You are on page 1of 9

PENYUSUN:

KURSIAH

• LAZUARDI IMANI HAMDAN
• MUTMAINAH
• NURINDAH SARI
• NURLELA

ASAL-USUL MATEMATIKA
Matematika(dari : μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi dan Para mencari
berbagai , merumuskan baru, dan membangun kebenaran melalui yang dari dan yang
bersesuaian.
Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti dan hadir
secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan menyebut
matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di
pihak lain, menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada
kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada
kenyataan."
Melalui penggunaan dan , matematika berkembang dari , , , dan pengkajian
sistematis terhadap dan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan
manusia sejak adanya . pertama muncul di dalam , terutama di dalam karya , .
Matematika selalu berkembang, misalnya di pada tahun 300 , di pada tahun 100 , dan di
Arab pada tahun 800 M, hingga zaman , ketika temuan baru matematika berinteraksi
dengan baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan
matematika yang berlanjut hingga kini.
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk , , /, dan seperti , dan . , cabang matematika yang melingkupi
penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat
penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada
pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti dan . Para
matematikawan juga bergulat di dalam , atau matematika untuk perkembangan
matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan
praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan
terkemudian.
Etimologi
Kata "matematika" berasal dari μάθημα (máthēma), yang berarti pengkajian,
pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi
"pengkajian matematika", bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah
μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar,
yang lebih jauhnya berarti matematis. Secara khusus, μαθηματικὴτέχνη
(mathēmatikḗtékhnē), di dalam ars mathematica, berarti seni matematika.
Bentuk jamak sering dipakai di dalam , seperti juga di dalam les mathématiques (dan
jarang digunakan sebagai turunan bentuk tunggal la mathématique), merujuk pada
bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral mathematica (), berdasarkan bentuk
jamak bahasa Yunani τα μαθηματικά (ta mathēmatiká), yang dipakai , yang
terjemahan kasarnya berarti "segala hal yang matematis". Tetapi, di dalam bahasa
Inggris, kata benda mathematics mengambil bentuk tunggal bila dipakai sebagai kata
kerja. Di dalam ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai math di
Amerika Utara dan maths di tempat lain.

Tokoh matematika
1.JOHANN KEPLER (1571-1630).
Copernicus, Tycho Brahe, Galileo dan Kepler adalah peletak dasar astronomi
modern. Copernicus adalah seorang biarawan
(Katolik). Galileo adalah juga seorang Kristen
(Katolik) yang sungguh-sungguh walaupun
pernah ada masalah soal "Teori Heliosentris
versus Teori Geosentris". Kepler telah
mendapatkan rumus-rumus yang masih dipakai
sampai sekarang untuk meramalkan gerakan
planet-planet. Kepler mula-mula belajar teologi.
Tetapi setelah 2 tahun ia pindah jurusan dan
mempelajari astronomi. Pengaruh studi
teologinya besar dalam pernyataan-
pernyataannya dibidang astronomi. Ia berkata
bahwa ia selalu berusaha memikirkan "Pikiran
tuhan" ("thinking God's thoughts after Him"). Ia
percaya secara harafiah Kitab Kejadian 1,2
mengenai Penciptaan alam semesta dalam
waktu enam hari. Dalam salah satu bukunya ia menulis : "Since we astronomers are
priests of the highest God in regard to the book of nature, it befit us to be thoughtful, not
of the glory of our own minds, but rather, above all else, of the glory of
God."( Terjemahan bebasnya adalah sbb : "Karena kami, ahli astronomi adalah imam
tuhan yang Maha Tinggi tentang buku alam semesta, sepatutnyalah kami memuliakan
tuhan, dan bukan pikiran kami sendiri".)

2. FRANCIS BACON (1561-1626)


Bacon peletak dasar "metode ilmiah" modern
yang pertama. Ia tekankan percobaan (experiments)
dan metode induksi. Hal ini berlawanan dengan
metode deduksi Aristoteles. Bacon percaya betul akan
Alkitab. Ia menulis :"There are two books laid before
us to study, to prevent our falling into error ; first, the
vo lume of the Scriptures, which reveal the will of
God ; then the volume of the Creatures, which
express His power."("Dihadapan kita ada dua buku
yang harus kita pelajari, untuk mencegah kita jatuh
dalam kesalahan ; pertama Alkitab, yang
menunjukkan
kehendak Allah ; lalu buku alam semesta, yang
menunjukkan KuasaNya.")

3. LOUIS AGASSIZ (1807-1873).


Agassiz adalah seorang akhli biologi (palaentology)
dan akhli geologi yang kenamaan. Pada tahun 1860,
satu tahun setelah Darwin menulis bukunya : "On the origin of species", Agassiz telah
menunjukkan sifat spekulatip dari buku Darwin. Data yang betul-betul ilmiah tidak
mendukung teori evolusi. Sepanjang hidupnya Agassiz menentang teori evolusi.

4. WERNHER VON BRAUN (1912-1977).


Von Braun mengembangkan rocket V-2 sewaktu perang dunia ke-II. Pada tahun
1945 ia beremigrasi ke-Amerika Serikat. Pada tahun 1960 ia menjadi direktur NASA. Ia
sangat berjasa akan kemajuan Amerika Serikat dibidang satelit dan teknologi ruang
angkasa.Von Braun adalah anggota gereja Lutheran yang aktip. Ia menulis :"Manned
space flight is an amazing achievement, but it has opened for mankind thus f ar only a
tiny door for viewing the awesome reaches of space. An outlook through this peephole at
the vast mysteries of the universe should only confirm our belief in the certainty of its
Creator. I find it as difficult to understand a scientist who does not acknowledge the
presence of a superior rationality behind the existence of the universe as it is to
comprehend a theologian who would deny the advances of science."("Penerbangan ruang
angkasa yang berawak adalah suatu prestasi yang menakjubkan, tetapi sampai sekarang ia
hanya membuka pintu yang kecil untuk melihat ruang angkasa yang sangat luas. Suatu
pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya meneguhkan iman kita akan kepastian ada
nya Penciptanya. Saya merasa sama sulitnya untuk mengerti seorang ilmuwan yang tidak
mengakui adanya Allah yang Maha Tahu dibelakang alam semesta ini, seperti seorang
teolog yang menyangkal adanya kema juan dalam ilmu pengetahuan alam.)

5. THALES (Yunani, 624-546 SM)


Thales adalah seorang ahli filsafat. Pada zamannya seorang ahli filsafat
mempelajari matematika, astronomi, fisika dan ilmu pengetahuan alam. Thales lahir di
Yunani kemudian pergi ke Mesir untuk belajar. Ia mengukur tinggi piramida dengan
menggunakan pengertian kesebangunan dan meramalkan waktu peredaran matahari. Tak
heran jika ia disebut sebagai Bapak Awal Ilmu Matematika dan Astronomi. Dalam
sebuah cerita, di suatu malam ia berjalan sambil menatap bintang di langit. Tiba-tiba ia
terperosok masuk selokan. Seorang wanita budak yang sudah tua melihat kejadian itu
berkata kepadanya, "Tuanku, bila anda tidak dapat melihat jalan bagaimana anda dapat
menceritakan sesuatu tentang bintang-bintang?"

6. PHYTAGORAS (Yunani, 582-493 SM)


Meskipun Phytagoras adalah seorang ahli filsafat namun ia juga mempelajari
musik dan ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babylonia untuk
belajar.Phytagoras terkenal dengan dalilnya yang menerangkan bahwa dalam suatu
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya.
Segitiga siku-siku yang sisi-sisinya berbanding 3 : 4 : 5 merupakan dasar dari dalil
matematika untuk perhitungan sudut-sudut dalam segitiga a2 + b2 = c2 dan pertama kali
digunakan oleh para perentang tali di Mesir untuk tanah dengan tali-tali bersimpul.
Menurut hikayat, ia menemukan dalil itu ketika ia sedang mengamati susunan lantai
bersegitiga di rumah salah seorang temannya.
Di lain cerita, ketika ia sedang melewati bengkel pandai besi ia mendapat ide dari
berbagai jenis suara yang dihasilkan oleh pukulan martil. Bahwa semakin pendek
pegangan martil semakin tinggi frekuensi nada yang dihasilkan. Dengan menggunakan
ide ini ia menciptakan jenis-jenis kecapi dan seruling.

“Apabila bilangan mengatur alam semesta, Bilangan adalah kuasa yang diberikan
kepada kita guna mendapatkan mahkota, untuk itu kita menguasai bilangan.
If “Number rules the universe, Number is merely our delegate to the throne, for we
rule Number.”
Pythagoras

7. EUCLIDES (Yunani, Kira-kira 300 SM)


Euclides menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia
menyatakan aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil
tentang geometri berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma Euclides
adalah, "Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana garis lurus tersebut
melewati dua titik". Buku-buku karangannya menjadi hasil karya yang sangat penting
dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu Geometri.
Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk
mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda bertanya, "Tak
adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?".
Euclides menjawab, "Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap
orang harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".

8. ARCHIMEDES (Yunani, 287-212 SM)


Archimedes mempelajari matematika, fisika dan membuat banyak penemuan. Ia
menemukan prinsip tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit
usaha. Ia memperagakan prinsip ini dengan menggerakkan kapal dengan memakai tuas.
Eucildes pun berkata, "Bila saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan titik
penumpu, saya dapat menggerakkan bumi".
Euclides menggunakan pengetahuan tentang kepadatan untuk menemukan bahwa
mahkota yang dibuat untuk raja tak dibuat dengan emas murni. Ia juga mempelajari
lingkaran dan menemukan rumus untuk keliling lingkaran (2πr) dan luas lingkaran
(πr^2).
Dalam hikayat ketika Archimedes sudah tua, Yunani dikalahkan oleh Romawi. Sewaktu
serdadu musuh masuk ke dalam rumahnya dan di kamar ia sedang mempelajari sebuah
lingkaran yang digambarnya di lantai, ia berteriak, "Jangan injak lingkaran saya!" Tapi
serdadu itu tak memperdulikan teriakan Archimedes malah menikammya sampai mati.

9. ALI BIN ABI THALIB (Arab Saudi, 658-695 Masehi)


Sejak kecil Ali bin Abi Thalib menyukai berbagai ilmu dan ikut dengan Nabi
Muhammad SAW. Kelak Ali dinikahkan dengan putri Rasul, Fatimah R.A. dan hidup
dalam kesederhanaan yang teramat sangat. Meskipun hidup dalam kesederhanaan Ali
tidak surut dalam mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda,
"Apabila aku kota ilmu maka Ali adalah gerbangnya".
Ketika awal lambang bilangan dalam matematika menggunakan huruf-huruf seperti yang
pernah diajarkan oleh bangsa Romawi tergolong rumit, Ali mempopulerkan lambang
bilangan dalam huruf Arab dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Ali juga yang
menyederhanakan penulisan lambang bilangan Romawi di mana sepuluh dengan "X",
seratus dengan "C", seribu dengan "M" dan seterusnya dipermudah dengan
menambahkan angka nol di belakang angka puluhan, ribuan dan satuan dengan bilangan
10, 100, 1000 dan seterusnya, di mana angka "0" dalam bilangan Arab diwakili dengan
titik.

10. COPERNICUS (Polandia, 1473-1543)


Copernicus mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu hukum dan
kedokteran. Pada zamannya secara umum orang percaya bahwa matahari, bulan dan
bintang bergerak mengelilingi bumi karena saat itu bumi dianggap sebgai pusat tata
surya. Akan tetapi Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi,
melainkan matahari di mana seluruh benda-benda langit berputar mengelilingi matahari.
Pikiran Copernicus ini menentang filsafat tradisional dan agama.
Teorinya yang terkenal dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Perputaran Benda-
Benda Langit". Di mana pada waktu itu ia takut menerbitkan bukunya karena adanya
ancaman hukuman mati dari pihak gereja terhadap doktrin keilmuan yang menentang
dogma-dogma yang dikeluarkan pihak gereja. Hanya karena desakan rekan-rekannya
Copernicus setuju untuk menerbitkan buku itu sepenuhnya. Tetapi sayang, buku itu baru
dicetak setelah pengarangnya meninggal dunia.

11. GALILEO GALILEI (Italia, 1564-1642)


Galileo mempelajari matematika, fisika dan astronomi. Dulu orang percaya
bahwa kecepatan benda jatuh tergantung pada bobot benda yang dijatuhkan tersebut.
Dalam teori tersebut disebutkan bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akan lebih cepat
daripada benda yang lebih ringan. Galileo membantah teori tersebut dengan dasar
keyakinan bahwa kecepatan jatuhnya sebuah benda tidak tergantung pada bobotnya. Ia
membuktikannya dengan menjatuhkan dua buah logam yang satu lebih berat dari yang
lain dari atas Menara Pisa yang miring. Biarpun pada saat ini setiap orang menyetujui
teorinya adalah benar, namun pada zamannya teori dengan pembuktiannya itu diterima
orang dengan keheranan yang besar.
Sewaktu-waktu ketika ia sedang mengamati tempat lilin yang berayun-ayun di gereja, ia
mencatat bahwa berapapun jauhnya benda itu berayun ke samping, waktu yang
diperlukan untuk setiap 1 gerakan bolak-balik (1 getaran) adalah sama. Di kemudian hari
ia menemukan bahwa hukum ini adalah suatu hal yang umum yang akhirnya hukum ini
disebut dengan hukum isokhronisme suatu bandul.
Di akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena mendukung
ide Copernicus yakni bumi berputar mengelilingi matahari.
12. RENE DESCARTES (Perancis, 1596-1650)
Descartes mempelajari Matematika, Fisika, Politik dan Filsafat. Ia adalah orang
yang pertama kali menggunakan sistem dua atau tiga bilangan seperti (A, B) atau (A, B,
C) sebagai koordinat untuk menggambarkan titik-titik pada suatu bidang atau dalam
ruang. Dengan cara ini pernyataan-pernyataan mengenai gambar-gambar dalam geometri
tentang titik yang dijabarkan oleh Euclides dapat diterjemahkan menjadi pernyataan-
pernyataan yang menyangkut bilangan.
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat
tidur. Ia mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan
benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam
ruangan dengan (A, B, C).
Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z
untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide
tentang bilangan negatif.

13. BLAISE PASCAL (Perancis, 1623-1662)


Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi sekaligus pujangga.
Pascal menjadi sangat tertarik pada matematika khususnya geometri ketika berumur 6
atau 7 tahun. Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku-buku matematikanya karena ia
percaya bahwa anak kecil seharusnya tidak mempelajari buku yang sedemikian sukar.
Namun Pascal tetap saja mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi.
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah
semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada
ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya
mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun
Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam
bidang fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian
prinsip ini diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan
yang terkenal, "Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalah lalang yang
berpikir".

14. SEKI TAKAKAZU (Jepang, 1642-1708)


Pada zaman hidupnya, Jepang menggunakan sistem lambang bilangan Cina yang
berbelit-belit daripada sistem angka Arab untuk melambangkan bilangan. Mereka juga
menggunakan alat-alat yang terbuat dari kayu (yang disebut Sangi) yang mula-mula
dikembangkan di Tiongkok kuno untuk metode pengukuran luas bangunan. Di masa itu
Seki menemukan metode mengukur luas suatu bangunan yang dibatasi oleh kurva-kurva
atau volume benda-benda ruang yang tak teratur dengan metode yang sekarang dikenal
dengan nama "integral".
Matematika bangsa Jepang ini sebut Wasan. Sampai saat matematika Barat
diperkenalkan di Jepang menjelang akhir abad ke-19, Wasan-lah yang lebih dahulu
populer di Jepang. Seki Takakazu adalah salah seorang dari pengajar Wasan yang
terkenal.

15. ISAAC NEWTON (Perancis, 1642-1727)


Isaac Newton adalah salah seorang di antara ahli matematika besar dan juga
mempelajari fisika. Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa
gravitasi adalah gaya tarik suatu benda terhadap benda lainnya. Semakin jauh jarak antara
dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi di antara kedua benda tersebut. Gerak bulan
mengelilingi bumi dapat diterangkan dengan hukum gravitasi ini.
Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dinamika. Ia tertarik
dengan astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang akhirnya
diabadikan dengan namanya.

16. GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (Jerman, 1646-1716)


Ayah Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang guru besar di sebuah universitas
tetapi meninggal ketika Leibniz menginjak usia 6 tahun. Sejak saat itu Leibniz muda
belajar sendiri dan dibantu dengan bimbingan ibunya. Belajar sendiri membuat Leibniz
bebas dari cara berpikir tradisional.
Ia dan Newton merumuskan pengertian dasar tentang "kalkulus differensial". Masing-
masing menyatakan bahwa dirinyalah yang mula-mula memikirkan hal tersebut. Untuk
memutuskan siapa sebenarnya yang pertama merumuskannya mereka saling mengajukan
soal-soal kalkulus. Hal ini dikenal sebagai perang matematika antara Leibniz dengan
Newton. Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka masing-masing menggunakan
pikiran mereka sendiri-sendiri, dan perumusan dasar tentang "kalkulus differensial"
tersebut adalah kebetulan sama. Leibniz juga menemukan suatu jenis mesin hitung.

17. JOHAN GAUSS (Jerman, 1777-1885)


Menurut hikayat, Johann Gauss adalah seorang jenius dalam aritmetika. Ketika ia
berusia 9 tahun seorang guru menyuruh murid-murid di kelasnya untuk menjumlahkan
deretan bilangan 1 + 2 + 3 + ... + 40. Gauss hanya memerlukan waktu beberapa saat saja
tanpa menuliskan sesuatu apapun untuk memperoleh jawabannya yaitu 820. Ia mendapat
jawaban dalam otaknya dengan menyadari bahwa jumlah itu dapat dipikirkan
penyelesaiannya sebagai berikut: (1 = 40) + (2 + 39) + ... + (20 + 21) = 41 + 41 + ... + 41
= 41 X 20 = 820.
Ayah Gaus hanyalah seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan
universitas kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja
bersedia membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika
terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang
astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme

Laut

Buah pena
Sela ayu
lestari

Laut,
Pasang surut
Tak pernah berhenti
Ombakmu bergulung-gulung
Anginmu menyejukkan
Karena kau,
Tuhan,
Kau simpan kekayaan beribu-ribu ikan
Beragam hewan, tumbuhan
Tumbuh berkembang menjadi indah
Dan tak ternilai harganya

Kelas VII e

You might also like