yuyud. Penjual nasi goreng itu
membuatkan pesanan Yuyud, tetapi sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Sambil menunggu nasi goreng, Rendi yang berada di dalam rumah, melihat-lihat
koleksi Sepeaker Yuyud.”Wah, bagusnya sepeaker-sepeaker ini” kata Rendi. Saat Rendi
melihat-lihat Sepeaker, dia menemukan satu sepeaker yang aneh. Ada bekas darah
menempel pada Sepeaker tersebut.

Sementara itu, Yuyud dan Arif yang membeli nasi goreng merasa bulu kuduk
mereka berdiri. Kemudian pedagang tersebut memberikan pesanan kepada mereka
berdua. Saat Yuyud dan Arif memandang wajah pedagang itu, wajahnya rata, tidak a
hidung, mata dan mulut. Sontak mereka takut dan lansung berlari ke dalam rumah.

Sementara itu ke anehan di dalam rumah mulai terjadi, lampu yang hidup mati
dengan sendirinya, sepeaker yang tadinya mati, tiba-tiba hidup dengan sendirinya. Dhio
yang merasa semakin takut, merasa ingin kencing. Ia pun pergi ke kamar mandi. Setelah
ia kencing, Dhio menghidupkan kran, tetapi yang keluar adalah air berwarna merah dan
berbau amis. Dan ternyata itu adalah darah. Dhio yang sangat takut langsung keluar dari
kamar mandi.“Yud, kenapa kamar mandimu jadi menyeramkan begini?“tanya Dhio
kepada Yuyud.“Menyeramkan gimana? Aku ketakutan setengah mati nih, habis lihat
hantu nasi goreng“, jawab Yuyud. Kemudian Ghofar yang keluar dari ruang sholat,
menanyai mereka,“Kenapa kalian kok kelihatan habis melihat Setan?“.“Memang habis

7
Rendi Valentino
17
X Aksel

liat SETAN!!“ jawab Dhio.“Itu karena kalian belum Sholat, lebih baik kalian sholat
dulu, pasti akan lebih tenang. Akhirnya Arif,Dhio dan Yuyud melaksanakan sholat.

Rendi yang sedang melihat koleksi sepeaker, merasa penasaran dengan bekas
darah yang ada pada sepeaker,kemudian dia mengeluarkan obeng dari jaketnya dan
membongkar sepeaker tersebut. Saat melihat isinya, ia sangat terkejut, kemudian, dia
memasang sepeaker tersebut. Selesai memasang, ia merasakan ada yang memegang
bahunya, dan bulu kuduknya berdiri. Dengan sigap, dia menengok kebelakang, tapi
ternyata tidak ada seorangpun, ia pun keluar dari ruangan tersebut. Kemudian dia
bertanya kepada Yuyud yang baru selesai sholat,”Yud, banyak sekali koleksi
sepeakermu, bagus-bagus sekali.” Rendi bertanya seolah-olah tidak ada hal yang
terjadi.”Jawab Yuyud,” Oh tentu saja, itu sebenarnya ayahku yang membelikannya
untukku. Hadiah dari ayahku, Suko tercinta.”Ah, aku jadi iri”kata Rendi.

Kemudian lampu kembali hidup mati dengan sendirinya. Tiba-tiba muncul


kepala Sutini melayang, mereka berlima sangat terkejut, kemudian lari sendiri-sendiri.
Rendi yang berlari ke tempa cuci pakaian, menemukan sebuah jas hujan berlumran
darah. Tiba-tiba Rendi mendengar suara perempuan menggil nama Yuyud tiga kali.
Dengan semua hal itu, dia berpikir mengenai kematian Sutini, kemudian dia menyadari
sesuatu. Rendi berlari mencari teman-temannya karena kawatir dengan keadaan teman-
temannya. Yuyud, yang bersembunyi di dapur,merasa terkejut, karena pisau di dapurnya
tiba-tiba bergerak dan meluncur hendak menusuk Yuyud. Untungnya Yuyud dengan
sigap menghindari pisau. Lalu dia melihat Sutini di pojok ruangan. Yuyud sangat
ketakutan kemudian lari.

Sementara itu Dhio yang bersembunyi di bawah selimut. Kemudian bertiup


angin kencang dari jendela kamar yang terbuka, sehingga selimut yang dipakai Dhio
terbang. Ketika dia duduk dan melihat sekelilingnya, ada darah yang menetes. Lalu dia
menoleh ke atas. Dhio melihat Sutini dengan wajah yang
menyeramkan.“SUTINIIIII!!!“ teriak dhio sambil keluar dari kamar.

Ghofar dan Arif yang bersembunyi di ruang sholat, juga merasa takut.“Rif,
mungkin arwah Sutini menjadi arwah penasaran, sebaiknya kita membaca Al-Quran

8
Rendi Valentino
17
X Aksel

agar arwah Sutini tenang. Saat hendak membaca, tiba-tiba lampu di ruangan tersebut
padam. Mereka tidak jadi membaca dan berlari meninggalkan ruangan tersebut.

Akhirnya kelima sahabat tersebut bertemu di ruang keluarga.“Haduh, arwah


Sutini bergentayangan aku takut setengah mati melihatnya“, kata Dhio dengan nafas ter
engah-engah.“Sebaiknya kita lari dari rumah ini, kalau terus berada di sini, mungkin
kita akan di bunuh oleh Sutini“, ajak Rendi. Mereka pun lari keluar dari rumah. Tetapi
tanpa sadar, mereka lari tanpa tujuan dan tiba di kompleks pemakaman.

Udara semakin dingin, dan suasana semakin mencekam. Terlihat bayangan


putih meloncat-loncat mendekati mereka, dan setelah diperhatikan, ternyata itu adalah
pocong. Mereka lari terbirit-birit. Karena badan Dhio gemuk, dia lari paling akhir dan
dia tertinggal dari teman-temannya. Dia pun sangat takut dan kencing di celana. Tiba-
tiba terdengar suara,”Dhio,Dhio,Dhio….” Badan Dhio terasa gemaetaran, dan tak dapat
bergerak. Tiba-tiba Sutini menampakkan diri di depan Dhio. Dhio kemudian pingsan.

Sementara itu, Ghofar, Arif, Yuyud, dan Rendi terus berlari. Hingga berhenti di
sebuah makam tua yang nissannya tak bisa dibaca. Terdengar suara,”Arif, Arif,
Arif…!” Tetapi tidak ada orang sama sekali. Tiba-tiba,”Aaaarrrggggghhhhhh!!!!!!!
Tolong!!” teriak Rendi karena ada yang menarik. Ghofar, Arif, dan Yuyud mengejar
Rendi,”Pegang tanganku!” kata Arif. Rendipun dapat meraih tangan Arif, namun Rendi
tertarik sangat kuat, shingga tak dapat tertolong.

“Mari kita membaca doa agar kita selamat dari kejadian mengerikan ini“, ajak
Ghofar. Merekapun membaca doa, dan kemudian terdengar Adzan Subuh
berkumandang, tanda hari telah pagi. Kemudian mereka mencari teman-teman mereka
yang hilang. Pertama mereka menemukan Dhio yang tergeletak di tanah.“Dhio, Dhio,
bangun, sudah pagi“,kata Arif membangunkan Dhio.“Agh, di mana aku?“ tanya Dhio.“
Kamu berada di makam“, jawab Ghofar. Tapi mereka tidak menemukan Rendi, mereka
mengira Rendi diculik oleh arwah Sutini.

“TOOLLONG!!!” terdengar suara tetapi tak ada orang.”Itu kelihatannya suara


Rendi, tapi mana orangnya”, Kata Dhio.”Teman-teman! Tolong, aku di atas pohon!”
terdengar suara Rendi.”Oh, itu dia Rendi! Ren, sedang apa kamu di atas pohon? Kayak

9
Rendi Valentino
17
X Aksel

monyet aja” kata Ghofar.”Haaah, cepat tolong aku turun dari sini!” kata Rendi minta
bantuan. Akhirnya mereka membantu Rendi turun.

“Terima kasih teman-teman, lebih baik ayo kita kembali ke rumah Yuyud, nanti
siang, kita kumpulkan orang-orang yang berhubungan dengan Sutini, dan juga panggil
polisi, ada hal yang ingin aku jelaskan”, kata Rendi. Kemudian mereka kembali ke
rumah Yuyud.

Siangnya, semua orang yang berhubungan dengan Sutini dikumpulkan,


termasuk Polisi. “Ada apa kami di panggil kemari?” tanya Ommas. Kemudian Orang
tua Yuyud telah pulang membawa sepeaker dari luar kota. “Ada apa ini? Kog ramai
sekali??” tanya bapak Suko yang heran. ”Ini pak, ada kejadian mengerikan menimpa
kami semalam. Arwah Sutini, anak yang dibunuh dengan dimutilasi semalam
bergentayangan di rumah ini. Dan saya ingin mengungkap misteri pembunuhan Sutini,
agar arwahnya tenang“, jawab Rendi.“Ok, langsung saja,dari semua orang yang dekat
dengan Sutini, hanya ada tiga orang yang memang dekat dengan Sutini, yaitu Ommas,
Dhio, dan Yuyud, kalau Arif, jelas tidak mungkin, karena dia hanya dua kali bertemu
dengan Sutini, walau ia tidak suka kalau Sutini menyukainya. Kemudian Ommas, kamu
tidak mungkin membunuhnya karena kamu adalah sahabatnya. Hanya ada dua sekarang,
Dhio, dan Yuyud, kalau Dhio, menurutku tidak mungkin, karena dia penakut, dan tidak
mungkin berani melakukan hal keji seperti itu. Dan hanya ada satu orang yang benar-
benar menyukai Sutini, dan alibinya sewaktu Sutini terbunuh tidak terlalu jelas. Yaitu
kau Yud! Kaulah pembunuh Sutini!“ kata Rendi.

“Apa?! tidak mungkin anakku, dia anak baik-baik“, bentak Bu Sukma ibu
Yuyud.“Ya! tidak mungkin aku, karena yang alibinya tidak jelas bukan hanya aku, tapi
juga kamu! Kalau menuduh harus ada bukti!“ kata Yuyud.“Bu Suk, tolong tenanglah?
Perlu bukti? Lalu bekas darah yang menempel pada sepeaker itu apa? Tadi malam aku
sempat memeriksa dalam sepeaker itu, dan isinya adalah golok. Bukan hanya itu, aku
juga menemukan jas hujan yang masih ada sisa darah di tempat cucian. Dan tadi pagi
aku mengecek darah yang ada di situ,dan itu adalah darah Sutini, dan sidik jarimu
menempel pada kedua benda tersebut. Pak Polisi, jika tidak percaya, silahkan
periksa.“Baik!“ kata Polisi. Kemudian ahli forensik mencocokkan darah dan sidik jari

10
Rendi Valentino
17
X Aksel

yang menempel pada ke dua benda tersebut. Beberapa saat kemudian telah diketahui
hasilnya.“Benar Komandan, itu darah Sutini, dan sisik jari itu adalah sidik jari Yuyud“,
kata salah satu ahli forensik.

“Maaf Yud, memang kau sahabatku, tapi yang namanya kebenaran harus
diungkap dan hukum harus di tegakkan“, kata Rendi.“Yuyud anakku, kenapa kamu
melakukan semua ini?“ tanya Bu Suk.“Ini semua karena Sutini menolak cintaku, aku
tidak terima dengan kenyataan ini“, kata Yuyud.“Astagfirullah Yuyud, kita sebagai
manusia harus berhati besar, mau menerima kenyataaan yang ada“, sahut Ghofar.

“Lebih baik kamu menjelaskannya di kantor polisi“, kata Pak Polisi. Kemudian
Polisi membawa Yuyud ke kantor polisi. Yuyud di hukum pejara 12 tahun karena kasus
pembunuhan.

Di malam pertama Yuyud di penjara, Yuyud merasa ketakutan karena berada di


sel sendirian. Tiba-tiba lampu berkedip, dan arwah Sutini datang lagi, kali ini dia
menuntut balas atas kematiannya. Sutini mencekik Yuyud hinggam mati. Akhirnya
Yuyud mati di dalam penjara.

11

You might also like