You are on page 1of 5

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS

PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS MENJADI ASBES

OLEH:

TRI WIRATNASARI

10.11.4166

S1 TI 2i

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAGEMEN DAN KOMPUTER

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2011
 ABSTRAK

Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya
sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang
disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan
anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah
umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi masalah penting untuk kota
yang padat penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah
volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat
pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam hal ini pengelolaan sampah dirasakan tidak
memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari
pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang
menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai
masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota
besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar
0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk
sekitar 10 juta jiwa, menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani
secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah
berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran
lingkungan seperti air, udara, tanah, dan menimbulkan sumber penyakit.

Sampah sebagai barang yang tidak memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan sebagai
barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau
bahan yang berguna lainnya. Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif,
yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga
jumlah sampah dapat dikurangi. Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar,
apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Oleh karena itu perlu melalui proses daur
ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai unsur
hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman. Pengelolaan sampah diantaranya
dapat dimanfaatkan berbagai kebutuhan manusia.

 ISI

A. Sampah

Sampah merupakan barang yang tidak berguna atau merupakan barang yang terbuang dari
aktifitas manusia baik itu limbah industri maupun limbah dari pembuangan kotoran manusia.
Sampah dapat berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah
yang dalam keadaan basah dan sampah yang dalam keadaan kering. Pada hakikatnya sampah
sangat jijik dihadapan masyarakat, oleh karena hanya sebagian masyarakat yang dapat atau
mampu mengolah sampah baik itu sebagai pupuk tanaman, mainan anak, kerajinan tangan
dan sebagian besar pelengkap dari bahan bangunan rumah.
Sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya, karena selama kehidupan ini
masih ada maka sampah akan selalu di produksi. Produksi sampah sebanding dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak
jumlah sampah yang akan di produksi. Sampah tidak akan menjadi masalah jika kita dapat
mengolahnya dengan baik yaitu dengan cara daur ulang. Mengelola sampah tidaklah sulit,
dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan memilih-milih dan pisahkan antara
sampah organik dan anorganik. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi sistem pengelolaan
sampah di wilayah perkotaan misalnya karakteristik sampah, kepadatan dan penyebaran
penduduk, karakteristik fisik dari lingkungan, rencana dan tata ruang perkotaan. Pengolahan
sampah untuk menjadi bahan-bahan yang berguna akan memberikan keuntungan ekonomi.
Selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah,
dapat mengurangi biaya pengangkutan sampah ke TPA, dapat menghemat energi,
mengurangi jumlah pengangguran, mengurangi angka kemiskinan, membuka lapangan kerja,
dapat mempersempit lahan TPA serta lingkungan menjadi asri dengan berkurang jumlah
sampah.

B. Klasifikasi Sampah

1. Sampah Berdasarkan Sumbernya

a) Sampah rumah tangga : Sampah ini berasal dari pembuangan sisa makanan
rumah tangga, baik itu sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur
ulang.
b) Sampah komersial : Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti
pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan
pendidikan.
c) Sampah bangunan: Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk
pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan
genteng.
d) Sampah fasilitas umum : Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan
trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun,
ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, dan debu.

2. Sampah berdasarkan jenisnya

a) Sampah organik (bersifat degradabel) : Sampah organik merupakan sampah yang


dapat di urai oleh hewan mikro organisme. Sampah organik pada umumnya berupa
bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat di urai secara
cepat, dan tanpa merusak lingkungan disekitarnya.
b) Sampah anorganik (non degradabel): Sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak
dapat diurai oleh bakteri atau hewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa
plastik, kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang
dimamfaatkan oleh masyarakat seperti plastik dan logam.

C. Manfaat sampah

Selain merugikan akan tetapi sampah juga punya manfaat antara lain:

a. Sumber Pupuk Organik: Sampah dapat dijadikan sumber pupuk organik, yang dapat
digunakan untuk segala keperluan pertanian misalnya dengan
Pemupukan yang dilakukan terhadap tanaman dapat menyuburkan tanaman
tersebut. Sampah yang telah lama membusuk akan menjadi humus yang dapat
menyuburkan tanah.
b. Dapat di daur ulang: Sampah yang tidak berguna dapat di proses daur ulang menjadi
barang yang berguna. Misalnya sampah yang dapat di daur ulang ialah sampah plastik
dan sampah kertas. Barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan
karakteristiknya dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi.
Sementara mendaur-ulang sampah didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri
dalam proses produksi. Dalam proses ini, sampah sudah mengalami perubahan baik
bentuk maupun fungsinya.

D. Hasil Pembahasan

Menurut hasil yang telah diamati asbes merupakan serat mineral silika yang bersifat fleksibel,
tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai penghantar listrik dan
penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan sebagai isolator panas dan pada pipa
saluran pembuangan limbah rumah tangga, dan bahan material atap rumah. Asbes banyak
digunakan dalam bahan-bahan bangunan. Jika ikatan asbes dalam senyawanya lepas, maka
serat asbes akan masuk ke udara dan bertahan dalam waktu yang lama.

Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan
hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan
hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O1 1) H2O, Golongan
amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah
jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral
asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul. Akan tetapi
berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-
molekul Si4O11 yang banyak digunakan dalam industri selama ini adalah adalah asbes yang
berjenis krisotil. Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga
karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk
beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus. Pembagiannya
atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah serat asbes yang dipintal, digunakan
untuk kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap,
pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes.
Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyambung pipa uap, alat listrik, alat kimia,
gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik. Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri
atas semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia
dan listrik.Asbes untuk atap. Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-
isolator panas dan listrik. Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-
macam isolasi, gasket, ketel,dan tanur. Asbes amfibol yang biasa digunakan
sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan
daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk
ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting
dalam industri pertekstilan.

Dalam hal ini tahapan yang akan dilakukan terhadap pembuatan asbes sangat
berpariasi dilihat dari berbagai metode yang dilakukan. Adapun metode pembuatan daur
ulang sampah
kertas ini dilakukan dengan cara manual, dimana pemprosesannya relatifberat. Pembuatan asbes
dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah kertas dengan berbagai perekat yang dapat
mendukung terbentuknya asbes yang bermutu. Hal ini di picu dengan adanya suatu metode yang
dilakukan, agar bahan dari kertas dalam pembuatan asbes berkualitas dan tahan lama. Dari
tinjauan pustaka yang telah dilakukan, bahwa beberapa sampah dapat dimamfaatkan
sebagai daya guna dan ramah lingkungan. Dalam metode yang diambil dalam pembuatan
daur ulang sampah diambil hasil pembahasan pendaur ulangan kertas bekas, dan Koran, hal
ini dilihat dari segi ekonomisnya. Dalam tahapan selanjutnya bahan yang telah diproses
dengan tahapan pembuburan kertas. Pembuatan dilakukan dengan menyiapkan bahan yang
diperlukan seperti baskom, air, blender, pisau, cetakan asbes, semen, tepung kanji dan
pemanas.

Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah persiapan kertas bekas, Koran bekas dan
kertas lainnya yang akan di potong-potong dengan pisau. Pemotongan kertas ini bertujuan
agar kertas lebuh mudah di bubur. Setelah dilakkan pemotongan kertas, kertas tersebut
dimasukkan kedalam blender besar dengan mencampurkan bahan perekat kanji dengan air.
Pencampuran ini dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan memasukkan potongan kertas.
Setelah dilakukan pencampuran, mesin blender dinyalakan agar potongan kertas tersebut
menjadi bubur.Setelah dilakukan proses pembuburan, sebelumnya telah disediakan bahan
untuk mencetak. Dengan mengangkat potongan bubur yang masih berada dalam blender .
Potongan bubur akan dimasukkan kedalam cetakan, kemudian didiamkan kurang lebih
sekitar 1 (satu ) jam. Sewaktu cetakan bubur kertas didiamkan, selanjutnya potongan bubur
tersebut diangin-anginkan tujuannya agar tidak terjadi proses pengerasan yang berakibat
cetakan asbes kurang berkualitas(bermutu).

Tahapan selanjutnya harus lebih hati-hati, cetakan bubur kertas yang sudah diangin-
anginkan akan disusun atau dirapikan diatas tungku yang telah disediakan untuk segera
dibakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung kurang lebih satu hari satu malam. Dalam
proses pembakaran asbes yang telah jadi jangan ditinggal agar mutu asbes terjamin, apabila
ditinggal dapat merusak asbes kertas atau tidaknya berkulatisnya bahan olahan tersebut.
Setelah pembakaran tersebut selesai kayu bakar yang masih ada dipisahkan dari tempat
pembakaran, sebelumnya cetakan tersebut ditutup dengan batako, sementara arang yang
masih panas dari pembakaran tersebut didiamkan di area pencetakan dengan tujuan cetakan
bubur kertas tersebut stabil dan panas arang tersebut habis. Cetakan yang sudah jadi terlebih
dahulu dibersihkan, dan untuk memperoleh cetakan yang beragam, cetakan diwarnai dengan
cat tembok guna memperoleh daya tarik pembelinya.

 REFERENSI

 Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. 2005. Cara Cepat Membuat kompos. Cet. 1.
PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
 Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan
Sampah. Cet. 1. PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.
 http://wwwperikanan.blogspot.com/2009/05/pengolahan-sampah-kertasmenjadi-
asbes.html

You might also like