Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Definisi
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir
atau jalan lain yang disebabkan dapat memberikan dampak buruk bagi ibu dan
janin jika proses melahirkan melalui jalan lahir (Hacker & Moore, 2001).
persalinan secara normal memberikan dampak buruk bagi ibu dan janinnya. Sectio
caesarea adalah penanganan yang tepat untuk gangguan janin yang disebabkan
karena kelahiran pervaginam tidak segera terjadi (Hacker & Moore, 2001).
dari uterus melalui operasi abdomen. Definisi lain sectio caesarea ialah
b. Jenis insisi
Menurut Liu (2007), jenis insisi pada sectio caesarea ada dua macam, yaitu:
1. Insisi abdominal
Insisi ini mudah dan cepat dengan perdarahan minimal. Berguna jika
8
2) Insisi transversa
Insisi transversa merupakan insisi pilihan saat ini. Insisi ini secara
2. Insisi uterus
sepanjang 10 cm.
Insisi ini adalah insisi garis tengah pada segmen bawah yang digunakan
bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas atau
bersifat berat, seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya. Infeksi post operatif terjadi
apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi intrapartum atau ada
9
lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya)
(Wiknjosastro, 2007).
insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat terjadi setelah pemanjangan
(Hacker & Moore, 2001). Usus besar, kandung kemih, pembuluh di dalam ligamen
yang lebar dan ureter terutama cenderung terjadi cedera. Hematuria yang singkat
dapat terjadi akibat terlalu antusias dalam menggunakan retraktor di daerah dinding
kandung kemih. Selain itu kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada
kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri (Hacker & Moore, 2001;
Winkjosastro, 2007).
Pada persalinan sectio caesarea, masalah utama yang dirasakan ibu selama
beberapa hari post partum adalah nyeri yang diakibatkan oleh insisi dinding
abdomen. Oleh karena itu, komplikasi sectio caesarea harus dicegah karena akan
a. Definisi
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter & Perry, 2005). Definisi lain nyeri adalah
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer & Bare, 2001). Nyeri sectio caesarea
dapat diartikan sebagai perasaan yang tidak nyaman akibat kerusakan jaringan yang
disebabkan kerena insisi abdomen dan insisi uterus dalam proses persalinan.
10
b. Fisiologi nyeri
somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral. Karena letaknya yang
berbeda.
1) Nosiseptor kutaneus
Nosiseptor kutaneus berasal dari kulit dan subkutan. Nyeri yang berasal
a.Serabut A delta
b. Serabut C
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
2) Nosiseptor somatik
11
3) Nosiseptor viseral
hati, usus, ginjal, dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini
subkutan tubuh.
caesarea) dilakukan proses insisi atau penyayatan pada daerah yang akan
dibedah. Insisi yang dilakukan akan menyebabkan kerusakan lebih dalam yang
terjadi dari jaringan sampai ke otot. Hal ini akan menyebabkan reseptor nyeri
nosiseptor dapat menghasilkan nyeri, seperti: teori spesivisitas, teori pola dan
gate control theory. Namun gate control theory yang dianggap paling relevan
Secara umum dapat dijelaskan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat dua
delta dan serabut C) dan transmiter yang berdiameter besar (serabut A-Beta)
yang berfungsi untuk menghantarkan sensasi nyeri dan sensasi yang lain seperti
mentransmisikan nyeri yang sifatnya keras dan reseptor ini biasanya berupa
12
ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh permukaan kulit dan pada struktur
tubuh yang lebih dalam seperti tendon, fascia dan tulang serta organ-organ
interna.
reseptor yang terdapat pada struktur permukaan tubuh dan fungsinya selain
sensasi lain seperti sensasi getaran, sentuhan, sensasi panas/dingin, serta juga
penyayatan pada daerah yang akan dibedah. Insisi yang dilakukan akan
menyebabkan kerusakan lebih dalam yang terjadi dari jaringan sampai ke otot.
Hal ini akan menyebabkan reseptor nyeri yang berasal dari deep somatic
nyeri.
lebih tinggi di otak yang memodifikasi persepsi nyeri. Alur saraf desenden
melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri
sentuhan, getaran, hangat, dan dingin serta sentuhan halus, impuls ini akan
gelatinosa sehingga sensasi yang dibawa oleh serabut kecil akan berkurang atau
13
dianjurkan untuk memilih musik yang tenang dan disukai, dan diminta untuk
c. Klasifikasi nyeri
1 Nyeri akut
Nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi) dari 1 detik sampai dengan
kurang dari enam bulan. Nyeri umumnya terjadi pada cedera, penyakit akut,
atau pembedahan dengan awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang
bervariasi (sedang sampai berat), misalnya nyeri pada klien dengan sectio
caesarea.
2 Nyeri Kronis
persisten. Nyeri kronis dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu nyeri
d. Intensitas nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda (Tamsuri, 2006). Menurut Smeltzer dan Bare (2001),
pengukuran subjektif nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga jenis alat
pengukuran nyeri, yaitu skala intensitas nyeri deskriptif sederhana, skala intensitas
nyeri numerik (numeric rating scale), dan Skala Analogi Visual (VAS).
Ketiga bentuk skala pengukuran ini mempunyai fungsi yang sama, yakni untuk
mengetahui seberapa besar nyeri yang dirasakan pasien. Numeric rating scale
14
(skema 1) adalah skala berbentuk garis horisontal sepanjang 10 cm. Ujung kiri
menandakan ”tidak ada” atau ”tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya
menandakan ”berat” atau ”nyeri yang paling buruk” yakni dengan keterangan, 0:
tidak ada nyeri, 1-3: nyeri ringan (secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik), 4-6: nyeri sedang (secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat
perintah dengan baik), 7-9: nyeri berat (secara objektif klien terkadang tidak dapat
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi,
nafas panjang dan distraksi). 10: Nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
pasien untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri yang terjadi
1. Respon fisik
Respon fisik timbul karena pada saat impuls nyeri ditransmisikan oleh
medula spinalis menuju batang otak dan talamus, sistem saraf otonom
15
tubuh terhadap stress. Pada nyeri skala ringan sampai berat serta nyeri pada
Sedangkan pada nyeri berat dan tidak dapat ditoleransi serta nyeri yang
parasimpatis
kelelahan otot, tekanan darah dan nadi menurun, frekuensi napas cepat,
2. Respon psikologis
nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Klien yang mengartikan nyeri
3. Respon perilaku
Respon perilaku yang timbul pada klien yang mengalami nyeri dapat
merupakan fase penentuan untuk fase berikutnya. Pada fase ini individu
16
akan timbul serta mengendalikan emosi (kecemasan) sebelum nyeri itu
sendiri timbul.
efektif maka dapat menyebabkan peningkatan sensasi nyeri dan begitu juga
sebaliknya. Pada saat terjadi nyeri, banyak perilaku yang dapat diungkapkan
takut, depresi serta dapat juga menjadi menggigil jika pada fase antisipasi,
justru lebih memilih menahan perasaan mereka dan tidak ingin merepotkan
orang lain.
2. Tahap perkembangan
pada lansia lebih tinggi karena penyakit akut atau kronis yang mereka derita
tetapi lansia sering menganggap bahwa nyeri yang mereka alami akibat
17
3. Lingkungan dan support system
Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu
nyeri cenderung merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi
mereka rasakan akan mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang
18
3. Terapi musik
Pengertian
Musik telah dipakai sebagai alat pengobatan sejak tahun 550 sebelum Masehi,
dan dikembangkan oleh Pythagoras dari Yunani. Terapi musik terdiri dari dua kata,
yaitu “terapi” dan “musik”. Terapi dapat diartikan sebagai pengobatan. Musik
adalah kesatuan dari kumpulan suara melodi, ritme dan harmoni yang dapat
Terapi musik merupakan intervensi non invasif yang dapat digunakan untuk
musik adalah nada atau suara untuk pengobatan sehingga dapat menyeimbangkan
antara badan, pikiran dan emosi sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri
seseorang. Manfaat terapi musik ini adalah membentuk harmoni pada tubuh
Musik yang dapat digunakan sebagai terapi adalah musik yang mengandung
unsur-unsur seperti melodi, ritme dan harmoni nada yang kompleks dan berirama
tenang dan mengalun lembut, seperti musik instrumental (Potter & Perry, 2005).
Musik instrumental merupakan suara atau ritme yang timbul dari getaran alat musik
yang dimainkan, seperti: gitar, biola, piano, saxophone, dan drums. Instrumen
musik terbagi empat jenis, yaitu: string instrument, wind instrument, brass
orkestra. Percussion instrument terdiri dari alat musik piano, drums, xilofon,
glockenspiel, dll. Piano merupakan suatu alat musik instrumen terbesar yang dapat
19
Musik instrumental terbukti dapat meminimalkan efek negatif suara-suara yang
ada di beberapa ruang penderita kanker, ICU, dan pusat-pusat terapi. Dampaknya
membuat para pasien menjadi lebih nyaman, rileks, dan lebih bahagia. Hal itu juga
membuat tubuh mereka mengeluarkan getaran pada tingkat yang lebih sehat (Mucci
& Mucci, 2002). Musik harus didengarkan minimal 15 menit untuk memberikan
efek terapeutik (Potter & Perry, 2005). Menurut Yuanitasari (2008), durasi
pemberian musik selama 10-15 menit dapat memberikan efek relaksasi, 15-20
menit memberikan efek stimulasi sedangkan untuk memberikan efek terapi, musik
3) Mempengaruhi pernapasan
20
14) Meningkatkan asmara dan seksualitas
penenang dan penghilang rasa sakit bagi pasien-pasien kanker dan pasien-pasien
seseorang yang terjadi di dalam limbic system. Sistem limbik mempunyai serabut
sinaps saraf dengan semua lobus atau cortex otak (Mangoenprasodjo & Hidayati,
2005). Dalam gate control theory menjelaskan tentang adanya fungsi inhibitor
(penghambat) impuls nyeri oleh otak, ketika impuls nyeri dihantar ke otak maka
terdapat pusat korteks yang memodifikasi persepsi nyeri sehingga alur saraf
Campbell (2002), salah satu manfaat musik adalah dapat meningkatkan sekresi
endorfin.
21
1) Pilih musik yang sesuai dengan selera klien. Pertimbangkan usia dan latar
belakang.
2) Gunakan earphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain dan
4) Apabila nyeri yang klien rasakan akut, kuatkan volume musik. Apabila
5) Apabila tersedia musik latar, pilih jenis musik umum yang sesuai dengan
keinginan klien.
terapeutik.
B. Penelitian Terkait
Penelitian terkait yang dapat mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Hanifah (2007), di Malang yang berjudul pengaruh terapi musik
terhadap intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah abdomen di badan pelayanan
kesehatan masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi kabupaten Blitar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (56%) intensitas nyeri pada
kelompok kontrol adalah nyeri sedang, sedangkan yang terbanyak pada kelompok
perlakuan dengan intensitas nyeri ringan (67%). Hasil uji statistik Mann Whitney Test
22
menggunakan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05 menunjukkan hasil yang signifikan dengan
nilai p = 0,039 hal ini berarti bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Sen, et al
(2009), di Istanbul dengan judul the effect of musical theraphy on postoperative pain
after caesarean section. Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden yakni Ibu
yang memilih persalinan secara ceasar dan berada pada rentang usia 20-40 tahun. Hasil
nyeri pasca operasi sectio caesarea dan secara signifikan pada kelompok intervensi
C. Kerangka Konsep
dan memberikan landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
penelitian yang akan dilakukan melalui siapa yang akan diteliti (subyek penelitian),
variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian
(Hidayat, 2007).
23
Skema 2. Kerangka konsep penelitian “Efektifitas Terapi Musik terhadap nyeri pasca
persalinan Ibu dengan sectio caesarea”
Kelompok kontrol
24
D. Hipotesa
dibuktikan melalui hasil penelitian. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang
Ho: Tidak adanya pengaruh pemberian terapi musik terhadap intensitas nyeri pasca
Ha: Adanya pengaruh pemberian terapi musik terhadap intensitas nyeri pasca
25