You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya


manusia bagi kehidupan di masa yang akan dating. Melalui proses belajar
diharapkan akan dicapai isi dari pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan dapat
dicapai jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik
fisik, mental maupun emosional. Pendidikan Nasional adalah usaha secara
sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan,
kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003).

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, mutu guru merupakan salah


satu komponen yang mempunyai peran sangat penting (Basuki Wibwa, 2003).
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah
dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Berbagai
konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai
pendidik yang menduduki posisi strategis dalam pengembangan sumber daya
manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru
dalam dunia pendidikan (B. Suryosubroto, 2002).

Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan


pendidikan. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Wiji
Suwarno, 2006).

vi
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh proses
belajar mengajar yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami
perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, penalaran, keterampilan,
nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka
diperlukan berbagai faktor. Adapun faktor untuk menghasilkan perubahan
yang diharapkan yaitu bagaimana cara untuk mengefektifkan pemahaman
konsep, karena pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan yang ingin
dicapai dari kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan adanya
perubahan seperti tersebut di atas.

Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar
mengajar. Berpikir dapat dilatihkan pada siswa dengan mengembangkan
keterampilan bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nickerson dan Mulyati (2005) yang mengemukakan
bahwa keterampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipelajari

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :


1. Apakah aplikasi model pembelajaran
kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa SMK.

2. Apakah model pembelajaran kooperatif TGT


lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional.

3. Bagaimana meningkatakan keterampilan


menyusun pertanyaan siswa SMK dapat meningkat melalui model
pembelajaran kooperatif TGT.

4. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar


siswa SMK melalui model pembelajaran kooperatif TGT.

C. Tujuan Makalah

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

vi
1. Aplikasi model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament)
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMK.

2. Apakah model pembelajaran kooperatif TGT lebih efektif dibandingkan


dengan metode pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui proses meningkatnya keterampilan menyusun


pertanyaan belajar melalui model pembelajaran kooperatif TGT.

4. Untuk mengetahui proses meningkatnya prestasi belajar melalui model


pembelajaran kooperatif TGT.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara


teoretis maupun praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep untuk memahami model pembelajaran kooperatif TGT
dari peristiwa-peristiwanya sampai saat ini sehingga dapat menerapkan
kedudukan dan fungsi model pembelajaran kooperatif TGT itu sendiri. Secara
praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Siswa
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif agar berjalan lebih
efektif.
b. Meningkatkan pemahaman akan materi yang telah disampaikan oleh
guru.
c. Membiasakan untuk belajar aktif dan kreatif.
d. Meningkatkan tanggungjawab dan rasa kebersamaan bagi setiap
kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran
2. Guru
a. Sebagai bahan referensi atau masukan tentang model pembelajaran yang
efektif untuk menigkatakan pemahaman konsep bagi siswa.
b. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

vi
c. Memberi wacana baru tantang pembelajaran aktif melalui model
pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament).
d. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik
maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan
berprestasi.

3. Sekolah
Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih
menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
4. Umum
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament).
E. Prosedur Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan


adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoretis dalam
makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya
penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang
relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi
melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut
dalam konteks tema makalah.

vi
BAB II

MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM

A. TGT (Teams Games Tournament)

Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul


dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran
kooperatif juga menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan
perbedaan antar-individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-
ekonomi, dll.Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan
keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork. Keterampilan ini
sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat.

Teams Games-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David


DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam
tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan
pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa
semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavi, 2008). Secara umum,
pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas
siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournament

vi
dimasukkan sebagai tahapan review setelah setelah siswa bekerja dalam tim
(sama dengan TPS).

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu


di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournaments). Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan
permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh
skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam
bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis


pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil
sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan
yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua
siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan
poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang
lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua
anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan
yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian
alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran


kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.

Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:

1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian


kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa

vi
harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan
guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor
kelompok.

2. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa yang anggotanya


heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.
Kelompok tersebut diambil dari pengelompokan tahap pertama.Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji


pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.
Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan
mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen
mingguan.

4. Turnament

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa
meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja
I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5. Team recognize (penghargaan kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing


team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-

vi
rata skor 500 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 300 - 490
dan “Good Team” apabila rata-ratanya < 300.

BAB III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATA PELAJARAN : Sistem Penyiaran

KELAS/SEMESTER : XI / 2

ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit

STANDAR KOMPETENSI : Mengoperasikan Sistem Penyiaran

vi
KOMPETENSI DASAR : Mengidentifikasi Antena

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat memahami tentang antenna.

2. Siswa dapat mengidentifikasi karakter dari antena.

3. Siswa dapat menjelaskan proses alir kerja pemancar dan penerima sistem
penyiaran.

4. Siswa mengetahui penggunaan antena.

5. Siswa dapat membedakan jenis-jenis antena.

B. KEMAMPUAN (INDIKATOR)

1. Memahami tentang antenna.

2. Mengidentifikasi karakter antenna.

3. Menjelaskan proses kerja pemancar dan penerima.

4. Mengetahui penggunaan antena.

5. Membedakan jenis-jenis antena.

C. MATERI

1. Antena

Dibidang elektronika definisi antena adalah "transformator / struktur


transmisi antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan
gelombang ruang bebas atau sebaliknya. Sekarang antena adalah salah satu
elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar, dan
semua alat komunikasi lainnya yang menggunakan sinyal". Sebuah antena
adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi
untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.Bentuk antena bermacam macam

vi
sesuai dengan desain, pola penyebaran dan frekuensi dan gain. Panjang
antenna secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang
dipancarkannya. Antenna setengah gelombang adalah sangat poluler karena
mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.

a. Fungsi

Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal


elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energi
elektromagnetik ke udara/ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga
dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima
energi elektromagnetik dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi
sinyal listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai
sebuah antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima)
sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya
menjalankan fungsi penerima saja.

b. Karakter antenna

Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan


dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk
digunakan pada sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi, directivity,
gain, dan polarisasi. Karakter-karakter ini umumnya sama pada sebuah
antena, baik ketika antena tersebut menjadi peradiasi atau menjadi
penerima, untuk suatu frekuensi, polarisasi, dan bidang irisan tertentu.
Misalnya, David Welkinson ingin membeli antena maka untuk
mendapatkan antena yang sesuai dengan fungsi yang dinginkan, ia harus
memimilih antena dengan karakter yang sesuai dengan fungsi yang dia
inginkan.

1) Pola radiasi

Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang


dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat

vi
penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Pola
radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang
irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola
elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola
azimuth).

Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi


3-dimensi inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena
dipol. Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya sama besar ke
segala arah disebut sebagai antena isotropis. Antena seperti ini akan
memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun, jika sebuah antena
memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi
sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini
akan memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal
oleh sebuah antena, maka directivity antena tersebut.

Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter


seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem
komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Pada astronomi
radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan
pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang
dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang
dipancarkan oleh sebuah objek astronomi. Namun, karena antena
dipol tidak memiliki directivity pada arah tertentu, teleskop radio
elemen tunggal yang menggunakan antena jenis ini tidak dapat
digunakan untuk melakukan pencitraan.

2) Gain

Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan


kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau
penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang

vi
dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm,
atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena
itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.

3) Polarisasi

Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik.


Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali
polarisasi antena amat berguna dalam sistem komunikasi,
khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi
sinyal. Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal
yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk
mempelajari medan magnetik dari objek tersebut.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi,


yang pertama adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang
biasa dikenal sebagai beanwidth suatu antena. Dalam astronomi
radio, beamwidth adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio,
yaitu diameter sudut minimun dari dua buah titik yang mampu
dipisahkan oleh teleskop radio tersebut. Secara teori, beamwidth
untuk antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.

c. Penggunaan antenna

1) Penggunaan antena pada radio

Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada
sebuah teleskop radio. Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya. Dan
sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal
elektromagnetik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sehinnya
sinyal radio yang dipancarkan oleh stasiun radio dapat ditangkap oleh
radio.

vi
2) Penggunaan antena pada televisi

Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan


pengaturan penggunaan frekuensi (Radio Regulation) untuk penyiaran
televisi pada pita frekuensi VHF dan UHF. Sejarah pertelevisian di
Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan
menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI
berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelit palapa
pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran
televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah
mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang
keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV
swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekuensi pada pita UHF.
Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan
UHF untuk swasta. Sehingga untuk menagkap siran TV digunakan
antena VHF dan UHF.

3) Penggunaan antena pada radar

Radar atau Radio Detection and Ranging adalah suatu alat yang
sistemnya memancarkan gelombang elektromagnetik berupa
gelombang radio dan gelombang mikro. Pantulan dari gelombang
yang dipancarkan tadi digunakan untuk mendeteksi obyek. Radar
menggunakan spektrum gelombang elektromagnetik pada rentang
frekuensi 300 MHz hingga 30 GHz atau panjang gelombang 1 cm
hingga 1 meter. Komponen sistem radar :

a) Transmiter untuk membangkitkan sinyal radio dari osilator.


b) Waveguide adalah penghubung antara Transmiter dan Antena.
c) Receiver adalah penerima pantulan sinyal radio
d) Signal processor adalah peralatan yang mengubah sinyal analog
ke sinyal digital.

vi
e) Radar Controller adalah penghubung yang akan mengantarkan
informasi ke user

d. Jenis

1) Berdasarkan fungsi

Berdasarkan fungsinya antena dibedakan menjadi antena pemancar,


antena penerima, dan antena pemancar sekaligus penerima. Di
Indonesia antena pemancar banyak dimanfaatkan pada staisun-satsiun
radio dan televisi. Selanjutnaya antena penerima, antena penerima ini
bisanya digunakan pada alat-alat seperti radio, tv, dan alat komunikasi
lainnya.

2) Berdasarkan gainnya

Berdasarkan besarnya Gainnya antena dibedakan menjadi antena


VHF dan UHF yang biasanya digunakan pa TV. Kiranya semua orang
tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya
signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak
tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar
semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun
demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi
oleh besarnya daya pancar. Untuk memperbesar daya pancar pada
stasiun TV dan daya terima pada TV maka perlu digunakan antena.

Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena


serta frekuensi yang digunakan. Antena pemancarUHF tidak mungkin
digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan
menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF
dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain
antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya. Kualitas hasil
pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil

vi
pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya
memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan.

3) Berdasarkan polarisasinya

Berdasarkan polarisasinya antena dibedakan menjadi dua yaitu


antena dipol dan monopol. Antena dipol memiliki polarisasi linear
vertikal, sedangkan antena monopol polarisasinya hanya pada satu
arah. Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan
untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Antena
Directional dan antena Omnidirectional Antenna Directional adalah
antenna yang pola radiasi pancarannya terarah sehingga efektifitas
pancaran radio hanya ke satu arah saja,sedangkan antenna
Omnidirectional dapat memancarkan gelombang ke segala arah.Yang
termasuk Antenna Directional adalah antena model yang seperti
kebanyakan yang dipakai sebagai antena penerima siaran TV.Contoh
antena omnidirectional adalah antena model groundplane.

4) Berdasarkan bentuknya

Antena berdasarkan bentuknya antara lain: mikrostrip, parabola,


vee, horn, helix, dan loop. Walaupun amat sering dijumpai teleskop
radio yang menggunakan antena berbentuk parabola, ada beberapa
jenis antena lainnya yang juga sering digunakan pada sebuah teleskop
radio atau interferometer. Misalnya, Mauritius Radio Telescope
(MRT) yang menggunakan 1084 buah antena berbentuk helix .
Contoh lainnya adalah teleskop radio yang menggunakan antena
berbentuk horn, yang digunakan oleh Arno Penzias dan Robert
Woodrow Wilson ketika menemukan Cosmic Microwave
Background (CMB). Contoh antena berdasarkan bentuknya adalah
antena parabola, Antena parabola merupakan antena yang berbentuk
parabola, pancaran sinyal akan dikonsentrasikan pada titik tengah

vi
antenna. Antenna parabola biasanya didesain untuk Frekuensi Ultra
Tinggi UHF, penerima siaran TV Satelit, dan transmisi gelombang
mikro.

D. MODEL PEMBELAJARAN

1. Strategi model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

1. Kegiatan di kelas

a. Kegiatan Awal

1) Membuka pelajaran

2) Mengemukakan tujuan dan hal-hal yang penting tentang system


penyiaran agar siswa lebih tertarik terhadap pelajaran yang akan
disampaikan.

3) Orientasi untuk menarik perhatian siswa

a) Penjelasan mengenai dasar-dasar system penyiaran.

b) Penjelasan peralatan dan proses kerja system penyiaran.

c) Penjelasan tentang antena.

d) Penjelasan mengenai seluk beluk antena.

b. Tahap Kontak

1) Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran yang


telah disampaikan.

2) Guru mengelompokan siswa kedalam 4 kelompok yaitu superior ,


very good, good dan medium sesuai dengan penilaian guru dari hasil
soal yang telah di jawab siswa.

a) Setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa.

vi
b) Siswa yang tidak tercantum dalam kelompok bisa
mengikuti permainan sampai akhir sebagai peserta di belakang
kelompok dan sebagai pendukung.

3) Guru menyilakan siswa untuk bergabung dengan kelompok yang


telah di tentukan oleh guru.

c. Tahap Kuriosik

1) Guru bisa melanjutkan ke sesi turnamen apabila waktu pelajaran masih ada.

a) Guru memberikan 30 pertanyaan kepada setiap kelompok.

b) Setiap pertanyaan yang dijawab benar bernilai 20 poin.

c) Pertanyaan yang kurang tepat di jawab disa dilempar ke


peserta yang lain.

d) Diharapkan setiap anggota kelompok berperan aktif dalam


menjawab pertanyaan dari guru.

e) Pertanyaan diambil dari materi yang telah disampaikan baik


itu materi yang sedang berlangsung atau pun materi sebelumnya.

f) Dari hasil turnamen yang telah dilaksanakan aka nada 3


tim yang juara dan akan di beri gelar super team bagi juara
pertama, great team bagi juara kedua dan good team bagi juara
ketiga.

2) Guru bisa menunda turnamen untuk minggu depan dengan


catatan guru memberi tugas kepada siswa berupa pencarian materi
yang akan di jadikan bahan pertanyaan pada saat turnamen.

a) Turnamen dilakukan pada pertemuan berikutnya dimulai


setelah pengkondisian kelas.

b) Turnamen dilakukan sampai mendapatkan tim yang unggul.

d. Tahap Evaluasi

vi
1) Guru menghitung skor yang telah di dapat dari masing-
masing kelompok setrelah turnamen sesesai.

2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang


juara.

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


seputar system penyiaran.

4) Guru memberikan kesempatan berdiskusi.

5) Guru menjelaskan kembali permasalahan yang di alami


oleh siswa.

6) Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan


selanjutnya.

2. Kegiatan Inti

Tahap pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi


No.
TGT (KBM) waktu

1. Persiapan Pemberian meteri tentang antena pada


35 menit pertama. Guru menjelaskan
35
seluk beluk dari antenna dan siswa
memperhatikan.

2. Pembagian kelompok Setiap siswa mengambil kartu soal yang


turnamen telah disediakan pada meja dan
mengerjakannya selama 5 menit.
Penjelasan lengkap simbol dan sifat:

a. Fungsi Antena
b. Karakter Antena Pola Radiasi
c. Karakter Antena Gain
d. Karakter Antena Polarisasi 10’
e. Penggunaan Antena Pada Radio
f. Penggunaan Antena Pada Televisi

vi
g. Penggunaan Antena Pada Radar
h. Jenis Antena Berdasarkan Fungsi
i. Jenis Antena Berdasarkan Gain
j. Jenis Antena Berdasarkan Polarisasi
k. Jenis Antena Berdasarkan Bentuk
Siswa bisa mengerjakan lebih satu soal
dan hasilnya diperiksa dan dinilai,
sehingga diperoleh skor turnamen untuk
tiap individu dan sekaligus skor
kelompok asal. Siswa pada tiap meja
turnamen sesuai dengan skor yang
diperolehnya diberikan sebutan (gelar)
superior, very good, good, medium.

3. Turnamen Dilakukan pergeseran tempat duduk


pada meja turnamen sesuai dengan
sebutan gelar tadi, siswa superior dalam
kelompok meja turnamen yang sama,
begitu pula untuk meja turnamen yang
lainnya diisi oleh siswa dengan gelar
yang sama. Pada saat turnamen 35’
disediakan 30 pertanyaan. Dan
permainan dilaksanakan secara rebutan
siapa yang capat mengacungkan tangan
berarti kellompok tersebut siap untuk
menjawab pertanyaan. Apabila
pertanyaan kurang tepat maka akan di
lemparkan ke kelompok yang lain atau
kepada siswa yang di belakang
kelompok. Setiap pertanyaan yang benar
dijawab bernilai 20 poin.

vi
Turnamen pula bias ditunda minggu
depan sesuai dengan keputusan dari
guru. Selagi tidak dilaksanakan
turnamen siswa dideri penugasan oleh
guru.

4. Penyelesaian Hitung skor untuk tiap kelompok asal


dan skor individual, berikan
10’
penghargaan kelompok dan individual.

F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media

a. Buku Teknik Penyiaran. e. Papan Tulis

b. Buku Penunjang. f. Proyektor

c. Internet. g. Spidol

d. Laptop

2. Sumber Pembelajaran

Wowok. (2008). Antena Wireless Untuk Rakyat. Jakarta: Andi Publisher

G. PENILAIAN

1. Kognitif 3. Psikomotor

2. Afektif

H. EVALUASI

1. Prosedur Evaluasi

Games

2. Alat Evaluasi

a. Pertanyaan b. Persentasi

3. Pertanyaan Evaluasi

vi
a. Jelaskan Fungsi Antena!
b. Jelaskan karakter pola radiasi!
c. Jelaskan Karakter Gain!
d. Jelaskan Karakter Polarisasi!

e. Jelaskan Penggunaan Antena Pada Radio!

f. Jelaskan Penggunaan Antena Pada Televisi!

g. Jelaskan Penggunaan Antena Pada Radar!

h. Jelaskan Jenis Antena Berdasarkan Fungsi!

i. Jelaskan Jenis Antena Berdasarkan Gain!

j. Jelaskan Jenis Antena Berdasarkan Polarisasi!

k. Jelaskan Jenis Antena Berdasarkan Bentuk!

4. Jawaban Pertanyaan Soal Individu

a. Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal


elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy
elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga
dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energy
elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal
listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah
antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus.
Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi
penerima saja.

b. Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang


dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan
sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Pola radiasiantena dibentuk oleh
dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada
bidang irisan arah elevasi (pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang
irisan arah azimuth (pola azimuth).

vi
c. Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan
kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan
sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur
dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya,
melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang
digunakan untuk gain adalah desibel.
d. Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena
dipol memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena
amat berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan
efisiensi maksimum pada transmisi sinyal. Pada astronomi radio, tujuan
mengenali polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek
astronomi adalah untuk mempelajari medan magnetik dari objek tersebut.
e. Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah
teleskop radio. Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya. Dan sebaliknya, antena
juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sehinnya sinyal radio yang
dipancarkan oleh stasiun radio dapat ditangkap oleh radio.
f. Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan
penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada
pita frekwensi VHF dan UHF. Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali
pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar
televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat
terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada
tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di
Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih
200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi
VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi
frekuensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF
untuk TVRI dan UHF untuk swasta. Sehingga untuk menagkap siran TV
digunakan antena VHF dan UHF.

vi
g. Radar atau Radio Detection and Ranging adalah suatu alat yang
sistemnya memancarkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang
radio dan gelombang mikro. Pantulan dari gelombang yang dipancarkan
tadi digunakan untuk mendeteksi obyek. Radar menggunakan spektrum
gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 300 MHz hingga 30
GHz atau panjang gelombang 1 cm hingga 1 meter.
h. Berdasarkan fungsinya antena dibedakan menjadi antena pemancar,
antena penerima, dan antena pemancar sekaligus penerima. Di Indonesia
antena pemancar banyak dimanfaatkan pada staisun-satsiun radio dan
televisi. Selanjutnaya antena penerima, antena penerima ini bisanya
digunakan pada alat-alat seperti radio, tv, dan alat komunikasi lainnya.
i. Berdasarkan besarnya Gainnya antena dibedakan menjadi antena VHF dan
UHF yang biasanya digunakan pa TV. Kiranya semua orang tahu bahwa
besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan
siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun
pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat
medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan
siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar. Untuk
memperbesar daya pancar pada stasiun Tv dan daya terima pada Tv maka
perlu digunakan antena.
j. Berdasarkan polarisasinya antena dibedakan menjadi dua yaitu antena
dipol dan monopol. Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal,
sedangkan antena monopol polarisasinya hanya pada satu arah. Dengan
karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem
komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Antena Directional dan
antena Omnidirectional Antenna Directional adalah antenna yang pola
radiasi pancarannya terarah sehingga efektifitas pancaran radio hanya ke
satu arah saja,sedangkan antenna Omnidirectional dapat memancarkan
gelombang ke segala arah.Yang termasuk Antenna Directional adalah
antena model Yagi seperti kebanyakan yang dipakai sebagai antena

vi
penerima siaran TV.Contoh antena omnidirectional adalah antena model
groundplane.
k. Antena berdasarkan bentuknya antara lain: mikrostrip, parabola, vee,
horn, helix, dan loop. Walaupun amat sering dijumpai teleskop radio yang
menggunakan antena berbentuk parabola, ada beberapa jenis antena
lainnya yang juga sering digunakan pada sebuah teleskop radio atau
interferometer. Misalnya, Mauritius Radio Telescope(MRT) yang
menggunakan 1084 buah antena berbentuk helix . Contoh lainnya adalah
teleskop radio yang menggunakan antena berbentuk horn, yang
digunakan oleh Arno Penzias dan Robert Woodrow Wilson ketika
menemukan Cosmic Microwave Background(CMB). Contoh antena
berdasarkan bentuknya adalah antena parabola, Antena parabola
merupakan antena yang berbentuk parabola, pancaran sinyal akan
dikonsentrasikan pada titik tengah antenna. Antenna parabola biasanya
didesain untuk Frekuensi Ultra Tinggi UHF, penerima siaran TV Satelit,
dan transmisi gelombang mikro.
I. PENILAIAN GAMES TOURNAMENT

a. “Super Team” jika rata-rata skor 500 atau lebih.

b. “Great Team” jika rata-rata skor 300 – 490.

c. “Good Team” jika rata-rata skor < 300.

Bandung, Oktober 2010

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Kepala Sekolah

M.Hilman Hakim , S. Pd., M.T. Dede Irawan S, S. Pd., M.Si.

vi
NIP. 030 956 541 NIP. 020 895 723

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan
sebaga berikut:

vi
1. Hasil proses pembelajaran antara pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional memiliki varians yang
hamper sama.

2. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model


pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dengan siswa
yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

3. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran


kooperatif TGT (Teams Games Tournament) lebih besar nilainya daripada
siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

4. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games


Tournament) lebih efektif daripada menggunakan metode pembelajaran
konvemsional.

B. Saran

Dengan hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit sumbangan


pemikiran bagi praktisi pendidikan agar diperoleh hasil yang lebih baik, maka
disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT


(Teams Games Tournament) sebagai alternatif pembelajaran agar siswa
tidak jenuh karena pembelajaran tersebut berguna untuk melatih siswa
dalam bekerja sama, mengembangkan aktifitas dank kreatifitas,
berdiskusi sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih
baik.

b. Guru diharapkan tidak monoton dalam menyampaikan materi pelajaran.


Karena adanya variasi saat menyampaikan pelajaran, akan menarik
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga
dipeoleh metode yang lebih sesuai karakteristik materi pokok dan
kondisi siswa.

vi
c. Guru hendaknya mampu memilih model pembalajaran yang tepat
sehingga materi pelajaran yang disampaikan mudah diterima dan
dipahami oleh siswa.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya banyak berlatih, membiasakan diri untuk


mengeluarkan ide dan gagasannya, serta aktif dalam proses
pembelajaran.

b. Siswa hendaknya tidak takut atau malu untuk menanyakan tentang


materi pelajaran yang belum dipahami.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya memberir sarana dan prasarana yang


dibutuhkan sebagai pendukung proses pembalajaran guna mencapai hasil
belajar siswa yang lebih baik.

b. Melatih para guru agar kompetensinya meningkat.

4. Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan untuk mengembangkan


penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian lain dari
model pembelajaran kooperatif tipr TGT (Teams Games Tournament),
sehingga model pembelajaran baru tersebut dapat berkembang di tanah air
tercinta ini.

Dengan saran tersebut di atas diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti,


pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

vi
B. Uno, Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di
Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. (2006). Standar Isi Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.


Jakarta.

Hamalik, Oemar. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Hasan, Bachtiar. (2010). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi.


Bandung:Pustaka Ramadhan.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. (2004). Strategi


Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Kiranawati. (2007). Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament


(TGT). [Online]. Tersedia:
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-team-games-
tournament-tgt. [15 Oktober 2010].

Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto, B.. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

vi
vi

You might also like