Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-nyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, Makalah
ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan tentang
Di dalam proses penyusunan makalah ini terdapat hambatan yang dihadapi, namun
dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai pihak, terutama Dosen pada
Mata Kuliah yang bersangkutan. Olehnya itu kami mengucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa apa yang ditulis dalam Makalah ini masih jauh dari apa yang
diharapkan, oleh sebab itu kami mohon adanya kritik dan saran dalam rangka perbaikan/
Demikan penyusunan tugas ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
Penyusun
i
Sistem Agribisnis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
B. Metode......................................................................................................... 5
B. Pembahasan ................................................................................................. 7
Kesimpulan.................................................................................................. 9
Saran ............................................................................................................ 9
ii
Sistem Agribisnis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Sistem Agribisnis
B. RUMUSAN MASALAH
2
Sistem Agribisnis
BAB II
SISTEM AGRIBISNIS
A. SISTEM
1
Sistem Agribisnis
apa yang menjadi input sistem, output sistem, bagaimana proses yang terjadi
pada sistem dan pada akhirnya dapat memahami tujuan serta sasaran sistem
tersebut.
Bila pengamatan difokuskan pada suatu sistem, akan terlihat bahwa
sistem terbentuk dari subsistem dan elemen, kemudian antara subsistem/elemen
terhubungkan oleh aliran energi dan untuk menjaga agar tidak terjadi kekacauan
hubungan maka terdapat semacam aturan atau prosedur yang mengatuh
hubungan antara subsistem/elemen tersebut. Prosedur ini berfungsi untuk
menempatkan subsistem/elemen berdasarkan tugas atau peranannya dalam suatu
sistem sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik. Selain itu prosedur juga
mengatur keseimbangan hubungan antara subsistem/elemen dalam sistem.
Suatu sistem yang baik akan memiliki kemampuan alamiah untuk
bertahan hidup dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun dari luar sistem.
Kemampuan-kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi minimal,
kemampuan beradaptasi, fleksibel terhadap pengaruh lingkungan, kemampuan
untuk meregenerasikan diri demi mempertahankan kelangsungan hidup dan
memperbanyak diri.
Secara umum sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan elemen yang
saling berinteraksi satu sama lain guna mencapai satu tujuan. Memahami ilmu
sistem berguna untuk mencari pengertian keseluruhan melalui pengetahuan pada
bagian-bagiannya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang holistik,
general dan terpadu. Paradigma ilmu sistem lebih menekankan adanya generalis
dan pendekatan multi disiplin untuk memahami realitas dunia nyata.
Pendekatan sistem berguna untuk melengkapi pendekatan spesialisasi.
Telah terbukti secara ekonomi bahwa spesialisasi pada batas-batas tertentu akan
sangat menguntungkan, akan memberikan gambaran yang detil dan rinci. Hal ini
terkadang menimbulkan kecenderungan dalam mengkaji suatu masalah
dilakukan semakin dalam, detil dan rinci, sehingga terjadi over spesialisasi.
Kajian yang over spesialisasi tidak dipungkiri merupakan kajian yang baik, yang
amat mendalam dan rinci, tetapi sayangnya sering melupakan gambaran
2
Sistem Agribisnis
B. AGRIBISNIS
Ada beragam fakta yang membuktikan peranan agribisnis dalam
pembangunan Indonesia. Data perjalanan sejarah Indonesia memperlihatkan
bahwa agribisnis telah dilakukan pada zaman nenek moyang dan menjadi
penggerak ekonomi kerajaan-kerajaan dahulu. Banyak pelabuhan-pelabuhan
besar berdiri dan menjadi makmur berkat keunggulan hasil bumi Indonesia.
Agribisnis melibatkan multi sektor kehidupan manusia, berbagai hasil
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Agribisnis terkait dengan pengelolaan
keanekaragaman hayati dan kekayaan biodiversity Indonesia, berperan dalam
degradasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekaligus berperan dalam upaya
menjaga ketahanan Sumber Daya Alam Indonesia. Agribisnis terlibat dalam
pemenuhan berbagai kebutuhan manusia baik fisik dan non fisik, menjadi
pembuka lapangan kerja dan penghidupan bagi masyarakat. Agribisnis terlibat
dengan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK dalam rentang yang lebar mulai
dari yang sederhana, tepat guna, madya hingga teknologi tinggi. Agribisnis
berperan dalam pengembangan pasar berbagai jenis, tipe dan fungsi untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan memuaskan produsen.
Adanya pasar agribisnis juga mengembangkan aliran distribusi barang, jasa
maupun uang. Peran lain agribisnis adalah mendorong pengembangan sektor
3
Sistem Agribisnis
4
Sistem Agribisnis
5
Sistem Agribisnis
6
Sistem Agribisnis
7
Sistem Agribisnis
8
Sistem Agribisnis
9
Sistem Agribisnis
bahan baku (input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia,
bahan kemasan, dll.
5. Membangun Sistem agribisnis melalui pengembangan Industri
Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan
atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk
agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai
(ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan
dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida,
kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Untuk
membangun industri perbenihan diperlukan suatu rencana strategis
pengembangan industri perbenihan nasional. Oleh karena itu pemda perlu
mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas
unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan
menjadi industri perbenihan modern. Pada tahap berikutnya daerah-daerah
yang memiliki kesamaan agroklimat dapat mengembangkan jenjang benih
yang lebih tinggi seperti jenjang benih induk,
6. Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem
agribisnis.
Dalam rangka memodernisasi agribisnis daerah, perlu pengembangan banyak
jenis dan ragam produk industri agro-otomotif untuk kepentingan setiap sub
sistem agribisnis. Untuk kondisi di Indonesia yang permasalahannya adalah
skala pengusahaan yang relatif kecil, tidak ekonomis bila seorang petani
memiliki produk agro-otomotif karena harganya terlalu mahal. Oleh karena
itu perlu adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani
atau perusahaan agro-otomotif itu sendiri.
7. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem
Networking baik vertikal(dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama
perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabungan
10
Sistem Agribisnis
11
Sistem Agribisnis
12
Sistem Agribisnis
13
Sistem Agribisnis
14
Sistem Agribisnis
15
Sistem Agribisnis
seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara),
jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.
18. Kebijaksanaan terpadu pengembangan agribisnis. Ada beberapa bentuk
kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis.
a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat
perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan
usaha sejenis.
c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnisyang mengatur keterkaitan
antara beberapa sektor.
d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan
perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap agribisnis.
Beberapa kebijaksanaan operasional untuk mengatasi masalah dan
mengembangkan potensi, antara lain:
1. Mengembangkan forum komunikasi yang dapat mengkoordinasikan
pelaku-pelaku kegiatan agribisnis dengan penentu-penentu kegiatan
agribisnis dengan penentu-penentu kebijaksanaan yang dapat
mempengaruhi sistem agribisnis keseluruhan, atau subsistem didalam
agribisnis.
2. Forum tersebut terdiri dari perwakilan departemen terkait.
3. Mengembangkan dan menguatkan asosiasi pengusaha agribisnis.
4. Mengembangkan kegiatan masing-masing subsistem agribisnis untuk
meningkatkan produktivitas melalui litbang teknologi untuk mendorong
pasar domestik dan internasional.
16
Sistem Agribisnis
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari penyusunan makalah ini yang didasarkan pada
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan elemen yang saling berinteraksi
satu sama lain guna mencapai satu tujuan. Sedangkan Agribisnis melibatkan
multi sektor kehidupan manusia, berbagai hasil pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam memenuhi kebutuhan
manusia.
2. Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini
dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang
tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta
terorganisir sebagai suatu totalitas.
Penggambaran sistem agribisnis yang bertitik pangkal pada on farm
(usaha tani) telah amat membantu untuk mendiagnosis, mendisain dan
mengembangkan agribisnis. Andaikan sistem agribisnis tersebut terus menerus
dirinci maka belum ada gambaran mengenai elemen (elemen berasal dari
bahasa Latin "elementum" yang artinya bagian terkecil) pembentuk sistem
agribisnis sekaligus menjelaskan elemen-elemen pembentuk subsitem-
subsistem dalam sistem agribisnis.
Pendekatan sistem juga akan memberikan pemahaman bahwa sistem
agribisnis tidaklah langsung berkembang menjadi sistem yang kompleks, unik
dan selalu bersifat dinamis tetapi berevolusi dari sistem yang amat sederhana
menjadi sistem yang kompleks. Ada pergeseran orientasi pengembangan
agribisnis, pada awalnya pengembangan agribisnis memiliki orientasi agraris
berkembang menjadi orientasi produktifitas, orientasi profit, orientasi industri,
orientasi berkelanjutan.
17
Sistem Agribisnis
B. SARAN
Sebaiknya kita mempelajari dan memahami Manajemen Agribisnis,
terutama Sistem Agribisnis, hal ini dimaksudkan agar kita lebih memahami
tentang bagaimana cara beragribisnis yang baik dengan sistem yang terpadu dan
mengaplikasikan salah satu strategi pengembangan sistem agribisnis terutama
pada bidang pertanian. Yang selanjutnya dapat meningkatkan
Sebaiknya dalam menyusun makalah harus memperhatikan teknik
penyusunan makalah yang baik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang
berpengaruh pada pemahaman isi makalah.
18
Sistem Agribisnis
19
Sistem Agribisnis
DAFTAR PUSTAKA
20