Professional Documents
Culture Documents
17
X Aksel
Malam harinya waktu Yuyud akan tidur,dia terbayang dengan wajah Sutini.
“Ternyata ada gadis seperti itu,kayaknya aku suka ma dia nih”, kata Yuyud dalam hati
dan kemudian ia tertidur. Esok harinya lomba memasak pun dimulai 5 sahabat itu
mengawali lomba dengan penuh semangat.”Ghof, jangan sampai ceroboh memasukkan
bahan-bahan”,kata Rendi. Rendi memberi arahan kepada teman-temannya agar masakan
yang dibuat rasanya enak. Dan akhirnya mereka selesai dan langsung menyediakannya
kepada juri. Dan ternyata mereka menang.
1
Rendi Valentino
17
X Aksel
Esok harinya waktu hari libur. Dhio yang sedang joging,melihat Sutini, dan dia
terpesona dengan Sutini. “Dhio!!!!!!! Sedang apa kamu di sini ?“, kata Yuyud. “Dasar
Speaker! Ngaget-ngagetin aja,“ Bentak Dhio.“Makannya jangan suka melamun“,kata
Yuyud.“Yud,badanmu bau karbol. Ngomong-ngomong itu cewek siapa ya“,sahut
Dhio.“Oh itu namanya Sutini,dia tetanggaku“,jawab Yuyud.“Sutini ya,namanya
keren,aku akan mengincarnya jadi pacarku“,kata Dhio.“Ouw tidak bisa?!! Dia itu
incaranku!“,sahut Yuyud. Sahut Dhio,“Apa?! OKlah kalau begitu,kita saingan
mendapatkan Sutini“.
Esok harinya Yuyud sudah berada di depan rumah Sutini, dia langsung
bernyanyi, suara Yuyud yang sangat keras membuat kaca jendela rumah Sutini pecah.
2
Rendi Valentino
17
X Aksel
Yuyud pun punya ide. Dia meminta bantuan mbah dukun untuk mendapatkan
Sutini.“Ada masalah apa kamu ke sini?“ tanya mbah dukun. Yuyud“,Saya kemari ingin
melet seoranf cewek mbah.“ Mbah Dukun,“Oh, itu masalah gampang.“ Kemudian
Mbah Dukun mengambil bunga tujuh rupa dan Memasukkannya ke dalam wadah yang
berisi air,dan memantrai air tersebut,“Sreketet prokotot, prokotot sreketet, srikitiew
prikitiew,prikitiew srikitiew.“ Kemudian Mbah Dukun itu memasukkan air yang telah
dimantrai itu ke dalam botol. Dan berpesan kepada Yuyud,“Nih, kasihkan air ini kepada
gadis yang kamu sukai, dia pasti akan menyukaimu.“ Kata Yuyud,“Ok mbah, soal
pembayarannya gimana?“.“Ah gampang, transfer saja dua juta ke rekening embah. Ni
nomernya, awas kalau nggak ditransfer, TAK SANTET!“ kata Mbah Dukun kepada
Yuyud sambil menyerahkan secarik kertas berisi nomor rekening.
Setelah keluar dari rumah Mbah Dukun,Ghofar yang kebetulan lewat kemudian
bertanya,“Yud,sedang apa kamu di sini? Inikan rumah Dukun,jangan-jangan kamu
minta bantuan Dukun ya? Itu kan musrik. Allah melarang segala bentuk pemujaan
syeton!“ Jawab Yuyud,“Agh tidak,aku di sini Cuma mengantar koran“Oh ya?? Terus
botol yang kamu bawa itu apa??“tanya Ghofar lagi.“Oh, hari ini aku haus banget,jadi ke
mana-mana bawa minum. Akhirnya Ghofar percaya dan meninggalkan Yuyud.
Kemudian Yuyud melakukan joging sambil membawa air yang sudah dimantrai.
Saat joging, ia bertemu bertemu Sutini yang juga joging ditemani oleh seorang waria
bernama Ommas. Karena lelah, Sutini istirahat sebentar. Kemudian Yuyud mendekati
Sutini untuk memberikan air yang telah dimantrai.“Sutini, kayaknya kamu sedang lelah,
3
Rendi Valentino
17
X Aksel
nih tak bawaain minum“,kata Yuyud. Jawab Sutini,“Oh,ya terima kasih.“ Saat Sutini
akan minum, Ommas langsung menyerobot botol minum tersebut dan langsung
meminumnya dan menghabiskannya. Yuyud kebingungan melihat hal itu dan badannya
gemetaran.“Sorry Sut,aku haus banget“, kata Ommas. Kemudian Ommas merasa
pusing, setelah dia merasa baikan, Ommas melihat wajah Yuyud.”Kang Mas, kamu
ganteng”,kata Tessong sambil menggodanya ketika melihat wajah Yuyud. Karena kaget
dan takut, Yuyud langsung mengambil langkah seribu. “Arrgggghhhh.....Banci!!!!!“
teriak Yuyud.
Dua hari kemudian giliran Dhio yang usaha, dia menulis sebuah puisi cinta. Ia
mengirimnya ke rumah Sutini, saat dia hendak meletakkan puisi tersebut di depan
rumah, ada yang membuka pintu dari dalam rumah ,ternyata yang keluar bukan Sutini,
malah Ommas. Dhio ternyata salah rumah. Dhio ingin lari, tapi kakinya terasa kaku
karena terlalu takut.“Ada urusan apa kemari mas? Bawa surat ya?“ tanya Ommas yang
langsung menyerobot puisi yang dibawa Dhio. Setelah dibaca, Ommas yang mengira itu
untuknya, jatuh hati kepada Dhio.”Ini pasti untukku ya? Terima kasih ya,” kata Sutini
sambil mencubit pipi Dhio. Dhio yang merasa ketakutan, akhirnya bisa lari.
Setelah dua minggu karena masalah perebutan Sutini tidak kunjung menemui
titik terang, akhirnya Yuyud, Sutini, dan Dhio bertemu untuk membicarakan siapa yang
pantas menjadi pacar Dhio. “Langsung saja Sutini, kamu pilih siapa, aku apa Yuyud?”
tanya Dhio. “Pasti aku kan?”sahut Yuyud. Kemudian Sutini menjawab,”Aku
sebenarnya sudah punya pujaan hati, dia ganteng, gagah dan jago karate.”Apa?!
Siapa?!” kata Yuyud dan Dhio bersamaan.”Dia teman sekelas kalian, Arif Sang TPSM.”
Akhirnya Yuyud dan Dhio meninggalkan Sutini dengan keadaan shock berat. Yuyud
yang sangat menyukai Sutini, masih belum bisa menerima kenyataan.“TIIDAAAK!!!!!“
teriak Yuyud hingga seluruh kaca pecah, hari tiba-tiba menjadi gelap gulita, dan angin
berhembus kencang.
Malam harinya ketika Sutini sendirian di rumah, merasa sangat takut, karena
suasana pada saat itu sangat mencekam. Tiba-tiba lampu padam. Terlihat bayangan
hitam orang ada di jendela ruang tamu. Sutini semakin takut. Dia langsung menuju ke
kamarnya dan mengunci pintu dan bersembunyi di bawah kasur. Terlihat kaki orang,
4
Rendi Valentino
17
X Aksel
Sutini semakin takut. Tiba-tiba orang itu melihat ke bawah kasur, Sutini yang sangat
takut langsung keluar dari tempat persembunyiannya tanpa sempat melihat wajah orang
itu. Ketika Sutini hendak membuka pintu, dia tertusuk golok di punggungnya, Sutini
pun meninggal. Sebelum dia meninggal, Sutini menoleh ke arah pembunuh dan ia
mengenalnya. Mayatnya di mutilasi dan dikubur di kebun rumah Sutini. Ketika orang
tuanya pulang, mereka bingung mencari. Ketika mencari di kebun, ayah Sutini
menemukan gundukan tanah yang masih baru, kemudian terkejut karena ternyata yang
dikubur adalah mayat Sutini yang telah dimutilasi.
Beberapa saat kemudian Arif, Ghofar, dan Rendi yang sedang berjalan-jalan,
dan kebetulan melewati rumah Sutini.“wah ada apa itu? Kok Dhio dan Yuyud ada di
sana bersama Polisi? Lebih baik ayo kita ke sana.“ ajak Ghofar.“Dhio, ada apa ini? Kok
ramai sekali? Apa ada yang menjual jagung bakar di sini?“ tanya Rendi.“Jagung bakar
gundulmu kinclong! Sutini terbunu, mayatnya dimutilasi, dan sekarang Pak Polisi
sedang menyelidiki kasus ini!“ jawab Dhio.“Inailahi, pelaku pembunuhan ini pasti akan
mendapat hukuman yang setimpal, dalam al Quran perbuatan keji seperti ini adalah
dosa besar“ sahut Ghofar.“Nah, ini lho pak, teman-teman saya tolong juga diperiksa,
siapa tahu mereka ada hubungannya dengan peristiwa ini, terutama Arif, karena Sutini
menyukainya.“ Kata Yuyud kepada Polisi.
5
Rendi Valentino
17
X Aksel
Arif?“ tanya polisi lagi. Jawab Arif,“Mengenai hal itu saya tidak tahu, saya baru
bertemu Sutini baru dua kali.“Kalau begitu terima kasih atas kesaksian anda sekalian,
kalau anda punya informasi yang berhubungan dengan kematian Sutini, harap lapor
kepada saya. Kemudian Polisi itu kembali ke kantor dengan membawa mayat Sutini
unutk dioptosi.
“Sudahlah pak, bu, semua ini pasti ada hikmahnya,pelaku kejahatan ini pasti
mendapatkan hukuman setimpal.“ Kata Yuyud menghibur orang tua Sutini.“Bukan
masalah itu, Sutini adalah anak kami satu-satunya!!“ kata ayah Sutini sambil menangis.
Buat aja lagi pak! Gitu aja kok repot.“ Sahut Rendi.“Buatnya SUSAH!!“ bentak ibu
Sutini.
Malamnya, Dhio, Ghofar, Arif, dan Rendi yang datang secara bersamaan. Ketika
mereka tiba di rumah Yuyud, Dhio mengatakan,“Ngomong-ngomong, rumah Yuyud
kok jadi seram gini ya?? Bulu kudukku terasa berdiri.“Ah itu cuma perasaanmu saja“
jawab Arif.“Ah kamu ini penakut, kita itu hanya boleh takut sama Allah, makannya kalu
jadi orang harus rajin beribadah“ ,jawab Ghofar.“benar apa kata ustad muda kita, lebih
baik kita segera masuk, Yuyud pasti sudah menunggu“, sahut Rendi.
6
Rendi Valentino
17
X Aksel
bayangan putih terlihat di cermin. Dia semakin takut. Ia langsung berlari keluar kamar
mandi dab menghampiri sahabat-sahabatnya.“Pasti salah satu dari kalian ada Yang
mengerjaiku di kamar mandi?“ bentak Dhio.“Kamu ini kenapa sih? Kok langsung
marah-marah gitu dari tadi kami di sini sedang main kartu,“jawab Yuyud.“Agh, kalian
ini pasti sekongkol!“ bentak Dhio.
“Sudahlah, lebih baik kamu ikut main kartu sini“, ajak Ghofar. Akhirnya Dhio
melupakan rasa takutnya dan ikut bermain kartu. Tidak terasa waktu telah menunjukkan
pukul 10.30, merekapun menyudahi permainan mereka.“Haduh perutku lapar“,kata
Dhio mengeluh kelaparan.“Biasanya jam segini ada penjual nasi goreng lewat, nanti
kalu lewat, kita beli saja“, jawab Yuyud.“Ting... Ting... Ting... Ting“ suara tanda tukang
nasi goreng lewat.“Ayo Rif, tak ajak beli nasgor yuk?”ajak Yuyud.”Yuk”,jawab Arif.
Pak-pak, beli nasi goreng, empat bungkus ya?” pinta Yuyud. Penjual nasi goreng itu
membuatkan pesanan Yuyud, tetapi sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Sambil menunggu nasi goreng, Rendi yang berada di dalam rumah, melihat-lihat
koleksi Sepeaker Yuyud.”Wah, bagusnya sepeaker-sepeaker ini” kata Rendi. Saat Rendi
melihat-lihat Sepeaker, dia menemukan satu sepeaker yang aneh. Ada bekas darah
menempel pada Sepeaker tersebut.
Sementara itu, Yuyud dan Arif yang membeli nasi goreng merasa bulu kuduk
mereka berdiri. Kemudian pedagang tersebut memberikan pesanan kepada mereka
berdua. Saat Yuyud dan Arif memandang wajah pedagang itu, wajahnya rata, tidak a
hidung, mata dan mulut. Sontak mereka takut dan lansung berlari ke dalam rumah.
Sementara itu ke anehan di dalam rumah mulai terjadi, lampu yang hidup mati
dengan sendirinya, sepeaker yang tadinya mati, tiba-tiba hidup dengan sendirinya. Dhio
yang merasa semakin takut, merasa ingin kencing. Ia pun pergi ke kamar mandi. Setelah
ia kencing, Dhio menghidupkan kran, tetapi yang keluar adalah air berwarna merah dan
berbau amis. Dan ternyata itu adalah darah. Dhio yang sangat takut langsung keluar dari
kamar mandi.“Yud, kenapa kamar mandimu jadi menyeramkan begini?“tanya Dhio
kepada Yuyud.“Menyeramkan gimana? Aku ketakutan setengah mati nih, habis lihat
hantu nasi goreng“, jawab Yuyud. Kemudian Ghofar yang keluar dari ruang sholat,
menanyai mereka,“Kenapa kalian kok kelihatan habis melihat Setan?“.“Memang habis
7
Rendi Valentino
17
X Aksel
liat SETAN!!“ jawab Dhio.“Itu karena kalian belum Sholat, lebih baik kalian sholat
dulu, pasti akan lebih tenang. Akhirnya Arif,Dhio dan Yuyud melaksanakan sholat.
Rendi yang sedang melihat koleksi sepeaker, merasa penasaran dengan bekas
darah yang ada pada sepeaker,kemudian dia mengeluarkan obeng dari jaketnya dan
membongkar sepeaker tersebut. Saat melihat isinya, ia sangat terkejut, kemudian, dia
memasang sepeaker tersebut. Selesai memasang, ia merasakan ada yang memegang
bahunya, dan bulu kuduknya berdiri. Dengan sigap, dia menengok kebelakang, tapi
ternyata tidak ada seorangpun, ia pun keluar dari ruangan tersebut. Kemudian dia
bertanya kepada Yuyud yang baru selesai sholat,”Yud, banyak sekali koleksi
sepeakermu, bagus-bagus sekali.” Rendi bertanya seolah-olah tidak ada hal yang
terjadi.”Jawab Yuyud,” Oh tentu saja, itu sebenarnya ayahku yang membelikannya
untukku. Hadiah dari ayahku, Suko tercinta.”Ah, aku jadi iri”kata Rendi.
Ghofar dan Arif yang bersembunyi di ruang sholat, juga merasa takut.“Rif,
mungkin arwah Sutini menjadi arwah penasaran, sebaiknya kita membaca Al-Quran
8
Rendi Valentino
17
X Aksel
agar arwah Sutini tenang. Saat hendak membaca, tiba-tiba lampu di ruangan tersebut
padam. Mereka tidak jadi membaca dan berlari meninggalkan ruangan tersebut.
Sementara itu, Ghofar, Arif, Yuyud, dan Rendi terus berlari. Hingga berhenti di
sebuah makam tua yang nissannya tak bisa dibaca. Terdengar suara,”Arif, Arif,
Arif…!” Tetapi tidak ada orang sama sekali. Tiba-tiba,”Aaaarrrggggghhhhhh!!!!!!!
Tolong!!” teriak Rendi karena ada yang menarik. Ghofar, Arif, dan Yuyud mengejar
Rendi,”Pegang tanganku!” kata Arif. Rendipun dapat meraih tangan Arif, namun Rendi
tertarik sangat kuat, shingga tak dapat tertolong.
“Mari kita membaca doa agar kita selamat dari kejadian mengerikan ini“, ajak
Ghofar. Merekapun membaca doa, dan kemudian terdengar Adzan Subuh
berkumandang, tanda hari telah pagi. Kemudian mereka mencari teman-teman mereka
yang hilang. Pertama mereka menemukan Dhio yang tergeletak di tanah.“Dhio, Dhio,
bangun, sudah pagi“,kata Arif membangunkan Dhio.“Agh, di mana aku?“ tanya Dhio.“
Kamu berada di makam“, jawab Ghofar. Tapi mereka tidak menemukan Rendi, mereka
mengira Rendi diculik oleh arwah Sutini.
9
Rendi Valentino
17
X Aksel
monyet aja” kata Ghofar.”Haaah, cepat tolong aku turun dari sini!” kata Rendi minta
bantuan. Akhirnya mereka membantu Rendi turun.
“Terima kasih teman-teman, lebih baik ayo kita kembali ke rumah Yuyud, nanti
siang, kita kumpulkan orang-orang yang berhubungan dengan Sutini, dan juga panggil
polisi, ada hal yang ingin aku jelaskan”, kata Rendi. Kemudian mereka kembali ke
rumah Yuyud.
“Apa?! tidak mungkin anakku, dia anak baik-baik“, bentak Bu Sukma ibu
Yuyud.“Ya! tidak mungkin aku, karena yang alibinya tidak jelas bukan hanya aku, tapi
juga kamu! Kalau menuduh harus ada bukti!“ kata Yuyud.“Bu Suk, tolong tenanglah?
Perlu bukti? Lalu bekas darah yang menempel pada sepeaker itu apa? Tadi malam aku
sempat memeriksa dalam sepeaker itu, dan isinya adalah golok. Bukan hanya itu, aku
juga menemukan jas hujan yang masih ada sisa darah di tempat cucian. Dan tadi pagi
aku mengecek darah yang ada di situ,dan itu adalah darah Sutini, dan sidik jarimu
menempel pada kedua benda tersebut. Pak Polisi, jika tidak percaya, silahkan
periksa.“Baik!“ kata Polisi. Kemudian ahli forensik mencocokkan darah dan sidik jari
10
Rendi Valentino
17
X Aksel
yang menempel pada ke dua benda tersebut. Beberapa saat kemudian telah diketahui
hasilnya.“Benar Komandan, itu darah Sutini, dan sisik jari itu adalah sidik jari Yuyud“,
kata salah satu ahli forensik.
“Maaf Yud, memang kau sahabatku, tapi yang namanya kebenaran harus
diungkap dan hukum harus di tegakkan“, kata Rendi.“Yuyud anakku, kenapa kamu
melakukan semua ini?“ tanya Bu Suk.“Ini semua karena Sutini menolak cintaku, aku
tidak terima dengan kenyataan ini“, kata Yuyud.“Astagfirullah Yuyud, kita sebagai
manusia harus berhati besar, mau menerima kenyataaan yang ada“, sahut Ghofar.
“Lebih baik kamu menjelaskannya di kantor polisi“, kata Pak Polisi. Kemudian
Polisi membawa Yuyud ke kantor polisi. Yuyud di hukum pejara 12 tahun karena kasus
pembunuhan.
11