You are on page 1of 42

KOMAT KAMIT

KENALI MILIKMU, KAWAN!

Salam MANTRA!

Sahabat MANTRA, kali ini MANTRA hadir dengan rentetan kasus yang dapat kami
angkat guna meramaikan edisi ini. Perjalanan ke Desa Klakah yang dilakukan oleh tim telah
membuahkan kisah-kisah yang patut kita simak bersama. Klakah merupakan sebuah desa kecil di
wilayah Boyolali yang kaya akan kesenian tradisionalnya. Bawurku-Kesenianku menjadi laporan
utama kami dalam edisi kedua ini. Laporan yang kami kemas sengaja dihadirkan untuk memberi
informasi kepada pembaca tentang bagaimana nafas kesenian Bawur masih dapat bertahan
hingga saat ini.
Isu klaim yang merebak dewasa lalu, hendaklah kita jadikan cerminan bersama. Kurang
bijak tentu, jika kita melihat fakta yang demikian hanya dari satu sisi. Hingga muncul emosi
sesaat untuk saling menyalahkan. Akan lebih bijak, jika kita merenung sejenak. Instropeksi diri
tentu menjadi sebuah keharusan yang layak kita kerjakan. Bukan hanya sekedar tahu, tapi mari
kita kenali budaya dan aneka macam warisan yang ditinggalkan oleh pendahulu negeri ini.
Akhir kata, semoga tulisan-tulisan yang kami sajikan dapat memberi informasi dan pengetahuan
baru bagi pembaca MANTRA.
Sebelum mengakhiri sapa ini, tidak lupa keredaksian MANTRA juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Sukadi selaku dosen pembimbing PPL hingga MANTRA edisi kedua
ini dapat lahir tepat pada waktunya. Akhir kata selamat membaca!

KEREDAKSIAN MANTRA

Mantra
1
MENU MANTRA
Dosen Pembimbing: Drs. G. Sukadi;
Komat-Kamit... 1 Pemimpin Umum: Nungki Prabawati

Ngudar Perkara... 3 Mulyono; Pemimpin Redaksi: Nungki


Prabawati Mulyono; Sekretaris: Riris
Klinong-Klinong...6 Berliani; Bendahara : Kanti Rahayu;

Urun Rembug... 8 Rancang Grafis: Herlinda Mipur


Marindang; Devisi Perusahaan:
Lakon... 10 Theresia Ni Putu Trisnawati; Marietta Sri

Urun Rembug... 13 Hermawatiningsih; Staff Redaksi:


Erniati Thomas Moda, Laurentia Erika
Ngudar Ukara... 14 hartantri, Indri widhihastuti.

Resensi... 18
Redaksi menerima sumbangan tulisan
Cerpu... 20 dan gambar terkait isi rubrik (Surat

Potret... 21 Pembaca, Opini, Resensi Buku/Film,


Karikatur, Foto, dan Saran Kritik untuk
Cerpu... 23 MANTRA). Tulisan diketik rapi, huruf
Times New Roman 12, spasi 1.5,
Info Mantra... 27
maksimal 2 halaman kuarto, dan disertai

Kilas Mantra... 35 CV/data diri.


Redaksi berhak menyunting tulisan
Primbon... 37 sejauh tidak mengubah isi.

Serat Pemaos... 41
Alamat: Sekretariat PBSID Universitas
Sanata Dharma Mrican,
Tromol Pos 29 Yogyakarta

2 Mantra
NGUDAR PERKARA
BAWURKU KESENIANKU
“Walaupun harus merogoh kantong, kami rela asal kesenianku tetap maju.”( Ronto,
salah satu tokoh dalam kesenian Campur Bawur Krido Budoyo)
Kasus klaim Malaysia yang pernah menggegerkan Indonesia beberapa waktu
silam merupakan bukti nyata bahwa bangsa ini kurang memperdulikan kesenian
yang sudah dimiliki. Benar ada istilah yang mengatakan bahwa seseorang akan
merasa kehilangan ketika orang lain telah mengambilnya.

Hal inilah yang akan menuntun kita untuk menilik,


bagaimana kesenian daerah itu hidup dan tetap lestari di
suatu daerah tertentu? Tulisan ini akan mencoba menguak
napak tilas kesenian-kesenian daerah yang masih hidup dan
berkembang khususnya di desa Klakah, Selo, Boyolali.
Campur Bawur, Ketoprak, Topeng Ireng, Kobro Siswo, dan Soreng adalah jenis-jenis
kesenian yang masih langgeng hingga saat ini di desa tersebut.

“Campur Bawur atau dalam istilah Jawa dikatakan obahe ngawur adalah
sebuah kesenian daerah yang mengisahkan buku Ramayana yang diperagakan oleh
sekelompok orang dalam sebuah cerita bisu (tarian) dan diiringi musik gamelan,”
tutur Suhartono saat kami temui di kediamannya. Kesenian Campur Bawur ini
sudah ada sejak zaman nenek moyang ratusan tahun yang lalu, sehingga kesenian
tersebut merupakan tradisi turun-temurun.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, kesenian Campur Bawur merupakan
jenis kesenian yang lumayan tinggi nilainya, selain sebagai gambaran buku
Ramayana, juga merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap
kesenian yang mereka miliki. “Walaupun harus merogoh kantong, kami rela asal
kesenianku tetap maju,” ucap Ronto (43). Tidak dapat dipungkiri memang, agar
tetap eksis mereka harus mengeluarkan uang sekitar 60 juta untuk membeli kostum

Mantra 3
NGUDAR PERKARA
beserta kelengkapanya. “Uang 60 juta itu kami gunakan untuk membeli 20 jenis
kostum pakaian yang kesemuanya berpasangan,” ungkap Jumarno salah satu crew
dalam Campur Bawur tersebut.
Mirisnya, biaya tersebut semuanya dari swadaya masyarakat. “Jangankan dari
pemerintah atas, pihak kecamatan saja belum pernah memberi uang kepada kami,”
jelas Suhartono. “Pemerintah memang sering memanggil kami untuk pentas dalam
acara mereka, tetapi belum sekalipun memberi bantuan financial untuk
mengembangkan kesenian ini. Kalau sudah begini, patut ditanyakan juga
penyebabnya. Apa karena masyarakat kurang giat mencari dana ataukah memang
dari pemerintahan tidak mau tahu tentang kesenian yang ada,” tambah Suhartono
dengan nada menyelidik.
Pelestarian kesenian ini tergolong susah-susah gampang. Menurut
Suhartono, masyarakat masih getol (belum pernah kendor dan masih semangat-red)
untuk mempertahankan kesenian ini. Selain itu pemuda dan remaja juga masih
kukuh mempertahankannya karena mereka handarbeni (saling memiliki) terhadap
kesenian Bawur. Permasalahan-permasalahan yang muncul baik ketika pentas
maupun pasca pentas dapat kami atasi dengan mudah karena rasa handarbeni yang
sangat kuat. “Proses regenerasi pun tidak terlalu sulit,” ujar Suhartono.

Jumlah pemain Bawur di desa Klakah sendiri


berkisar 47 orang. Terdiri dari orang muda dan
orang tua. Sebagian besar pemain adalah pemuda-
pemuda yang tampan lagi gagah. Peran Buto
Kenthes, Raksasa Merah, Raksasa Hijau, Prajurit,
Kera Hitam, Burung Beri, Burung Betet, dan Kera
Putih semuanya diperankan oleh pemuda. Sedangkan Tembem, Pentul, Prabu
Kresna, Pengapit, Prabu Rahwana, Basukarna, Prabu Romo, Buto Cakil, dan lain
sebagainya didominasi oleh orang-orang yang umurnya lebih tua atau dituakan.
Dalam sekali pentas mereka mampu melaksanakan 2-3 babak dalam kurun waktu
yang sama yaitu 2-2,5 jam.

4 Mantra
NGUDAR PERKARA
Unsur Mistis

“Bukannya kami musrik atau menduakan Tu han atau mentu hankan sesuatu,
tetapi sebelum pentas ada beb erapa h al yang haru s kami siapkan. Salah satunya
yaitu sesajen,” tutu r Suhartono. Hal ini dimaksu dkan agar semuanya dapat berjalan
lancar tanpa ada hambatan atau rintangan yang diyakini datang dari roh nenek
moyang kita. Sesajen u mu mnya meliputi, Tumpeng, Bunga, Palaw ija, Kelapa,
Minu man Teh dan K opi, Rokok Besar-Kecil, Benang, dan Kemenyan.
Sebenarnya sesajen merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi kalau
ada pemain yang kesurupan. Biasanya, b agi pemain yang kesurupan (kerasukan)
akan segera diberi minum air kembang agar langsung bisa pulih. Ritual
penyemb uhannya pun cukup unik, ketika ada pemain yang kerasukan pemain lain
harus menanyakan apa yang diminta dan harus segera melaksanakannya. Jika ada
pemain yang kerasukan, juga harus langsung diob ati karena kalau tidak orang
tersebut sembuhnya akan lama. Mengungkit masalah sesaji, “Pernah mbak dulu, ada
salah satu sesajen yang kurang dan efeknya penonton yang kena,” Tutur Jumarno.

Menyinggung Masalah Klaim

Saat d isinggung mengenai kasus klaim yan g dilaku kan oleh negara tetangga,
Su hartono secara b lak-b lakan men jawab “no com ment” dengan nada sedikit
bercanda. M en urutnya, kalau kesenian itu b enar-ben ar kita jaga dan lestarikan,
kemungkinan untuk diaku negara lain amatlah kecil.
Berb eda dengan tanggapan Suhartono, Ibu Sarmi (42) warga Klakah saat
ditan ya mengenai masalah tersebut m engu ngkap kan rasa ketid akpuasan nya
terhadap aturan yang melindungi b udaya negeri ini. Di samping itu juga, pemerintah
dianggap lalai d an belum b ertind ak tegas terhadap kasus yang b erulang kali
menimpa bangsa ini. “Masalah klaim tersebut adalah kesalahan pemerintahan itu
sendiri. Ken apa setelah negara lain mengakui kesenian itu milik mereka,
pemerintah merasa marah. Selama ini di mana kep edulian mereka terhadap
kesenian tersebu t,” u ngkap nya. [Marietta Sri Hermaw atiningsih, Indri
Widhiastuti]

Mantra 5
KLINONG-KLINONG
MERAJUT INDAHNYA KOTA BOYOLALI,

DESA KLAKAH
Matahari tersenyum menyambut pagi nan cerah. Hiruk-pikuk kota Yogyakarta pagi itu,
Sabtu (7/3/10) seakan mengiringi langkah kami untuk menelisir hari. Tepat pukul 07.30 WIB
kami berangkat dari Jogja menuju Desa Klakah yang terletak di Boyolali.
Perjalanan panjang yang hampir kami tempuh
selama dua jam hingga tempat tujuan itu menyisakan
guratan pengalaman yang sangat berkesan. Suasana asri
masih terlihat di sana-sini. Salah satu tempat yang
membuat takjub akan eloknya pemandangan yakni
kampung Penyemai. Sepanjang jalan dan sejauh mata
memandang yang terlihat hanya tatakan bibit tanaman
cabai, tomat, dan ketimun di kanan-kiri jalan. Dominasi
warna hijau dan kesegaran daunnya yang melambai-
lambai karena hembusan angin pagi seakan menyejukkan
hati. Menurut warga sekitar bibit tersebut termasuk bibit unggul yang siap untuk ditanam.
Jalan yang berkelok-kelok seakan memacu adrenalin hingga puncak ketegangan kian naik
sampai ke ubun-ubun. Objek-objek wisata yang sempat kami lewati di antaranya Selo, Ketep,
dan Kedung Kayang. Tepat pukul 09.30 WIB kami sampai di tempat tujuan yakni di desa
Klakah.
Klakah, sebuah desa kecil yang subur nan indah. Nuansa alam pedesaan masih sangat
terasa asri. Hawa dingin berselimut kabut menambah nuansa jelajah yang fantastik. Aneka kebun
buah dan sayur-mayur, serta penduduk yang ramah-tamah menjadi satu paket yang hampir
mencapai titik kesempurnaan.
Hingga tak terasa matahari pun mulai naik. Perjalanan berlanjut hingga penyusuran ke
rumah-rumah warga. Warga Klakah merupakan warga asli yang tinggal dan bermukim di tempat
tersebut secara turun temurun. Rumah-rumah joglo yang berjejer rapi dengan pelataran yang
lumayan luas bersandingkan kebun buah dan sayur seakan membuat nilai tambah tersendiri bagi
desa ini. Kebanyakan warga di dusun Klakah memang bekerja sebagai petani buah dan sayur.

6 Mantra
KLINONG-KLINONG
Dalam perjalanan pulang, kami sempat singgah ke salah
satu objek wisata yang ada di Selo, Bonyolali. Kedung Kayang
namanya. Kedung Kayang merupakan objek wisata alam yang
indah, sebab terdapat air terjun yang sangat elok. Pengunjung
tempat wisata tersebut kebanyakan pasangan muda-mudi.
Sudah menjadi rahasia umum memang, jika tempat tersebut
dikenal sebagai tempat “sumpah pemuda” atau istilah populernya
“tempat untuk berpacaran”. Istilah ini ternyata juga dibenarkan
oleh Bapak Harto (56). Menurutnya, muda-mudi yang datang ke tempat itu memang untuk
menyemai kasih. “Apalagi suasananya yang mendukung seakan membuat mereka betah berlama-
lama di tempat ini,” tutur bapak yang berprofesi sebagai penjual somai di tempat itu.
Selain keindahannya yang menawan, penduduk yang bermukim di sekitar wilayah
tersebut juga memanfaatkannya sebagai lahan bisnis. Banyak penjual di sepanjang jalan masuk
kawasan objek wisata, terutama penjual minuman. Objek wisata Kedung Kayang ini terdiri dari
beberapa bangunan di antaranya rest area, perpustakaan, terowongan, masjid, home stay, dan
warung makan. Keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung yakni air terjun Kedung
Kayang dan Kebun Strowbery.
Kami pun mencoba menjajaki beberapa bangunan yang ada, salah satunya terowongan
yang membuat kami penasaran. Namun sayang, karena pada waktu itu kondisi terowongan
penuh dengan air, kami pun tidak dapat memasukinya. Kondisi terowongan memang tidak
terawat. Dari luar pun kondisi terowongan sangat memprihatinkan. Untungnya, dari depan
terowongan itu masih dapat terlihat meski ada tanaman yang tumbuh di atas dan di samping
kanan kirinya. Hal ini hendaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat.
Cukup lama kami berjalan-jalan dan menikmati indahnya alam Kedung Kayang, sampai
kami diingatkan oleh sinar matahari yang mulai meredup. Tepat pukul 16.15 WIB kami
meninggalkan objek wisata itu, dan dengan berat hati kami pun mulai beranjak. “Kedung
Kayang, sampai jumpa lagi. Semoga kelak aku dan teman-temanku akan kembali lagi ke tempat
ini,” bisikku lirih. [Kanti Rahayu]

Mantra 7
URUN REMBUG
KASUS KLAIM: SALAH SIAPA?
M entalitas bangsa Indonesia yang Oktober 2007 bermula dari lagu “Rasa
lebih mengagungkan budaya luar Sayange” disusul kemudian alat musik
daripada budaya sendiri bukan bahan angklung, tarian reog Ponorogo,
gunjingan baru lagi. Sifat tersebut beberapa motif batik, dan terakhir tarian
menjadi salah satu penyebab lemahnya pendet menjadi bukti nyata semakin
citra kita sebagai bangsa yang berdaulat pudarnya rasa nasionalis me bangsa ini.
dan gagah perkasa seperti lambang
Contoh-contoh tersebut hanya
negara kita yaitu burung garuda.
sedikit rangkaian kasus, masih banyak
K emajemukan bangsa harusnya kasus klaim yang digencarkan bangsa
menjadi identitas dan jati diri yang kuat serumpun tersebut. Intinya mudah saja,
sehingga dapat mempertahankan rasa memiliki dan rasa cinta terhadap
kedaulatan dan kemerdekaan negara. segala hal yang dimiliki bangs a ini dirasa
Faktanya, semakin lama bangsa ini kian masih sangat kurang. P adahal sikap
rapuh dan tak berdaya untuk tersebut akan menumbuhkan perilaku
memperjuangkan produks i-produksi masing-masing individu untuk
budaya yang terukir dan lahir dari rahim melindungi dan melestarikan segala hal
ibu pertiwi kita. yang berhubungan dengan kebudayaan
tradisional yang dimiliki bangsa ini.
M araknya kas us klaim yang
Dengan demikian, peran masyarakat
dilakukan oleh bangsa tetangga
sangat vital untuk melindungi
merupakan bukti nyata lemahnya
kebudayaan tradisional baik
perlindungan terhadap kebudayaan
pembaharuan legislasi (peraturan
tradisional di Indonesia. K asus-kas us
perundang-undangan) maupun
tersebut juga merupakan teguran atas
inventarisasi kebudayaan tradisional.
kepedulian dan nasionalisme bangs a kita
yang selama ini sering dipertanyakan.
Rentetan kasus klaim yang kian
memanas sekitar pertengahan bulan

Mantra
8
URUN REMBUG

Patut kita renungkan bersama,


pantaskah
bangsa
menggerogoti
di
kita menyalahkan
luar sana
manifestasi
yang
bangsa-
terus
bangsa ini
??
??
padahal kita sendiri sebagai Si empunya
tidak pernah menghargai dan
melestarikanya? Sudahkah kita berpikir
sejenak kasus-kasus klaim yang ada
seharusnya membelalakan
betapa bangsa ini adidaya?

akan
Entah sampai kapan bangsa ini
terus digerogoti dan
mata kita

diusik
?
kedaulatannya oleh bangsa lain. Itulah
kewajiban kita sebagai generasi penerus
yang harus terus menghargai dan
melestarikan budaya Indonesia agar
kasus serupa kelak kemudian hari tidak
terulang kembali. Perlu ada ketegasan
sikap, keberanian mengambil resiko,
serta bertindak nyata untuk
mempatenkan seni-budaya Indonesia
sebagai identitas bangsa. [Nungki
Prabawati Mulyono]

Mantra 9
LAKON

GENDING JAWI SEORANG SINDEN KETOPRAK

“Nalikane …. Ro..ing dalu…wong agung mang kang semedi…..”


“Wong ayu…. Mreng wanito…”

Sepenggal lirik lagu “Padang Bulan” yang terdengar sentak


membuat bulu kuduk saya merinding. Lantunan syair dari tiap kata
terdengar begitu merdu. Mengingatkan saya pada seseorang yang
namanya tak asing lagi di dunia sinden, yaitu Waljinah.
Pagi itu kabut tampak menyelimuti dusun Klakah Duwur,
Selo, Boyolali. Tak terlihat pancaran sinar matahari, hanya gumpalan awan putih
yang menghiasi hingga hawa dingin mulai terasa menusuk tulang sumsum. Akan
tetapi bagi warga Klakah, suasana seperti ini sudah menjadi hal yang biasa karena
letaknya yang memang berada di daerah pegunungan.
Hawa dingin tak menyurutkan niatku untuk tetap bertemu dengan ibu
Juminem (43) seorang seniwati di dusun Klakah. Dia adalah seorang sinden (ledek
ketoprak). Kecintaannya terhadap seni membuatnya tetap bertahan menjadi
seorang sinden hingga saat ini. Baginya usia bukanlah penghalang. Justru semakin
bertambah usianya, semakin besar hasratnya untuk tetap melestrarikan tradisi Jawa
khususnya sebagai sinden. Kedatangan saya disambut dengan ramah oleh ibu
Juminem. Saya pun mulai mempersiapkan diri untuk berbincang-bincang bersama
beliau.

10 Mantra
LAKON

Aura sinden memang terpancar dari tindak tutur ibu dua orang anak ini. Cara
bicaranya yang ceplas-ceplos mulai menghidupkan suasana. “Kulo niki namung tiang
deso mbak, dadose geh angsale ngendiko ragi kasar (Saya ini hanya orang desa mbak,
jadinya kalau berbicara agak kasar-red),” tuturnya dengan tawa. Kesibukannya
sehari-hari adalah membantu suaminya di sawah, terkadang bila waktu panen tiba
dia menjajakan hasil panennya di pasar terdekat. Kesederhanaan dan rasa nrimo
yang menjadikan keluarga ibu Juminem tetap semangat menjalani kehidupan.
Apalagi dengan kehadiran cucu ke-3 nya, yang menambah kesibukan dan
kegiatannya sebagai seorang simbah.
Pengalamannya manggung menjadi sinden tak hanya di dusun Klakah saja, dia
pernah hijrah ke dusun Takeran, Ngablak, dan pernah juga di kota Magelang Jawa
Tengah. Ditanya soal honor yang didapat dia menjawab dengan tawa lebar.
“Hahaha….,bayarane niku geh namung sekedik mbak, nek biasane kalehatus ewu (Rp
200.000,00). Seng penting geh kulo niku namung kepuasan batin, dadose ajeng
dibayar pinten mawon kulo tampi (Hahaha... bayarannya ya cuma sedikit mbak, kalau
biasanya Rp 200.000,00. Yang penting hati saya puas, jadi mau dibayar berapa saja
saya mau-red),” tutur Juminem. Baginya nyinden adalah salah satu cara untuk bisa
menghibur diri dan menenangkan hatinya.
Selain menjadi sinden, ternyata ibu Juminem tak menolak untuk bermain dan
berperan sebagai salah satu tokoh ketoprak. Biasanya ia berperan sebagai dapuan
pada cerita Ratu Kalinyamat. Karakter yang ia mainkan yaitu menjadi orang tua
yang susah.

Mantra 11
LAKON
Lama menjadi sinden, ternyata pahit getir menjadi putri panggung pernah ia
jalani. Pernah pada suatu ketika ia manggung, sering digoda oleh orang-orang iseng.
Masalah yang kadang membuatnya kewalahan adalah perubahan suara karena flu.
Juminem telah 26 tahun menekuni kesenian ini, ia memulainya sejak usia 17
tahun. Semua itu ditekuninya dengan senang hati. Hanya saja darah seni itu tak ada
yang mengalir pada kedua putrinya. Padahal ia berharap ada yang meneruskan
bakatnya.
“La pripun mbak, awake anak-anak kulo niku gede-gede, dadose do boten
purun. Nek kulo kan lemune angsale tuo niki, riyen kulo awake langsing (Ya mau
bagaimana lagi mbak, badan anak-anak saya besar-besar jadinya tidak mau. Kalau
sayatuanya saja yang gemuk, dulunya badan saya langsing),” tuturnya dalam bahasa
Jawa. “Saya jadi berpikir, apakah anak muda saat ini tak tertarik dengan kesenian
tradisonal khusunya sinden,” tambahnya.
Tak terasa sudah setengah jam lebih perbincangan saya dengan ibu Juminem,
hingga air teh panas yang disuguhkan menjadi dingin. Sinar matahari pun sudah
tampak di luar, hawa dingin sedikit demi sedikit telah menghilang. Sebelum pamit,
ibu Juminem sempat berpesan pada saya, bahwa jangan sampai meninggalkan
kesenian tradisional, kalau bisa generasi mudalah yang melanjutkan dan
melestarikannya. Saya mengangguk dan segera pamit untuk kembali pulang ke
Jogja.[ Riris Berliani ]

12 Mantra
URUN REMBUG
TIPS JITU ATASI BA U BAD AN

Setiap orang mendambakan penampilan yang bersih dan terawat dari ujung kaki
sampai ujung rambut. Tetapi, kesempurnaan itu bisa saja ternodai kalau kita memiliki
masalah bau badan (BB) yang tak sedap. Terutama bagi Anda yang tingkat mobilitasnya
tinggi. Ancaman keringat dan bau badan siap meneror dan menghantui. Bau badan seperti
musuh yang s etiap saat bisa merontokkan kepercayaan diri. Persoalan ini pun dapat
merembet ke masalah lain, seperti: relasi terganggu, menurunnya produktivitas, dan
kreativitas.
Cara-cara jitu kadang dilakukan orang untuk menghilangkan bau badan, seperti:
pemakaian parfum dan deodorant. P ertanyaannya, apakah cara tersebut ampuh?
Ternyata, pemakaian parfum dan deodorant tidak dapat langgeng mengusir BB karena
hanya sementara waktu.
Cara lain yang bisa kita coba untuk mengatasi masalah ini adalah minum jamu dan
mandi sauna. Hal ini dapat menghilangkan bau badan tak sedap. Selain minum jamu dan
mandi sauna, masih ada praktik tradisional lain yang bisa dengan mudah dilakukan
sendiri di rumah, yakni: mandi rebusan daun sirih. Sudah sejak dulu daun sirih dipercaya
dapat menghilangkan bau badan karena mengandung minyak atsiri. Penggunaan daun
sirih untuk menghilangkan bau badan memang sangat ampuh. Cara penggunaannya
adalah: Rebus daun s irih sebanyak 0,5 kg dalam 1 liter air. Tunggu rebusan itu hingga
mendidih. Kemudian angkat dan campur dengan air dingin hingga hangat-hangat kuku.
Setelah itu, gunakan hasil rebusan daun sirih tersebut untuk mandi. Daun sirih juga dapat
diminum. Caranya, sediakan lima lembar daun sirih dan lima gelas air putih. Rebus
campuran tadi hingga masak. Setelah mendidih dan dingin, minum airnya. Selama tiga
hari berturut-turut minum dua gelas air rebusan daun sirih setiap hari.
Nah, mudahkan tips untuk menghilangkan bau badan? Jadi jangan kaw atir bagi
kalian yang memiliki masalah bau badan. Semoga tips ini dapat membantu teman-teman
yang mempunyai masalah bau badan tak sedap. [Erika Hartanti]

Sumber: h ttp://ww w.dechacare.com/Cara-Cepat-Terhin dar-dari-Bau-Badan-dan-Bau-Mulut-I350.html

Mantra 13
NGUDAR UKARA
BERMAIN KETOPRAK: Antara Profesi dan Hobi

“Bermain ketoprak bukanlah profesi utama saya, tetapi hobi dan kebanggaan
tersendiri bagi saya.” (Kasdi, sesepuh sekaligus pemain kesenian ketoprak)

Istilah ketop rak tentu su dah tidak asing lagi di telin ga kita, tetapi ketop rak
yang in i bukan ketoprak makanan, melainkan kesenian daerah yang sampai
sekarang masih ada dan berkembang di d aerah-d aerah terten tu. K etrop rak
adalah seni pertu nju kkan teater atau drama sed erh ana yang kental dengan
tradisi Jawa. Ketroprak lahir sekitar ab ad ke-20, di Klaten Jaw a Tengah.

Cerita ketoprak atau Babat meru pakan cerita yang diambil dari cerita
kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Sehin gga ap abila diresapi ben ar-ben ar cerita
ketoprak ad alah cerita sejarah . Misalnya, seperti babat Singosari yang
menceritakan perebutan wilayah antara Singosari dan Tum apel yang dilaku kan
oleh saud ara kan dung karena bujukan dari pihak luar. Selain itu ada cerita
mengenai “Pusoko Kyai Brongsot Setan Kober” yang berhasil d ipentaskan pada
hari Minggu 7 Maret 2 010, pad a pukul 21.15 WIB di desa Klakah Ngisor yang
diperankan oleh 1 0 orang.
Di desa Klakah Duwur, kecamatan Selo , kabupaten Boyolali sendiri
ketoprak lahir sekitar tahun 1990-an. “Sekitar 20 tahun ketoprak hidup dan
berkemb ang di desa Klakah,” tutur Kasdi sesepuh kesenian ketoprak. Selama itu
pula Kasdi menjab at sebagai sesepuh. Banyak pengalaman dan tantangan yang
dihadapi dalam melestarikan kesenian ketoprak.

Biaya merupakan salah satu tantangan yang harus benar-benar


diperhatikan dalam melestarikan kesenian ketoprak ini. Bukan hal yang
gampang ketika sesuatu itu sudah dibenturkan dengan masalah b iaya. Biaya
tersebut digunakan untuk melengkapi ko stum dan segala perlengkapan alat
ketoprak.

14 Mantra
NGUDAR UKARA
M engh ara p b antu an dari p emerintah? “Bagai mimp i di siang b olong”
ungkapa n yang tepa t ten tunya. Selama ini, me reka men gguna kan ua ng sendiri
dari swad aya masyara ka t khususnya masya ra kat Klakah . “Biaya kami usaha ka n
sendiri mba k, dengan cara uruna n pe r ke pala ke lu arga tan pa ke ten tua n yan g
pasti,” jelas Kasdi ke tika ka mi te mu i di kediaman nya .

Berb icara soal p emain , Kasd i pu n mengakui jika mencari p emain ya ng


ben ar-b ena r mau d an sia p be rmain pe ran merup akan h al yang gampan g-
ga mpang susa h. Dikatakan ga mpang mungkin karena mereka ya ng ma u be rmain
memang sudah siap dan mau b erkorb an demi ke toprak. Susahn ya , ke tika ad a
pemain yan g kura ng serius. “Semen tara ini saya ha nya memiliki pe ma in tetap 4
oran g, me skipun saa t pen tas ban ya k pe main ya ng ad a,” u ngka pnya.

Kesenian Ketoprak tidak setiap saat


dipentaskan, Ketoprak hanya ada saat hari-hari
tertentu seperti, lebaran, syukuran, dan merti desa.
Biasanya ketoprak ditampilkan atas kerja sama
masyarakat sekitar, dalam arti biayanya. Namun,
tidak menutup kemungkinan bahwa ketoprak
ditampilkan atas dasar permintaan perorangan, misalnya hajatan. “Kami juga
sering diundang untuk bermain ketoprak untuk acara-acara khusus. Untuk biaya
kami tidak memathok. Jadi tergantung dari pemilik acara itu mau mengasih uang
berapa,” lanjut Kasdi. Jumlah pemain juga tergantung permintaan dan cerita yang
akan dipentaskan.

Tidak membutuhkan latihan yang lama untuk bermain ketoprak, asal tahu
dan mampu melakukan atau memerankannya itu sudah cukup. “Boleh dikatakan
kami jarang latihan, hanya sesekali saja saat kami mau pentas,” ujar Jumar (40)
salah satu pemain ketoprak.

Mantra 15
NGUDAR UKARA
Hobi atau Profesi?

M enyoal masalah hob i atau profesi, bagi segelintir orang mungkin itu
adalah profesi. N amun, bagi Kasdi bermain ketropak merup akan hobinya sejak
dulu. “Bermain ketoprak bu kanlah prof esi utama saya, tetapi hobi d an
keban ggaan tersen diri bagi saya,” tuturn ya.

Jiwa seni d an daya kreasi yang mengalir dalam tubu hnya yang membu at
pria p aru h baya ini menekun i kesenian ketop rak di ten gah kesibukannya bertani.
Selain itu, Kasdi merasa bangga karen a an tu sias masyarakat terhadap kesenian
ketoprak ju ga tinggi.

“Se tia p a da p entas di de sa kami, kami p asti nonton mbak,” je las Ngate mi
(35) warga desa Klakah. Tidak dapa t die lak memang kecinta an masya raka t a ka n
kesenian te rsebu t tetap la nggeng me skip un pema inn ya didomin asi ole h orang-
oran g yang sudah tu a. “Wah tid ak setiap sa at ada Ketop ra k mb ak, jad i ya nonton.
Ada dagelannya (lelucon nya -re d) ju ga mb ak, jadinya saya senan g melihatn ya ,”
je las Nur (20 ). [Marietta Sri Herm awatiningsi h, Indri W idhiastuti]

PUSAKA KYAI BRONGSOT SETAN KOBER

Pada saat Kasultanan Demak dipegang oleh Sultan Patah yang dulunya adalah Raden Kasan

putra dari Prabu Browijoyo. Saat kerajaan Majapahit mengadakan rapat agung di Pendapa Kraton Demak

Bintoro membahas tentang kemajuan perkembangan agama Islam di tanah Jawa yang dihadiri oleh para

sunan yaitu Sunan Bonang, Sunan Giri, dan Sunan Japar Sodik. Semua menyatakan bahwa perkembangan

agama Islam di tanah Jawa sangat pesat. Tidak lama kemudian Raden Kasan dijuluki Sultan Patah Jimbun

Pratollah Sagidina penetap agama di tanah Jawa, namun dari itu Raden Kasan juga punya saudara di

Kabupaten Ponorogo yaitu Batoro Katon, tidak lain adalah adik dari Raden Kasan tetapi berbeda ibu

(garwo selir) Prabu Browijoyo. Karena Batoro Katon tidak muncul di pisowanan maka Sultan Patah

mengutus kepada putra-putranya untuk datang ke Kadipaten Ponorogo untuk mengajak hadir ke Kraton

Demak menemui Batoro Katon.

Mantra
16
NGUDAR UKARA

Dirgo Negoro putra menantu Sultan Patah, Pangeran Yunus, Suryowioto, serta Trenggono
semuanya berangkat ke Kadipaten Ponorogo. Setelah sampai di Kadipaten Ponorogo, Betoro Katon tidak
mau pergi ke Kraton Demak. Karena Betoro Katon keras kepala, terjadilah peperangan. Utusan dari
Demak mengalami kekalahan dikarenakan Betoro Katon memiliki pusaka yang di namakan Gelang
Condro Kirono. Para Putra Utusan Kraton Demak pulang dan menyampaikan kejadian itu.
Sultan Patah meminta nasehat kepada Para Sunan, dan Sunan Bonang mengatakan bahwa
“Keampuhan Gelang Condro Kirono masih ada yang melebihi yaitu Tusuk Konde yang dipakai oleh istri
Sultan Patah.” Setelah mengetahui tentang rahasia tersebut, Sultan Patah memerintah putranya Yunus dan
Sunan Bonang untuk mencari Empu (kyai) yang bisa menjadikan Tusuk Konde tersebut menjadi sebuah
pusaka. Sunan Bonang dan Yunus berangkat menuju padepokan Mrapen yang merupakan tempat tinggal
Empu Hardi. Empu Hardi sanggup untuk menjadikan Tusuk Konde itu menjadi sebuah pusaka, namun
harus menunggu selama 40 hari agar tusuk konde tersebut benar-benar menjadi pusaka yang sakti.
Selama perjalanan menunggu pusaka Tusuk Konde selesai, sikap iri timbul di hati Suryo Wioto,
“Mengapa harus Yunus yang disuruh?” Bukan hanya itu, ternyata perasaan iri juga tumbuh di hati Sunan
Kudus. Suryo Wioto dipengaruhi oleh Sunan Japar Sidik untuk merebut Tusuk Konde yang sedang dibuat
oleh Empu Hardi. Suryo Wioto pun terhasut pula dengan ucapan Sunan Japar. Berangkatlah Suryo Wioto
menuju Mrapen, namun di tengah perjalanan tepatnya di kali, Suryo melihat seorang gadis yang sedang
mencuci pakaian. Suryo merasa jatuh cinta kepadanya, gadis itu bernama Santi anak dari Empu Hardi.
Santi menolak cinta Suryo dan lari pulang ke Mrapen. Tidak hanya sampai di situ, Suryo mengejar sampai
ke Padepokan Mrapen. Karena di situ sudah ada Pangeran Yunus, Suryo Wioto langsung pergi. “Pantas
desa ini terjadi grebek, ini diakibatkan ulah Suryo Wioto.” Kata Sunan Bonang. Maka dari itu desa itu
lama-kelamaan di namakan Grobokan.
Setelah Yunus pulang, Suryo datang kembali di Padepokan Mrapen, umur dari pusaka itu sudah
39 hari selama proses pemasukan kesaktiannya. Suryo menanyakan tentang keampuhan pusaka itu, Empu
Hardi menjawab “Dicambukkan gunung bisa gugur, dicambukkan laut bisa kering, apalagi kalau
dicambukkan jasad manusia bisa lebur papan tanpa jadi/ajur.

Mantra 17
NGUDAR UKARA
Suryo Wioto heran dengan keampuhannya, akhirnya pusaka itu dipinjam untuk melihat benar atau tidak,

tetapi karena Suryo Wioto itu licik, maka pusaka itu di tusukkan di dada Empu Hardi. Pada saat Empu

Hardi sekarat, Empu Hardi berkata, “Siapapun yang membawa pusaka itu maka harus mati dari pusaka itu

sebanyak 7 nyawa.”

Ketika perjalanan pulang ke Demak, di perjalanan Suryo Wioto bertemu dengan Sunan Japar

Sidik/Sunan Kudus, “Kenapa pusaka itu sudah ada darahnya?” tanya Sunan Kudus. Suryo Wioto

menjawab, “Untuk mencoba keampuhan pusaka itu, maka pusaka itu di tusukan ke dada Empu Hardi dan

Empu Hardi meninggal dunia.”

Maka oleh sunan bonang memberi nama “KYAI BRONGSOT SETAN KOBER” Kyai artinya

karena yang membuat pusaka itu adalah orang yang berilmu tinggi. Brongsot diambil dari kata api, karena

Suryo Wioto memiliki watak yang panas. Setan pada saat itu Suryo Wioto seperti kemasukan setan.

RESENSI
Judul: Mawar Merah
Pembunuh Penulis: Luna Torashyngu

Bayaran Penerbit: PT Gramedia, Jakarta


Tahun Terbit: Maret 2009
Tebal Buku: 304 hlm

Novel-novel dengan berbagai macam cerita fiksi telah banyak dihadirkan oleh
para pengarang. Dengan adanya cerita fiksi seperti novel akan membangkitkan imajinasi
para penggemarnya, kita juga akan merasa terhibur sehingga terkadang bila novel yang
kita baca belum selesai dibaca kita akan penasaran. Imajinasi pembaca sangat dibutuhkan
untuk menikmati kisah yang tersuguh di dalamnya karena novel ini merupakan novel
action.

18 Mantra
RESENSI
Kisahnya berawal ketika Riva yang penasaran dengan sifat salah satu
mahasiswa baru bernama Elsa. Sifat Riva dan Elsa sangatlah berbanding terbalik. Elsa
sangat tertutup dan tidak banyak dikenal mahasiawa di Universitas Pratista. Sifat Elsa
yang sangat tertutup membuat Riva tertarik dan ingin menjalin persahabatan
dengannya. Terlebih Riva amat penasaran akan sifat tertutup Elsa.

Riva pun mulai melakukan pendekatan terhadap Elsa, akan tetapi usahanya
tidak semulus yang diharapkan. Meski demikian, Elsa tidak menyerah dan akhirnya
mereka pun bersahabat. Kedekatan Riva dan Elsa terusik ketika persahabatan mereka
diuji oleh hadirnya cowok bernama Arga, ketua HIMAKOM. Laki-laki itu ternyata
menyukai Elsa dan kelihatannya Elsa juga menyukai Arga.

Riva jadi uring-uringan. Belakangan, terlihat Elsa juga sering bolos.


Semrawutnya pikiran Riva kian bertambah ketika sepupunya bernama Saka datang ke
tempatnya. Raka merupakan anggota Interpol yang ke Bandung untuk mencari
pembunuh bayaran internasional yang sedang dicari Interpol seluruh dunia. Saat Saka
bertemu dengan Elsa, Saka pun langsung mencurigai Elsa.
Dalam novel ini, penulis menceritakan bagaimana kehebatan Elsa saat
membunuh sasarannya dan bagaimana ketangguhan Elsa saat berhadapan dengan
orang-orang yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran sepertinya. Novel yang
disajikan dalam bahasa Indonesia ini dengan setting di Indonesia dan luar negeri.
Novel ini menceritakan pembunuhan, persahabat, percintaan, pengkhianatan,
dan kesetiaan yang sebagian besar merupakan ciri khas para remaja saat ini. Cerita
yang disuguhkan dalam novel ini mengalir begitu saja. Ketika membaca novel ini kita
akan berangapan apa yang diceritakan sangat mustahil, tetapi itulah bagian dari
sebuah cerita, ta k semuanya merupakan kisah yang sesungguhnya. Hal ini di harapkan
supaya kita sebagai pembaca yang suka berimajinasi menjadi semakin menyukai
novel-novel yang telah dibuat oleh para pengarang. [Erniati Thomas Moda]

Mantra
19
CERPU
AKU …
M IMPI DEWI M ALAM
Kala mata mulai terpejam
T ak terasa hati mulai membeku Siang be rganti mala m

Akankah harapan kembali datang Kisa h ha ri in i te lah usai

Atau esok lus a tinggal sebuah Tingga la h se bua h kenanga n


Kau datang da n pergi da lam a nganku
kenangan
Sahabat….
Malam kian mencekam
Kapa n kita aka n ber te mu
Suara gemerisik jangkrik kian
Ma la m ini be gitu sunyi
terdengar
Bole hk ah aku mema ngg il na mamu
Memecah ke sunyian m alam
Biarkan bu lan dan binta ng menja di
Aku………..
sa ksi
Merenungi tangis pilu
Sungguh aku me rindukan
Dimana ada asa yang tertinggal
ke ha dira nmu
Aku…….
Datangla h dan deka p erat tubuhku
Menatap gelap cakrawala yang
Sahabat…
selalu melambaikan
Bawa la h mersimu tuk me njemputku
Dimana diriku…. Nya laka nla h lente ramu
Asa sel alu membawaku kian T uk ter angi aku dar i kege lapa n ini
menderu Deka ti da n sinarila h aku
Aku…….. Sahabat…
Kian terdampar di pulau senja By: [ Riris Ber lia ni]
Dimana tak ada sat u pun tanda
kehidupan
Mel am kian mencekap
Malam kian m emangs a
M alam kian menakutkan
M alam ki an
menyakitkan…………….

Mantra
20
POTRET

Campur Bawur atau dalam istilah Jawa


dikatakan obahe ngawur adalah sebuah
kesenian daerah yang mengisahkan buku
Ramayana yang diperagakan oleh
sekelompok orang dalam sebuah cerita
bisu (tarian) dan diiringi musik
gamelan.

Mantra
21
POTRET

Di desa Klakah, Selo, Boyolali


kesenian ini tetap lestari dari hari
ke hari. Meski bersaing dengan seni
modern, masyarakat Klakah tetap getol
melestarikannya karena rasa handarbeni
yang tinggi. Biasanya kesenian ini
ditampilkan pada saat hari raya idul
fitri atau hari-hari lain jika ada
permintaan dari warga.

foto: Indri Widhihastuti

Mantra 22
CERPU
R IM B I
O le h : H e r l in da M ip ur M a r ind a n g

Kisah ini berawal ketika aku bertemu dengan Rimbi, gadis mungil berumur 7 tahun, duduk
sendiri di pelataran gereja tua suatu sore.

7 Nopem ber 2009


Tak ada yang menyuruhku membawa gadis itu ke kontrakanku. Dia kutemukan
penuh peluh, pucat, dan kehausan. Begitu miris aku melihatnya. Wajahnya yang manis
tertutup kelelahan yang samar. Masih sanggup tersenyum ketika aku menyapanya.
Seperti sore dua minggu sebelum nya, di bawah jingganya mega, aku selalu
membawa bunga lili putih ke makam ibuku, dan selalu lewat gereja tua itu. Ada rasa ingin
tahu, ketika mataku tertuju pada seorang gadis kecil yang sedang duduk di pelataran gereja
seorang diri. Langkahku berbelok menghampirinya. Tanpa dikomando badanku
membungkuk untuk meraihnya. Dengan lem but aku menyapanya.
“Sedang apa di sini? Mana orang tuamu nak?” tanyaku padanya.
Matanya yang nanar memandangku takut-takut. Pandangannya menerawang jauh,
mungkin mengingat sesuatu yang terjadi sebelum dia sam pai di pelataran gereja. Matanya
mulai basah, gadis itupun menangis, berkali-kali menyebut nama Emak. Aku berpikir, gadis
ini kehilangan emaknya. Kemudian aku berusaha menenangkannya.
“Siapa namamu?”
“Rimbi”, jawabnya lirih.
“Rimbi sendiri? Di mana Em ak?”
“Emak pergi jauh… Jauh sekali… Rimbi ga tau harus kemana…”
“Mau ikut Ibu? Ibu bukan orang jahat… Rimbi bisa tinggal untuk sementara dengan
Ibu… Rimbi mau?”
Lama dia berpikir, sambil menggigit bibirnya yang mungil, akhirnya dia
mengangguk setuju. Aku pun membawanya pulang. Aku memang hidup seorang diri,
suamiku menelantarkan aku karena nasibku yang tidak bisa memberinya keturunan. Di
kontrakan kecil itu, aku selalu menghabiskan waktu sebagai seorang penjahit. Aku sudah
tidak peduli dengan perlakuan suamiku, sebagai wanita, aku sudah gagal mem pertahankan
pernikahanku yang sudah 8 tahun kujalani. Aku tak bisa menyalahkan takdir yang harus
membuatku tak bisa memiliki anak. Mungkin kehadiran Rimbi bisa sedikit membuat hatiku
tenang, paling tidak, aku bisa belajar menjadi seorang ibu untuk sementara waktu.
***

23 Mantra
CERPU
Hari ini, Rimbi masuk sekolah untuk pertama kalinya. Dengan bantuan beasiswa
dar i sekolahnya, aku bisa menyekolahkannya. Untuk pertama kalinya pula, aku begitu
senang mengantarkannya pergi ke sekolah. Seragam merah putih itu kujahit sendir i, pas
sekali dengan ukuran badannya yang mungil. Tas s ekolahnya kubeli di pasar loak beberapa
har i yang lalu dengan harga murah.

“Nanti ibu jemput lagi kalau sudah waktunya Rimbi pulang ya…,” sahutku.
“Tidak usah bu… N anti Rimbi pulang sendiri saja… ”

“Tidak apa-apa? Rimbi tahu jalan pulang?”

“Tahu bu… “

Aku tersenyum mendengarnya. Memang, selama dua minggu tinggal bersamaku,


Rimbi s ama sekali tidak ingin merepotkanku. Beruntung sekali orang tua Rimbi yang
memiliki anak sepertinya. Sampai saat ini, aku tak tahu betul peristiw a yang dialami Rimbi
sampai ia berada di pelataran gereja sore itu.

***

25 Nopember 2009

Sor e ini, aku pergi ke makam ibuku lagi. Kali ini aku mengajak Rimbi untuk ikut
serta. Di perjalanan, kami bercanda-canda, bercerita sekolahnya, pelajarannya, dan baju
barunya y ang kujahitkan semalaman. Baju merah dengan pita di t engah itu sangat manis
dikenakannya, ent ah, makin hari aku m akin menyayangi Rim bi. T ak terbesit di benakku
unt uk mencari tahu keberadaan orang tuanya, dan mengembalikan Rimbi pada mereka.
Kalau boleh aku memohon, biarkan saja m ereka terpisah, bahkan tak bertemu selamany a,
dan biarkan Rimbi menjadi anakku saja. Oh ya ampun, mana pantas aku disebut seorang
ibu jika memikirkan diriku sendiri. Ibu dari anak inipun pas ti sangat khawatir. Tapi, ibu
macam apa yang meninggalkan anaknya seorang diri di pelataran gereja?

“Rimbi… ibu boleh bertanya sesuatu?” tanyaku, Rimbi hanya mengangguk.

“Kenapa Rimbi bisa ada di pelataran ger eja sore itu?”

Rimbi t idak m enjawab, bungkam. Aku pun terdiam, mencoba untuk memahami
situasi saat itu. Hatiku bergejolak, entah kenapa aku memikirkan orang tua anak ini. Tiba-
tiba langkahnya terhenti, menarik tanganku dan m enuju ke ger eja tua itu. Aku tertegun
melihatnya berdiri diam menghadap pelataran Gereja. Lonceng gereja berdentang 5 kali,
sama seperti sore beberapa minggu lalu ketika aku menemukannya begitu lemah di
pelataran gereja tua ini.

“Hiks… hiks s… hikkss… Rimbi nggak tahu Emak dimana! Bapak dimana !”
“Yang Rimbi tahu, Bapak dan Emak udah nggak ada! Tahu-tahu Rimbi udah ada di
sini… ”, tangisnya semakin menjadi.

Mantra 24
CERPU
“Sore itu, Rimbi, Emak, dan Bapak pulang dari taman bermain, lalu ada 4 orang laki-
laki besar yang menghadang, Rimbi disuruh lari sama Emak. Terus Rimbi sampai di sini.
Rimbi nggak tahu Emak dan Bapak gimana. Rimbi nggak tahuuuu… Rimbi kangen
Emaaakkk… Tapi Rimbi nggak bisa apa-apa. Rimbi nggak bisa bilang ma Ibu… Ibu udah
baik ngerawat Rimbi, ngasih Rimbi makan, sampai nyekolahin Rimbi. Sebenarnya, Rimbi
punya sekolah di Bekasi,” sahutnya.

“Bekasi?” aku terhenyak mendengar pernyataannya. Sedikit rasa haru karena anak
sepolos Rimbi bisa memikirkan perasaanku. Sejenak aku terdiam, mencoba untuk berpikir
jernih. Sore itu juga aku pergi ke Bekasi, tidak seberapa jauh perjalanan dari Pulau Gadung
ke Bekasi. Rimbi terus menggenggamku erat. Entah kenapa aku hanya diam dan tidak
mengajaknya bicara.

***

“Di depan gang itu rumah Rimbi Bu…,” katanya lirih.

Aku tersenyum, dan melangkah menuju rumah bercat biru itu. Rimbi langsung
menghambur ke rumahnya dan berteriak-teriak memanggil Emak dan Bapaknya. Keluarlah
seorang ibu muda dengan lesung pipit mengembang di wajahnya. Ibu muda itu menangis
sambil memeluk anaknya, berkali-kali menyebut syukur dan mengelus-elus anaknya
dengan manja. Kemudian mata kami saling bertemu, ia tersenyum dan langsung
memelukku, menghantarku masuk ke dalam rumah.

Tak ada kata sepatah pun kulontarkan. Aku masih terdiam dan terus tersenyum.
Hatiku sudah menangis, hatiku sudah teriris. Wanita di depanku lalu mengucapkan terima
kasih karena telah merawat anaknya. Rimbi terus-terusan berceloteh, menceritakan
tentang aku, menceritakan tentang baju merah dengan pita di tengah yang kujahitkan
untuknya, menceritakan pertama kalinya bersekolah di SD Pulau Gadung, dan mungkin
untuk terakhir kalinya ia bersekolah di sana. Beasiswa itu mungkin sudah diberikan siswa
lain, aku sadar Rimbi tak mungkin lagi sekolah di sana.

“Mak, aku ingin pindah sekolah di SD Pulau Gadung saja ya… jadi pulang sekolah
bisa mampir tempat Ibu, sore sepulang Bapak kerja aku dijemput di rumah Ibu saja…”

Aku begitu tercengang mendengarnya, juga terharu pastinya. Aku menangis malu-
malu. Rimbi memelukku manja, aku tersenyum memandangnya. Tak bisa kugambarkan
kebahagiaan ini, tak ada kata yang bisa kujelaskan pada Emaknya selain kata ‘terima kasih’.
Aku pamit dengan sungkan, berpisah dengan Rimbi tidak akan kusesali, karena toh ia akan
tetap kembali padaku dan berada di rumahku esok dan seterusnya. Meski hanya sebentar,
namun aku merasakan berartinya pertemuan itu.

“Bu… terima kasih sudah menjaga anak saya… anggap Rimbi sebagai anakmu juga
ya…,” sahut wanita itu memohon.

Aku tersenyum mengiyakan. Aku berbalik dan melangkah pergi. Menunggu Rimbi sampai
di rumah esok.

Mantra
25
CERPU
Hanya Tiada
Oleh : *Satrio Aji

saat se pasang m ata berjum pa


me mbuat ha ti pe nuh tanya
me nga pa dia ha rus ada?
di saa t aku sedang terluka ?

saat cinta bersemi di hati


me mbuat ku bertanya akan jati diri
ingin aku m enja uh da n berlari
namun akankah sem ua nya ka n pe rgi?

saat cinta ingin selalu be rsa ma


saat se pasang m ata saling be rjumpa
saat hati saling menyapa
akankah ka ta pe le pa s cinta?

bila kenyata an tidaklah a da


dan ada tida klah nya ta
akankah cinta itu nyata ?
ataukah cinta tidaklah ada ?

untuk apa a da manusia


untuk apa a da cinta
untuk apa a da dia
bila sem ua ha nya lah tia da ?

*siswa SMA Kolese De Britto


kelas x

Mantra
26
INFO MANTRA
SEKILAS TENTANG TARIAN TRADISIONAL
INDONESIA
Tari-tarian Daerah Bali (www. ggmbandung.blo gspot.com)
Tari legong
Legong Keraton adalah sebuah tar ian klasik Bali yang mem iliki
pembendaharaan gerak yang sangat komp lek dan diikat oleh struktur tabuh
pengiring yang konon mendapat pengaruh dar i Tari Gambuh. Kata L egong
Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan krato n. Kata legong didug a
berasal dari kata “leg” yang berarti ger ak tar i yang luwes. Lemah gemulai.
Sementar a “gong” berarti gam belan. “leg” dan “gong” d igabung m enjadi legong
yang mengandung arti gerakan yang diikat, terutama ak sentuasin ya oleh gambelan yang
meng iringin ya (Wayan Dibia, 1999 : 36).

Tari Belibis
Tari kreasi baru in i menggambarkan kehidupan sekelo mpok burung belibis
yang dengan riangnya menik mati k eindahan alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan
oleh munculn ya seekor burung belib is jadi- jadian yang merupakan penjelmaan
dar i Prabu Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti
(dalam cer ita Tantr i). Dibawak an oleh 7 orang penar i wanita, tari belibis
diciptakan pada tahun 1984 o leh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (ko reografer) dan I Nyo man
Wind ha (komposer).. . (Wayan Dibia, 1999: 63).

Tari Kecak

Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang
mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa.
(kaskus.com)

27 Mantra
INFO MANTRA
Tari Ce nd raw asih

K isa h ya ng d igamba rkan di da la m tar ian ada lah ke hidupan burung Cendra wa sih
d i pegununga n Irian Jaya pada masa bira hi. Tar i duet yang dit ari kan ole h penar i
put ri, kenda ti pu n da sa r pija kannya a dala h gerak tar i tradisi B ali, be berapa pose
da n ge rakannya dar i t aria n in i t ela h d ikemba ngkan se sua i dengan int erpret asi
penat a da lam m ene mukan be nt uk-bent uk ba ru sesua i de nga n te ma t aria n ini. Busana dit at a
sedem ikia n rupa agar dapa t mempe rkuat da n me mper jela s de sai n ge rak yang dic iptaka n. Taria n
ini dic ipt akan ole h N .L.N . S wa sthi W ija ya Bande m ( yang juga sebaga i penat a busa na dar i pa da
t arian i ni) dal am ra ngka me ngikut i Fe stiva l Ya yasan W a lte r Sp ies. P enat a t abuh pe ngiring a dala h
I W a yan Berat ha da n I N yo ma n W id ha pada tahun 1988 ( W ayan D ibia , 1999 : 61).

Tari M an u k R aw a
Ta rian yang d ibaw aka n o le h sek elompo k (a nt ara 5 sa mpai 7 orang) penar i
w anita ini merupaka n ta rian kre asi baru ya ng mengga mbarka n peril aku
sekelo mpok buru ng (m anuk) a ir (raw a) se baga ima na ya ng d ikisahka n dida la m
ce rita W a na P arw a da ri E pos M ahabha rat a. G eraka n ta rinya dia mbil dari tar i
kla sik Ba li ya ng dipaduka n denga n ge raka n t ar i dari Jaw a da n S unda, ya ng
t elah dimod ifikasika n sesuai dengan tunt utan keindaha n. Ta rian ini dic ipta kan pada ta hun 1981
ole h I W a ya n D ib ia (koreografer), dan I W a yan Berat ha (kom pose r). S ebelu m m enja di se buah
t ari lepa s, t ari M anukra wa merupa kan bagia n dari sendra tar i M a ha bharat a "Bal e Ga la-G al a"
kar ya tim se ndrat ari Rama yana/ Ma habhara ta P ropinsi Bal i yang dit amp ilka n da la m P e sta
K esenia n Bal i tahun 1980.. . (W ayan D ibia , 1999: 62).

Tari Sekar Jagat

Tarian in i merupakan garapan kelompo k yang d itar ikan sejumlah penari putri
(biasanya antara 5 sampai 7 o rang) yang masing-masing membawa sebuah
canangsari. Tarian penyambutan ini menggambarkan kegemb iraan para penar i
dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui
keindahan gerak. Tar ian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem
(yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran
Wastra Bali d i Jakarta. Penata ir ingannya adalah I Nyoman W indha. Tarian ini d iilhami o leh
tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak

Mantra 28
INFO MANTRA
Ta ri Pe ndet

Tari ini me rupaka n ta rian putri kelom pok ya ng diba wak an o leh se kelom pok
rema ja putri, m asing-masing me mbaw a se bua h ma ngkuk perak (bokor) ya ng
penuh be risi bunga. Pada akhir taria n pa ra penar i mena burkan bu ng a ke ara h
penonton sebaga i uc apa n se lama t datang. Ta rian ini bia sanya dipa kai untuk
menyam but tamu-ta mu atau memu lai suatu pertunjukan (Waya n Dibia, 1999:
47) .

Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh


Tari Seudati
Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti
saksi/bersak si/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad utusan Allah.
(asiaaudiovisualrb09noorhidayah.wordpress.com)
Tari Saman Meuseukat
Tarian Saman d iciptakan dan dikembangkan oleh ulama Aceh, seorang tokoh
Agama Islam bernama Syeh Saman. Awalnya tarian ini hanya merupakan
permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Karena masyarakat
mempunyai minat yang tinggi maka disisipilah dengan syair-syair tentang
puji-pu jian kepada Allah SWT. (virtualaceh.co m)

Tari-tarian Daerah Bengkulu (infocultureri.blogspot.com)


Tari Andun
Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna
menyambut para tamu yang dihormati.

29 Mantra
INFO MANTRA
Tari Bidadari Teminang Anak

Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari
meminang anak. Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.

Tari-tarian Daerah DKI Jakarta


Tari Topeng

Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut


tamu agung. (www.kaskus.us)

Tari-tarian Daerah Jawa Tengah


Tari Serimpi

Tari Srimpi yang ada sejak Prabu Amiluhur ketika masuk ke Kraton
mendapat perhatian pula. Tarian yang ditarikan 4 putri itu masing-masing
mendapat sebutan: air, api, angin, dan bumi/tanah yang selain
melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata
angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi
empat yang melambangkan tiang Pendopo.
(asiaaudiovisualexc09nitarusnitasari.wordpress.com).
Tari Blambangan Cakil

Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan


Buto Cakil (www.kaskus.us)

Mantra 30
INFO MANTRA
Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta
Tari Serimpi Sangu Pati

Tari Srimpi, yang merupakan simbolisasi masa pemerintahan raja pada tiap
masa memiliki kekhasan masing-masing. Itulah mengapa, ada banyak jenis tari
srimpi. Seperti Tari Srimpi Anglirmendhung, Tari Srimpi Ludira Madu, Srimpi
Sangupati dan Srimpi Renggowati [ditarikan oleh lima penari]. Menilik dari
namanya, Srimpi yang bersinonimkan bilang empat. Oleh karenanya, tari
srimpi kebanyakan ditarikan oleh penari dengan jumlah empat orang. Yang
melambangkan empat penjuru mata angi atau unsur dari dunia. Yakni grama (api), angin
(udara), toya (air), dan bumi (tanah) (Harian Jogja.com).
Tari Bedaya

Tari Bedaya ini merupakan salah satu karya KRT. Sasminta Dipura.
Sebagaimana lazimnya dalam tradisi tari Jawa, tari Bedaya ini ditarikan
oleh 9 orang penari putri. Bedaya Partakrama mengisahkan perjuangan
para Pandawa dalam mendapatkan Dewi Sumbadra yang dipercaya sebagai
penjelmaan Dewi Sri, untuk dinikahkan dengan Arjuna. Perjuangan itu
akhirnya berhasil, Arjuna pun dipersandingkan di pelaminan dengan Dewi Sumbadra
(bundor.blogspot.com).

T ari-t arian Dae rah Jam bi


T ari Se kap u r S irih

T ari S eka pur S irih, mer upakan t ari per se mbaha n.


T ari a dat jamb i i ni hanya k persama annya dengan t ari Me layu. (ka sku s.co m)

Mantra
31
INFO MANTRA
Tari Selampir D elapan

Ta ri Selampir D ela pan, merupa kan tari perga ulan muda-mu di da n sangat
dige mari d i daera h Ja mbi. ( kaskus.co m)

Tari-tarian Daerah Jawa Barat


Tari Merak

Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba
indah dan memukau. (kaskus.com)

Tari-tarian Daerah JawaTimur


Tari Remong

Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa,


kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. (kaskus.com)

Reog Ponorogo

Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan


keperkasaan, kejantanan dan kegagahan. (kaskus.com)

Mantra
32
INFO MANTRA
Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan

Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu


agung dengan menyampaikan untaian bu nga.

Tari-tarian D aerah K alim an tan Ten gah

Ta ri T am bun dan bungai, Mer upakan tari ya ng mengisa hkan


kepahla w anan T am bu n da n Bunga i D ala m me ngusir musuh
yang aka n mera mpas pa ne n rakyat.

Tari-tarian Daerah Kalimantan Timur

Tari Gong

Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap


tatmu agung. Dapat pula di pertunjukan sewaktu lahir seorang
bayi kepala suku.

Mantra
33
INFO MANTRA
Tari perang

Tari perang, Tari yang memp ertunjukan dua orang pemuda dalam
memperebutkan seorang gad is.

Tari-tarian Daerah Lampung


Tari Jangg et, adalah tarian u ntuk upacar-upacara peradatan.
Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rak yat
Lampung.

Tari-tarian Daerah M aluku

Tari Cakalele, adalah tar i Perang Yang meluk iskan jiwa


kepahlawanan yang gagah perkasa. ( kaskus.co m)

*Redaksi Mantra

Mantra
34
KILAS MANTRA

PERPUSTAKAAN USD

KEMBALI GELAR PELATIHAN LITERASI


INFORMASI

Perpustakaan Universitas Sanata Mengulik informasi yang diberikan


Dharma kembali menggelar Pelatihan selama pelatihan berlangsung, situs-situs
Literasi Informasi, Rabu-Kamis (17-18) yang dimaksud adalah proquest, ebsco,
Maret 2010. Bertempat di Ruang cengage dan skripsi/tugas akhir PUSD
Workstation Perpustakaan USD Kampus sendiri. ”Selama ini, Universitas Sanata
III Paingan (Rabu) dan di Ruang Dharma telah bekerjasama dengan
Workstation Perpustakaan USD Kampus Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
II Mrican (Kamis), acara tersebut Departemen Pendidikan Nasional dan
disambut antusias oleh mahasiswa. Kopertis Wilayah V memberikan akses
Terbukti dengan total peserta 117 orang. gratis untuk basis data jurnal elektronik
tersebut. Namun, banyak mahasiswa yang
Dengan pembimbing yang
belum mengetahuinya,” tutur Pak
berpengalaman, yakni Drs. Paulus
Suparmo ketika membimbing mahasiswa
Suparmo S.S., M.Hum. dan YP. Suprianto,
pada saat pelatihan di R. Workstation
S.Sos., peserta diajak untuk menjelajah
Perpustakaan USD Kampus II Mrican.
situs-situs yang bisa digunakan sebagai
[Nungki Prabawati M.]
referensi penelitian mahasiswa.
Sumber-sumber informasi tersebut
tentunya dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya.

35 Mantra
KILAS MANTRA
SEMINAR KESEHATAN

Dalam rangka Dies Natalis Asrama Tiga narasumber yang dihadirkan


Syantikara yang ke-58, panitia dies untuk menguatkan acara yakni M. Ridwan
mengadakan seminar kesehatan yang Ansari, Nur Cahyono, dan Fasty Arum
berjudul “Perencanaan Gizi dan Utami. Ketiganya berasal dari Nutrifers
Penyuluhan Eating Disorder.” Seminar ini Kedokteran Universitas Gajah Mada
adalah rangkaian dari acara dies yang Yogyakarta. Peserta yang hadir dalam
bertema “Syantikara Healty Agent.” seminar ini sangat antusias dan sangat
Seminar diselenggarakan pada hari Sabtu, tertarik dengan seminar ini.[Theresia Ni
20 Maret 2010 di ruang seminar Menza Putu T.]
Syantikara jalan Colombo no. 1
Yogyakarta. Peserta yang mengikuti
seminar tidak hanya dari Syantikara
tetapi terbuka untuk umum. Peserta yang
hadir dalam seminar berjumlah 110
peserta.
Seminar dibagi dalam dua sesi.
Sesi pertama membahas bagaimana cara
kita memilih makanan yang sehat dan
seimbang dengan asupan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh kita. Sedangkan
sesi kedua membahas mengenai akibat
dari kekurangan gizi tersebut. Setiap
akhir sesi diwarnai dengan tanya jawab
dari peserta dan narasumber.

Mantra 36
PRIMBON
PISCES
(20 Februari-20 Maret)
Umum: Perlu sedikit spekulasi dalam usaha. Namun Anda yang harus memonitor
semua usaha yang dijalankan. Kesehatan banyak mengalami kemajuan setelah
mengalami masa sulit. Terus berjuang untuk sembuh. Terkadang, keuangan Anda
minim sampai untuk keperluan sehari-hari saja tidak mencukupi. Karena itu, cobalah
untuk menyisihkan sedikit demi sedikit setiap bulannya.
Cinta: Pikiran Anda terbagi antara menghabiskan waktu sama pasangan atau keluarga untuk bertemu
dengan jejaring baru. Positif thinking saja, sehingga hati bisa tenang dan tentram.

ARIES
(21 Maret-20 April)
Umum: Kadang kenyataan tak selalu sama dengan harapan. Jika itu terjadi, jangan
emosi. Kesabaran kamu sedang diuji saat ini. Kuncinya adalah kesalahan dan
ketenangan dalam bertindak. Pembayaran utang yang dilakukan oleh teman pada Anda
mungkin sedikit mundur. Jangan risau, Anda tidak akan kekurangan karenannya. Jangan
sampai diterapkan bunga.
Cinta: Usaha mulai ada tanda-tanda membaik. Anda harus diberi ucapan selamat atas keberhasilan
meredam emosi pasangan yang sering meledak-ledak.

TAURUS
(21 April-21 Mei)
Umum: Sepertinya Anda harus mendengar saran dari keluarga karena keuangan
adalah masalah serius. Jangan disepelekan. Usaha yang Anda jalankan sedang
dalam keadaan genting. Coba mencari solusi tepat untuk usaha Anda. Kalau perlu
konsultasi ke orang yang ahli. Hilangkan segala sikap pesimis, kurangilah makanan
tinggi lemak sedikit demi sedikit.
Cinta: Dia butuh dukungan atas situasi yang tidak menentu. Beri dia pelukan hangat. Siapa tahu bisa
membantunya menghadapi situasi sulit yang tengah dihadapi. Dengan kata-kata mesra dan sanjungan-
sanjungan itulah yang bikin hatinya bergairah kembali.

37 Mantra
PRIMBON
GEMINI
(22 Mei-21 Juni)
Umum: Bisnis yang Anda geluti benar-benar menguras pikiran. Anda bersiap-siap
menerima risiko apa pun yang terjadi. Persoalan yang dihadapi sampai saat ini adalah
Anda kurang percaya diri dalam menjalankan setiap pekerjaan. Coba pede! Jangan takut
menghadapi apapun. Dana Anda saat ini cukup berlebih dan sangatlah menunjang segala
langkah rencana Anda.
Cinta: Perjalanan cinta Anda dengan Sang Kekasih, tampaknya akan berakhir. Anda harus bersikap arif
dan bijak dalam menerima itu. Jaga batas-batas yang ada.

CANCER
(22Juni-22Juli)
Umum: Pengeluaran yang terkontrol membuat Anda nyaman untuk menapaki hari
demi hari. Bulan ini penuh makna untuk Anda. Karier menanjak, penghasilan
bertambah dan kesempatan yang lain terbuka lebar. Ingat, jangan terus
mengharapkan sesuatu yang besar tanpa diikuti tindakan yang nyata.
Cinta: Pada dasarnya hubungan asmara Anda sama dia sedang harmonis. Dia
berharap ingin dimanja dan dilindungi. Jadi berikan perhatian yang besar padanya.
Bila hati tetap tenang dan tidak emosi, maka tidak sulit untuk menciptakan suasana yang lebih bahagia lagi.

LEO
(23 Juli-21 Agustus)
Umum: Keuangan Anda saat in i cukup untuk mempersiapkan acara di akhir tahun
nanti. Tapi, jangan terlalu boros. Kegagalan dalam men cari proyek baru terkadang
membuat Anda putus asa. Ayo, An da harus tetap berusaha karena tahun yan g baik
akan datang. Tanda-tanda yang baik sekali, akan tetapi itu juga merupakan batu ujian
bagi An da. Strs yang cukup lama diderita membuat An da bergan tung an d engan yang
namanya obat. Cobalah untuk melakuk an penyegaran ke tempat-tempat yang membuat Anda tenang.
Cinta: Anda terlalu menaruh rasa curiga yan g terlalu berlebihan. Sehin gga hal ini membuat hubungan
Anda sering men galami konflik dan sulit untuk dipertahankan , p ercuma menden garkan omongan orang
lain.

Mantra 38
PRIMBON
VIRGO
(22 Agustus-23 September)
Umum: Banyak hal yan g menarik yang akan An da temui dalam perjalanan bisnis,
terkadang Anda harus sabar menghadapi itu semua. Jangan langsung putus asa.
Pekerjaan yan g akan an da kerjakan sepertinya harus diseleksi lagi. Kalau perlu
diskusikan dengan atasan atau rekan kerja. Saat in i sedang mengalami kondisi yan g
kurang baik untuk beraktivitas. Perbanyak istirahat dan jangan memaksakan diri untu k
melakukan h al-hal yang tidak perlu.
Cinta: jangan terlalu berfikir negatif terhadap si dia. Sikapnya yang selalu menekan Anda mungkin kerena
pekerjaannya yang sangat menumpuk. Dia sebenarn ya membutuhkan Anda. Cobalah men galah, agar
permasalahan ini segera menemui titik temunya.

LIBRA
(24 September-23 Oktober)
Umum: Jangan pernah men coba bidang yang belu m pernah Anda geluti. Lebih baik
minta saran dari para ahli agar kondisi keuan gan Anda tetap kond usif. Memang
awalnya agak su sah bagi Anda yan g baru menjalani. Tapi, sepertinya Anda akan sukses
den gan usaha An da. Hindari mengkonsumsi makanan bermin yak untuk sementara.
Hati-h ati radang ten ggorokan. Jan gan terlalu cemas, pemasukan masih relatif libih
tinggi dibanding hari-hari kemarin.
Cinta: Kecemburuan dia sudah mulai berlebihan, An da harus bisa menghentikann ya. Jangan biarkan
kecemburuan dia berubah menjadi kemarahan. Jauhi dari pikiran yan g ngeres dan hanya bikin h ati tak
tenang saja.

SCORPIO
(24 oktober-22 November)
Umum: Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang Anda ingin kan sepertinya segera
terealisasi. Anda harus bisa mengambil sikap. Jangan karena uang di saku tampak tebal
sehinga ingin beli yan g macam-macam, in gatlah akan kebutuhan yang lebih pentin g.
Banyak faktor yang harus Anda pikirkan un tuk menjaga kesehatan .
Cinta: Wajar untuk cemburu sama dia. Tapi, jangan sampai menimbulkan perten gakaran
yang memicu keretakan h ubun gan. An da harus lebih dewasa dalam berpikir. Jadikanlah ini pelajaran , agar
dalam segala tindakan sebaiknya dipikirkan betul-betul, jangan suka meremehkan persoalan yang ada.

Sumber: h ttp://www.banyumukti.com/ramalan-bintan g-dan-h oroskop/

39 Mantra
PRIMBON
SAGITARIUS
(23 November-22 Desember)
Umum: Anda adalah seorang marketing yang hebat dalam setiap pen jualan. An da
tergolon g nomor wahid. Pertahan kan terus karena hal itu sangat membantu karier
An da. Coba periksakan kesehatan ke dokter. Karena, penyakit yang Anda derita
belum pulih sepenuhnya. Atau, coba cari jalan alternatif. Jangan sampai terlambat.
Keuan gan akan mengalami pening katan dari kerja keras selama ini. Jangan memberi
harapan pada orang lain jika diri An da memang tak ada kemampuan untuk itu.
Cinta: Masalah Anda dan dia cukup tenang. Hubungan pu n kembali mesra. Jadi, jangan biarkan orang
ketiga ikut campur dalam hubun gan Anda berdua saat ini. Berita baik akan menghapiri Anda. Komunikasi
perlu dihidupkan kembali, agar suasana tidak terus memanas.

CAPRICORN
(22 Desember-20 januari)
Umum: Anda tak terlalu menuruti gengsi karena akan bisa jungkir balik sen diri.
Cobalah bersikap lebih merendah atau low pro file. Waktu istirahat terbuang percuma
karena Anda terlalu sering memforsir tenaga sampai larut malam. Cobalah atur waktu
istirahat yang cukup. Pertahankan situasi agar tetap stabil den gan tetap rajin melakukan
inovasi dan kreasi baru.
Cinta: An da terlalu lama memendam rasa cinta terhadapnya. Si d ia sudah bersama yang lain. Cobalah
untuk pindah ke lain h ati. Masih terasa men jen gkelkan karena sikapn ya yan g meman g kadan g sulit untuk
dimengerti.

AQUARIUS
(20 Januari-20 Februari)
Umum: jangan buang kesempatan untuk memperbesar pendapatan. Terima saja
semua tawaran yan g ada. Tapi ingat, harus teliti dan selektif. Jan gan terlalu berambisi
guna mendapatkan jabatan yan g Anda in gink an. Min ggu ini tampak lebih
men yen angkan dan membikin hati bahagia. Bisa jadi And a stres, bila tidak
kesampaian. Buktikan saja dengan kin erja yang baik. Waktu istirahat terbuang
percuma, karena Anda terlalu sering memforsir tenaga sampai larut malam. Cobalah atur waktu istirahat
yang cuku p. Keuan gan, masih tetap stabil dan terjaga.
Cinta: Anda terlalu lama memen dam rasa cinta padanya. Kini, dia sudah bersama yang lain. Cobalah untuk
pindah ke lain hati. Bagi yan g berpasangan, sebaikn ya kurangilah kata-kata pedas An da, karena itu akan
men umpuk rasa jeng kel dalam hatinya. [Theresia Ni Putu Trisnawati]

Mantra 40
SERAT PEMAOS
To: mbak Riris (baby dool)

Semangat ya mbak nyusun skripsine. Jangan banyak ngeluh.. Adex selalu

mendukungmu. N buat mbak2 yang lagi sibuk nyiapin

“Mantra” sukses selalu yauw..

Fenny

Permisi… Ucup cute mau numpang tenar… Ucup


Special salam bwt mantan2ku… (Luna Maya, Sandra Dewi, Omaswati)
suatu saat nanti entah bisa atau nggak aku pasti lebih terkenal dari
kalian semua… J
Buat temen tidurku (Vincent, Novi, Nopin, Dustin) Ayo bobok lagi!

Special salam part II (Kelanjutan salam edisi kemarin)


Hidup S’SIVTA “Mari kibarkan bendera persahabatan
di seluruh halaman rumah…”
Salam termanis buat cintaku, my honey bunny sweety “Eliz ha-Chitra”
Salam tersadisbuat pembantuku “Jessica-Chandra” yang tak pernah dianggap

anggi
sebagai bagia n dari S’SIVTA….. hahaha..Hidup PBSID ’08!

Hallo………

Buat Kakak Q Marietta tetap semangat ya kuliahnya!!!

Se moga cepat lulus kuliahnya!!

gita

Mantra
41
SERAT PEMAOS
Untuk: @yunero jelex: Jelex… met ulang tahun ya…
Semoga sema kin baikn ditahun ini, syg ma keluarga
klaten n sedayu, study lancer, ma smakin cnt ma
mama…amien. P okoknya luph u pull duah…
@buat fr.Eko, yayan, fajar, dan temen2 pingit
semua, syuk ku adakan camping capter 6… yuks..
Relax’s Devi

Deni Buat anak-anak Mantra..


keep fight yooo...

H ay...hay...ha y... .
S ’lam at yew buat k’2 yang la gi ner bit
“M AN TR A” ho ...ho..ho...Q mau cr im sa la m nic h,
, buat friend’z P. Se ja rah N ’ ido la k_ozt S W A..

Evi
.mga “Suk ses N ’ cit a pun t ’capa i se mua nya
duee echhh...

S’lam2nya buat anax2 P. Sejarah yang cuantix2 n’

guanteng2, buat idolanya anax SWA Music n’ anak


Ketapang yang keren2 abizzz......heeeee.....

Merry

42 Mantra

You might also like