Professional Documents
Culture Documents
MOTOR
Oleh :
B 06
UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Skenario 2 :
Laki-laki 30 th, datang berobat ke UGD RSUD diantar polisi dengan keluhan nyeri di tungkai
kanan atasnya setelah terjatuh akibat kecelakaan sepeda motor.
Pada pemeriksaan dokter didapatkan : Airway, Breathing dan Circulation : Baik, GCS : 15,
Status lokasi : Regio femur dextra :
Look : Deformitas (+), vulnus lasratum, hematoma
Feel : Nyeri tekan (+), Neurovaskuler Distal : Baik
Move : pergerakan aktif dan pasif : nyeri (+)
Dokter yang memeriksanya meminta rotntgen femur dextra AP/Lat. Hasil pemeriksaan
rotngen tampak fraktur femur 1/3 proksimal cum contraxionem, puntum proksimal tampak
abduksi dan eksorotasi sedangkan punctum distal adduksi dan endorotasi. Pada keadaan ini
penderita sama sekali tidak bisa berdiri hanya berbaring tidur, sementara pasien diwajibkan
untuk sholat lima waktu
Step 1 Define Learning Objectives
2. TIU. Memahami dan menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur Os. Femur
4. TIU. Memahami dan menjelaskan tentang radiologist pada fraktur Os. femur
Femur, tulang tunggal dari paha, adalah tulang terbesar, terpanjang, dan terkuat di
tubuh. Struktur tahan lamanya mencerminkan fakta bahwa tekanan pada tulang
paha selama melompat kuat bisa mencapai 280 kg/cm 2 (sekitar 2 ton per inci
persegi). Femur dilapisi oleh otot-otot besar yang mencegah kita dari meraba
jalannya di sepanjang paha. Panjangnya kira-kira seperempat dari tinggi
seseorang. (Marieb, Elaine N. 2006)
Ujung atas femur memiliki caput, collum, dan trochanter major dan minor.
Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan
acetabulum dari os. coxae membentuk art. coxae. Pada pusat caput terdapat
lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamen dari
caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen
ini dan memasuki tulang pada fovea.
Femur lebih mungkin patah di leher femoralis, karena diameternya yang lebih
kecil dibandingkan sisa tulangnya, dan terdiri dari tulang yang memiliki kerapatan
yang relatif rendah. Hal ini biasanya akan melibatkan dampak yang keras, atau
kekuatan pendaratan yang berlebihan dari jatuh tinggi. Femur mungkin juga patah
sepanjang poros, yang biasanya disebabkan oleh dampak yang luar biasa dari
sebuah kecelakaan kendaraan motor atau kekuatan menyimpang di femur.
(Walker, Brad. 2007)
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan
batang yang menghubung kedua trochanter adalah linea intertrochanterica di
depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di belakang dan padanya
terdapat tuberculum quadratum.
Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian
posterior, dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus
dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut
membentuk art. genus. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan
medialis. Tuberculum adductorum berhubungan langsung dengan epicondylus
medialis. (Snell, Richard S. 1998)
Articulatio coxae
Tulang : Antara caput femoris dan acetabulum
Jenis sendi : Enarthrosis spheroidea
Penguat sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunata, kelenjar Havers terdapat
pada acetabuli
Gerak sendi:
Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat
fibrosa. Capsula articularis berjalan dari pinggir acetabulum os. coxae menyebar
ke latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea
introchanterica bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum
femoris kira-kira sebesar jari di aytas crista introchanterica.
Oleh karena itu, bagian lateral dan distal belakang colum femoris adalah di luar
capsula articularis. Sehubungan dengan itu fraktur colum femoris dapat
extracapsular dan dapat pula intracapsular.
Dislokasi anterior : bila caput femoris terletak di depan ilium maka pada art.
Coxae terjadi fleksi, eksorotasi, dan abduksi
Dislokasi posterior : bila caput femoris terletak di belakang maka pada art. Coxae
terjadi fleksi, endorotasi, adduksi.
Pada orang tua terutama perempuan sering terjadi fraktur collum femoris 10 kali
lebih banyak daripada laki-laki. Selain daripada kondisi tulang itu sendiri
(osteoporosis) juga ditentukan oleh sudut inklinasi (antara aksis collum femoris
dan aksis corpus femoris). Sudut inklinasi yang normal kurang lebih 126o. Bila
sudut inklinasi lebih kecil (coxa vare) lebih sering terjadi fraktur collum femoris
dibandingkan pada sudut yang lebih besar (coxa volga).
Articulatio Genus
Merupakan gabungan dari articulatio patella femoralis dan articulatio tibia
femoralis
Gerak sendi : fleksi, ekstensi, dan sedikit rotasi pada sikap fleksi.
Fleksi : M. Semimembranosus, M. Semitendinosus, M. Biceps
femoris caput longum, M. Sartorious, M. Popliteus, M.
Gastrocnemius, dan M. Plantaris.
Ekstensi : M. Quadriceps femoris dan tensor fascia latae
Rotasi medialis : M. Popliteus, M. Semimembranosus, M.Semitendinosus,
M. Sartorius, dan M. gracialis
Fleksi lateralis : M. biceps femris caput brevis.
2. TIU. Memahami dan menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur OS.
Femur
6.M.Quadriceps Femoris
Origo : SIAI,dan os illi cranial dari acetabulum
Insertio : Alas patela dan lewat ligamentum patela pada tuberositas tibiae
Fungsi : Ekstensi pada tungka bawah pada art genus,M.Rectus femoris juga
menstabilkan dan membantu iliopsoas memfleksikan paha
7.M.Quadriceps Femuris
M.Vastus Lateralis
Origo : Trochanter major dan Labium Laterale Lineae Asperis Corporis
Femoris
M.Vastus Medialis
Origo : Linea interochoenteritica dan Labium Mediale Linea Aspera
Corporis Femoris
M.Vastus Intermedius
Origo : Permukaan anterior dan inferior corpus femoris
M.Articulatio Genus
Origo : ¼ distal fascies anterior femur
2. M. Adductor longus
Origo : Corpus ossis pubis
1
Insertio : tengah linea aspera femoris
3
Fungsi : aduksi paha fleksi rotasi lateral sendi pinggul
3. M. adductor brevis
Origo : corpus ossis pubis dan ramus inferiorossis pubis
Insertio : linea pectinata dan bagian proksimal linea aspera femoris
Fungsi : Adduksi paha, sedikit banyak fleksi paha
4. M. Adductor magnus
Origo : Ramus inferior ossis pubis , ramus ossis ichii (bagian aduktor), tuber
ischiadicum
Insertio : tuberositas glutealis, linea aspera, linea supra condylaris medialis,
tuberculum adductum femoris (bagian harmstring).
Fungsi : adduksi paha, fleksi paha, ekstensi bagian harmstring
5. M. Bracilis
Origo : Corpus ossis pubis dan ramus inferior ossis pubis
Insertio : bagian superior permukaan medial tibic
Fungsi : adduksi paha- fleksi tungkai bawah dan membantu endorotasi
tungkai bawah
6. M. Obturator externus
Origo : Tepi foramen obturatum dan membrane obturatoria
Insertio : Fosso trochanterica femoris
Fungsi : Eksorotasi paha, fiksasi caput femoris dalam acetabulum adduksi
Fraktur ekstrakapsuler
Merupakan fraktur antara trochanter mayor dan trochanter minor. Fraktur ini
termasuk fraktur ekstrakapsuler. Banyak terjadi pada orang tua terutama pada wanita
(di atas umur 60 tahun). Biasanya traumanya ringan, jatuh kepleset, daerah pangkal
paha kebentur lantai.
Gejala klinis : biasanya penderita wanita tua dengan riwayat setelah jatuh
kepleset , penderita tak dapat jalan. Pada pemeriksaan kaki yang cedera dalam posisi
external rotasi. Tungkai yang cedera lebih pendek. Pada pangkal paha sakit dan
bengkak.
Pemeriksaan fisik : tungkai bawah yang cedera lebih pendek dan rotasi eksternal di
daerah panggul ditemukan hematoma atau echymosis
C. Fraktur batang femur (dewasa)
Mekanisme trauma : daerah tulang-tulang ini sering mengalami patah. Biasanya
terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas di kota besar atau jatuh
dari ketinggian. Kebanyakan dialami oleh penderita laki-laki dewasa. Patah pada
daerah ini dapat menimbulkan pendarahan yang cukup banyak, mengakibatkan
penderita jatuh dalam shock.
Ketentuan terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar.
Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga derajat :
a. Derajat I : bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya
diakibatkan tusukan fragment tulang dari dalam menembus keluar.
b. Derajat II : lukanya lebih besar (>1 cm) luka ini disebabkan karena benturan
benda dari luar
c. Derajat III : lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak
yang ikut rusak
Penatalaksanaan
Non operatif : dilakukan skeletal traksi. Yang sering digunakan ialah method
perkin dan metode balance skeletal traction
Operatif : pada fraktur femur 1/3 tengah sangat baik untuk dipasang
intermedullary nail. Terdapat bermacam-macam intramedullary nail untuk femur,
di antaranya : kuntscher nail, sneider nail, ao nail
F. FRAKTUR INTERCONDYLAIR
Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga
umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.
FRAKTUR TERBUKA
KLASIFIKASI
Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan
berat ringannya fraktur-fraktur.
Tabel 3. Derajat Patah Tulang Terbuka Menurut Gustillo dan Anderson (1976)
Kemudian Gustillo et al. (1984) membagi tipe III dari klasifikasi Gustillo dan Anderson
(1976) menjadi tiga subtipe, yaitu tipe IIIA, IIIB dan IIIC:
IIIA terjadi apabila fragmen fraktur masih dibungkus oleh jaringan lunak, walaupun
adanya kerusakan jaringan lunak yang luas dan berat.
IIIB fragmen fraktur tidak dibungkus oleh jaringan lunak sehingga tulang terlihat
jelas atau bone expose, terdapat pelepasan periosteum, fraktur kominutif. Biasanya
disertai kontaminasi masif dan merupakan trauma high energy tanpa memandang
luas luka.
III C terdapat trauma pada arteri yang membutuhkan repair agar kehidupan bagian
distal dapat dipertahankan tanpa memandang derajat kerusakan jaringan lunak.
Tabel 4. Klasifikasi lanjut fraktur terbuka tipe III (Gustillo dan Anderson, 1976)
oleh Gustillo, Mendoza dan Williams (1984)
Fraktur terbuka merupakan suaru keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang
terstandar untuk mengurangi risiko infeksi. Selain mencegah infeksi juga diharapkan
terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak.
Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma berat ; kadang-kadang trauma ringan
dapat menimbulkan fraktur. Berdasarkan ini, maka dikenal berbagai jenis fraktur :
Pemeriksaan Radiologist
Tulang dapat myerap sinar radiasi, meyebabkan pajanan pada film paling sedikit,
sehingga film yang dihasilkan berwarna putih. Udara paling sedikit menyerap radiasi,
menyebabkan pajanan pada film maksimal, film berwarna hitam
Sebagai penunjang, “pencitraan”
menggunakan sinar rotgent (X-
Ray) untuk mendapatkan
gambaran 3 dimensi yakni keadaan
dan kedudukan tulang yang sulit
sehingga diperlukan 2 proyeksi
yaitu AP atau lateral.
Selain foto polos X-ray (plane X-ray) mungkin perlu teknik khusus :
Tomografi
Tomografi telah berkembang lebih maju dengan adanya CT (Computerised
Tomografy) yang dapat membuat selain potongan longitudinal juga potongan
tranversal / axial.
.
Fraktur plateau tibia (tanda panah)
Pemeriksaan radiologi selanjutnya adalah untuk kontrol:
A. Segera setelah reposisi untuk menilai kedudukan fragmen. Bila dilakukan reposisi
terbuka perlu diperhatikan kedudukan pen intramedular (kadang-kadang pen
menembus tulang) plate dan screw (kadang-kadang screw lepas)
Pilihan adalah terapi konservatif atau operatif. Pilihan harus mengingat tujuan
pengobatan fraktur, yaitu : mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu
sesingkat mungkin.
I. Terapi Konservatif
a. Proteksi saja
Misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan kedudukan
baik.
d. Traksi
Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau
dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi
Hamilton Russel/traksi Bryant).
Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-anak waktu
dan beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi definitif, bilamana
tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips. Untuk orang dewasa traksi
definitif harus traksi skeletal berupa balanced traction.
Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi, misalnya :
- Fraktur talus.
- Fraktur collum femur.
b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya :
- Fraktur avulsi.
- Fraktur dislokasi.
c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya :
- Fraktur Monteggia.
- Fraktur Galeazzi.
- Fraktur antebrachii.
- Fraktur pergelangan kaki.
d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan
operasi, misalnya : fraktur femur.
2. Excisional Arthroplasty
Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi, misalnya :
- Fraktur caput radii pada orang dewasa.
- Fraktur collum femur yang dilakukan operasi Girdlestone.
Definisi Rukshah
Rukhshah. Hukum rukhshah ialah suatu hukum yang diatur oleh syara' karena
adanya udzhur (halangan) yang menyukarkan. Hukum rukhshah dikecualikan dari
hukum azimah, yang umumnya berlaku selama ada udzhur yang berat dan
seperlunya saja, dan hukum rukhshah ini datangnya terkemudian sesudah azimah.
Misalnya hukum makan bangkai dikala tidak ada makanan sama sekali. Juga
seperti dibolehkan mengqashar shalat wajib dari empat raka'at menjadi dua raka'at.
Termasuk juga ketika bagaimana bersuci, melakukan shalat dengan gerakan yang tak
biasa misalnya duduk/berbaring bahkan bersuci pun ketika sakit mendapatkan
keringanan.
Macam-macam rukshah
Tata cara
Keringanan Allah SWT tidak berhenti sampai disini, jika perlu shalatlah dengan
hati. Terpenting dalam melaksanakan shalat harus tepat waktu, sesuai dengan
kemampuannya yang telah diterangkan diatas.
3. Untuk melaksanakan shalat, sebanarnya tidak tepat waktu juga tidak menjadi
masalah, jika memungkinkan, maka gabungkanlah atau jamaklah takdim atau
ta'khir. Boleh menjamak antara sholat dzuhur dan ashar, menggabungkan antara
shalat maghrib dan isya juga diperbolehkan. Terpenting dalam pelaksanaan shalat
bagi orang yang sakit tidak boleh lupa dan jangan meninggalkan.
Bentuk-bentuk rukshah solat
Islam adalah agama yang mudah dan banyak sekali memberikan kemudahan
(rukhsah) bagi umatnya. Termasuk dalam hal pelaksanaan ibadah shalat atas apa yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Berikut ini di antara
bentuk-bentuk kemudahan dari Allah SWT tersebut.
Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan pemeluknya untuk melakukan
ibadah tanpa terhalang oleh apa pun. Oleh karena itu, dalam kasus di atas, jika
tidak ada orang lain yang mengasuhnya atau seseorang yang menjaganya ketika
kita akan melakukan shalat, sebagai rukhsah (keringanan) bagi kita adalah kita
boleh menggendongnya ketika kita shalat.
Setelah selesai shalat, para jamaah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, lama sekali Anda
sujud hingga kami mengira bahwa telah terjadi sesuatu atau wahyu sedang
diturunkan kepadamu.’ Rasulullah menjawab, 'Semua itu tidak terjadi, melainkan
ketika itu cucuku sedang berada di punggungku dan aku tidak mau
mengganggunya hingga dia merasa puas bermain-main." (HR Ahmad, An-Nasa`i,
dan Hakim)
Setelah selesai shalat, beliau bertanya kepadaku, "Bagaimana tugas yang aku
berikan kepadamu? Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab
ucapanmu, karena ketika itu aku sedang shalat." (HR Muslim dan Ahmad)