Professional Documents
Culture Documents
Salah satu murid K.H. Ahmad Dahlan yaitu Sarbini seorang guru SD.
Muhammadiyah kebetulan pernah menjadi serdadu Belanda, dia mahir baris berbaris,
mahir meniup terompet dan memukul tambur (genderang) serta pandai pula
menggunakan senjata api. maka oleh Kyai, Pemuda Sarbini ditunjuk untuk melatih para
Pemuda-pemuda Muhammadiyah. Sebagian Pemuda-pemudi tersebut ada yang mahir
dalam mengadakan berbagai permainan dan olahraga. Maka jadilah para Pemuda
Muhammadiyah terkumpul dalam satu organisasi kepanduan dengan pakaian seragam.
Mereka berlatih dengan semangat dan penuh kegembiraan. Sejak saat itu berdirilah
“Padvinder Muhammadiyah. Agar Padvinder Muhammadiyah lebih teratur maka
dibentuklah pengurus yang terdiri :
Ketua : H. Muhtar
Sekretaris : Somodirdjo
Semua perlengkapan dan seragam ditentukan dan disesuaikan dengan jiwa dan
semangat Muhammadiyah.
“FASTABIQUL KHAIRAT”
artinya : Berlomba-lombalah dalam kebaikan
Maka pada tanggal 28 Syawal tahun 1380 H, bertepatan dengan tanggal 15 Maret
1961 para pandu-pandu yang ada membubarkan diri dan meleburkan diri dalam satu
wadah Kepaduan yaitu Pramuka yang sekarang ada. Pada tanggal tersebut sungguh suatu
peristiwa yang bersejarah dan mengharukan bagi pandu pandu di Indonesia. Bendera
pandu-pandu diturunkan dan diganti dengan pandu Pramuka dengan gambar Tunas
Kelapa.
Warna lingkaran dan tulisan Pemuda Muhammadiyah: Putih ( cinta tanah air )
Fastabiqul Khairat : Berlomba-lombalah dalam kebaikan
Bunga melati :
E. PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH
Kendati secara resmi baru berdiri pada 2 Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah
tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan awal Muhammadiyah. Di daerah-daerah di Jawa
Timur, berdirinya Muhammadiyah sering didahului oleh kegiatan-kegiatan yang
dipelopori oleh kalangan pemuda. Pada awal pertumbuhan Muhammadiyah di berbagai
daerah, cabang dan ranting mengadakan kegiatan-kegiatan di bidang kepemudaan dan
kepanduan. Cabang-cabang dan ranting mengadakan HW yang menjadi wadah
pembinaan anak-anak muda Muhammadiyah. Usaha-usaha pendirian HW dilakukan oleh
cabang dan ranting sejak awal pertumbuhan Muhammadiyah.
Bergerak di kalangan pemuda, merupakan gerakan Islam dan amar ma'ruf nahi munkar di
kalangan muda, berakidah Islam dan bersumber Al-Qur'an dan Sunnah.