You are on page 1of 13

16.3.

10
PERAN KOWIL MEMBANTU PEMDA

Satu dasawarsa setelah reformasi yang


bergulir pada tahun 1998 telah menjadikan
kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat
Indonesia lebih demokratis, namun demikian tidak
serta merta semua tuntutan reformasi terpenuhi.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan krisis
multidimensional yang mengakibatkan tugas-tugas
pemerintahan didaerah tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

Salah satu dampak dari krisis multi


dimensional adalah kerawanan yang identik
dengan kelemahan yang menyebabkan tugas
pemerintah daerah mensejahterakan rakyat
menjadi tidak mudah. Dilain pihak komponen
bangsa yang lain, dalam hal ini TNI AD dengan
peran Binternya juga menghadapi beberapa
permasalahan dilapangan dalam mensinergikan
dan melaksanakan metode Binter dalam rangka
membantu pemerintah daerah.

Menyadari bahwa Binter adalah tugas


terkandung yang harus dilaksanakan oleh Kowil.
Dan Kowil adalah bagian integral dari Tripida,
maka dengan segala permalahan yang ada maka
kowil tetap harus menjalankan kewajibannya untuk
berperan aktif membantu tugas Pemda sebagai
counterpartnya di daerah. Bertolak dari pemikiran
tersebut, maka muncul pertanyaan mendasar
kenapa kowil ikut berperan dalam membantu
tugas pemerintah di daerah ? , metode
apakah yang tepat untuk digunakan kowil
dalam membantu pemerintah daerah ? , apa
permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan metode Binter dan bagaimana
solusinya ?

Pembahasan permasalahan diatas tidak


terlepas dari adanya pergeseran pemahaman
masyarakat dalam peran serta TNI AD dalam
penanganan berbagai masalah di daerah,
masyarakat juga menyadari bahwa peran serta TNI
AD bukan lagi hanya sekedar penegakan
keamanan, tapi ada peran lain yang cukup
singnifikan dihadapkan kepada kondisi nyata yang
terjadi di daerah yaitu peranannya membantu
tugas – tugas pemerintah daerah menciptakan
suatu kesejahteraan masyarakat. Peran ini
bukanlah suatu peran yang muluk-muluk tetapi
suatu peran yang melekat erat pada Komando
Kewilayahan disamping peran mewujudkan
ketahanan wilayah darat.
Peran Kowil dalam membantu tugas
pemerintah daerah

Peran kowil dalam membantu tugas


pemerintah daerah tidak terlepas dari makna yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945, dimana
secara tersurat pembukaan UUD 1945 menyatakan
bahwa negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dari pernyataan diatas melindungi dan


mewujudkan kesejahteraan umum merupakan
tugas dan kewajiban negara, yang dalam hal ini
karena begitu besar dan luasnya lingkup tugas dan
tanggung jawab negara, maka tugas tersebut
didelegasikan menjadi tugas dan tanggung jawab
alat dan aparat negara, yang salah satunya
diemban oleh TNI AD sebagai alat pertahanan
negara dan Pemerintah atau Pemerintah Daerah
sebagai aparatur pemerintah yang mengelola dan
menjalankan pemerintahan umum.

Khusus tentang peran TNI dalam membantu


tugas pemerintah tidak terlepas dari tugas ke 9
yang tercantum dalam tugas OMSP yang diatur
dalam UU RI No. 34 tahun 2004 tentang TNI, yakni
membantu tugas pemerintahan di daerah.
Sehingga memang sudah sewajarnya dan menjadi
kewajiban dari TNI untuk turut serta aktif
membantu pemerintah didaerah yang
pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi daerah masing-masing.

Demikian pula halnya dengan Pemerintah


atau Pemerintah Daerah, seyogyanya tidak alergi
atau merasa terganggu dengan peranan TNI
tersebut, bahwa keberadaan TNI AD yang dalam
hal ini di daerah diwakili oleh satuan kowil adalah
benar sebagai counterpart dalam bekerja dalam
rangka mewujudkan tujuan negara, bukannya
mengambil alih atau mencampuri urusan dalam
pemerintah daerah, karena pada dasarnya tugas
pokok kowil adalah mewujudkan ketahanan
wilayah, sedangkan tugas pokok pemerintah
daerah adalah mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.

Kedua tugas pokok tersebut kalau


diibaratkan bagaikan dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan, yaitu keduanya saling
membutuhkan dan saling mengisi untuk pada
akhirnya uang tersebut mempunyai nilai.
Impelementasi nyatanya adalah, bahwa
pembangunan didaerah dalam rangka
kesejahteraan rakyat membutuhkan prakondisi
aman dan tenteram, demikian pula halnya
kekuatan TNI mewujudkan kondisi aman dan
tenteram juga ditopang oleh tingkat ekonomi yang
baik yang berasal dari kesejahteraan masyarakat.

Dengan menyadari keterkaitan antara tugas


TNI dan tugas pemerintah daerah, maka peran
kowil dalam membantu tugas pemerintah di
daerah menjadi penting dan merupakan bagian
integral dari tugas kowil yang tidak dapat
dipisahkan. Peran kowil tersebut agar dapat
berdaya guna dan tepat sasaran, tentunya perlu
dikoordinasikan dan disinegikan dengan program
kerja pemerintah daerah.

Menyadari tentang pentingnya koordinasi


dan sinergitas seperti disampaikan diatas, hal
tersebut dapat dijadikan entry point bagi aparat
Kowil untuk berperan aktif membantu pemerintah
daerah, yang pelaksanaannya dapat melalui
metode Binter agar program yang diajukan oleh
Kowil dapat terarah dan dipertanggungjawabkan
sesuai dengan aturan yang berlaku.

Binter sebagai metode membantu


pemerintah daerah
Binter merupakan salah tugas pokok dari
Komando Kewilayahan yang dilaksanakan untuk
memberdayakan potensi wilayah menjadi
kekuatan wilayah dalam bentuk ruang, alat dan
kondisi juang yang tangguh guna penyiapan
pertahanan negara

Penyelenggaraan Binter diharapkan dapat


mencapai hasil yang optimal agar mampu
memberdayakan potensi wilayah menjadi kekuatan
yang dapat dijadikan modal untuk membantu
Pemda meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembinaan Teritorial dilaksanakan secara terus
menerus dengan melibatkan instansi terkait
terutama Pemerintah, Masyarakat atau Lembaga
Non Departemen serta TNI AD sebagal inti secara
terpadu dengan menggunakan metode binter yang
meliputi Bhakti TNI, Pembinaan Ketahanan Wilayah
dan Pembinaan Komunikasi Sosial.

Permasalahan dalam Binter

Metode Binter yang meliputi Bhakti TNI,


Bintahwil dan Binkomsos yang dilaksanakan oleh
aparat Kowil dalam pelaksanaannya membantu
pemerintah daerah masih banyak menemui
permasalahan ataupun kendala dilapangan, baik
yang datang dari intern aparat kowil maupun dari
ekstern.

Dalam kaitannya dengan intern aparat kowil


itu sendiri, bermuara pada kwalitas dan kwantitas
penguasaan mereka terhadap metode binter, yang
pada akhirnya berakibat pada tidak optimalnya
pelaksanaan binter.

Bhakti TNI

Bhakti TNI merupakan salah satu metode


yang dilakukan oleh aparat Kowil untuk dapat
membantu Pemda dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Ada dua kendala yang
sering ditemui yang berkaitan dengan pelaksanaan
Bhakti TNI, yaitu pertama, secara kwalitas aparat
Kowil belum terlatih dalam berkoordinasi dan
membuat perencanaan Bhakti TNI yang harus di
sinkronkan dengan perencanaan pembangunan di
wilayah, yang mengakibatkan antara program TNI
dengan program Pemda terkesan berjalan sendiri-
sendiri, dan kedua, secara kwantitas program
Bhakti TNI yang dilaksanakan sangat minim, hal ini
terkait juga dengan kurangnya kesempatan yang
diberikan oleh Pemda dan minimmya koordinasi
yang dilakukan aparat kewilayahan seperti
Dandim/ Kasdim di tingkat Kabupaten / Kotamadya
dan Danramil/Babinsa di tingkat Kecamatan / desa.

Pembinaan Ketahanan Wilayah

Dalam pelaksanaan pembinaan ketahanan


wilayah membantu tugas pemerintah daerah,
aparat kowil juga masih sering menghadapi
permasalahan yang disebabkan oleh penguasaan
aparat kowil itu sendiri baik secara kwalitas
maupun kwantitas.

Secara kwalitas kemampuan aparat Kowil


dalam berkomunikasi kepada Pemda dan
masyarakat untuk menciptakan ketahanan wilayah
belum merata. Hal tersebut mengakibatkan
menurunnya ketahanan wilayah yang
menimbulkan kerawanan tersendiri dalam bentuk
gangguan dan ancaman keamanan, yang pada
akhirnya akan menghambat pelaksanaan
pembangunan diwilayah.

Secara kwantitas tingkat komunikasi antara


Kowil dengan Pemda sangat minim, terutama yang
berhubungan dengan pelaksanaan Bintahwil, yang
pada akhirnya menyebabkan rendahnya
pemahamam Pemda dan masyarakat terhadap arti
pentingnya Ketahanan wilayah.
Pembinaan Komunikasi Sosial
Permasalahan yang timbul diseputar
kemampuan pembinaan komunikasi sosial secara
kwalitas adalah kemampuan komunikasi sosial
aparat Kowil belum merata dan terlatih betul yang
mengakibatkan sulitnya tercipta pemahaman dan
penerimaan Binter oleh sebagian kalangan
masyarakat. Dan secara kwantitas adalah
frekuensi komunikasi yang dilaksanakan oleh
aparat Kowil terhadap Pemda , tokoh masyarakat
dan tokoh agama masih kurang yang berakibat
minimnya partisipasi Pemda dan masyarakat untuk
melaksanakan program-program yang
dicanangkan oleh pihak TNI.

Solusi permasalahan Binter


Keberhasilan pembangunan daerah,
khususnya dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat tidak terlepas dari situasi yang
kondusif, situasi ini bisa terwujud bila masyarakat
mempunyai ketangguhan, keuletan, dan ketahanan
dari pengaruh-pengaruh negatif. Dimana hal
tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode
binter yang terencana, tepat dan terarah agar
berhasil dan berdaya guna.
Menyadari bahwa metode Binter penting
dalam mendukung tugas pemerintah daerah, maka
diperlukan langkah yang tepat untuk mengatasi
permasalahan yang timbul diseputar Binter, agar
aparat kowil dapat mengoptimalkan pelaksanaan
tugasnya membantu pemerintah daerah. Langkah
yang dapat diambil meliputi :

Pertama, melalui Kebijakan , yaitu perlu


adanya regulasi setingkat UU dan PP yang
diusulkan kepada pemerintah dengan
mencantumkan pelibatan Pemda secara
proporsional dalam pelaksanaan Bhakti TNI yang
dapat dijadikan dasar acuan baik bagi TNI dalam
hal ini Aparat Kowil untuk membantu Pemda.
Dengan adanya kebijakan berupa PP tersebut,
menjadikan metode Binter yang dilaksanakan oleh
Kowil mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
baik kepada Kowil itu sendiri, maupun Pemda yang
dijadikan pegangan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan pengakhiran program-
program kesejahteraan rakyat yang juga
disinegikan dengan program membangun
ketahanan wilayah di daerah.

Kedua, melalui sosialisasi tentang metode


Binter yang meliputi Bhakti TNI, Bintahwil dan
Binkomsos kepada Pemerintah Daerah dengan
memberikan pemahaman dan penjelasan tentang
pentingnya ketiga metode binter tersebut untuk
membantu pemda dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya
pemahaman yang lebih mendalam tentang Binter
kepada pemda, akan menjadikan lebih mudah bagi
pihak pemda untuk menerima dan mendukung
program-program Binter yang ditawarkan oleh
pihak Kowil.

Ketiga, melalui latihan dan pendidikan


kepada aparat kowil yang berhubungan dengan
peyelenggaraaan Bhakti TNI, Bintahwil dan
Binkomsos. Materi latihan dititik beratkan pada
kemampuan menyelenggarakan administrasi dan
koordinasi lintas sektoral serta kemampuan
berkomunikasi yang efektif. Latihan dan pendidikan
ini dirasa sangat penting sebagai modal dasar
aparat Kowil dalam bertugas, karena dari
kemampuan orang perorang aparat Kowil inilah
dapat merepresentasikan kinerja kowil dalam
membantu tugas pemerintah daerah.

Keempat, melalui evaluasi dan revisi


piranti lunak yang mengatur tentang
penyelenggaraan binter, agar pelaksanaan binter
selalu update dengan situasi dan kondisi terkini
dengan pengoperaionalnya mencantumkan
pelibatan Pemda secara proporsional yang
mengoptimalkan mekanisme hubungan kerja
antara Pemda dan Kowil yang terkoordinasi dan
terintegrasi. Langkah ini menjadi penting, karena
perkembangan lingkungan strategis menyebabkan
banyak sekali perubahan dan dinamika kehidupan
yang perlu diselaraskan satu sama lainnya,
demikian pula halnya dengan piranti lunak yang
dimiliki oleh Kowil yang dijadikan dasar pegangan
mereka merencanakan dan melaksanakan Binter,
tentunya juga harus selaras dengan
perkembangan dan tuntutan jaman.

Keempat langkah tersebut tersebut membutuhkan


peran serta dari Komando Atas dan pelaksana
dilapangan. Dalam hal kebijakan, tentunya yang
lebih berperan adalah Kasad sebagai pemegang
kebijakan tertinggi di TNI AD, sedangkan sosialisasi
dapat dilakukan oleh pejabat kowil dari mulai
Pangdam s.d Dandim sesuai dengan tataran
kewenangannya. Pada bagian pendidikan dan
latihan serta evaluasi dan revisi, domain
kewenangannya berada pada LKT dalam hal ini
adalah Pusterad. Diharapkan dengan menerapkan
solusi tersebut diatas, maka permasalahan
disekitar Bhakti TNI dapat teratasi dan
pelaksanaan Binter akan lebih optimal di masa
mendatang.

Dari pembahasan diatas dapat ditarik


kesimpulan, bahwa Kowil memang mempunyai
peran yang melekat untuk membantu tugas tugas
pemerintah daerah melalui Binter yang merupakan
tugas terkandung dari TNI AD yang dilaksanakan
melalui metode binter. Permasalahan yang timbul
dalam pelaksanaan binter membantu tugas pemda
mensejahterakan rakyat dapat diatasi melalui
kebijakan yang berkaitan dengan regulasi,
sosialisasi binter, pendidikan dan latihan serta
evaluasi dan revisi piranti lunak. Khusus yang
berkaitan dengan regulasi dan revisi pinak
memerlukan pelibatan dari pemegang kewenangan
yang lebih tinggi, dalam hal ini Komando Atas
untuk dapat merealisasikannya guna menunjang
tugas Kowil membantu pemerintah daerah lebih
optimal dan berdaya guna.

titutur : firmansyah di 15:50


Label: Pendapat
lucu (0)
Reaksi
menarik (0)
: keren (0)

You might also like