Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan
dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang
tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini
Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa
cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka
biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah
dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih
merger dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang
bahkan jutaan tenaga kerja. Mereka harus rela dipindahkan kebagian yang sangat
tidak mereka kuasai dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan
atau dipekerjakan. Selain itu mereka harus menghadapi boss baru, pengawasan
yang ketat, tunjangan kesejahteraan berkurang dari sebelumnya, dan harus bekerja
lebih lama dan lebih giat demi mempertahankan status sosial ekonomi keluarga.
Para pekerja di setiap level mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah
1
Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress yang dialami oleh seseorang
akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga
Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang
Dua orang peneliti yaitu Plaut dan Friedman (1981) berhasil menemukan
ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang
sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang
positif.
Peneliti yang lain yaitu Dantzer dan Kelley (1989) berpendapat tentang
terhadap daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi
stress yang dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stress yang
dialami seseorang itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat letih health
antara stress dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi,
maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran
2
penuh setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan
mendefiniskan bahwa seseorang sudah menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi
yang sama persis yang dapat diterapkan pada semua orang. Hurlock (1990)
dewasa lainnya.
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga,
yaitu masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan
memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan
kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.
baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari sisi individu
tersebut.dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan – bahan kimia yang dikandung
rokok seperti nikotin, CO (karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja dari
tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat ( Kendal &
Hammen, 1998), menstimulasi kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti
3
penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru –paru dan
rutin dan menjadi perilaku otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan disadari. Jika
teman-teman kantor atau sekolah juga merokok. Jika ada stimulus yang
2009).
Nikotin yang ada di dalam rokok itu di terima oleh reseptor asetilkolin-
nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada
jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat sehingga memacu sistem
dopamine. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih
cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sedangkan pada jalur adrenergik, zat
ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang
senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan
4
B. Perumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara stress kerja terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Utara.
2. Tujuan Khusus
Menurut Robbin (2003), penyebab stress kerja ada tiga faktor yaitu faktor
5
D. Manfaat Penelitian
stress kerja terhadap perilaku merokok pada dewasa awal di Dinas Pendidikan
pada :
1. Peneliti
2. Institusi Pendidikan
3. Profesi Keperawatan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Stress
Sress adalah keletihan dan kecemasan padam tubuh yang disebabkan oleh
menghadapi situasi, masalah, dan tujuan hidup. Setiap individu menghadapi stress
dengan cara yang berbeda ; seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang
menimbulkan distress berat pada orang lain. Berbicara didepan umum dianggap
7
menakutkan bagi banyak orang, tetapi hal itu merupakan pengalaman sehari – hari
yang menyenangkan bagi guru dan aktor. Perkawinan, anak – anak, pesawat, ular,
pekerjaan baru, sekolah baru, dan meninggalkan rumah adalah contoh peristiwa
yang mengalami suatu trauma yang sangat berat, saat ini individu membutuhkan
jumlah dan jenis stress yang berbeda untuk menimbulkan gangguan tersebut.
Terdapat gejala gangguan stres pascatrauma yang dominan berupa : mimpi buruk,
indifidual, sehingga suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapanya
bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikir,
keseimbangan fisik ataupun psikis. Batas kritis tekanan yang menimbulkan stress
Menurut Brunner & Suddarth (1997), stress adalah suatu keadaan yang
dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang
8
dinamis seseorang. Ada ketidak seimbangan nyata atau semu dalam kemampuan
Syndrome – GAS).
adalah Job stress refers to a physical or psychological deviation from the normal
human state that is caused by stimuli in the work environment, yang kurang lebih
memiliki arti suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan
stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak
nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang
tertentu.
proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stres
yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan
9
dilakukannya(Handoko 1997:200) Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres
kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental
proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar
stressor. Sifat sressor sangat berbeda – beda ; kejadian atau perubahan yang
mengakibatkan stress pada seseorang bisa saja tidak berpengaruh apapun pada
orang lain, dan suatu kejadian yang dapat menyebabkan stress pada satu
kesempatan dan tempat bisa saja tidak mempengaruhi orang yang sama pada
kesempatan dan tempat yang berbeda. Orang akan menilai dan mengatasi dengan
berbagai bentuk dan kategori. Dapat bersifat fisik, fisiologis, dan psikososial.
Sressor fisik dapat berupa suhu dingin, panas, atau agens kimia ; stressor
fisiologis meliputi nyeri dan kelelahan ; dan stressor psikologis dapat terjadi
10
akibat reaksi emosi, seperti takut akan gagal dalam menghadapi ujian atau gagal
mendapat pekerjaan. Stressor dapat juga sebagai suatu transisi kehidupan yang
normal yang membutuhkan penyesuaian, seperti tumbuh dari anak menjadi akil
masyarakat juga merupakan stressor. Stress yang diakibatkan oleh setiap stressor
kadang tidak hanya bergantung akibat perubahan itu sendiri melainkan juga akibat
11
a. Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada
serangan jantung.
menunda pekerjaan.
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor
yaitu:
1. Faktor Lingkungan
kesejahteraan mereka.
yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat
membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada
12
yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para
pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat
karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
2. Faktor Organisasi
waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta
rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh diatas, penulis
a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan
sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu.
13
Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang barangkali sulit
Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami dengan jelas
c. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain.
yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya di antara
tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang
3. Faktor Individu
bawaan.
14
b. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola
1. Mekanisme stress
untuk hidup dalam keadaan alarm terus menerus (akan terjadi kematian),
15
c. KelelahanBila pemajanan terhadap stressor diperpanjang, terjadilah
dan kedua sindrom tersebut dapat berulang, dalam tingkat yang berbeda,
Suddarth, 2002).
Indikator dan gejala stress atau tanda dan keluhan sesesorang yang
psikologis dan prilaku atau emosi. Indikator ataupun gejala stress mencakup aspek
leher, bahu, punggung, peningkatan denyut nadi dan frekuensi pernafasan, tangan
dan kaki dingin, keletihan, sakit kepala, gangguan lambung, suara yang bernada
tinggi, mual, muntah dan diare, perubahan nafsu makan, perubahan berat badan,
16
perubahan frekuensi berkemih, temuan hasil pemeriksaan laboratorium abnormal
dan hiperglikemia, gelisah, kesulitan untuk tertidur atau sering terbangun saat
panic, merasa tidak berdaya, kehilangn minat, kelelahan mental, cenderung untuk
berbuat kesalahan, mudah lupa dan pikiran buntu, tidak mampu konsentrasi pada
tugas, depresi, emosi tidak stabil, menurunnya fungsi intelektual, prilaku makan
Menurut Vlisides, Eddy dan Mozie (dalam Rice, 1998) secara umum,
a. Gejala Perilaku
penundaan dan menghindar, menarik diri dari teman dan keluarga, kehilangan
nafsu makan dan tenaga, emosi yang meledak dan agresi,memulai atau
b. Gejala Emosi
sebagian besar gejala emosi pada stres adalah kecemasan, ketakutan, cepat
marah dan depresi. Gejala lainnya yaitu frustrasi, perasaan yang tidak menentu
17
dan kehilangan kontrol. Di dalam pekerjaan, stres ditunjukkan dengan
c. Gejala Kognitif
di antara sebagian besar gejala mental atau kejiwaan dari stres adalah
kehilangan motivasi dan konsentrasi. Hal ini terlihat pada seseorang yang
d. Gejala Fisik
di antara gejala fisik dari stres adalah kelelahan secara fisik dan keadaan fisik
yang lemah, migran dan kepala pusing, sakit punggung, ketegangan otot yang
1. Penatalaksanaan stress
suatu strategi yang menfasilitasi kemampuan klien untuk menghadapi stress yang
18
suatu strategi, penatalaksanaan stress ini menekankan partisifasi aktif klien guna
mengatasinya.
1. Karakteristik personal
3. situasi, dan
dan actual pasien. Tujuan utama penatalaksanaan stress adalah reduksi frekuansi
lingkungan, menurunnya respon fisiologi terhadap stres melalui olah raga teratur,
positif serta meningkatkan respon perilaku dan emosional terhadap stress yaitu
dengan system pendukung. Yang dimaksutkan disini adalah dukungan soaial yang
19
A. Konsep Dewasa Awal
1. Pengertian
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk kata lampau kata
adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna
atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang
tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. Ia tak lagi harus bergantung
2003).
Hurlock (1990) menyatakan bahwa masa awal dewasa dimulai pada umur
18 tahun sampai kira – kira umur 40 tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan
dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang
yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek
rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun,
Sekolah Menengah Umum), akademi atau uni-versitas. Selain itu, sebagian besar
20
dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki
dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan
dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya
sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan
langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk
memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-
membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik
Dewasa awal adalah merupakan satu tahap yang dianggap kritikal selepas
alam remaja. Ia dianggap kritikal adalah disebabkan pada waktu ini manusia
berada pada tahap awal pembentukan kerja dan keluarga. Pada peringkat ini,
seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya
terhadap kerja dan keluarga. Pada waktu ini juga seseorang akan menghadapi
dilemma antara kerja dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama
Teori Erikson, tahap dewasa awal iaitu mereka di dalam lingkungan umur 20
tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mula berlaku
21
Setiap tahap perkembangan mempunyai karakteristik tersendiri. Seperti
halnya tahap perkembangan lain, masa dewasa awal ditandai dengan berbagai
karakteristik khas. Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara fisik, seorang dewasa
muda (young adulthood) menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa
puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga
proaktif.
Vailant ( dalam Papalia, dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal
ini merupakan masa adaptasi dengan kehidupan. Sekitar usia dua puluhan hingga
tiga puluh individu dewasa mulai membangun apa yang ada pada dirinya,
yang erat. Ia juga mengidentifikasi empat karakter dari masa dewasa awal sebagai
mekanisme adaptasi yaitu menjadi matang, tidak matang, psikosis, dan neurosis.
Individu yang matang, secara fisik dan mental lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih
1. Pengertian Perilaku
oleh individu satu dengan individu lainnya dan sesuatu itu bersifat nyata. Menurut
22
Walgito (1994) mendefinsikan perilaku atau aktivitas ke dalam pengertian
yang luas yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak
perilaku dalam arti luas didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami
seseorang. Pengertian yang kedua, perilaku didefinisikan dalam arti sempit yaitu
menanggapi stimulus yang diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang
dapat diamati adalah perilaku merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada
zaman tiongkok kuno dan romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan suatu
dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur
yang berbeda, hal ini mungkin dapat disebabkan karena rokok bisa didapatkan
dengan mudah dan dapat diperoleh dimana pun juga. Poerwadarminta (1995)
23
mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri
mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat
bagi orang – orang lain yang berada disekitarnya. Pendapat lain menyatakan
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap
Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly ( Komasari & Helmi,
2000) terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok,
yaitu :
mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan.
perokok.
24
d. Tahap maintenance of smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah
satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan
Menurut Smet (1994) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan
menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :
a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
Menurut Silvan & Tomkins (Mu’tadin, 2002) ada empat tipe perilaku
memegang rokok.
25
2. Perilaku merokok yang adiktif
Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan
a. Dampak positif
menyenangkan.
b. Dampak negatif
suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh
26
dikatakan merokok tidak meyebabkan kematian, tetapidapat mendorong
jenis penyakit yang dapat dipacu karena merokok dimulai dari penyakit di
kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi udara dalam ruangan.
perasaan, alam pikiran, tingkah laku, dan fungsi psikomotor. Misalnya, kurang
perasaan bersalah, isolasi sosial, depresi, masalah kerja atau sekolah, dan lain
sebagainya(Mujidran, 2009).
27
BAB III
KESIMPULAN
perokok pada umumnya dimulai pada usia remaja dan semakin berlanjut ke usia
emosional yang berujung pada stress, misalnya tekanan dari pimpinan di tempat
kerjanya serta berbagai target yang harus dicapai dalam pekerjaan. Dengan
pada usia dewasa awal (20-40 tahun) terutama stress akibat pekerjaan. Jumlah
rokok yang dikonsumsi berkaitan dengan stress yang mereka alami, dimana
semakin besar tingkat stress yang dialami maka akan semakin banyak rokok yang
mereka konsumsi. Ini akan sangat berdampak buruk pada kesehatan, yang mana
28