Professional Documents
Culture Documents
POLIP NASI
RHINITIS ALERGI
Akhnal Syaputra
Dian Kurnia Andris
Layla Andayani
POLIP NASI
Patofisiologi
Gejala sekunder
bernafas melalui mulut,
suara sengau,
halitosis,
gangguan tidur dan
penurunan kualitas hidup
Rhinoskopi anterior
Rhinoskopi posterior
Kadang tampak polip koanal
Sekret mukopurulen yang kadang berasal dari daerah etmoid atau
rongga hidung bagian superior, menandakan rinosinusitis
Klasifikasi
Pembagian stadium polip menurut Mackay dan
Lund (1997),
stadium 1 : polip masih terbatas di meatus medius
stadium 2 : polip sudah keluar dari meatus medius,
tampak di rongga hidung tapi belum memenuhi rongga
hidung
stadium 3 : polip yang masif, polip yang sudah
menyebabkan obstruksi total.
Diagnosis Banding
Naso-Endoskopi
Rontgen
Foto polos sinus paranasal (posisi waters, AP, Caldwell dan
lateral) dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan
adanya batas udara cairan di dalam sinus, tetapi kurang
bermamfaat pada kasus polip
Pemeriksaaan Penunjang
Biopsi
Di anjurkan jika terdapat massa unilateral pada
pasien berusia lanjut, menyerupai keganasan
pada penampakan makroskopis dan ada
gambaran erosi tulang pada foto polos rontgen.
Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa polip yang masih kecil
pemberian kortikosteroid sistemik dalam jangka waktu
singkat atau kortikosteroid hidung atau kombinasi
keduanya
▪ Oral : prednison 50 mg/hari atau deksametason selama 10 hari,
tappering off
▪ Suntikan intrapolip : triamsinolon asetonid atau prednisolon 0,5 cc,
tiap 5 – 7 hari sekali sampai polipnya hilang.
▪ Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid
Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder
Penatalaksanaan
Indikasi polipektomi
Polip menghalangi saluran nafas
Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering
terjadi infeksi sinus.
Polip berhubungan dengan tumor
Pada anak – anak dengan multipel polip atau kronik
rhinosinusitis yang gagal pengobatan maksimum dengan
obat- obatan.
Prognosis dan komplikasi
Prognosis
multiple rekuren
tunggal dan besar jarang relaps
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : CMC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 82 x/menit
Suhu tubuh : 37,2°C
Frekuensi Nafas : 21 x/ menit
Pemeriksaan Sistemik
Liang dan dinding telinga dekstra dan sinistra: cukup lapang, tidak
hiperemis, edema tidak ada, massa tidak ada, sekret tidak ada
Membran timpani : utuh, putih mengkilat, reflek cahaya ada ( d: arah jam
5, s: arah jam 7), retraksi, bulging dan atrofi tidak ada, perforasi tidak ada
Mastoid : tanda radang, fistel, sikatrik, nyeri tekan dan ketok tidak ada
Tes garpu tala : Rinne (D/S positif), Schwabach (D/S tidak memanjang),
weber (tidak ada lateralisasi), kesimpulan : tidak ada gangguan
pendengaran
Hidung
Hidung luar : deformitas, kelinan kongenital, trauma, radang dan massa tidak ada
Rinoskopi anterior :
Vestibulum D/S : vibrise ada, radang tidak ada
Cavum nasi D/S : sempit
Sekret : tidak ada
Konka inferior D/S : hipertropi, hiperemis, licin, dan edema
Konka media : sukar dinilai
Septum : tidak deviasi, licin, merah muda. Spina, krista, abses dan perforasi tidak ada
Massa : dektra tidak ada, sinistra : ada di meatus media, lonjong, ukuran sukar dinilai,
licin, putih keabu-abuan, lunak, mudah digoyang. Pengaruh vasokonstriktor tidak
dilakukan.
Tonsil : T1-T1, merah muda, rata, kripti dan dtritus tidak ada, eksudat tidak ada,
perlengketan dengan pilar tidak ada
Gigi : karies/ radiks ada di M2 kanan bawah, M2, M3 kiri atas (kesan : higiene mulut
kurang)
Lidah : merah muda, bentuk normal, deviasi dan massa tidak ada
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Diagnosis dan diagnosis banding
Terapi
Prognosis
Terima Kasih