Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank
mengenai bank, namun demikian berbagai definisi tersebut mempunyai tujuan yang
sama. Untuk memudahkan orang dalam mengartikan pengertian bank, berikut ini
penulis sajikan beberapa pengertian bank menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai
berikut :
Menurut Joseph Sinkey, yang dimaksud dengan bank adalah “department store
Sementara pengertian bank menurut Verryn Stuart (1999), adalah ”suatu badan
yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun
dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”.
Dari be berapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Bank
adalah suatu badan yang bergerak dalam bidang keuangan yang melaksanakan
kegiatan menghimpun dana untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan
dana, serta melaksanakan jasa-jasa perbankan lainnya.
Secara umum, fungsi utama bank adalah pada umumnya adalah menghimpun
dana dari masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
Menurut Totok Budi Santoso dan Sigit Triandaru (2006:9) fungsi bank terdiri dari :
1. Agent of trust.
bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan
pada saat uang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali
dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan
kepercayaan.
2. Agent of Development.
saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik
apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik, kegiatan bank berupa
menghimpun dan menyalurkan dana sangat diperlukan bagi lancarnya
3. Agent of Service.
secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang,
tagihan.
Dari ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank
intermediary institution).
1. Bank Umum
pembayaran.
2. Memberikan kredit.
kepentingan nasabah.
Mesin pemroses adalah bagian penting dalam teknologi informasi yang berfungsi
untuk mengingat data/program berupa komponen memori dan mengeksekusi
program berupa komponen CPU.
2.2.3. Peranan Teknologi Informasi
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis,
memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur, operasi dan
manajemen organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan
manusia. Menurut Kadir (2003), peranan teknologi informasi meliputi :
5. Strategi aliansi : membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan
pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.
/3355)
2. BNI SMS Banking BNI SMS BNI BNI BNI SMS Banking
(SIMToolkit Banking SMS SMS
(SIMToolkit) (SIMToolkit)
3. Phone Banking
Layanan Phone Banking merupakan jasa yang disediakan bank untuk melakukan
transaksi, antara lain (Nurastuti : 2011) :
c) Transaksi yang lainnya yang dapat disediakan oleh bank dari waktu ke
waktu.
4. Computer Banking
Layanan bank yang bias diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat
data bank untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar
tagihan, dan lain-lain.
5. Internet Banking
Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang
memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari
rekening banknya.
7. Direct Deposit
Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi
kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau
pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening
nasabah.
Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui
pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh
pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose stored value card, penerbit
(issuer) dan penerima (acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada
kartu tersebut menunjukan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa
tertentu (misalnya kartu telepon). Limited-purpose card secara umum digunakan
secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi
tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose
card dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas,
misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa atau logo laonnya dalam jaringan
antarbank.
9. Smart Card
Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips
atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau
melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian,
verifikasi saldo rekening dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada
system terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau system tertutup
(misalnya, MasterCard atau Visa networks).
10. Prepaid Card
Salah satu tipe Stored-value card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan
sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
Definisi oleh Cronin dalam bukunya Banking and Finance on the Internet
yang dipublikasi oleh John Wilery & Sons – Canada tahun 1998 adalah:
Dalam bahasa Indonesia, terjemahan bebas dari internet banking adalah jasa
yang memungkinkan nasabah bank melakukan transaksi perbankan melalui jaringan
internet. Internet banking lebih fleksibel dibandingkan dengan pelayanan dengan
sistem counter, karena tidak mengenal batas waktu dan tempat. (Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, Juni 2002)
Tingkatan ini adalah yang paling lengkap dan dapat menampilkan seluruh
transaksi yang diperlukan oleh nasabah termasuk transfer dana, pembayaran tagihan
dan lainlain seperti layaknya pelayanan melalui counter atau ATM kecuali penarikan
kas.
Pada dasarnya bank yang menyediakan jasa pelayanan internet banking dapat
bebas menentukan transaksi atau produk/jasa apa yang disediakan. Untuk itu bank
dalam business plan-nya harus memperhitungkan dengan seksama untung ruginya,
risiko yang akan dihadapi serta kebutuhan dari nasabah. Penentuan jenis produk/jasa
tentunya akan disesuaikan dengan kemampuan dan strategi masing-masing bank
namun demikian Bank tidak diperkenankan untuk menawarkan produk/jasa di
internet banking yang dilarang oleh undang-undang atau peraturan yang berlaku.
1. Bank yang memiliki bangunan kantor cabang dapat membuat situs internet
dan menawarkan layanan perbankan yang diberikan melalui kantor
cabangnya.
1. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang timbul akibat kegagalan dari counterparty untuk
memenuhi kewajiban dan kontrak dengan bank. Risiko kredit ditemukan dalam
semua kegiatan perkreditan, trisuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, baik
yang tercatat di dalam atau di luar neraca bank.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel
pasar dari portofolio yang dimiliki Bank, yang dapat merugikan Bank. Yang
dimaksud dengan variabel pasar adalah suku bunga dan nilai tukar, termasuk derivasi
dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu perubahan harga options. Risiko pasar
antara lain terdapat pada aktivitas fungsional Bank seperti kegiatan trisuri dan
investasi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang, maupun penyertaan pada
lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis), dan
kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan
perdagangan. Risiko pasar dibedakan menjadi:
a. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah potensi yang timbul akibat pergerakan suku bunga
di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang
mengandung risiko suku bunga. Dari perspektif ekonomi, bank berfokus pada
kepekaan dari nilai aset, kewajiban dan pendapatan terhadap perubahan suku
bunga.
Risiko nilai tukar hadir ketika bank memperoleh pinjaman atau memiliki
portofolio pinjaman dan pendanaan dalam mata uang asing. Dalam beberapa
kasus, bank akan masuk ke dalam komitmen dengan multi-mata uang yang
memungkinkan deposan dan untuk memilih mata uang yang mereka sukai.
Risiko nilai tukar dapat dipengaruhi oleh situasi politik, sosial, atau
perkembangan ekonomi. Konsekuensi dapat merugikan jika salah satu mata
uang yang terlibat tunduk pada kontrol devisa yang ketat atau tunduk pada
fluktuasi nilai tukar yang besar.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari ketidakmampuan bank memenuhi
kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Risiko likuiditas meliputi ketidakmampuan
untuk mengelola perubahan yang tidak direncanakan terhadap sumber-sumber
pendanaan. Risiko likuiditas juga timbul dari kegagalan untuk mengenali perubahan
dalam kondisi pasar yang mempengaruhi kemampuan bank untuk melikuidasi aset
dengan cepat dan dengan nilai kerugian yang minimal.
Internet banking dapat meningkatkan volatilitas simpanan dana dari nasabah.
Sistem manajemen aset/kewajiban dan portofolio pinjaman harus sesuai dengan
produk yang ditawarkan melalui Internet banking. Peningkatan pemantauan likuiditas
dan perubahan dalam deposito dan pinjaman harus dilakukan seiring peningkatan
volume dan sifat aktivitas rekening Internet banking.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional dengan tingkat tinggi mungkin ada dengan produk perbankan
internet, terutama jika jalur bisnis yang tidak direncanakan, dilaksanakan, dan
dimonitor secara memadai. Bank yang menawarkan produk dan jasa keuangan
melalui Internet harus dapat memenuhi harapan nasabah. Bank juga harus
memastikan mereka memiliki bauran produk yang tepat dan kemampuan untuk
memberikan layanan yang akurat dan tepat waktu, yang dapat diandalkan untuk
mengembangkan tingkat kepercayaan yang tinggi.
Serangan atau usaha penyusupan pada bank sistem jaringan komputer menjadi
perhatian utama. Sistem internet banking lebih rentan terhadap serangan dari
eksternal, karena pengguna memiliki pengetahuan tentang sistem dan akses. Bank
harus memiliki usaha preventif dan kontrol deteksi untuk melindungi sistem internet
banking mereka dari eksploitasi baik secara internal maupun eksternal.
Kontingensi dan perencanaan bisnis diperlukan bagi bank untuk meyakinkan
bahwa mereka dapat memberikan produk dan layanan pada saat terjadinya peristiwa
yang tidak diinginkan. Produk internet banking harus terhubung melalui jaringan
yang kuat. Sebagai contoh, jika server utama tidak bisa dioperasi, jaringan secara
otomatis dapat mengubah rute lalu lintas ke server cadangan yang berada pada lokasi
geografis yang berbeda.
5. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek
yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
6. Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang timbul dari keputusan bisnis yang merugikan,
pelaksanaan keputusan yang tidak tepat, atau kurang responsif terhadap perubahan
industri. Risiko ini adalah fungsi dari kompatibilitas sebuah tujuan strategis
organisasi, strategi bisnis dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan, sumber daya
yang digunakan terhadap tujuan-tujuan, dan kualitas pelaksanaan. Sumber daya yang
dibutuhkan untuk menjalankan bisnis strategi yang baik berwujud dan tidak
berwujud. Sumber daya tersebut termasuk komunikasi saluran, sistem operasi,
jaringan pengiriman, dan kapasitas manajerial dan kemampuan. Internal organisasi
harus dievaluasi karakteristik terhadap dampak ekonomi, teknologi, kompetitif,
peraturan, dan perubahan lingkungan lainnya.
Manajemen harus memahami risiko yang terkait dengan internet banking sebelum
mereka membuat keputusan untuk mengembangkan kelas bisnis tertentu. Dalam
beberapa kasus, bank dapat menawarkan produk baru dan jasa melalui Internet.
7. Risiko reputasi
Risiko reputasi timbul karena adanya publikasi negatif yang terkait dengan
kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank. Hal ini mempengaruhi
kemampuan bank untuk membangun hubungan dan layanan baru atau melanjutkan
layanan dan hubungan yang telah ada. Risiko ini dapat mengekspos litigasi lembaga,
kerugian keuangan, atau penurunan jumlah nasabah. Eksposur risiko reputasi hadir
dalam seluruh institusi dan mencakup tanggung jawab untuk melaksanakan suatu
prinsip kehati-hatian dalam berurusan dengan nasabah dan masyarakat.
Sebuah bank dapat menderita risiko reputasi jika ia gagal memenuhi klaim
pemasaran atau memberikan informasi yang akurat dan layanan tepat waktu. Hal ini
dapat mencakup kegagalan untuk secara memadai memenuhi kebutuhan kredit
nasabah, tidak dapat menyediakan sistem pengiriman yang diandalkan dan tidak
efisien, tanggapan terhadap permintaan nasabah yang tidak tepat, atau pelanggaran
terhadap privasi nasabah.
8. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku. Risiko kepatuhan juga timbul dalam situasi di mana undang-undang atau
peraturan yang mengatur produk bank tertentu atau kegiatan dari klien bank belum
teruji. Pelanggaran terhadap risiko kepatuhan dapat mengakibatkan pengenaan uang
denda, pembayaran ganti rugi, dan pembatalan kontrak dan pencabutan ijin usaha
bank. Risiko kepatuhan dapat mengakibatkan hilangnya reputasi, berkurangnya nilai
perusahaan, hilangnya peluang bisnis, dan berkurangnya potensi eksansi.
Kebanyakan nasabah internet banking akan menggunakan jasa dan layanan bank
lain. Demikian, bank perlu untuk memastikan bahwa pengungkapan pada saluran
internet banking, termasuk situs Web, tetap disinkronisasi dengan saluran pengiriman
bank lain untuk memastikan penyampaian pesan ke nasabah secara konsisten dan
akurat.