You are on page 1of 1

Liberalisme

Falsafah liberalism bertolakpangkal dari paham individualism. Individualism


menganggap manusia dari hanya sudut pribadi-pribadinya saja disertai kebebasan yang
mutlak bagi setiap individu melaksanakan keinginannya berdasarkan kebebasannya itu.
Marilah kita melihat akibatnya satu per satu sebagai berikut:

Pandangannya terhadap manusia: manusia dianggap hanya sebagai individu, sehingga


manusia sebagai makhluk sosial tidak diperhitungkan. Kebutuhan pokok manusia
hanyalah sandang, pangan, papan, terutama kebebasan mutlak. Keadaan ini
menimbulkan situasi survival of fittest, yang kuat yang menang, yang lebih lemah
“dimakan” oleh yang lebih kuat.

Di bidang ekonomi: timbul kapitalisme. Gerak ekonomi dan keuangan ditentukan oleh
perusahaan-perusahaan raksasa yang dikuasai oleh hanya beberapa puluh orang saja.
Membutuhkan wilayah / Negara yang dijadikan supplier bahan mentah untuk
industrinya dan dijadikan pasar untuk hasil produksinya.

Di bidang politik: sistem pemerintahan liberal yang terbuka. Yang bisa menjadi kepala
pemerintahan haruslah orang-kaya. Demokrasi parlementer, dimana yang kuat
ekonominya menguasai parlemen.

Di bidang sosial budaya: bebas. Pemerintah tidak ikut campur, sampai agama setan pun
diperbolehkan. Menghasilkan karya besar untuk kebebasan manusia, tetapi juga banyak
karya yang membenarkan kapitalisme.

Di bidang militer: membentuk kekuatan yang luar biasa untuk mencapai tujuan
Kapitalisme. Badan intelijennya menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuannya:
melawan komunisme dan mempertahankan kapitalisme.

You might also like