Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Pengertian Maloklusi
Pengertian oklusi menurut Dewanto (1993) adalah berkontaknya
permukaan oklusal gigi geligi di rahang dengan permukaaan oklusal gigi geligi
di rahang bawah pada saat rahang atas dan rahang bawah menutup.
Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada rahang
atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula) yang terjadi selama pergerakan
mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua
rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal
system, dan muscular system. Oklusi gigi bukan merupakan keadaan yang
stasis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk
oklusi misalnya: centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal, lingual
(Daniel, 2000).
Maloklusi adalah bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar
yang diterima sebagai bentuk normal. Maloklusi juga berarti kelainan ketika
gigi geligi atas dan bawah saling bertemu ketika menggigit atau mengunyah.
Maloklusi dapat berupa kondisi “bad bite” atau sebagai kontak gigitan
menyilang (crossbite), kontak gigitan yang dalam (overbite), gigi berjejal
(crowdeed), posisi gigi maju kedepan (protrusi). Hal ini dapat memberikan
efek terhadap penampilan estetis, berbicara atau kenyamanan dalam
mengunyah makanan (Daniel, 2000).
B. Jenis Maloklusi
Untuk memudahkan identifikasi maloklusi, perawatan dilakukan untuk
memudah berdasarkan hubungan rahang atas dan bawah.
A. Oklusi normal
B. Jonggang sebagian gigi atas
C. Jonggang yang ketara
D. Rahang bawah lebih panjang dari rahang atas
Gambar 1. Klasifikasi maloklusi berdasarkan hubungan rahang atas dan bawah
1. Protrusi
Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat
disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap
jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan
menelan yang salah serta bernafas melalui mulut.
2. Intrusi dan Ekstrusi
Intrusi adalah pergerakan gigi menjauhi bidang oklusal. Pergerakan
intrusi membutuhkan kontrol kekuatan yang baik. Ekstrusi adalah
pergerakan gigi mendekati bidang oklusal.
3. Crossbite
Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi
sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi
geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai
seluruh atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja.
1 Berdasarkan lokasinya crossbite dibagi dua yaitu:
1 a. Crossbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat
satu atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak
di sebelah lingual dari gigi anterior mandibula.
1 b. Crossbite posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau
beberapa gigi posterior mandibula.
Gambar 2. Crossbite
4. Deep bite
Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian
insisal insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam
arah vertikal melebihi 2-3 mm. Pada kasus deep bite, gigi posterior
sering linguoversi atau miring ke mesial dan insisivus madibula sering
berjejal, linguo versi, dan supra oklusi.
5. Open bite
Open bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari
gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik.
C. Etiologi Maloklusi
Maloklusi tidak dapat disebabkan oleh satu faktor saja, ada beberapa
faktor berbeda yang merupakan penyebabnya yaitu, genetik dan lingkungan.
Menurut Proffit (1998) secara umum maloklusi disebabkan karena 2 faktor
yaitu:
a. Faktor keadaan diluar gigi itu sendiri (ekstrinsik factor):
1. Herediter
2. Kelainan Kongenitl
3. Perkembangan dan pertumbuhan yang salah pada waktu prenatal
dan postnatal
4. Penyakit-penyakit sistemik yang menyebabkan adanya
kecenderungan kearah maloklusi seperti: ketidakseimbangan
kelenjar endokrin, gangguan metabolisme, penyakit-penyakit
infeksi, malnutrisi.
5. Kebiasaan jelek (bad habit), sikap tubuh yang salah dan trauma.
3. Bruxism
Gambar 6. bruxism
Bruxism adalah kebiasaan buruk berupa menggesek-gesek gigi-gigi
rahang atas dan rahang bawah, bisa timbul pada masa anak-anak maupun
dewasa. Biasanya tindakan ini dilakukan pada saat tidur di malam hari dan
penderita tidak menyadari bahwa ia memiliki kebiasaan buruk tersebut.
Pada anak-anak, kadang kebiasaan ini timbul pada masa gigi-geligi
sedang tumbuh. Pada orang-orang dewasa biasanya bruxism timbul karena
adanya maloklusi (hubungan yang tidak baik antara gigi-gigi rahang atas
dan rahang bawah), stres, rasa marah, rasa sakit, atau frustasi.
Bruxism dapat menyebabkan abrasi (aus) permukaan gigi-gigi pada
rahang atas dan rahang bawah, baik itu gigi susu maupun gigi permanen.
Lapisan email (lapisan terluar dari gigi) yang melindungi permukaan atas
gigi hilang, sehingga dapat timbul rasa ngilu pada gigi-gigi tersebut. Bila
kebiasaan ini berlanjut terus dan berlangsung dalam waktu lama, dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal (jaringan penyangga
gigi), maloklusi, patahnya gigi akibat tekanan yang berlebihan, dan kelainan
pada sendi Temporo Mandibular Joint (sendi yang menghubungkan rahang
bawah dan tulang kepala).
F. Preventif Maloklusi
Perilaku adalah tindakan yang normal dan wajar jika terjadi pada
seseorang yang merupakan perwujudan atau ekspresi terhadap suatu kejadian
atau peristiwa. Umumnya perilaku timbul sebagai dampak hubungan sosial
yang dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi dimana seseorang berada.
Keadaan tersebut disadari maupun tidak. Perilaku hadir sebagai reaksi yang
menyenangkan, namun dapat timbul pula sebagai sebuah kebiasaan buruk,
yaitu ketika seseorang dihadapkan pada keadaan yang tidak membahagiakan
dirinya dan mulai mencari kompensasi untuk memuaskan keinginannya.
Kebiasaan adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seakan-
akan hal tersebut terjadi otomatis tanpa disadari oleh seseorang tersebut.
Sehingga untuk ini peran lingkungan dan keluarga sangat penting untuk
menghentikan kebiasaan tersebut. Selain itu juga dapat dilakukan usaha
pencegahan sebelum menyebabkan efek yang tidak baik pada anak tersebut.
Usaha pertama yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengingatkan
Disini peran keluarga terutama orang tua, dan khususnya ibu sangat
penting untuk menghentikan kebiasan buruk anak tersebut,. Dan
mengajarkan cara menjaga kebersihan mulut.
2. Edukasi
mengajarkan cara yang benar dari bad habit yang biasa dilakukan
anak, sehingga dapat menghilangkan kebiasaan buruk anak tersebut.
3. Perawatan gigi anak
Setiap 6bulan sekali orang tua harus mengkonsultasikan kesehatan
gigi anaknya ke dokter gigi dalam hal kesehatan dan perawatan gigi.
BAB III
KESIMPULAN
Daniel, C., Richmond, S., 2000. The Development of The Index of Complexity
Outcome and Need (ICON). British Journal of Orthodontic Society.
Dewanto, H., 2004. Aspek-aspek Epidemiologi Maloklusi, Yogjakarta:
Gajahmada University Press.
Gan-Gan, P., Soemantri, ES., Sowondo, S., 1997. Penelitian Survei Maloklusi
Murid-murid Sekolah Lanjutan Pertama di Wilayah Kotamadya Bandung. J.
Of Dentistry UNPAD.
Profit, WR, 2001. Contemporary Ortodontic. 2nd ed. Toronto: Mosby year Book.