You are on page 1of 3

Oleh Drs. Abror Sofyan,M.Pd.

Kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang menempatkan hidap sebagai pelayanan
dan bukan hanya pada karir semata. Pada saat ini kita melihat betapa besarnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan, terutama dari para pemimpin pendidikan sebab melalui pendidikan
akan tercipta perubahan yang positif. Spirit pelayanan ini semestinya menyerap dalam sanubari
seluruh anggota masyarakat, karena pelayanan merupakan salah satu sumber kebahagiaan
walaupun kita tidak akan dapat kebahagiaan itu secara langsung melainkan sebagai hasil 
tambahan dan nilai tambah dari pelayanan yang kita lakukan.Pelayanan yang diberikan secara
ikhlas memberi kebahagiaan kepada yang dilayanidan yang melayani

Masyarakat selalu menuntut terhadap peningkatan mutu pendidikan, sebab dengan meningkatnya
mutu pendidikan akan berdampak positif terhadap peningkatan Sumber daya Menusia (  SDM),
untuk merespons tuntutan masyarakat tersebut maka belakangan ini bermunculan sekolah favorit
dengan bermacam macam nama seperti Sekolah Unggul, Sekolah Terpadu, Sekolah
Percontohan, dan seterusnya. Di beberapa negara maju gerakan ini dinamakan dengan ide
Sekolah Efektif. Ciri utama sekolah efektif, berdasarkan berbagai riset meliputi: (a)
kepemimpinan instruksional yang kuat; (b) harapan yang tinggi terhadap prestasi siswa; (c)
adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman; (d) menekankan kepada keterampilan dasar;
(e) pemantauan secara kontinyu terhadap kemajuan siswa; dan (f) terumuskan tujuan sekolah
secara jelas (Davis & Thomas, 1989: 12).

Untuk mewujudkan sekolah efektif hanya akan tercapai apabila sekolah tersebut dipimpin oleh
seorang kepala sekolah yang efektif, yang mau berbuat untuk memajukan sekolahnya dan bukan
yang berbuat untuk hanya menyenangkan atasannya. Kepala sekolah efektif harus mampu
membimbing guru melaksanakan tigasnya dengan baik.

Untuk mewujudkan sekolah efektif hanya mungkin didukung oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan yang efektif. Fred M. Hechinger (dalam Davis & Thomas, 1989: 17)
pernah menyatakan: Saya tidak pernah melihat sekolah yang bagus dipimpin oleh kepala sekolah
yang buruk dan sekolah buruk dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk. Saya juga menemukan
sekolah yang gagal berubah menjadi sukses, sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun
kualitasnya. Naik atau turunnya kualitas sekolah sangat tergantung kepada kualitas kepala
sekolahnya”.

Pandangan tersebut menganjurkan kepada para kepala sekolah untuk memahami tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan secara cermat.

Untuk menjadi kepala sekolah efektif maka sang kepala sekolah harus selalu melakukan studi
tentang kepemimpinan efektif sebab dengan hal demikianlah kepala sekolah akan memperoleh
kemajuan dalam bidang kepemimpinannya. untuk memperoleh kesusksesan banyak jalan yang
harus ditempuh, Adair (1984) menawarkan ada lima hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1)
mengenal diri sendiri dengan Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats (SWOT), (2)
berusaha memiliki Kredibilitas, Akseptabilitas, Moralitas, dan Integritas (KAMI), (3)
mempelajari prinsip-prinsip kepemimpinan, (4) menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan, dan
(5) belajar dari umpan balik.
Secara obyektif, kehidupan sekolah akan selalu mengalami perubahan sejalan dengan dinamika
pembangunan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus berupaya mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola perubahan yang terjadi di sekolah. Melihat
posisinya sebagai top leader, kepala sekolah efektif akan menjadi penentu keberhasilan atau
kegagalan reformasi pendidikan pada tingkat sekolah.

Dengan melakukan studi terhadap kepemimpinan sekolah efektif kita dapat menggali informasi
tentang nilai-nilai efektifitas harus dipelihara di sekolah. Sergiovanni (1987) menjelaskan kriteria
sekolah efektif ke dalam hal-hal berikut:

1.      Skor tes UAN meningkat

2.      Kehadiran (guru, siswa, staf) meningkat

3.      Meningkatnya jumlah PR

4.      Meningkatnya waktu untuk penyampaian mata pelajaran

5.      Adanya partisipasi masyarakat dan orang tua

6.      Partisipasi siswa dalam ekstra kurikuler

7.      Penghargaan bagi siswa dan guru

8.      Kualitas dukungan layanan bagi siswa dengan kebutuhan khusus

Demikianlah, kriteria efektifitas sekolah tersebut akan berkembang sesuai dengan muatan nilai-
nilai lokal sekolah, di samping mengikuti standar kinerja pada umumnya.

Penulis adalah : Widyaiswara LPMP Sumatera Utara

Daftar Bacaan

Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Bafadal, I & Imron, A. (2004) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Malang:
Kerjasama FIP UM dan Ditjen-Dikdasmen.

Depdiknas. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas,


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Indrafachrudi, S. 1983. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Nawawi, H. 1985. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armas Duta Jaya.

You might also like