Professional Documents
Culture Documents
Waktu aku masih kecil ada anak tetanggaku yang umurnya lebih mudah
dariku. Namanya Aldo, aku tidak punya teman selain dia waktu itu. Dia adalah
temanku satu-satunya, dia anaknya manis dan pendiam. Tapi empat tahun yang
lalu dia pindah rumah. begitu banyak yang sudah kami lalui bersama-sama dan
sampai sekarang , semua itu hanya menjadi kenangan indah bagiku.
͞shane maafkan aku, semua itu hanya hubungan sesaat saja. Percayalah!
aku tak bermaksud untuk menghianatimu.͟
͞begini ya, ini bukan masalah memaafkan atau tidak. Tapi aku sudah tak
ingin berhubungan dengan mu lagi, don.͟jelasku pada doni dan
meninggalkannya
͞jangan! jangan berkelahi disini aku mohon͟ seruku pada dua pria ini,
tapi mereka tak menghiraukan apa yang aku perintahkan dan terus saja
melanjutkan apa yang mereka anggap sebagai perkelahian antara dua pria sejati.
Akhirnya doni kabur karena merasa tidak sanggup untuk melanjutkan
perkelahian.
͞Aku sudah putus dengannya kok!͟kataku dengan bangga juga ͞Oh ya do,
perasaan dulu kamu bukan orang yang secerewet ini deh!͟sindirku
͞iya. Dulukan kamu begitu manis dan pendiam dan sekarang kamu kok
jadi seperti ini.͟
͞ya kalunglah bodoh masa coklat! ini aku beli waktu aku di inggris, aku
melihatnya pas pergi ke toko perhiasan sama mama. terus aku fikir ini cocok
sama kamu, jadi langsung aku beli dech.͟jelasnya panjang lebar.
Dan tiba-tiba saja aldo memasuki ruangan kelas dengan seragam lengkap
sekolah dan tas gendong yang berwarna hitam bercorak warna putih biru. Begitu
dia masuk begitu banyak cewek-cewek yang berteriak histeris karena melihat
ketampanan yang terpancar dari wajah aldo. Yah maklum dari dulu memang
aldo banyak pengemar wanitanya. Dan aku akui dia emang ganteng dan pintar.
͞perkanalkan nama saya Christian aldo, panggil saja aldo͟dia pun mulai
memperkenalkan dirinya di depan kelas dengan percaya diri yang tinggi. ͞saya
pindahan dari hight school Liverpool, inggris.͟lanjutnya. begitu anak satu kelas
mendengar kalimat terakhir itu, kelas menjadi ricuh, terutama teriakan para
cewek. Aldo berusaha melihatku tapi ku palingkan pandanganku darinya dan aku
melihat kearah hutan yang begitu hijau.
͞ehm.. aldo uda punya pacar belum??͟ Tanya siska dengan memilintir
rambutnya yang agak pirang. Dan semua anak-anak satu kelas tertawa
mendengar pertanyaan dari siska itu.
͞ehm, untuk sekarang saya belum punya pacar. Mungkin kamu mau jadi
pacarku nantinya?͟ dan anak-anak semakin histeris mendengar kalimat aldo.
Mendengar kata-kata aldo barusan aku merasa dia sekarang sudah berbeda
sekali. Selama pelajaran aku memandangi hutan yang ada di sebalah sekolah ini
dengan pandangan kosong, dan berusaha mengingat-ingat betapa lucu dan
manisnya aldo dulu. Dan membandingan dirinya yang sekarang yang sudah
menjadi seorang pria sombong dan arogan.
͞shan apa sih yang sedang kamu fikirkan?͟dia menjulurkan secarik kertas
pada ku. Dan aku Cuma menggelang kepalaku secara beraturan kekanan dan
kekiri. Bel sekolah pun sudah berbunyi bertanda pelajaran matematika sudah
berakhir.
͞kamu tadi mikirin apa sih shan?͟tanyanya dengan penuh harapan bahwa
aku akan cerita kepadanya. Tapi aku tidak mau kalau dia tahu aldolah teman
kecil yang dulu sering ku ceritakan padanya.
͞aku nggak mikirin apa-apa kok.͟elakku darinya, tapi sepertinya dia tidak
percaya dengan pernyataanku itu.
͞masa sih? aku nggak percaya! soalnya aku tadi sudah memanggil kamu
sampai empat kali tapi kamu tetap tidak mendengar ku!͟desaknya.
͞serius aku nggak mikirin apa-apa kok. oh ya aku mau kasih tau kamu
sesuatu.͟aku berusaha mengalihkan topik pembicaran.
͞iya.͟
͞tadi pagi, habis selama ini ternyata dia pacaran lagi sama si monic anak
kelas 3c itu.͟
͞iya. Ya sudah aku putusin sekalian saja, lagian siapa yang mau pacaran
sama dia lagi setelah aku tahu kalau dia bermain hati di belakang ku.͟
Bel sekolah pun sudah berbunyi lagi yang menandakan pelajaran hari ini
selesai. Aku cepat-cepat memasukan buku dan pulpenku kedalam tas. Dan
secepat kilat aku langsung menuju pintu gerbang. Karena tidak mau ketemu doni
lagi, setelah akku berada di halaman sekolah doni ternyata sudah menungguku
di depan pintu gerbang. Aku berjalan dan tetap fokus pada pandanganku dan
berusaha tidak melirik dia saat aku melewatinya.
͞apa lagi sih yang kamu mau dari aku don?͟ tanyaku dan tetap
melanjutkan irama kakiku
͞aku Cuma mau kita balikan kaya dulu.͟
͞memang kenapa͙?͟
͞karena aku͙..͟jawabku ragu. Tiba-tiba aldo lewat dan aku punya satu
ide untuk lepas dari anjing yang satu ini.
͞aku Cuma berusaha melepaskan diri dari kajaran anjing gila saja
kok.͟jelasku dengan mengingat betapa marahnya muka doni tadi saat aku
mengandeng tangan aldo. Aku senang sekali hari ini, karena aldo sudah pulang
dan terutama aku sudah putus dengan doni yang sok kecakepan itu.
Sejak hari itu aldo dan aku pura-pura pacaran saat di sekolah. Semua
anak melihat kearah kami kalau aldo dan aku berjalan bersama saat disekolah.
Yah dia juga masih bisa tersenyum pada gadis lain yang masih mengincarnya tiap
hari. Setiap hari munkin ada tiga cewek yang selalu memberinya surat cinta dan
bikisan kecil. Mereka sama sekali tidak menganggapku sebagai ceweknya aldo,
walaupun aku bukan ceweknya aldo yang sesungguhnya. Saat sudah pulang
sekolah kita melakukan aktivitas masing-masing. Tak ada yang mencampuri
urusan satu dan yang lainnya. Kadang-kadang kita pergi jalan-jalan ke tempat
yang dulu sering kita kunjungi. Kami berdua berusaha mengingat kelucuan-
lucuan waktu kami masih kecil. Aku masih ingat dengan jelas waktu aku perna
diganggu anak berandalan di taman ini. Aku sampai menangis waktu aku di
ganggu sama empat berandalan itu dan aku berteriak tapi tak ada yang
mendegarkan ku. Lalu tiba-tiba saja aldo datang dan langsung menghajar mereka
semua. Kalau nggak salah waktu itu aku berumur sebelas tahun dan aku tidak
bisa memberikan perlawanan sama sekali sama mereka. Makanya aku sering
sekali di marahi sama aldo karena aku cuma bisa menangis saat di ganggu orang.
͞eh..shan kamu masih ingat nggak? waktu itu kamu menangis saat
diganggu empat orang?͟
͞aku nggak ingat apa-apa kok!͟elakku karena aku merasa malu saat
mengingat hal itu karena waktu aku pulang kerumah, aku digendong sama aldo.
Padahal kan dia itu lebih muda dari aku harusnya dia jadi adik ku, tapi malah aku
yang sering di tolongnya.
͞kamu tuch pura-pura nggak ingat, padahalkan kamu masih ingat dengan
jelas kejadian itu. Waktu itukan kamu aku gendong sampai pulang loh.͟dia
berusaha mengingatkan ku kembali
Tiba-tiba saja ada angin yang berhembus ke arahku, aku bisa merasakan
betapa sejuk dan dinginnya angin sore ini. Sementara aku menarik nafas dalam-
dalam, otakku pun bekerja sendiri tanpa abah-abah. Dan otakku pun
memerintahkan kakiku untuk melangkah ke arah timur. Dan aku pun mengingat
kata-kata aldo waktu kami sedang tersesat di hutan. Waktu itu ada kemping dari
sekolah untuk semua kelas satu, dan kamipun kehilangan jejek teman-teman dan
kakak-kakak Pembina kami. Kami pun jadi panik karena waktu itu sudah malam,
lalu aldo berdiri dengan tenang dan mulai menarik nafas aldo berusaha
mendengarkan suara angin dan aldo pun mulai berjalan sambil memegang
pergelangan tanganku, kami berjalan pelan-pelan sampai akhirnya kami pun
sampai di tempak kemah dengan selamat. Dan setelah itu dia memberitahuku
rahasianya, bagaimana dia bisa menemukan jalan keluar dari hutan itu. ͞V
V
V
V
V
VV V
V
͟ Katanya dengan senyumannya yang begitu
khas dengan aldo. ͞
V
V V
V
V!͟sambungnya.
Dari kejauhan aku melihat aldo dengan begitu cemas dan keringatnya
yang sudah membasahi seluruh badannya. Dia meneriakkan nama ku berkali-
kali, aku semakin bersemangat saat aku melihatnya. Dengan dipenuhi semangat
dan sisa-sisa tenaga yang aku punya, aku berlari sekecang yang aku bisa dan
memeluknya dari belakang. ͞do aku takut banget.͟bisikku dengan suara yang
hampir tak terdengar. Dia mulai membalik badan dan berusaha untuk melihat
wajah ku yang yang sudah pucat pasi karena rasa takut dan rasa leleh. Dia pun
mulai memelukku kembali ͞kamu nggak usah takut, karena aku akan selalu bisa
menemukanmu!͟
͞aku takut banget tadi di sana, saat aku melihat kebelang kamu sudah
tidak ada!͟
͞tadi aku tersandung batang pohon, dan kakiku sedikit terluka dan saat
aku kembali mengejarmu, kamu sudah terlalu jauh. Sehingga aku tidak bisa
menemukanmu!͟ dengan menunjukkan luka di kakinya. Aku dapat melihat ada
garis lurus di atas dengkulnya yang sudah berlumur darah.
c
Sampai pagi aku masih terjaga. Sedikitpun aku tidak bisa tidur, entah
otakku memikirkan apa. Aku sendiri juga tidak terlalu mengerti dengan fikiran
ku sendiri. Dengan hujan rintik-rintik aku berjalan di trotoar sambil melompati
genangan air. ͞pagi shan!͟ sapa ratu dari belakang dengan menepuk bahuku
sampai menyadarkan ku dari lamunanku. ͞apa lagi sih yang kamu fikirkan? akhir-
akhir ini kamu sering bangat melamun.͟ Tanya ratu dengan rasa ingin tahu yang
tinggi.
͞aku tuch cuma kecapean aja kok. Kamukan tahu aku harus bantu ibuku
kerja di Karaoke!͟bohongku. padahal aku sudah jarang membantu ibu bekerja
sejak doni bilang padaku kalau aku ini adalah wanita penghibur.
͞terus kemarin sore kamu kemana? Aku datang kerumah kamu terus kata
ibu kamu lagi keluar.͟
͞yah ialah! Kamu masih sahabatku. Tapi kamu nggak usah bicara kecang-
kecang gitu dong.͟mintaku ͞kamu nggak melihat semua orang menatap kearah
kita apa?͟ lanjutku dengan melanjutkan langkah kakiku.
͞aku nggak peduli! Sampai kamu mau cerita kenapa kamu akhir-akhir ini
berubah seperti ini. Kamu nggak sakit parahkan?͟tanyanya dengan muka
penasaran
͞terus kamu kenapa sih shan?͟ tanyanya dengan putus asa.͞aku nggak
bisa mengerti shane yang ini deh.͟katanya dengan menghela nafas panjang.
Mukanya hampir putus asa karena aku tidak mau cerita yang sesungguhnya
padanya.
Siang harinya pun aku bercerita pada ratu sesuai dengan janjiku tapi pagi.
Kami pun pergi kebelakang gedung sekolah dan duduk di kursi yang sudah mulai
rapuh karena mungkin kursi itu sudah berumur sepuluh tahun lebih. Ratu tak
sabar untuk mendengarkan ceritaku. Aku mulai menceritakan masalah aldo yang
merupakan teman kecilku yang selalu aku ceritakan dari dulu. ratu pun sangat
terkejut mendengar ceritaku, ͞oh aldo itu teman kecil kamu yang dulu.͟katanya
sambil menahan tawa.
͞tapi͙.!͟sambungku
͞tapi apa?͟
͞hem iya!͟kataku dengan setengah malu pada sahabatku ini ͞kami tuch
Cuma pacaran bohongan. Itu aku lakukan karena aku nggak mau diganggu terus
sama doni lagi. Aku bosan kalau dia datang terus ke tempat ibuku kerja dan
berusaha ketemu aku di sana. Makanya sekarang aku malas banget kalau ibuku
mengajak aku datang ke tempat karaoke.͟jelasku dengan muka memerah.
Mukanya masih menunjukan kekagetan yang begitu dalam. Tapi aku cuma bisa
melihatnya menertawakan ku, mungkin aku memang konyol dan bodoh.
͞ya ampun..!kok kamu bisa sampai melakukan hal bodoh seperti itu sih
shan?͟
͞aku juga nggak mengerti dengan fikiranku sendiri. Apa lagi kamu!͟
jawabku dengan muka malu.
Setelah pelajaran hari ini selesai aku pulang sendiri tanpa ratu soalnya dia
ada kegiatan ekstrakulikuler. Yah dia itu orangnya sangat aktif dalam organisasi
sekolah. Sedangkan aku selalu sibuk untuk membantu ibu di tempat karaoke,
jadi aku tidak sempat mengurusi hal-hal seperrti itu. Aku dan aldo sejak itu
jarang keluar lagi, entah kenapa aku jadi malu sendiri kalau mengingat hal itu.
Sedangkan dia sepertinya juga jadi agak menjauhi ku, nggak tahu kenapa. Yang
pasti sejak kejadian itu kami tidak perna berbincang-bincang lagi di sekolah mau
pun di rumah. Di dalam keramaian kota aku berjalan seperti orang yang tidak
tahu arah tujuan, aku berjalan sambil memikirkan sesuatu yang tidak mungkin
terjadi. Aku memikirkan aldo akan menjadi pacar sesungguhnya untukku. Tapi
untuk sekarang sepertinya mustahil, karena dia sekarang sudah mulai
menghidari aku. Untuk melihat kearahku pun dia sudah tidak mau. Mukanya pun
selalu pucat hari-hari ini, ͞apa dia sakit yah?͟tanyaku dalam hati. tapi selama ini
dia tidak pernah sakit. Kata dokter, aldo anak yang memiliki daya tahan tubuh
yang tinggi terhadap virus dan bakteri! aku jadi bicara sendiri seperti orang gila
di jalan. Mungkin orang-orang yang lewat menyangka aku sudah gila.
ð
Bunyi bel rumah membangunkan ku dari tidurku yang begitu nyenyak.
Aku langsung lari menuju pintu depan karena ibu bilang tadi malam ibu akan
pergi belanja pagi-pagi sekali untuk keperluan dapur. Dengan tangan kiri aku
mengucak mataku dan tangan kanan membuka pintu rumah. Dan aku melihat
sebuah sosok pria berdiri di depanku, spontan aku langsung menutup kembali
pintu dan berlari kearah kamarku. Aku cepat-cepat mengganti baju tidurku
dengan shirt berwarna biru muda dan celana pendek warna hitam. Setelah aku
merasa siap untuk menemui tamuku yang masih berada di depan pintu. Aku pun
cepat berlari menuju pintu dan membukakan pintu untuknya.
͞aldo ngapain kamu pagi-pagi kesini?͟ kataku setengah malu karena dia
melihatku dengan mengenakan baju tidurku.
͞makasih yah!͟
͞yah kalau Cuma goreng telur dan masak mie sih aku bisa. Asal jangan
minta yang aneh saja.͟jelasku
͞ya sudah deh. kalau kamu nggak tega membiarkan aku kelaparan, boleh
juga di masakin mie.͟
Pandangannya belum lepas dari foto kami waktu itu. Aku pun segara
masuk dapur dan mulai memasak mie untuk kami berdua. Dia sekarang sudah
duduk di sofa dan mulai membuka-buka album foto yang ada di bawah meja.
Sepertinya dia aneh sekali saat melihat foto kami berdua dia terlihat sangat
sedih sekali. Aku belum pernah melihat dia seperti itu sebelumnya, sebenarnya
ada apa dengan dia? Tanyaku dalam hati. Dalam hitungan menit aku sudah bisa
menyajikan mie soto dan telor dadar di meja.
͞ do sudah siap nih. Ayo cepat sini.͟ Dia pun datang ke meja makan dan
duduk di depanku.
͞baiklah terserah kamu saja tuan putri. Yang penting hari ini kamu
temanin aku jalan-jalan.͟ Katanya dengan menyuapkan mie kedalam mulutnya.
͞do͙aku boleh tanya nggak?͟ sambil meletakkan sendok dan garpu yang
ada di tanganku.
͞boleh.͟jawabnya
͞sejak kamu pulang dari inggris kamu berbeda banget! Kenapa sih?͟
Tanyaku dengan begitu penasaran dan berharap aldo akan jujur padaku.
͞aku baik-baik saja kok. Nggak ada yang salah dalam diriku ini.͟
͞kamu jangan bohong sama aku. Sekarang muka kamu sering banget
pucat, Sudah gitu kamu sering bolos sekolah lagi!͟
͞tapi kok kamu hari-hari ini beda banget!͟aku mulai berpindah tempat
duduk ke kursi yang ada di sebelahnya ͞ coba lihat aku.͟ Kataku sambil
memegang kedua pipinya, ku arahkan pandanganku ke pandanganya. ͞kamu
pasti menyembunyikan sesuatu dari aku kan do!͟
͞aku nggak mengerti sama kamu deh do!͟ dengan mata yang mulai
berkaca-kaca aku cuma bisa menunduk melihat ke tepi meja.
͞aku kan sudah bilang shan aku itu tidak apa-apa. Jadi kamu nggak usah
cemas seperti itu.͟ Aldo berusaha menenangkan ku
͞gimana aku aku nggak cemas. Kamu hari-hari ini beda banget, aldo yang
sekarang aku sudah nggak kenal!͟ air mataku pun terjatuh ke atas pahaku dan
aku bisa merasakan hangatnya air yang terjatuh dari mataku itu. Dan aku masih
menyembunyikan wajahku dari pandangannya.
͞tapi aku nggak mau kehilangan kamu͟ aku merengek seperti anak kecil
yang tidak mau kehilangan mainan kesayanganya.
͞ tenang saja aku akan tetap ada untuk kamu selamanya.͟ Dia pun mulai
memelukku dengan erat sampai-sampai aku hampir tak bisa merasakan oksigen
di dadaku. Tapi dalam pelukannya aku merasa nyaman dan kembali tenang
dalam seketika.
͞ya sudah kamu sekarang siap-siap dulu sana!͟ sambungnya dengan
melepaskan pelukanya. Dengan segera mungkin aku menuju kamar dan langsung
mandi dan mengenakan baju yang baru aku beli kemarin sore. Setelah aku siap,
kami pun berangkat dengan mobil BMW model SUV yang berwarna hitam
miliknya.
͞kita mau kemana sih do?͟tanyaku sambil melihat keluar jendela mobil.
Tapi dia tidak menjawabku. Diluar mobil aku melihat banyak sekali orang-orang
hilir mudik dari sebuah mall terbesar di kota ini. Karena aku merasa bosan
akhirnya aku pun menyalakan radio yang ada dalam mobil. Aku memutar ke
kanan dan kiri untuk mencari frekuensi yang bagus. Setelah mendengar lagu
dari
yang berjudul aku menghentikan pencarianku, dan
kembali ke posisiku semula.
"""""
Kami pun sekarang sudah melewati sebuah gereja yang ada di tengah kota, aku
melihat seorang pastor sedang berbicara dengan seorang wanita yang sudah
lanjut usia. Meraka seperti sudah begitu dekat karena mereka sempat tertawa
bersama. Kira-kira kami sudah melewatkan satu jam dalam perjalanan, dan
akhirnya mobil ini berhenti juga di depan sebuah gedung tua yang tidak asing
dalam memoriku. Setelah persekian detik aku baru menyadari kalau gedung tua
ini adalah tempat kami waktu taman kanak-kanak.
͞do masih ingat nggak? waktu kita tk dulu kamukan sering pipis di
celana.͟ Kataku sambil tertawa gelih mengingat masa itu.
͞ia kamu tuh sering pipis di celana waktu dulu! Masa nggak inggat sih?
͞ya sudah deh kalau nggak ingat. Terus ngapain kamu ngajak aku kesini?͟
͞ ya ialah bodoh͙! Dulu kan kita masih kecil jadi rasanya sekolah ini
besar. Sedangkan sekarang kita sudah sebesar ini. Jadi sekolah ini kelihatan
kecil.͟ Jelasnya dengan meletakkan badannya di atas ayunan di sebalahku.
Kami sangat menikmati perjalanan kali ini sampai kami tidak menyadari
matahari sudah mulai tenggelam. Dengan segara kami pulang kerumah, aldo
melaju mobil miliknya dengan kecepatan 80km/jam. Untungnya sore ini bogor
tidak terlalu padat jadi kami sampai rumah dengan cepat. Setelah aldo
mengantarku pulang dia langsung menuju pulang kerumahnya. Sekarang aku
berada dalam kamarku sendiri, rasanya lelah sekali hari ini. Aku mulai
merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman hingga mampu
menghipnotisku sampai tertidur pulas.
Seperti hari-hari biasa aku bangun jam 06.30 dan segera mandi dan
sarapan. ͞shane kamu kemarin sore kemana?͟ Tanya ibu dengan
menghidangkan sarapan kami pagi ini.
͞oh ya shan!͟
͞kenapa bu͙.?͟
͞si aldo sakit apa sih?͟ dengan wajah kaget aku langsung melihat ibu
dengan pandangan penuh ke heranan.
͞aku nggak tahu aldo sakit apa! Memang kenapa ma?͟tanyaku ingin tahu
͞kemarin.. hari kamis ibu kan kerumah sakit, terus ibu melihat aldo dan
orang tuanya di rumah sakit.͟ Jelasnya
͞tapi aldo nggak pernah kasih tahu aku dia sakit. Memang sih hari kamis
kemarin dia nggak masuk sekolah.͟
͞loh bukannya kalian pacaran. tapi kok kamu nggak tahu kalau aldo
sakit!͟
͞ih ibu apaan sih? Orang kita nggak pacaran kok. Kita tuh Cuma teman
biasa saja!͟ jelasku
͞ya sudah. Mendingan kamu tanya dia baik-baik dulu sana!͟ ajurnya
͞aku juga sudah pernah tanya bu. Tapi dia nggak bilang apa-apa.͟jawabku
jengkel pada diriku sendiri.
͞ya sudah nggak usah fikirin masalah ini yang penting sekarang adalah
bagaimana caranya kamu bisa masuk universitas. Soalnya bentar lagi kan sudah
ujian nasional jadi kamu harus belajar yang rajin.͟ibu jadi mengingatkanku soal
universitas yang akan aku pilih.
Aku jadi kefikiran dengan yang dikatakan ibu tadi pagi. Aku tidak bisa
berhenti memikirkan masalah ini. ͞Kalau aldo benar sakit, kanapa dia nggak kasih
tahu aku?͟ gerutuku dalam hati. Aku hampir gila memikirkan hal ini, lalu kenapa
setiap aku tanya aldo kenapa dia sering bolos! Dia Cuma bilang dia ada acara
keluarga. Aku benar-benar gila sekarang ini! Aku menelusuri lorong menuju
kelas ku yang berada di ujung jalan panjang ini.
͞ratu.͟ Panggilku kedua kali, karena panggilan yang pertama ternyata tak
di dengar olehnya. Aku pun mempercepat jalanku sampai akhirnya aku
menemukanya di depan pintu kelas.
͞ratu kamu dengar aku nggak sih? Dari tadi aku panggil sampai dua kali
tapi kamu nggak menoleh kebelakang.͟
͞maaf deh shan, aku tuh lagi pusing banget nih.͟ Ratu menyodorkan
brosur yang berwarna hijau dan bertuliskan
# yang ada di
tangannya padaku.
͞wow bagus dong! kalau di suruh kuliah disana aku pasti langsung mau.
Lalu kenapa kamu kelihatan sedih banget gitu?͟tanyaku dengan muka ingin tahu
My December
Sepulang sekolah aku langsung pulang kerumah dan mengerjakan
beberapa pekerjaan rumah yang sudah menumpuk dari kemarin. Aku harus rajin
belajar supaya aku bisa memdapatkan beasiswa ke oxport. Dari dulu memang
aku sangat menginginkan kuliah di negeri yang di pimpin oleh ratu Elisabeth itu.
Hari ini aldo juga tidak masuk sekolah lagi, kata pak guru sih dia ada acara
dengan orang tuanya di luar kota. Yah setiap kali dia bolos pasti alasannya sama
saja. Setelah aku menyelesaikan pekerjaan rumah dan tugas-tugas pelajaran aku
langsung mandi. Di depan cermin aku menyisir rambutku yang sudah mulai
panjang. Dan tiba-tiba terlintas di fikiranku kalau aku mau pergi kerumahnya
aldo . Aku pun bersiap-siap untuk pergi kerumahnya dengan mengenakan celana
pendek diatas lutut sedikit yang berwarna hitan dan atasan yang berwarna putih.
Aku segera mengunci rumah dan mengenakan sandal warna hitam.
Untuk menuju kerumah aldo kira-kira butuh waktu lima belas menit jalan
kaki dari rumahku. Rumah kami memang beradah dalam satu perumahan tapi
beda block. Dengan menikmati udara sejuk aku menghidupkan ipodku dan
menyetel lagunya linkin park yang berjudul my December.
$
%
V
V V
%
V
V
$
%
V
V V
%
&
'
&
"""
͞oh mba shane mau jenguk tuan aldo yah! Tapi tuan muda belum pulang
dari rumah sakit.͟katanya dengan begitu tenang. Tapi aku seperti tersambar
petir yang begitu dasyat. Sampai tak sanggup untuk berkata-kata.
͞tuan muda sudah lama sakitnya. Sejak tuan muda belum ke inggris
!͟jelasnya.
͞kata tuan muda dia nggak mau kalau kamu melihat tuan muda berbaring
di rumah sakit.͟ Dengan hati yang tercabik-cabik aku terjatuh diatas lantai yang
sangat dingin seperti dinginnya udara sore hari ini. Bu tanti pun segera
menangkap dan memapahku ke dalam rumah. Wanita yang separuh baya itu
segera mambawakan ku segelas air putih dan menempelkan gelas itu ke bibirku.
Aku menghabiskan air itu seketika, seperti orang yang sudah lama tidak
merasakan air. Lalu bu tanti menceritakan semua yang terjadi selama ini.
Kenapa aldo sering bolos sekolah, dan kenapa aldo pergi ke inggris.
Setelah mendegar cerita bu tanti aku segera menuju rumah sakit yang
telah diberitahu oleh bu tanti . Di dalam taksi aku tidak dapat berfikir apa-apa,
yang bisa aku lakukan hanya menangis dan bertanya dalam hati. ͞Kenapa sih
aldo tega membiarkan semua ini terjadi padanya tanpa memberitahuku?͟
Gerutuku dalam hati. Ternyata aldo sudah sakit sebelum dia pergi ke inggris. Dia
dan orang tuanya pergi ke inggris hanya untuk menyembukan penyakit yang ada
di dalam kepala aldo. Kata bu tanti aldo terkena penyakit radang otak dan
sedikit demi sedikit aldo akan kehilangan ingatannya. Dan setelah itu aldo akan
kehilangan nyawanya.
Mengingat semua yang dikatakan oleh bu tanti aku semakin tak kuasa
untuk menahan air mataku yang semakin deras mengalir di pipiku. Semua
memori tentang aldo berkecambuk dalam kepalaku. Satu persatu kenangan itu
muncul dalam kepala ku, mereka seolah berlomba dalam otakku. Aku sudah
hampir gila memikirkan semua yang terjadi sekarang ini. Aku tak mampu
mengendalikan semua kenangan yang ada dalam memoriku. Meraka
memaksaku untuk mengingat semua tentang apa yang tidak aku inginkan.
Semakin kuat aku ingin melupakan samua ini, semakin deras juga air mataku
mengalir dari kedua kelopak mataku.
͞aldo nggak mau melihat kamu sedih sayang.͟ Katanya. Tante melly
menghapus air mataku dengan kedua tangannya yang begitu lembut. Aku juga
bisa merasakan betapa sedihnya tante melly dengan keadaan aldo sekarang.
Tapi mereka tidak dapat berbuat banyak dalam hal kesembuhan aldo selain
mengajaknya ke inggris untuk berobat. Tapi dokter di inggris pun tidak dapat
berbuat banyak dalam menyembuhkan penyakit yang diderita oleh aldo. ͞kamu
nggak usah kuatir! Karena dokter bilang aldo baik-baik saja. Dia hanya kecapean
kemarin.͟sambungnya. Aku dan tante melly masuk ke kamar rawat aldo dan om
john pergi menuju ruangan sang dokter. Di sana aku melihat aldo berbaring di
atas ranjang yang bersprei warna biru langit serta terpasang infuse di tangan
kirinya.
Hari demi hari telah berlalu, tapi aldo tak kunjung bangun dari tidur
panjangnya. Entah apa yang mampu menahanya di dunia sana. Setiap hari
setalah pulang sekolah aku selalu menyempatkan diri untuk menemui aldo yang
berbaring di tempat tidur rumah sakit ini. Sekedar untuk mengucapkan selamat
siang atau untuk mengganti bunga yang ada dalam vas di atas meja kecil di
samping ranjangnya aldo. Teman-taman sekalas juga sudah tahu bahwa aldo
sedang dirawat di rumah sakit, sesekali mereka datang bergantian menjenguk
aldo. Kadang-kadang aku membawakan video waktu kita pergi jalan-jalan
beberapa waktu lalu. Di video itu aldo masih terlihat sehat dan tidak terlihat
sakit sedikit pun. Aku tak mampu menahan air mataku yang bergulir keluar dari
kelopak matakku, saat melihat video kami yang begitu bahagia. Tapi aku selalu
bilang pada diriku sendiri bahwa aku harus kuat untuk menghadapi semua ini.
Dalam isak tangis aku mengenggam kalung yang di berikan aldo saat dia baru
datang ke kesekolahku. Aku tak sanggup melihat aldo berbaring setiap hari di
sana, aku tak bisa berbuat apa-apa untuknya. Aku hanya selalu bisa menangis
seperti apa yang dibilang aldo padaku. Aku bukan cewek yang kuat dalam segala
hal. Aku membenci diriku yang lemah ini, aku tak mau lagi selalu di bantu oleh
aldo. Saat dia bangun aku akan berubah menjadi cewek yang lebih kuat dari
sekarang.janjiku dalam hai
Waktu ujian nasional sudah dimulai, aku selalu bisa menyelesaikan ujian
dengan sempurna. Kata kepala sekolah aldo bisa melaksanakan ujian kalau dia
sudah sembuh nanti. Sejak ujian dimulai aku sudah jarang ke rumah sakit karena
aku harus belajar setiap hari untuk mendapatkan nilai semaksimal mungkin. Aku
tak boleh gagal untuk beasiswa tahun ini, aku ingin membuat bangga ibuku dan
aldo tentunya. Ujian nasional sudah selesai aku senang sekali karena aku bisa
sering kerumah sakit mulai sekarang. Sepulangnya dari sekolah aku langsung
pulang ke rumah untuk ganti baju. Di depan rumah aku melihat ada sebuah
mobil sedan di diparkir, dengan warna mobil hitam mengkilat dan aku bisa
melihat ada symbol bintang dalam lingkaran yang menempel di depan mobil
tersebut. Dalam beberapa menit aku sudah bisa tahu mobil itu milik siapa, mobil
itu adalah milik mamanya aldo. Dalam hati aku bertanya dalam hati ͞mau apa
mamanya aldo datang kerumahku?͟ aku langsung cepat-cepat membuka pintu
dan di sofa depan aku melihat mamanya aldo terseyum lebar padaku ͞siang
shan. Baru pulang sekolah yah?͟ sapanya dengan ramah.
͞siang juga tente͟balasku ͞kalau boleh tahu, tante ada perlu apa datang
kerumah?͟lanjutku sambil meletakkan tasku di atas sofa dan berusaha duduk di
samping tasku.
͞ tadi pagi aldo sudah sadar dan dia mencarimu sejak aldo bangun.͟
Mendengar kalimat tante melly aku sangat kaget dan bahagia.
͞iya aldo sudah sadar, makanya tante datang kesini untuk menjeput
kamu.͟
͞ya sudah kita berangkat sekarang saja tante͟desakku.
͞shane kamu ganti baju dulu donk sayang.͟ibu tiba-tiba keluar dari dapur.
͞nggak usah deh bu! Kan nggak apa-apa pakai seragam ke rumah sakit.
Iyakan tante melly.͟
͞benar kata ibu shane. Kamu ganti baju dulu sana!͟ mendengar kata-kata
tante melly aku langsung ke kamar dan ganti baju secepat kilat.
͞jeng. Saya pinjam shane sebentar ya!͟ucap tente melly pada ibu. Aku
pun cepat-cepat membuka pintu mobil dan mobilpun segera melaju dengan
kecepatan 60km/jam. Hatiku sangat kacau sekarang, aku bahagia campur deg-
degkan. Jantungku berdebar kencang sekali, aku takut melihat sosok aldo
sekarang, entah apa yang akan ku katakan padanya. Selama mobil melaju aku
dan tante melly tak berbincang-bincang sedikit pun. Kami asyik dengan fikiran
kami masing-masing, tante melly juga terlihat bahagia untuk hari ini. Itu terlihat
dari raut wajahnya yang sudah bersinar kembali. Sejak aldo masuk rumah sakit
tante melly hampir tiap hari di rumah sakit untuk menemani aldo. Dia terlihat
capek sekali dan badanya sudah tak sanggup untuk bertahan lagi, tapi hari ini
wajahnya sudah kembali seperti dulu. Segala kelelahan dan kegelisahan sudah
sirna dari wajahnya.
Apa yang harus kukatakan pada aldo? Aku tak sanggup mengatakan
bahwa aku menyukainya. Aku tak mau aldo membenciku karena aku jatuh cinta
pada sahabat ku sendiri. Oh Tuhan apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tak
kuasa menahan rasa sayangku pada aldo. Tuhan bantulah hambaMu ini untuk
bisa menguasai segala rasa ku padanya. Aku tak mau dia tahu tentang
perasaanku padanya. Selama di mobil aku berdoa supaya Tuhan sudi
membantukan dalam menyelesaikan masalah ini. Aku tak dapat mengatasi
semua yang terjadi dalam hati ku ini, semuanya ku serahkan pada yang kuasa!
Mobil pun berhenti didepan rumah sakit, aku dan tante melly keluar dari dalam
mobil secara teratur. Aku berjalan di samping tante melly dalam otakku masih
ada begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa aku jawab. Aku
semakin bimbang untuk melangkah maju. Kaki ku seolah tak dikendalikan lagi
oleh otakku, kakiku berjalan sendiri dan otakku memikirkan yang lain-lain. Aku
tak dapat menghentikan langkah kakiku. Dalam lorong rumah sakit aku tak bisa
memikirkan hal-hal lain selain aldo, otakku seolah tak mampu lagi untuk berfikir
jernih. Akhinya aku dan tante melly sampai di depan pintu kamarnya aldo, dari
kaca pintu aku melihatnya sudah bisa duduk diatas ranjangnya. Dengan tangan
gemetar aku membuka pintu berlahan-lahan dan aldo pun memandang
kearahku. Dengan persekian detik aku langsung menghantamkan badanku ke
pelukannya, aku menangis karena bahagia bisa melihatnya kembali berdiri di
hadapanku. Ternyata aku tak bisa mengusai diriku sendiri, dalam mobil aku
berfikir kalau aku tidak akan melakukan hal yang seperti ini, tapi tangan dan
kakiku berkata lain. Aldo mengusap-usap rambutku dengan tangan yang masih di
infuse. Tante melly segera meninggalkan kami berdua dalam kamar aldo tanpa
mengatakan satu katapun. Aku segera melepaskan pelukanku dari badan aldo
yang sudah mulai kurus.
͞ya sudah kamu sekarang nggak usah kuatir lagi, akukan sudah
sembuh.͟katanya sambil menarikku kembali dalam pelukanya. Jantungku
semakin berdebar kecang tak beraturan. Entah aldo mendengar bunyi jantungku
yang semakin berdetak kencang. Entah kenapa begitu banyak memori yang
bermunculan dalam otakku, aku sampai tak bisa mengatur urutan memori-
memori itu dalam kepalaku. Begitu banyak kenangan tentang aldo dalam
hidupku. Jantungku semakin berdetak kencang dan nafasku tak beraturan
seolah-olah aku baru menyelesaikan lomba lari. ͞shane kamu kenapa kok
kelihatanya tidak senang kalau aku sembuh?͟tanyanya dengan menarik badanku
dari pelukannya dan memandangi wajahku. Aku semakin salah tingkah dengan
tatapan matanya yang begitu indah dan tajam. Aku melirik kekanan dan kekiri
karena tak mau bertatapan langsung denganya. ͞ kamu nggak senang dengan
kesembuhanku ini?͟ tanyanya kembali.
͞kalau kamu tak mau kasih tahu aku! aku pinsan lagi nih.͟katanya sambil
membaringkan badanya di ranjang.
͞karena aku͙.͟
͞untuk apa?͟
͞ aku juga cinta sama kamu shen.͟bisiknya di telingaku. Aku hampir tak
bisa mempercayai kata-kata aldo barusan.
͞sebenarnya aku dari kamu pulang aku sudah mulai suka, tapi aku tak
yakin dengan perasaanku saat itu.͟jelasku padanya.
͞lalu kamu sekarang sudah yakin pada perasaanmu sendiri?͟ aku
menganggukkan kepalaku beberapa kali.
͞kamu mau tahu aku sejak kapan aku cinta sama kamu?͟
͞sejak kapan?͟
͞sejak kita pertama kali bertemu, masih ingat nggak bulan berapa kita
ketemu?͟
͞bulan desember, waktu itu aku adalah anak baru di kelasmu. Sejak aku
melihat kamu waktu itu, aku percaya kalau aku telah jatuh cinta untuk pertama
dan untuk terakhir kaliny.͟
͞tapikan kita waktu itu masih anak-anak, kalau nggak salah waktu itu kita
kelas tiga SD.͟
͞tapi itulah yang terjadi, aku tak bisa melepaskanmu dari hidupku.͟
͞nggak tahu..͟
͞kamu tuh bodoh banget yah! Aku melakukan itu semua hanya untuk
tetap bisa bersama kamu.͟jawabnya jengkel.
Kami menghabiska waktu dengan berbincang-bincang, aku tak percaya
aldo mencintaiku dari kami masih SD. Aku bahagia sekali untuk semua ini, untuk
sangat mencintai aldo dan tak mau kehilangan dia lagi. Aldo pun sudah boleh
pulang kerumah tapi harus tetap menjaga kesehatannya karena sekarang dia
mudah sakit. Dan aldo pun sudah menyelesaikan ujian nasional dengan baik,
walaupun habis sakit aldo tetap pintar dalam segala hal.
Aku sangat bahagia sekali hari ini. Bukan karena aldo sudah sembuh tapi
karena aku di terima di univertas Oxport inggris. Impianku untuk kuliah di inggris
pun tercapai, aldo juga ikut pergi bersamaku. Kita kuliah di tempat yang sama
dan kita melalui waktu banyak untuk bersama-sama. Walaupun sebenarnya aldo
akan meninggalkanku cepat atau lambat. Tapi untuk sekarang aku sudah cukup
bahagia dengan semua ini. Bila tiba waktunya aldo pergi meninggalkanku, aku
tidak akan menangis lagi, karena itulah janjiku padanya waktu di bandara
soekarno hatta sebelum berangkat ke inggris. Aku tinggal bersama aldo dan
kedua orang tuanya, setiap hari kami berangkat kuliah bersama. Kadang-kadang
setelah pulang kuliah kami melewatkan hari dengan melihat pemandangan
matahari sore di London bridge. Dan melewatkan hari-hari dengan menonton
pertandingan sepak bola kesukaannya yang bermarkas di old traford.
c
Hari ini aku akan mengikuti ujian akhir, sedangkan aldo masih terbaring di
rumah sakit. Dinginnya udara di bulan Desember, membuatku merasa
merinding. Aku berjalan memasuki kampus dengan baju musim dinginku yang
berwarna hitam dan shal yang berwarna hitam putih. Ku gosok-gosokkan kedua
tanganku lalu keletakkan di kedua telingaku untuk mendapatkan sedikit
kehagatan. Selama ajian berlangsung perasaanku tak menentu, seperti akan
terjadi sesuatu padaku. Dengan sedikit tergesah-gesah aku menyelesaikan
ujianku secepat mungkin. Setelah menyeeasaikan semua soal, aku segera keluar
dari ruangan ujian dan tiba-tiba telepon genggamku berbunyi. Di layar depan aku
bisa melihat tante melly yang memanggil. Secepat kilat aku lengsung menerima
telepon itu.
͞siang juga shane, kamu bisa segera ke rumah sakit nggak?͟ jawab tante
melly dari telepon.
͞bisa tante. Kebetulan aku juga sudah selesai ujian hari ini. Memang
kenapa tante?͟tanyaku penasaran.
Dari depan kampus aku mengehentikan sebuah taksi. Dan taksi segera
melaju dengan kecepatan tinggi melewati beberapa jalan di kota London . Dalam
mobil aku bertanya-tanya dalam hati apakah yang terjadi dengan aldo? Apakah
dia pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan padaku? Itu tak mungkin. Dia
berjanji akan memberitahuku kalau dia akan pergi nantinya. Aku tak mau dia
pergi tanpa mengatakan selamat tinggal padaku. Semua pernyataan dan
pertanyaan muncul dalam kepalaku aku tak bisa mengendalikan hati dan
perasaan kacau ini. Taksi sudah sampai di depan rumah sakit saint Xaverius yang
ada di tengah-tengah kota London. Aku berlari menyelusuri lorong panjang
rumah sakit. Setibanya di didepan pintu, aku masuk dan melihat sesosok tubuh
yang berbaring di atas ranjang dengan pakaian rapi memakai jas warna hitam
dan kemeja warna putih lengkap dengan dasinya yang berwarna biru dengan
garis putih miring. Aku langsung terjatuh lemah diatas lantai, hatiku seperti
teriris kembali dengan kenyataan pahit ini. Tante melly berusaha membantuku
mengangkat badanku, tapi kakiku tak kuasa untuk berdiri. Air mataku tak
menetes sedikitpun seperti yang diminta aldo waktu itu. Tapi hati dan badanku
seperti tak bisa menerima semua ini. Aku terlihat seperti orang bodoh duduk
diatas lantai di samping ranjang aldo berbaring. Aku hampir tak bisa
mendengarkan semua yang dikatakan tente melly, tapi aku bisa melihat begitu
banyak air mata yang terjatuh dari mata tente melly. Om john memengang
pundak tante melly yang menangis histeris, aku ingin menangis tapi tak
sedikitpun air mataku terjatuh dari kedua bola mataku. Dalam hati aku merintih
kesakitan, dalam hati aku berteriak histeris tak ada bedanya dengan tante melly.
Aku menuju kamar aldo tapi aldo tidak ada lagi disana, kata suster aldo
sudah di bawah ke rumah duka yang ada di rumah sakit. Aku segera kerumah
duka dan disana aku melihat tubuh aldo sudah ada dalam rumah barunya.
Petinya begitu indah dengan adanya aldo didalamnya, aku melihat tante melly
sudah berhenti menangis. Mata om john begitu merah dan sayup tak
memancarkan cahaya sedikitpun. Aku mengerti perasaan orang tua aldo, mereka
hanya mempunyai anak semata wayang. Mereka adalah orang tua terbaik yang
ada dalam dunia ini untuk aldo, karena mereka selalu ada untuk aldo. Tak perna
sedikitpun tante melly meninggalkan aldo sendirian untuk melalui semua derita
yang dialaminya. Aku memandangi wajah aldo untuk terakhir kalinya dengan
seksama. Tak ada bagian tubuh yang terlewatkan dari pandangan mataku. Aku
berusaha menyimpan gambar aldo dalam kamera otakku, aku tak akan
melupakan semua ini untuk selamanya.
Akhirnya peti aldo pun di tutup, dan orang-orang yang bertugas untuk
memaku peti aldo pun maju. Aku semakin tak kuasa menahan sakit dalam hatiku
ini, tapi aku tak boleh menangis di hadapan aldo. Beberapa paku dikeluarkan dari
tas seorang pria berbadan tinggi dan kekar. Mereka segera melaksanakan tugas
mereka dengan begitu kompak, disamping peti aldo tante melly semakin histeris
menangis seolah berlombah dengan bunyi palu yang diketuk-ketukan para
petugas tersebut. Aku maju menemani tante melly, ku pengang pundaknya
seolah memberinya semangat. Tante melly berpaling memelukku dengan erat,
aku tak bisa berkata apa-apa untuk menenangkannya. Aku hanya bisa
memeluknya dan mengusap-usap pundaknya dengan lembut.
Petugas pun segera membawa peti aldo yang sudah tertutup dengan
rapih ke mobil ambulans. Aku mengikuti tante melly dan om john memasuki
mobil hitam yang sudah menunggu di depan rumah sakit. Om john seperti orang
lain sekarang, matanya yang merah dan sembab membuatnya seperti bukan om
john. Biasanya om john selalu tegas, tak perna marah dan selalu sabar. Kadang-
kadang om john ikut tertawa saat aldo dan aku sedang bermain tebak kata. Tapi
yang terlihat sekarang ini adalah seorang ayah yang kehilangan anak tunggalnya.
Anak yang begitu dia sayangi dan dia pertahankan, tapi Tuhan kurang berpihak
padanya. Mobilpun berhenti di sebuah pemakaman yang begitu besar, disana-
sini aku dapat melihat banyak patung-patung berdiri diatas makam. Aku
mengikuti om john dan tante melly menyelusuri jalan setapak yang disamping
kanan kiri ada makam-makan yang sudah tua. Nama-namanya begitu aneh tak
begitu familier dalam kepalaku.
Akhirnya kami berhenti di depan sebuah lubang besar, dan petugas yang
membawa peti aldo segera menurunkan peti itu kedalam lubang tersebut. Begitu
banyak orang yang hadir dalam pemakaman, teman-teman dari kampus
berdatangan satu persatu. Dan relasi om john dan tante melly begitu banyak
yang datang. Setelah peti itu berada dalam posisinya. Para petugas pun segera
naik keatas tanah, pastor segera membacakan doa untuk keselamatan roh aldo
di surga.
(
V
V V
!
V
!
V
VV (
)
V
V
V
V(V V (
' )
V (
V
V
VV
V
(
V
V V V
Semua masa-masa itu masih melekat dalam otakku dan tersusun dengan
rapi seperti halnya file-file yang tersimpan dalam folder. Sekarang aku sudah
tiba di Indonesia dan lansung naik taksi, aku dapat melihat sekeliling kota
Jakarta yang semakin padat pendatangnya. Sepulang dari bandara aku langsung
menuju tempat yang sering aku dan aldo kunjungi. Aldo sudah pergi
menghadap pencipta dan sesuai dengan janjiku aku tak meneteskan sedikitpun
airmata saat pemakamannya. Sampai sekarang aku tak bisa melupakannya
sedikitpun, semuanya tentang dia ada dalam otakku.
Aku percaya aldo sudah bahagia di surga tanpa penyakit yang dia derita
selama bertahun-tahun ini. Aku setiap minggu menelepon tante melly sekedar
untuk menanyakan kabarnya dan om john. Aku juga selalu mengingatkan tante
melly untuk mengantarkan bunga lili pada aldo. Karena dia hanya suka bunga
yang berwarna putih itu. Selama aku berada di tempat ini aku merasakan
kehadiran aldo di sampingku. Di hutan lindung inilah kami sering pergi bersama.
Disinilah semua memori itu terekam dalam otakku, aku memejamkan mata dan
ku tarik nafas dalam-dalam, sampai aku bisa merasakan oksigen masuk melalui
hidungku. Dengan menengadah ke langit aku membuka mataku berlahan-lahan
dan aku bisa melihat awan membentuk wajah aldo yang tersenyum ramah
padaku. Aku ingin menangis, tapi aku mengingat kata-kata aldo padaku ͞shane
kamu tidak boleh terlalu sering menangis, karena kalau kamu menangis kamu itu
terlihat sangat jelek sekali.͟aku pun tersenyum kembali pada awan-awan itu.
Dan awan itu menghilang dengan hembusan angin.