You are on page 1of 6

Inkubasi

Adalah tahap menumbuhkan miselia setelah eksplan atau spora ditanam


didalam media PDA. Inkubasi dilakukan dalam kotak inkubasi (inkubator) selama 2-3
hari. Inkubasi dianggap berhasil jika tumbuh miselium yang berwarna putih merata
disekitar eksplan atau spora. Sebaliknya dikatakan gagal jika tidak tumbuh miselium
berwarna putih.B.Pembiakan Tahap Kedua (F1) media yang digunakan : Botol Kaca 
PEMBIBITAN F1Pembiakan tahap kedua bertujuan memperbanyak miselium jamur
yang berasal dari biakan murni. Dari PDA dimasukkan kemedia biji-bijian, bahannya
berupa gandum, sorgum dan jagung.C. Pembiakan Tahap Ketiga : media yang
digunakan : BAGLOGPembiakan tahap ;ketiga bertujuan memperbanyak miselium
jamur yang berasal dari pembiakan tahap kedua. Media pembiakan berbeda dengan
media pembiakan sebelumnya, karena media pembiakan tahap ketiga ini
berhubungan dengan media tanam di kumbung. Bahannya berupa serbuk kayu
gergaji, dedek bekatul, kapur, gypsum, tepung jagung, dan air. Media dengan bahan
campuran serbuk kayu dan biji-bijian dianggap lebih baik karena kandungan unsur-
unsur yang dibutuhkan jamur lebih lengkap.
Untuk memperoleh mikroorganisme yang sesuai dalam industri adalah
memperolehnya dari lingkungan. Lingkungan yang paling umum adalah dari tempat
produksi atau pada produk yang dihasilkan meskipun dapat pula diperoleh dari
lingkungan lain serperti tanah, air, dan sebagainya. Umumnya isolat selalu diperoleh
dari lingkungan yang mendekati atau pada substrat tempat tumbuhnya. Oleh sebab
itu, untuk memperoleh isolat organisme yang digunakan untuk membuat kecap dapat
diperoleh dari lokasi pembuatan kecap (Hidayat, 2006).
Bakteri tersebut dapat digolongkan atas tiga golongan yaitu:
1. Basil (dari bacillus) berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Sebagaian besar
bakteri berupa basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, begandengan
dua-dua atau terlepasa satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang
disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang
terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan
itu tajam.
2. Kokus (dari coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil
golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-
gandengan panjang serupa tali leher, ini disebut streptokokus; ada yang
bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus; kokus yang mengelompok
merupakan suatu untaian disebut stafikokus, sedang kokus yang mengelompok
serupa kubus disebut sarsina.
3. Spiril (dari spirillum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa
spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak terdapat banyak. Golongan ini
merupakan golongan yang paling kecil, jika disbanding dengan golongan kokus
maupun golongan basil (Dwijoseputro, 2005).
Isolat yang diperoleh kemudian dimurnikan dan ditumbuhkan pada media
padat. Sebagai kultur sediaan digunakan media agar miring, isolat yang digunakan
harus diuji terlebih dahulu terhadap kemampuan membuat produk yang diharapkan,
senyawa-senyawa penghambat dan pemacu pertumbuhannya, kondisi lingkungan
yang diharapkan untuk tumbuh dan berproduksi secara optimum dan sebagainya.
Tahap pertama dalam penampihan mikroba yang potensial untuk diterapkan
dalam industri adalah isolasi. Isolasi meliputi mendapatkan, memurnikan,
identifikasi, dan pengujian produksi. Oleh karena itu yang perlu diingat adalah bahwa
isolat secara ekonomis menguntungkan dan seleksi kultur merupakan perpaduan
antara produktivitas mikroba dan ekonomi proses.
Prinsip percobaan pada praktikum isolasi bakteri dan jamur ini adalah untuk
mengisolasi mikroba (bakteri dan jamur) yang ada pada sampel yang dibawa dengan
cara menanamkan mikroba (bakteri dan jamur) tersebut ke dalam media NA (untuk
bakteri) dan media PDA (untuk jamur), sebelum dilakukan isolasi terhadap bakteri
dan jamur dilakukan terlebih dulu pengenceran bertingkat terhadap sampel dalam
akuades sampai 10-3 (3× pengenceran) kemudian diambil 1 ml dari sampel dan
dimasukkan dalam cawan petri yang sudah diisi dengan media PDA dan NA, lalu di
inkubasi selama 24 jam untuk media NA dengan suhu 40 0C dan 48 jam untuk media
PDA dengan suhu 370C, setelah diinkubasi lalu dilakukan pengamatan dan
identifikasai terhadap bakteri dan jamur yang tumbuh di dalam setiap medium. Hal
ini didasar dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah biakkan yang murni, tanpa ada
mikroba lain yang tidak kita inginkan ikut tumbuh, sehingga perlu dilakukan isolasi.
Ada 3 macam media pertumbuhan yang digunakan dalam proses inkubasi, yaitu
Media berdasarkan sifat fisik, Media berdasarkan kompisisi, Media berdasarkan
tujuan.
1. Medium berdasarkan sifat fisik
 Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat..
 Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi
solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.
Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol
Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan
media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur.
Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya
pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan
metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh
media.
 Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
 Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
 Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
 Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
 Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
 Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium
yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan
menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4%
untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
 Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum,
kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri
yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana
untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood
Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
 Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
 Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji
kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
 Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba.
Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia.
Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
 Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA
(Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk,
warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.

Langkah Kerja
Penuangan Media
1. Media yang telah kita buat minggu kemarin, kita panaskan sampai cair.
2. Telah tersedia 3 cawan petri dan 6 tabung reaksi. Cawan petri masing-masing
diisi 15 ml media NA, MCA dan SDA. Pipet menggunakan pipet volume 20 ml.
sedangkan tabung reaksi diisi 2 ml media yang sama dengan tegak dan miring.
Pipet menggunakan pipet volume 5 ml. beri label.
3. Pada cawan putar sekali saja dan jangan diganggu atau digoncang agar tidak
terjadi gumpalan. Pada tabung media miring, setelah diisi media taung
disandarkan pada rak tabung agar miring. Biarkan memadat.
4. Setelah memadat, media siap digores. Lebih baik diamkan sampai dingin pada
suhu kamar.
 
Inokulasi Mikroorganisme
1. inokulasikan masing-masing 1 isolat mikroorganisme yang telah disediakan ,
yaitu ; air bak, air ledeng, dan air selokan. Cara melakukan inokulasi yaitu
dengan cara menggores media plat dan miring meggunakan ose bulat, sedangkan
media tegak ditusuk dengan menggunakan kawat ose lurus.
2. Air bak, Air ledeng dan air selokan digores pada cawan petri yang masing-
masing telah berisi media NA, SDA dan MCA. Tiap cawan diberi tanda untuk
masing-masing air.
3. Sedangkan pada tabung reaksi masing-masing berisi madia yang sama namun
dibuat tegak dan miring. Kita hanya menggores dan menusuk air selokan saja
pada tabung ini.
4. Setiap selesai melakukan inokulasi satu galur mikroorganisme, kawat ose harus
di flambir (dibakar sempurna msampai membara) untuk menghidari kontaminasi.
Galur kapang lebih baik diinokuasi akhir untuk menghindari penyebaran spora
yang tidak diinginkan.

Inkubasi Hasil Inokulasi


1. Semua cawan dan tabung di inkubasi pada suhu yang optimum dan waktu yang
tepat untuk pertumbuhan mikroorganisme yang diinokulasi. Biakan bakteri pada
35-370C selama 24 jam sampai 48 jam, khamir pada 30-35 0C selama 3 hari dan
kapang pada 20-250C selama 5-7 hari.
2. Untuk hasil inokulasi pada media MCA dan NA dimasukkan dalam incubator.
Dibungkus dengan kertas coklat (duplo) dan diberi label agar tidak tertukar
dengan yang lain. Sedangkan pada SDA dimasukkan dalam lemari kayu
dibungkus an diberi label.
3. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh cirri makroskopis yang dapat dilihat. Jika
perlu dapat dilihat cirri makroskopisnya juga. Catat seluruh pengamata dengan
lengkap dan teliti bila perlu dengan foto.
4. Hasil percobaan inokulasi yang terbaik dapat disimpan dalam lemari pendingin
untuk dipergunakan pada percobaan minggu ddepannya atau untuk identifikasi.

http://renataemily.wordpress.com/2009/11/06/isolasi-inkubasi-dan-inokulasi/

http://Mikrobiologi/semua tentanG biologi media mikroba.htm

You might also like