You are on page 1of 7

http://102fm-itb.

org/2009/06/dari-mana-datangnya-optik/

[oleh: Eko Widiatmoko, Alumni Fisika ITB]

Salah satu topik yang paling banyak rumusnya dalam fisika SMA dan SMP adalah optik.
Pembahasannya termasuk cermin, lensa, pembiasan permukaan lengkung, teropong,
mikroskop, kaca pembesar, kacamata. Banyak bukan? Apalagi rumusnya. Yang sependapat
acungkan jari sambil nyengir

Pernahkah suatu saat terpikir:

dari mana asalnya semua rumus-rumus itu?

Belum pernah? Berarti Anda normal. Misalnya, kita tahu dan terima saja, rumus ini:

Dari mana coba datangnya?


Pernah lihat penurunannya?
Tidak? Bagus.

Rumus lain seperti

Berasal dari kalkulus-integral. Rumus induknya yaitu Δs = vt dan Δv = at yang merupakan


definisi. Rumus lain lagi seperti F = ma merupakan hukum yang ditemukan dari eksperimen.
Bagaimana dengan rumus-rumus optik? Silakan saksikan. Ambil popcorn, susu hangat,
siapkan bantal, jangan lupa berdoa, eh, maksudnya, duduk yang enak.

1. JARAK BAYANGAN CERMIN LENGKUNG

Ambil cermin cekung. Pembentukan bayangan digambar seperti ini:

Gambar 1. Cermin Cekung (klik untuk gambar ukuran sebenarnya)

Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui fokus


Kalimat yang terkenal di seluruh sekolah menengah. (Iklan Fanta berikutnya?) Pertama kita
bahas ini dulu. Perhatikan gambar.

Gambar 2. Detail pada cermin (klik untuk gambar ukuran sebenarnya)

Sinar datang membentuk sudut tertentu α terhadap radius, yang tegak lurus terhadap bidang
lokal cermin. Sudut pantul = sudut datang. (ini pun bisa dijelaskan kenapa) Untuk sudut yang
kecil kecil sekali, fungsi sinus dan tangen mendekati nilai sudutnya. Sudut antara sinar pantul
dan sumbu utama adalah dua kali sudut “tertentu” yang tadi. Karena

(ingat sudut kecil), maka

Fokus adalah setengah jari-jari kelengkungan cermin. Kok malah membuktikan ini sih?!
Yang jelas, sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan ke suatu titik yang jaraknya r/2 dari
cermin. Inilah fokus.

Kembali ke gambar pertama.

Gambar 3. Cermin cekung + indeks (klik untuk gambar ukuran sebenarnya)

Perhatikan bahwa:
dan

Jika diutak-atik menjadi:

itu untuk sudut α, untuk β

atau

Menyamakan keduanya menghasilkan:

Diolah lebih lanjut…


Bagaimana untuk cermin cembung dan lensa? Seperti kita tahu, rumusnya sama.
Jawabannya… Percaya saja, pembuktiannya masih dengan cara yang sama. Katanya,
berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.

2. PERBESARAN BAYANGAN

Dari rumus di atas:

dan

kita eliminasi suku (hi + ho) dengan cara:

substitusi ke persamaan satunya:

jadi:

3. PERBESARAN TEROPONG BINTANG

Dengan teropong, benda-benda di langit yang dengan mata telanjang tidak kelihatan menjadi
kelihatan. Atau, benda yang biasanya kelihatan menjadi besar. Coba lihat bulan dengan
teropong. Apa artinya?
Perbesaran teropong adalah perbesaran sudut. Benda terlihat besar karena memenuhi bidang
pandang mata. Benda yang sama, misalnya sebuah pensil, terlihat kecil jika jauh dan besar
jika dekat. Jadi, yang dilihat mata adalah sudut bukan ukuran dalam sentimeter. Kita tahu
panjang pensil itu 20 cm karena kita membandingkannya dengan penggaris 20 cm. Yang kita
lihat adalah: ukuran sudut penggaris 20 cm dan pensil adalah sama, maka kita simpulkan
panjang pensil 20 cm.

Coba kalau pensil kita taruh jauh, sedangkan penggaris dekat. Kita akan melihat (Coba
dengan sebelah mata) panjang pensil berkurang. Bukankah bulan dan matahari terlihat sama
besar?

Bagaimana dengan teropong?

Bintang ganda Alfa Centauri yang biasanya terlihat satu karena sudutnya begitu kecil, dengan
teropong terlihat dua. Artinya, dengan teropong, sudut terlihat lebih besar. Berapa
perbesarannya? Perhatikan gambar. (mungkin perlu kaca pembesar – nanti akan dibahas
perbesarannya.)

Gambar 4. Meneropong alfa centauri (klik untuk gambar ukuran sebenarnya)

Pada gambar, garis-garis yang warnanya sama adalah sejajar. Garis putus-putus merah dan
biru pada okuler adalah sumbu utama lain yang sudutnya disesuaikan. Sinar sejajar sumbu
utama dibiaskan ke fokus. Untuk tiap sinar yang arahnya tidak jelas, dibuat sumbu utama
yang sejajar dengannya, dan titik fokusnya juga. Ke situlah sinar terbias. Contohnya adalah
garis hijau di objektif.

Sekarang nilai h. Kita lihat, di antara objektif dan okuler:

untuk sudut kecil. Tapi, di sisi kanan okuler, h juga sama dengan:

Dari mana?

Perhatikan: sudut antara garis putus-putus merah dan putus-putus hitam adalah θ 1, karena
yang merah adalah sumbu utama yang sejajar dengan sinar datang merah, yang sudutmya θ1.
Selanjutnya, θ2 adalah sudut kelihatannya gambar bintang (garis oranye dengan putus-putus
hitam). Menyamakan h menghasilkan:

Setelah mencoret suku yang sama:

Ini menghasilkan:

4. PERBESARAN KACA PEMBESAR

Perhatikan gambar:

Gambar 5. Kaca pembesar (klik untuk gambar ukuran sebenarnya)

Benda diletakkan di jarak s0 sehingga jatak bayangannya si dari lensa. Jarak mata ke lensa d.
sudut θ, yaitu ukuran sudut bayangan yang terlihat, sama dengan:

Dengan mengubah bentuk rumus jarak benda-bayangan lensa (bagian 1):

Ini kita substitusikan ke persamaan untuk θ. Tunggu dulu. si negatif atau positif? Dalam
gambar, positif. Dalam rumus, negatif (maya). Baiklah, kita ganti:
Biasanya didefinisikan jarak akomodasi mata x yang dalam hal ini sama dengan si + d.

Bagaimana dengan perbesaran? Sedikit lagi.

Perbesaran tentunya perbandingan sudut-kelihatannya-benda-dengan-lup, dengan sudut-


kelihatannya-benda-dengan-cara-biasa. Sekarang, apa itu sudut-kelihatannya-benda-
dengan-cara-biasa? Bayangkan, kita mau melihat benda kecil. Tentunya, kita mendekatkan
benda itu sedekat mungkin dengan mata. Jarak minimumnya adalah titik dekat atau PP
(punctum proximum). Pada jarak ini benda terlihat paling besar. Lebih dekat dari ini, tidak
terlihat. Maksudnya, buram. Jadi, sudut-kelihatannya-benda-dengan-cara-biasa adalah:

Sehingga perbesaran kaca pembesar adalah:

Nah, biasanya orang memakai lup dekat dengan mata sehingga d = 0. Kemudian, supaya
melihatnya nyaman, benda ditaruh di fokus supaya bayangan ada di tak-hingga, dan
akomodasi mata minimum. (mata normal) Jadi, dengan mengambil limit x → tak-hingga:

Atau jika ingin perbesaran sedikit lebih besar, benda sedikit didekatkan sehingga
bayangannya di PP (jarak terdekat yang bisa dilihat):

You might also like