You are on page 1of 24

TUGAS MAKALAH SEJARAH DUNIA

“ORANG-ORANG EROPA DAN PEMBANTAIAN ABORIGIN 1803-1838”

DISUSUN OLEH

FIRDHA WIDYANTARI

Ilmu Sejarah

0906635904

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

Sejarah Dunia Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Australia yang merupakan benua terkecil dan terletak di selatan Indonesia memiliki iklim
yang ekstrim dan sulit untuk diprediksi sehingga pada saat orang-orang Belanda menemukan
pesisir utara dan barat benua ini, mereka sama sekali tidak menggunakan benua ini sebagai
pemukiman atau daerah jajahannya. Sampai sekitar tahun 1770, James Cook menemukan pesisir
timur benua ini dan tidak lama menempatinya sebagai tanah milik Inggris, tidak ada yang
menempati benua ini selain suku pribuminya, suku Aborigin yang dipercaya telah menempatinya
sejak zaman es.

Saat Kapten Cook menemukan benua ini pada tahun 1770, dia mengetahui bahwa dalam
benua ini telah ada yang menempati tetapi karena pengaruh darwinisme yang begitu kuat
melanda kawasan Eropa pada saat itu termasuk juga mempengaruhi Kapten Cook, dia tidak
menganggap bahwa suku Aborigin adalah penduduk pribumi tetapi menganggapnya sebagai
bagian dari alam Australia sehingga sewaktu ia kembali ke Inggris dan melaporkan
penemuannya ini, Inggris menganggap benua ini menjadi hak Inggris sepenuhnya termasuk
semua isi didalamnya dengan prinsip ‘terra nullius’1

Suku Aborigin sendiri selalu menganggap mereka adalah juru kunci bumi Australia,
dimana inti hubungan mereka dengan alamnya adalah hubungan spiritual2.Mereka tidak
mengambil apa yang alam Australia punya, mereka hanya memakan apa yang alam Australia
sediakan dari alam liarnya. Konsep kehidupan seperti ini sangat berbada dengan konsep
kehidupan orang-orang Eropa, sehingga pada saat orang-orang Eropa sampai pertama kalinya di
benua ini dan melihat suku Aborigin, mereka menganggap Aborigin adalah hewan yang hidup di
alam Australia.

Terlihat sekali dari pertemuan pertama mereka sudah tidak ada sikap saling menghargai
dari orang-orang Eropa ini begitu pula dengan Aborigin yang bersikap waspada terhadap orang-
1
Bumi yang bukan milik siapa-siapa
2
Suku Putihnya Asia .Ratih Hardjono. 1992. Hal 7.
Sejarah Dunia Page 2
orang ini. Konsep mana pemilik dan yang mana pendatang menjadi kabur bagi kedua belah
pihak sejak kapal pertama berlabuh di Botany Bay.

TUJUAN

Makalah “Orang-orang Eropa dan Pembantaian Aborigin 1803-1838” ini akan menitik
beratkan pada masalah penemuan benua Australia dan mengapa banyak terjadi pembantaian
orang-orang Aborigin oleh orang Eropa yang pada dasarnya adalah “tamu” di benua yang
mereka lebih dahulu tinggali ini.

Dari uraian diatas memang sudah terlihat ketidakcocokan antara kedua ras yang jauh
berbeda ini tetapi perbedaan seperti itu tentunya tidak bisa mendasari terjadinya berbagai
peristiwa pembantaian sejak tahun 1803-1838 yang menjadi puncak tragedy ini dengan
terjadinya peristiwa pembantaian di Myall Creek. Setelah tahun-tahun tersebut pun masih tetap
terjadi pembantaian terhadap Aborigin hingga sekitar abad ke 20 peristiwa-peristiwa semacam
ini sudah mulai berkurang.

SUMBER-SUMBER

Pemilihan judul ini pun didasari oleh masih sangat jarangnya pembahasan terperinci
mengenai peristiwa-peristiwa pembantaian tersebut. Oleh karena itu penulis banyak
menggunakan sumber online seperti :

http://www.absoluteastronomy.com/topics/Myall_Creek_massacre, yang merupakan


kumpulan artikel dan forum diskusi tentang pembantaian Myall Creek. Masih banyak pula
artikel-artikel online semacam ini yang membahas tentang berbagai pembantaian yang menimpa
Suku Aborigin. Ada pula beberapa sumber-sumber buku yang memang tidak membahas secara
keseluruhan tentang topic ini tetapi hanya beberapa rangkaian dari peristiwa tersebut seperti
buku dengan judul “Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia mencari Jati Diri” karya Ratih
Hardjono tahun 1992.

Sejarah Dunia Page 3


Buku lainnya adalah kumpulan essay dari berbagai lulusan universitas ternama di
Australia yang membahas tentang kebudayaan di Australia dengan judul “Australian Cultural
History” dengan editor S.I. Goldberg and F.B. Smith dan diterbitkan oleh Cambridge University
Press 1988. Selain kedua buku tersebut masih ada beberapa buku lain yang sedikit-sedikit
membahas tentang penemuan Australia dan sebab peristiwa pembantaian Aborigin terjadi.

RUMUSAN MASALAH

Dari makalah “Orang-orang Eropa dan Pembantaian Aborigin 1803-1838” menimbulkan


satu permasalahan pokok yaitu :

Bagaimana orang-orang Eropa menemukan Australia dan bagaimana hubungan yang


sebenarnya dengan suku Aborigin sejak armada Inggris berlabuh pertama kali di Botany
Bay ?

Dari permasalahan pokok ini kita mendapatkan beberapa turunan masalah lainnya seperti:

1. Siapakah penemu Australia ?

2. Apa yang menyebabkan Australia ditempati oleh orang-orang Eropa ?

3. Siapakah suku Aborigin sebenarnya ?

4. Bagaimana hubungan Aborigin dan orang-orang Eropa sejak sampainya armada yang
pertama di Botany Bay ?

5. Apa sebab dari pembantaian yang pertama kali terjadi ?

6. Dimana dan kapan sajakah pembantaian seperti ini terjadi ?

7. Solusi apa yang ditempuh pemerintah Australia saat itu ?

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Dunia Page 4


Selama abad ke 15 dan 16 merupakan suatu masa dimana sebuah peristiwa besar terjadi.
Pada tahun-tahun ini, jalur laut mulai dibuka sebagai jalur perdagangan yang baru. Dengan
dibukanya jalur laut sebagai jalur utama , maka terbukalah jalur perdagangan yang lebih luas lagi
bagi orang-orang Eropa. Hal ini memicu pelayaran-pelayaran besar dalam sejarah. Pelayaran
pertama oleh orang Portugis bernama Bartholomew Diaz yang kapalnya mengitari Tanjung
Harapan pada 1486, dilanjutkan pada tahun 1497 dimana Vasco da Gama menemukan jalan ke
India melalui Lisabon mengikuti rute Diaz. Setelah kedua pelayaran ini, mulai bermunculan
pelayaran-pelayaran lain untuk mencari jalur baru guna mendapatkan komoditi yang dicari-cari
pasar Eropa.

Terlepas dari pelayaran yang bertujuan mencari komoditi untuk dipasarkan ini, pada
tahun 1769 diadakan pelayaran untuk mengabadikan sebuah fenomena alam yang jarang terjadi,
yaitu melintasnya orbit Venus melewati matahari. Pelayaran ini dilakukan oleh Angkatan Laut
Inggris dan Letnan James Cook terpilih sebagai pemimpinnya. Rute pelayaran yang dilakukan
adalah melewati Tahiti, Pasifik, agar dapat meneliti transitnya Venus3 lalu berlayar kembali
sekitar 40 derajat ke arah selatan Samudera Pasifik, itu berarti dia harus menemukan Terra
Australis4 untuk mengabadikan momen fenomena yang berikutnya. Apabila dia tidak
menemukan tempat ini, dia akan berlayar ke Selandia Baru.

Mereka melakukan pelayaran sejak 26 Agustus 1768 dan berhasil mengabadikan


keseluruhan fenomena Venus pada 1 Juni 1769. Setelah meninggalkan Selandia Baru pada 31
Maret 1770, Cook mmutuskan untuk berlayar ke timur New Holland yang tidak pernah dijelajahi
oleh Belanda. Pada 30 April 1770 waktu Greenwich saat ini (29 April dalam jurnal Cook)
mereka berlabuh di Botany Bay. Cook berlabuh di Possession Land pada 23 Agustus 1770 (22
Agustus dalam jurnal Cook) dan menamakan seluruh bagian tenggara daerah ini sebagai “New
Wales” atau dalam salinan jurnal dan suratnya tertulis “New South Wales”5 dan langsung
melaporkan perjalanan dan penemuan ini sesampainya di Inggris.

3
A Short History of Australia: Chapter IV. Ernest Scott.
4
Terra Australia: Bumi Selatan
5
ibid
Sejarah Dunia Page 5
Selain orang-orang Eropa, khususnya Belanda, yang pertama kali menjajaki bagian-
bagian dari Australia, sebenarnya orang Makassar pernah pula mendatangi benua ini bahkan
berinteraksi dengan penduduk Aborigin yang ada disana dengan cukup baik berbada dengan
pertemuan Belanda dengan Aborigin yang diwarnai kematian beberapa kru kapal Belanda6.
Orang Makassar tidak begitu jelas kapan pertama kalinya sampai di benua ini tetapi diperkirakan
sekitar tahun 1650 sampai 17507. Mereka biasanya berlayar sampai ke Australia Utara, yang
disebut Marege oleh orang Makassar, untuk mencari tripang. Interaksi yang terjadi antara orang
Makassar dan Aborigin adalah perdagangan dengan cara barter seperti tembakau, alcohol,
pakaian, biji-biji buah asam dari orang Makassar dan kulit penyu serta kulit mutiara dari
Aborigin.

Sekilas tentang penemuan orang Belanda tentang wilayah Australia, sekitar tahun 1606
Dufyken berlayar menuju New Guinea untuk mempelajari lebih lanjut tentang pulau ini, sebelum
kapal mereka berlayar melawati Selat Torres, Sembilan dari kru kapal mereka diserang oleh
penduduk pribumi yang diidentifikasikan sebagai penduduk yang liar, kejam dan berkulit hitam.
Karena kejadian ini Duyfken tidak masuk lebih jauh kedaerah ini, kapten kapal mereka
beranggapan bahwa bagian selatan New Guinea berhubungan dengan pesisir utara daratan ini.
Dan untuk beberapa tahun kedepan yang cukup lama anggapan ini dipercayai oleh orang-orang
Eropa.

Sekitar tahun 1616, kapal Belanda, Eendraght dengan Kapten Dirk Hartog mencoba rute
perjalanan baru yang berbeda dari rute Bouwer yang biasanya dipakai. Hartog berlayar lebih ke
timur dari rute Bouwer, setelah menempuh kurang lebih 4.000 mil, ia berlabuh di pesisir timur
Australia dan meletakan piringan timah sebagai penanda posnya, piringan ini ditemukan sekitar
delapan tahun setelah pelayaran Hartog oleh Kapten Vlaming. Daerah ini lalu dinamakan sebagai

6
Ibid, Chapter II
7
The Voyage to Merege. C.C Macknight. 1976
Sejarah Dunia Page 6
“The Land of Eendragh” nama inilah yang pertama kali digunakan didalam peta-peta pelayaran
dunia yang dipublikasikan di Amsterdam8.

Beberapa tahun setelah pelayaran ini semakin banyak pelayaran serupa di pesisir barat
Australia tetapi belum pernah ada orang Belanda yang menjelajahi pesisir timur daratan ini.
Sampai sekitar tahun 1642, Abel Jansen Tasman memulai pelayarannya dan melewati pesisir
selatan Terra Australis dan menemukan pulau Tasmania disana, ia memasangkan bendera
Pangeran Frederick Henry sebagai symbol ialah yang memiliki pulau ini lalu menamakan pulau
ini sebagai Van Dieman’s Land. Sekitar tahun 1644 ia melakukan pelayaan yang kedua kalinya
dan mendapatkan bahwa terdapat lintasan atau jalan antara pesisir selatan New Guinea dan pulau
di selatan9, hal ini yang mematahkan anggapan awal bahwa pesisir selatan New Guinea
berhubungan dengan pesisir utara Australia. Setelah pelayaran Tasman yang terakhir tidak
didapatkan lagi bukti ada pelayaran lanjutan setelah itu ke Terra Australis sampai James Cook
menemukan pesisir timur daerah ini.

Dilain pihak, Inggris sedang mengalami masalah kriminalitas yang sangat tinggi sebagai
dampak dari Revolusi Industri yang tengah terjadi saat itu. Angka kriminalitas yang melonjak ini
mengakibatkan penuhnya daya tampung penjara-penjara di Inggris. Akhirnya diputuskan untuk
menggunakan New Holland, nama Australia sebelumnya yang diberikan oleh Belanda, sebagai
penjara terbuka bagi narapidana tersebut.

Diputuskan Arthur Phillip sebagai Gubernur pertama New South Wales sekaligus
memimpin perjalanan ini. Pada 13 Mei 1787, armada pertama berlayar dari Inggris, yaitu ; kapal
Sirius dan Supply, 3 kapal penyimpanan dan enam transportasi yang digunakan untuk membawa
para narapidana. Kapten Phillip berlabuh di Botani Bay pada 18 Januari 1788 diikuti dua hari
kemudian oleh keseluruhan konvoi tersebut.

Beredar kabar pada saat Kapten Phillip berlabuh di Botany Bay, kaum Aborigin yang
menetap didaerah Sydney adalah suku Eora, perlu diketahui suku Aborigin sendiri terpecah
menjadi beratus-ratus suku yang hidup didaerah berbeda dan jarang sekali terjadi interaksi
dengan suku yang lainnya selain keterlibatan dalam acara-acara adat atau upacara-upacara
8
A Short History of Australia. Ernest Scott. Chapter II
9
ibid
Sejarah Dunia Page 7
spiritual. Diketahui ada dua orang pemuka Aborigin yang menyambut kedatangan rombongan
Kapten Phillip ini dengan cukup baik yaitu Pemulwuy dan Bennelong dan tidak lama setelah
kedatangan orang-orang Kapten Phillip, mereka dapat lancar berbahasa Inggris10.

Tetapi entah kenapa hubungan yang baik ini menjadi buruk dan mulai timbul banyak
pertikaian antara kedua belah pihak. Beberapa tahun kemudian, seorang bawahan Kapten Phillip,
John Macintyre melaporkan bahwa ia terluka akibat serangan tombak Pamulwuy, walaupun pada
akhirnya ia mengaku bahwa ialah yang memulai perang lebih dulu dengan suku Eora, tetapi
pengakuan ini terlambat karena Kapten Phillip telah mengutus pasukannya untuk menangkap
Pemulwuy.

Anggapan suku Aborigin menyambut baik kedatangan rombongan Kapten Phillip ini
ternyata hanyalah mitos belaka yang dipublikasikan agar Kerajaan Inggris tidak terlihat terlalu
kejam kepada suku Aborigin. Karena memang sedari awal ditetapkannya Australia sebagai
koloni Inggris, kesenjangan antara pendatang dan penduduk asli benar-benar berbeda dan tidak
pernah melihat titik temu, Inggris pun menganggap Australia adalah terra nullius11 yang berarti
secara langsung menganggap pula suku Aborigin adalah bagian dari alam bukan penduduk
setempat hal ini pun diperkuat dari jurnal pribadi Letnan Bradley yang mengatakan bahwa
acungan tombak menyambut kedatangan mereka dan Phillip sering meminta sepuluh kepala
orang-orang Bidjigal dari Eora12

Sejak pelayaran pertama, orang-orang Inggris mencitrakan suku Aborigin adalah


sekumpulan manusia yang liar. Bahkan para antropolog berfikiran suku Aborigin adalah mata
rantai yang hilang dalam teori evolusi Darwin, pandangan akademis ini dengan sendirinya
memasukan bahwa suku Aborigin adalah setengah hewan dan setengah manusia hal ini membuat
perburuan dan penelitian tentang Aborigin pada masa itu adalah hal yang menarik.

Terbukti dari kenang-kenangan yang diberikan oleh Gubernur New South Wales pada
saat itu kepada Joseph Banks, seorang ahli botani Kapten Cook, mendapat kepala Pemulwuy

10
Suku Putihnya Asia. Ratih Hardjono. 1992. Hal. 3
11
Terra nullius: bumi yang bukan milik siapa-siapa
12
Ibid, Hal. 4
Sejarah Dunia Page 8
yang telah diawetkan, hal ini terjadi sekitar tahun 180313. Koleksi-koleksi tengkorak orang-orang
Aborigin pun masih tersimpan di Museum Anatomi di Edinburgh sampai sekitar tahun 90-an14.

Jika kita melihat uraian diatas, tentu saja kita dapat memprediksi akan banyak terjadi
pertikaian bahkan pembantaian suku-suku Aborigin yang dilakukan oleh orang-orang putih
Australia pada tahun-tahun berikutnya. Pembantaian ini berawal dari sikap rasis kulit putih, pola
berfikir dan persaingan dalam menaklukan alam Australia.

BAB III

PEMBAHASAN

Jika di bab sebelumnya telah dibahas tentang bagaimana reaksi orang Aborigin atas
kedatangan kapal Inggris yang pertama, di bab ini akan menyebutkan beberapa pembantaian
yang terjadi terhadap Aborigin dalam kurun 1803-1838 tetapi sebelumnya akan sedikit dibahas
tentang sejarah dan cara hidup suku Aborigin tersebut.

13
“Day of Reckoning for Darwin’s Bodysnatchers”. Sydney Morning Herald, 3 Maret
1990, hal 79.
14
Ibid

Sejarah Dunia Page 9


Suku Aborigin diperkirakan telah menempati benua ini sejak 400.000 tahun yang lalu
dimana zaman es masih terjadi dan benua ini merupakan bagian dari New Guinea. Ketika
Gubernur Phillip tiba di benua ini diperkirakan ada sekitar 800 kelompok Aborigin dengan 200
bahasa yang berbeda-beda. Kehidupan Aborigin sendiri sebelum kedatangan Inggris terpencar-
pencar dan terisolasi satu sama lain karena alam Australia yang sangat keras sering kali tidak
memungkinkan pertemuan antar suku ini kecuali dalam sebuah ritual atau perayaan.

Layaknya masyarakat yang masih sangat tradisional, masyarakat Aborigin biasanya


hidup mengelompok yang terdiri dari isteri dan anak-anak. Untuk kehidupan sehari-hari mereka
tergantung pada alam Australia sehingga tempat tinggalnya sering berpindah-pindah mencari
daerah yang diperkirakan subur. Perpindahan kelompok ini juga bertujuan untuk menjaga
keseimbangan dan kelestarian alam sehingga tidak mengherankan apabila kaum Aborigin sangat
paham dan bisa hidup berdampingan dengan alam Australia. Mungkin hal ini lah yang menjadi
salah satu penyebab timbulnya pembantaian-pembantaian saat orang Inggris bermukim di benua
ini, berusaha merebut alam Australia untuk bertahan hidup dan mengamalkan darwinisme, yang
kuatlah yang akan bertahan. Berikut beberapa kasus pembantaian yang terjadi pada awal-awal
kedatangan orang Inggris yaitu Black War, Convincing Ground dan Myall Creek.

1.Black War (1803-1830)

Pembantaian yang terjadi sekitar tahun 1803-1830 ini disebut sebagai Black War, bukan
karena terjadi pecah perang antara penduduk putih dan penduduk hitam di pulau Tasmania, tetapi
karena "Black War of Van Diemen's Land" ini adalah nama sebuah kampanye resmi untuk teror
langsung melawan orang-orang hitam di Tasmania15.

15
Black War: The Destruction of Tasmanian Aborigines. Runoko Rashidi. 1 Agustus
2002. www.google.com
Sejarah Dunia Page 10
Penduduk Aborigin yang menempati Tasmania pertama kali berinteraksi dengan orang
Eropa sekitar Desember 1642 yaitu dengan Abel Jansen Tasman, seorang navigator Belanda,
yang namanya lalu dijadikan sebagai nama pulau ini. Tasman sendiri awalnya menamai pulau ini
sebagai Van Diemen's Land, seorang Gubernur Jenderal Perserikatan Dagang Hindia Timur,
namanya dipakai sebagai nama pulau ini sampai tahun 1855.

Pada 28 Januari 1777, Inggris berlabuh di pulau ini dan seperti New South Wales, pulau
ini pun dijadikan sebagai pemukiman narapidana Inggris pada 1803. Narapidana yang menetap
disini memiliki traumatis yang tinggi dan berkelakuan sangat brutal, lebih dari 65.000 narapidana
laki-laki dan perempuan tinggal ditempat ini termasuk juga para tentara, administrasi dan
misionaris. Mulai saat itulah penembakan, pembakaran hidup-hidup dan pembunuhan besar-
besaran terhadap orang Aborigin terjadi.

Pada awal 1804, terus berlanjut pembunuhan, penculikan dan perbudakan pada orang-
orang Aborigin ini. Pemerintah kolonial sendiri pada saat itu menganggap orang-orang Aborigin
Tasmania tidak sebagai manusia seutuhnya, para terpelajar pun menganggap kulit putih berada di
puncak hierarki dan kulit hitam berada dipaling bawah. Seperti kutipan seorang professor UCLA,
Jared Diamond :

"Tactics for hunting down Tasmanians included riding out on horseback to shoot them,
setting out steel traps to catch them, and putting out poison flour where they might find and eat
it. Sheperds cut off the penis and testicles of aboriginal men, to watch the men run a few yards
before dying. At a hill christened Mount Victory, settlers slaughtered 30 Tasmanians and threw
their bodies over a cliff. One party of police killed 70 Tasmanians and dashed out the children's
brains."16

Dengan digunakannya deklarasi material law pada November 1828, disahkan lah
pembunuhan terhadap orang-orang kulit hitam. Walaupun dengan perlawanan yang dilakukan
Aborigin dengan tongkat-tongkat kayu dan tongkat tajam mereka tetap saja tidak bisa
mangalahkan kekuatan senjata api yang dimiliki kulit putih, hal ini semakin menyulitkan
Aborigin Tasmania saat itu.

16
ibid
Sejarah Dunia Page 11
Antara 1803 - 1830 ini, penduduk Aborigin Tasmania yang sebelumnya berjumlah 500
orang menjadi kurang dari 75 orang. Dilain pihak, untuk suatu keuntungan politik yang tidak
diketahui, diputuskan untuk mengirim orang-orang Aborigin ini ke suatu daerah khusus dan
mereka pun beranggapan ini akan menguntungkan orang-orang kulit hitam itu sendiri.

Pada 1830 diberangkatkanlah George Augustus Robinson, seorang misionaris Kristen


dan pemerhati Aborigin ke Pulau Flinders sekitar 30mil dari Tasmania, dia ditugaskan untuk
menjaga orang-orang Aborigin Tasmania ini. Pulau Flinders sendiri bukanlah pulau yang baik
untuk dihuni, tempatnya sangat berangin dan tidak memiliki persediaan air bersih seperti dalam
penjara. Kegiatan yang mereka lakukan ditempat yang baru ini adalah kegiata kegerejaan pada
umumnya tetapi bagaimanapun juga, makanan malnutrisi ala penjara dan pengaruh dari penyakit
yang diderita, menyebabkan kematian orang-orang Aborigin. Pada tahun 1869 hanya dua orang
wanita dan seorang laki-laki yang masih tetap hidup.

Dari pembantaian ini penyebabnya adalah karena orang-orang putih masih sangat
terpengaruh darwinisme dan menganggap Aborigin adalah setengah manusia dan setengah
hewan, mereka sangat membenci sekali orang-orang Aborigin ini sehingga terus melakukan
pembantaian sampai mereka benar-benar habis.

2.Convincing Ground (1833)

Convincing Ground adalah sebuah tempat reservasi sekarang di daerah Portland Bay,
Victoria disebelah barat daya Melbourne. Diketahui Aborigin yang tinggal didaerah ini adalah
Kilcarer Gundidj klan dari orang-orang Gunditjmara.

Pembantaian ini bermula dari perdebatan siapa yang memiliki daerah pantai ikan paus
ini. Sudah beratus-ratus tahun orang-orang Gunditjmara menegaskan kepemilikan mereka dan
menggunakan ikan paus sebagai makanan tradisional dan ketika kapal-kapal penangkap ikan
paus orang kulit putih berdatangan kesini dan menyatakan pantai tersebut merupakan kawasan
mereka, pendekatan agresif mulai terjadi.

Sejarah Dunia Page 12


Pada akhirnya orang-orang kulit putih yang menang, karena jika mereka mendapatkan
perlawanan dari Gunditjmara, mereka tinggal menggunakan senjata api yang mereka miliki
untuk menyudahi perdebatan ini. Seperti kutipan dari laporan resmi George Augustus Robinson
yang mengunjungi situs pembantaian ini pada 1841:

“Among the remarkable places on the coast, is the 'Convincing Ground', originating in a
severe conflict which took place in a few years previous between the Aborigines and the Whalers
on which occasion a large number of the former were slain. The circumstances are that a whale
had come on shore and the Natives who fed on the carcass claimed it was their own. The whalers
said they would 'convince them' and had recourse to firearms. On this spot a fishery is now
established”17

Diperkirakan sekitar 60-200 orang Gunditjmara terbunuh dalam kasus ini dan sama
dengan Black War tidak ada hukuman bagi orang-orang putih yang melakukan pembunuhan ini.

3.Myall Creek (1838)

Pembantaian yang terjadi di Myall Creek merupakan pembantaian pertama dimana para
tersangkanya diadili dan dihukum gantung. Pembantaian ini terjadi pada 10 Juni 1838. Berawal
dari perselisihan tentang lahan, orang kulit putih memaksa Aborigin untuk meninggalkan tanah
tersebut tetapi orang Aborigin ini melawan dan tidak mau menyerahkan tanah mereka.

Sekitar 12 orang penggembala pada malam hari mendatangi pondok Aborigin di Myall
Creek dan menangkap sekitar 28 Aborigin yang ada disana termasuk laki-laki tua, wanita dan
anak-anak. Penggembala yang dipimpin oleh John Fleming ini mengikat ke 28 Aborigin tersebut
dan membawanya ke semak belukar dan mulai membunuhi mereka satu persatu dan membakar
tubuhnya.

17
Scars on the Landscape . A Register of Massacre sites in Western Victoria 1803-
1859. Ian D.Clark. Aboriginal Studies Press, 1995
Sejarah Dunia Page 13
Hampir tiga minggu setelah pembantaian tersebut, Frederick I. Foot, seorang pemilik
tanah di Myall Creek melaporkan kejadian ini kepada polisi Sydney tetapi tidak mendapat
tanggapan, ia pun lalu menuliskan laporan tentang pembantaian tersebut kepada Gubernur
George Gipps pada 4 Juli 1838.

Gubernur Gipps menanggapi laporan ini dan memerintahkan untuk memulai investigasi.
Banyak protes yang timbul dari masyarakat Sydney kulit putih akibat perintah Gubernur Gipps
ini ada pula yang mendukung tindakan Gubernur Gipps tetapi hanya sedikit orang saja.

Akhirnya sepuluh tersangka kasus pembantaian ini dapat diidentifikasi dan ditangkap.
Sayangnya 3 dari 10 yang tertangkap dinyatakan tidak bersalah karena hilangnya bukti-bukti
yang ada, tujuh lainnya dinyatakan bersalah atas pembunuhan seorang anak Aborigin. Pada 18
Desember 1838, ketujuh orang ini dihukum gantung dan untuk pertama kalinya dalam sejarah
Australia, orang kulit putih dihukum atas tindakannya membunuh Aborigin.

Sejarah Dunia Page 14


BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui bahwa sebelum Cook datang ke daerah
ini, orang Belanda telah lebih dulu menemukan pesisir-pesisir Australia. Dimulai dari Dayfken
pada 1606 melaporkan tentang pesisir utara Benua selatan yang menurutnya merupakan satu
kesatuan dengan pesisir selatan New Guinea. Ada pula laporan tentang orang Makassar yang
untuk pertama kalinya melakukan hubungan yang cukup baik dengan masyarakat Aborigin yang
ada di pesisir utara benua selatan ini. Beberapa tahun kemudian, sekitar 1642, Abel Jansen
Tasman membuat penemua baru yaitu sebuah pulau di selatan benua ini yang ia namakan Van
Diemen's Land dan pada pelayarannya yang kedua, ia menemukan bahwa terdapat lintasan yang
memisahkan selatan New Guinea dan pesisir utara Terra Australis, sayangnya Tasman tidak
melanjutkan pelayarannya hingga ke pesisir timur. Setelah pelayaran Tasman tidak ditemukan
lagi jurnal maupun bukti-bukti adanya pelayaran lanjutan dari orang belanda maupun Eropa yang
lain untuk waktu yang cukup lama

Sampai pada sekitar tahun 1770, James Cook untuk pertama kalinya menemukan pesisir
timur dari Terra Australia dan menamakannya New South Wales. Penemuan ini memecahkan
masalah yang tengah dihadapi Ppemerintah Inggris pada waktu itu yaitu meningkatnya jumlah
narapidana sehingga penjara pun tidak sanggup lagi menampung. Maka pada 1787 dibawah
Kapten Phillip berangkatlah armada yang pertama dan membawa sekitar 1000 orang penumpang
termasuk narapidana dan para petugas.

Sebelumnya Inggris telah mengetahui bahwa Australia tidak benar-benar kosong, ada
suku Aborigin yang telah menempati daerah ini sejak kurang lebih 400.000 tahun. Merekalah
penduduk asli benua ini. Sejak pertama kali melabuhkan kapalnya di Botany Bay, Gubernur
Phillip langsung disambut oleh acungan tombak dan seruan dari Aborigin setempat, suku Eora,
hal ini dikatakan oleh Letnan Bradley dari jurnalnya.

Sejarah Dunia Page 15


Sikap tidak senang yang telah ditunjukan Aborigin atas kedatangan armada pertama ini
tidak mampu dilawan oleh masyarakat Aborigin. Orang-orang Inggris yang tidak menyukai
Aborigin pun semakin menjadi mereka mulai melakukan berbagai pembantaian karena motif
rasis, pemanfaatan sumber daya alam dan perebutan lahan. Pembantaian ini menimpa hampir
seluruh Aborigin yang ada di Australia. Pembantaian seperti Black War dan Convincing Ground
didukung oleh pemerintah kolonial yang ada didaerah itu karena walaupun pembantaian ini
semakin terlihat tidak ada hukuman bagi para pelakunya. Keadilan baru terasa bagi Aborigin saat
pembantaian Myall Creek terjadi, untuk pertama kalinya, pemerintah setempat meninvestigasi,
menangkap dan menghukum para pelakunya.

Sejarah Dunia Page 16


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku Teks dan Elektronik

Clark, D., Ian. 1995. Scars on The Landscape A Register of Massacre Sites in Western Victoria.
Aborigines Studies Press.

Goldberg, S.I & F.B Smith. 1988. Australian Cultural History. Cambridge University Press.

Hardjono, Ratih. 1992. Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya.
Gramedia Pustaka.

Macknight, C.C. 1976. The Voyage to Marege. Melbourne University Press.

Scott, Ernest. Published 2002. A Short History of Australia.

Sumber Artikel Online

Sydney Morning Herald

“Day of Reckoning For Darwin’s Bodysnatchers”, 3 Maret 1990.


http://www.google.co.id/search?
q=sydney+morning+herald+3+maret+1990&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en
4 Mei 2010, 7:21 PM.

The Global African Community

“Black War: The Destruction of Tasmanian Aborigines”, Agustus 2002.


http://www.google.co.id/search?q=black+war&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en 3 Mei 2010, 10:47 PM.

Sejarah Dunia Page 17


Sumber Online

http://www.creativespirits.info/aboriginalculture/history/massacres-Myall-Creek-1838.html
15 April 2010, 11:47 PM

http://www.google.co.id/search?q=convincing+ground+massacre&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en 5 Mei 2010, 11:00 PM

http://www.absoluteastronomy.com/topics/Myall_Creek_massacre 4 Mei 2010, 9:57 PM

Sejarah Dunia Page 18


LAMPIRAN

Peta awal sebelum orang-orang Eropa banyak yang

Berlayar ke Asia (Robert Thorne’s Map, 1527)

Peta setelah pelayaran Duyfken dimana orang-orang Belanda mengira Australia adalah bagian
dari New Guinea.

Sejarah Dunia Page 19


Abel Tasman’s Route

Red Line: 1st Voyage in 1642

Blue Line: 2nd Voyage in 1644

Peta rute James Cook, 1768-1771

Sejarah Dunia Page 20


Rute Pelayarang Bouwer

Piringan Dirk Hartog yang ditemukan di pesisir barat Australia

Sejarah Dunia Page 21


Potongan jurnal Kapten Cook, 16 Agustus 1770

Kapten Cook

Sejarah Dunia Page 22


Abel Jansen Tasman

Suku Aborigin

Sejarah Dunia Page 23


Myall Creek’s Memorial

Sejarah Dunia Page 24

You might also like