Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Rina Andriyani
NIM : B1J009052
Rombongan : III
Kelompok :5
Asisten : Didi Humaedi Yusuf
A. Hasil
B. Pembahasan
Hasil pengamatan terhadap lobster air tawar pada 10 menit pertama, Yang
paling cepat melakukan flicking, wipping, withdraw adalah lobster yang di ablasi
mata dan lobster normal. Gerakan yang paling sering dilakukan oleh lobster
normal adalah flicking sebanyak 8x dan withdraw 7x, sedangkan pada ablasi
mata adalah gerakan flicking sebanyak 17x, withdraw 3x, wipping 1x dan rotation
3x, sementara pada ablasi total mendekati pakan sebanyak 9x. Pengamatan 10
menit kedua, lobster dengan ablasi antenula melakukan gerakan mendekati pakan
sebanyak 5x. Lobster yang normal tetap mengalami flicking sebanyak 16x,
withdraw 8x, rotation 3x. Lobster dengan ablasi mata masih mampu melakukan
flicking sebanyak 15x, wipping 5x, withdraw 4x, dan rotation 5x. Lobster dengan
ablasi total dan ablasi antenula hanya dapat mendekati pakan sebanyak 5x.
Menurut Storer (1957), fungsi terpenting dari antenula adalah mendeteksi
pakan atau merespon kehadiran pakan yang memiliki aroma khas. Antenula pada
crustacea memiliki fungsi dalam mencari makanan, diantaranya adalah
menangkap stimulus kimia dan sebagai indera pembau. Lobster yang memiliki
ablasi antenula masih dapat melakukan gerakan mendekati pakan, hal ini mungkin
disebabkan karena pemotongan antenula kurang sempurna. Melalui pengamatan
dapat diketahui bahwa lobster yang paling responsif adalah lobster normal. Hal ini
dikarenakan oleh antenula yang masih berfungsi untuk mengenali keadaan
lingkungan sekitar dan masih berfungsi untuk menerima stimulus kimiawi.
Lobster termasuk pemakan dasar dan cenderung aktif mencari pakan di malam
hari, sedangkan siang hari berlindung di tempat teduh.
Chemoreseptor adalah indera yang distimulan oleh berbagai ion atau
molekul kimia baik dalam bentuk gas maupun cairan. Chemoreseptor ini meliputi
indera penciuman, indera perasa dan juga reseptor yang memantau konsentrasi
oksigen dan karbon dioksida (Gordon, 1982). Chemoreseptor pada lobster
terdapat pada bagian antenulanya. Fungsi terpenting dari antenula adalah
mendeteksi ada atau tidak adanya pakan atau merespon kehadiran pakan yang
memiliki aroma khas. Antenula pada Crustacea memiliki fungsi untuk mencari
makanan, diantaranya adalah menangkap stimulus kimia dan sebagai indera
pembau. Antenula juga berfungsi untuk mengenali lawan jenis, menghindari dari
serangan atau gangguan yang diakibatkan oleh organisme lain (predator) dan
mempertahankan daerah teritorialnya (Storer, 1957).
Ada dua macam chemoreseptor yaitu untuk mengenali stimulus yang
berasal dari sumber yang jauh dari tubuh, berupa rambut pada antena dengan nilai
ambang yang sangat rendah atau stimulus berupa gas berkonsentrasi rendah.
Kedua untuk mengenali stimulus yang berasal dari sumber yang dekat, berupa
palpus maksilaris dan sering pada torsi dengan nilai ambang yang tinggi.
Sehingga, untuk mengetahui letak stimulus berdasarkan konsentrasi stimulus
dalam bentuk gas dapat mengetahui jauh dekatnya rangsangan (Ville et al.,1988).
Menurut Harfaz (1987), bahwa tahapan atau gerakan lobster (Cherax sp.)
dalam mencari pakan sebagai berikut:
Gerakan mencari pakan dengan diam ditempat
1. Gerakan melecut antenula dengan cepat dan dilakukan dengan kasar
2. Gerakan membersihkan dengan menggerakan kearah ventral dan terus
bergerak ke bawah (pangkal antenula).
3. Gerakan melecut antenula dengan menarik antenula ke belakang dan
kemudian mengarah ke depan
4. Gerakan antenula dan antenna mengorientasi langsung mengenai sasaran
yaitu sumber chemoatractant.
5. Gerakan mengangkat chepalothoraks setinggi-tingginya dengan
periopodnya. Sikap ini dilakukan dalam melecut antenula dan
meningkatkan frekuwensi pelecutannya.
6. Gerakan menyapu atau menguasai antenna, kadang diikuti pergerakan
kecil melingkar dari antenula (wipping dan rotation)
7. Gerakan mencari substrat yang ada di depan dengan chela dan membawa
substrat tersebut kemulutnya. Gerakan ini dilkukan saat lobster dalam
keadaan diam.
Gerakan menuju sasaran
Lobster bergerak maju kearah sumber chemoatractant. Gerakan ini dilakukan
dengan berjalan menggunakan periopod ketiga, keempat, dan kelima. Selama
gerakan ini, periode pertama tetap menyapu daerah yang berbeda di depannya
dan mengambil bahan-bahan serta membawanya ke mulut. Jalan zig-zag
dilakukan dalam gerakn ini.
Mendatangi sasaran
Untuk mencapai sisi sebenarnya dari chemoatractant dan mencoba untuk
memakannya.
Gerakan-garakan pelecutan antenulla pada Lobster (Cherax sp.) menurut
Pearson (1979) antara lain :
Gordon, M.S., G.A. Bartholomeno, A.D., Grinele, C. Barker and Fred, N.W.,
1982. Animal Physiology. Mac Millan Publishing Co Ltd, New York.
Kurniasih, T. 2008. Peranan Pengapuran dan Faktor Fisika Kimia Air Terhadap
Pertumbuhan dan Sintasan Lobster Air Tawar (Cherax sp.). Media
Akuakultur Vol. 3 (2): 126-132
Storer,T. I. 1975. General Zoology. Mc Graw Hill Book Company, New York.
Pearson, W.H. 1979. Thresold for Detection and Feeding Behavior the Ounggenes
Crab. Marine research laboratory, Sequlm.