Professional Documents
Culture Documents
NIM : 06/193159/BI/07761
FAKULTAS BIOLOGI
YOGYAKARTA
2007
SEJARAH KLASIFIKASI HEWAN
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah,
sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka
ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan
dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali
dan mempelajari makhluk hidup maka diperlukan cara. Cara untuk mempermudah kita dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan /
pengelompokan).
Klasifikasi hewan adalah pengelompokan berdasarkan kesamaan bentuk dan fungsi
pada tubuh hewan. Tujuan klasifikasi itu sendiri adalah untuk memudahkan mengenali jenis-
jenis hewan serta memudahkan komunikasi di dalam biologi. Klasifikasi hewan bersifat
dinamis. Hal itu disebabkan beberapa kemungkinan seperti adanya perkembangan
pengetahuan tentang hewan, penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi. Klasifikasi
hewan didasarkan atas persamaan dan perbedaan karakter tertentu pada hewan yang
bersangkutan.
Perkembangan klasifikasi hewan secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yaitu
klasifikasi masa sebelum Linnaeus (pra-Linnaeus), klasifikasi sistem Linnaeus, klasifikasi
sistem 3 kingdom, dan klasifikasi sistem 5 kingdom.
1. Sistem Klasifikasi Pra-Linnaeus
Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh
makhluk hidup (morfologi). Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua kelompok
seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu
tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh yang sama dikelompokkan
menjadi satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga dikelompokkan berdasarkan
kegunaannya masing-masing. Pengelompokan hewan didasarkan pada ciri-ciri lalu
ditentukan macamnya dan diberikan nama sesuai dengan isyarat yang dimiliki. Proses-proses
ini dilakukan tanpa kesadaran dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa
pra-Linnaeus juga belum ada publikasi tentang klasifikasi hewan.
2. Sistem Klasifikasi Linnaeus (Sistem 2 Kingdom)
Taksonomi Linnaeus adalah suatu sistem klasifikasi ilmiah yang mengelompokkan
organisme ke dalam suatu hirarki. Sistem ini dirintis pada abad ke-18 oleh Carolus
Linnaeus, seorang ilmuwan Swedia, terutama melalui dua bukunya Systema Naturae dan
Species Plantarum. Menurut sistem ini, klasifikasi diawali dengan tiga kerajaan besar,
yang selanjutnya dibagi lagi menjadi kelas dan ordo. Ordo kemudian dibagi lagi menjadi
genus dan selanjutnya spesies. Dia seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar
tatanama biologi. Ia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan
salah satu bapak ekologi modern.
Linnaeus ialah ahli botani yang paling dihormati pada masanya, dan ia juga
terkenal dengan kemampuan bahasanya. Linnaeus adalahi ahli Zoologi, botani dan juga
seorang dokter.
Makalahnya mengenai taksonomi berjudul Systema Naturae. Di dalamnya,
penggunaan deskripsi resmi - physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis
dentoserratis - diganti olehnya menjadi nama genus-species yang ringkas dan akrab pada
zaman sekarang - Physalis angulata - dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat secara
berurutan. Linnaeus adalah pelopor sisstem binomial nomenklature atau sistem tata nama
ganda.
Linnaeus meneruskan kerja dalam sistem klasifikasi serta memperluas pula pada
Kerajaan (Regnum) Hewan dan Kerajaan Mineral.
Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi
penamaan organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah—karya
Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus
mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke-
18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah
yang kini digunakan secara luas dalam biologi.
Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan,
dimulai dengan dua "kerajaan" atau kingdom yaitu Animalia dan Plantae. Kerajaan dibagi
ke dalam Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang dibagi dalam Genera
(bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan spesies,
Linnaeus kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal
ini sekarang dinamai "varietas").
Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa
tersebut. Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan bahwa
ada species manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna "orang goa", yang ia
maksudkan untuk simpanse dan sekarang ditempatkan dalam genus berbeda (bukan
Homo) melainkan Pan troglotydes). Kelompok mamalia dinamai berdasarkan kelenjar
susu (mammae) karena salah satu definisi karakteristik mamalia adalah bahwa mereka
merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara mamalia dan hewan lain, Linnaeus
lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya keberadaan induk betina.)
Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap digunakan
hingga kini, dan pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah sejak dicetuskan oleh
Linnaeus sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi pengelompokan itu juga banyak
berubah. Namun demikian, Linnaeus tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan
struktur hirarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-sifat teramati. Rincian dasar tentang
hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk disebut 'sifat teramati' itu sendiri telah
berubah seiring bertambahnya pengetahuan (contohnya, DNA yang pada masa hidup
Linnaeus tidak dikenal telah terbukti bermanfaat dalam mengklasifikasikan dan
menentukan hubungan organisme hidup satu dengan lainnya), namun prinsip-prinsip
dasarnya tetap masuk akal.